PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kapal Otok-Otok merupakan mainan tradisional Indonesia yang berupa
miniatur kapal yang terbuat dari kaleng atau seng. Mainan ini sempat menjadi
primadona dan disukai oleh anak-anak pada era tahun 90-an. Asal mula nama
otok-otok berasal dari bunyi yang ditimbulkan saat menyalakan mainan ini. Ada
juga yang menyebut Kapal Otok-Otok dengan nama Kapal Sekaten karena banyak
diperjualbelikan saat perayaan Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta.
Maka dari itu kami tertarik untuk membuat mainan ini dengan desain yang
baru berupa speedboat dan juga variasi lain karena desain kapal otok-otok dari
dahulu sampai sekarang tetap sama.
b. Rumusan masalah
Perkembangan zaman membuat pengrajin Kapal Otok-Otok tidak kehilangan
akal untuk menciptakan desain atau model baru pada mainan ini. Walaupun
peminatnya sudah mulai turun akibat masukkan mainan modern yang diimport
dari luar negeri. Bentuk mainan ini sedikit kami dimodifikasi dengan membuat
desai baru berupa speedboat. Pada bagian puncak tiang layar bisa dipasangi
bendera merah putih sebagai cirikhas utama mainan ini. Penampilan baru yang
sedikit lucu ini diharapkan menambah daya tarik dan daya jual mainan ini. Harga
yang ditawarkan pun tidak terpaut jauh dibandingkan dengan model lama. Sedikit
informasi harga Kapal Otok-Otok yang dijual di Pasar Malam Sekaten sekitar Rp
10.000,- untuk model biasa dan Rp 15.000,- untuk model layar tambahan.
TINJAUAN PUSTAKA
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan
dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-
angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila
tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling
bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana
mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu
molekul mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di
dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap".
Setiap benda memiliki kerapatan tertentu (massa jenis), yaitu perbandingan antara
massa dengan volume benda tersebut. Sebagai contoh bila ada dua kubus yang volumenya
sama, yang satu terbuat dari besi dan yang kedua terbuat dari kayu, kerapatannya tentu tidak
Massa Jenis kubus dengan volume yang sama, akan memiliki berat yang berbeda, sehingga
kalau kita bandingkan massa dengan volumenya akan menghasilkan nilai massa jenis yang
berbeda. Artinya semakin kecil massa benda (semakin ringan), dan semakin besar volume
benda tersebut, maka semakin kecil-lah massa jenisnya. Ketika benda dicelupkan ke dalam
cair (dimana zat cair juga memiliki massa jenis tertentu), maka benda tersebut akan
memperoleh gaya tekan ke atas dari zat cair, sehingga berat di air akan lebih ringan.
Benda yang memiliki volume semakin besar, maka akan memperoleh gaya tekan ke
atas semakin besar, sehingga kemungkinan benda akan mudah terangkat oleh zat cair. Jadi
ketika memperbesar angka volume bendanya tentunya akan memperkecil nilai massa
jenisnya (perhatikan rumus massa jenis). Berdasarkan konsep Archimedes kita dapatkan tiga
buah keadaan benda dalam zat cair :
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis cairan.
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda dan cairannya sama.
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis cairan.
Jadi kapal laut yang begitu volumenya begitu besar, akan memperoleh gaya angkat
lebih besar dibandingkan dengan sebatang jarum. Ini karena massa jenis kapal laut dibuat
lebih kecil (dengan memperbesar volumenya) dari massa jenis air laut sehingga bisa
terapung.
C. Prinsip Kerja Berdasarkan Hk Newton
Hukum Newton III yang berbunyi “Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua
maka benda kedua akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”
menjadi dasar teori bagaimana perahu ini bekerja. Dengan menerapkan hukum Newton III
yaitu gaya aksi = – gaya reaksi, mainan sederhana ini dapat bekerja.
BAB III
RANCANGAN DESAIN
- Pada bagian bawah perahu ‘‘othok-othok’’ terdapat dua buah pipa kecil menyerupai
knalpot. Air dimasukkan ke dalam pipa kecil ini, yang nantinya akan memenuhi
wadah penampung air yang terdapat di dalam perahu.
- Kapas yang telah dilumuri minyak kelapa (minyak goreng) dibakar dan dimasukkan
ke dalam kapal melalui bagian atas kapal yang terbuka.
- Api yang ditimbulkan dari pembakaran kapas ini akan memanaskan air yang ada
dalam wadah penampung air di dalam perahu.
- Air ini lama kelamaan akan menguap dan mendesak keluar melalui pipa kecil tadi.
- Gaya aksi yang ditimbulkan dari uap yang keluar menyebabkan air juga memberikan
gaya reaksi yang mendorong perahu.
- Gaya reaksi dari air inilah yang menyebabkan perahu dapat berjalan.
1. Gunting Seng
2. Kaleng Bekas
4. Tang
5. Spidol
6. Cat semprot
7. Minyak Goreng
8. Kapas
9. Paku
10. Air
11. Ember
12. Korek
C. Proses Manufaktur
2. Bikin pola kabin kapal di atas kertas ato langsung digambar di kalengnya (tapi kalengnya
dilurusin dulu) Polanya lihat Gambar 1:
Gambar 1
Gambar 2
4. Kalo udah bikin pola, potong kalengnya sesuai pola yang udah dibikin.
5. Berikan lem besi pada setiap sudut pinggir ketel supaya uap yang dihasilkan terfokus
keluar pada knalpot.
6. Membuat pipa saluran buang berdimeter 0,5 cm yang berfungsi sebagai knalpot.
8. Merangkai Bahan yang udah dimanipulasi dengan memanfaatkan lem besi sampai jadi
bentuk perahu (lakukan dengan hati-hati karena bisa tergores).
Gambar 4
V. Cara Kerja :
ANALISIS PRODUK
BAB IV
A. Evaluasi Proses
1. Terjadi kendala saat pembuatan pipa uap sehingga kapal tidak dapat berjalan,
sehingga kami memutuskan untuk membeli pipa uap yang sudah jadi.
2. Ketika mainan yang sudah jadi dibiarkan lama, minyak yang menempel lama
kelamaan berubah menjadi lilin sehingga terlihat tidak bersih.
3. Saat menggunting seng terkadang bagian lancip terkena tangan.
B. Saran
1. Seharusnya pipa uap dibuat sendiri sehingga tidk ada pembengkakan biaya
2. Seharusnya setlah digunakan kapal harus dibersihkan dari minyak sehingga tidak
terkesan kotor
3. Seharunya pengguntingan seng dengan hati hati dan menggunakan sarung tangan
untuk meminimalisir goresan pada tangan.
Daftar Pustaka
http://budakfisika.blogspot.com/2014/02/percobaan-fisika-asyik-kapal-othok-othok.html
http://versesofuniverse.blogspot.com/2013/09/pengertian-evaporasi-kondensasi.html
https://teamtouring.net/kapal-otok-otok.html