Anda di halaman 1dari 25

1.

Pengkajian
1) Identitas klien
Nama : Ny. W
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2) Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : berat badan yang terus bertambah
Lama keluhan : satu tahun terakhir beratnya bertambah 6 kg
Diagnose medis : hipotiroid
3) Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien datang ke klinik dengan keluhan berat badan yang terus
bertambah. Perawat memperhatikan perempuan tersebut karena
dia memakai sweater yang menutup sampai leher dan memakai
jaket tipis meskipun cuaca saat itu sedang panas. Perawat
bertanya kepada pasien apa yang dia rasakan, pasien tersebut
menjawab bahwa dia sudah berusaha diet tetapi berat badan
terus bertambah, satu tahun terakhir beratnya bertambah 6 kg.
klien mengira bahwa dia kurang olahraga karena sering nyeri dan
kaku di persendian dan mudah Lelah. Klien juga mengatakan
sudah lama sering konstipasi.
4) Riwayat Kesehatan Terdahulu
Riwayat penyakit: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya.
5) Riwayat Keluarga
Ayah klien meninggal karena kanker tiroid 20 tahun yang lalu.
6) Hasil pemeriksaan laboratorium
 Peningkatan kadar TSH
 Penurunan T3 dan T4
7) Terapi
Obat levothyroxine 25 mcg setiap hari

2. Analisa Data
Masalah
No Data Etiologi
keperawatan
1. DS : Faktor predisposisi Intoleransi
- Klien mengeluh ↓ aktifitas
sering kelelahan Sintesis & sekresi
- Sering nyeri dan hormone tiroid ↓

kaku sendi
TSH ↑ , Tiroid ↓
DO : ↓
- Hipotiroid kongenital

Metabolisme ↓

ATP & ADP ↓



Energi otot ↓

Asam laktat dalam otot ↑

Kelelahan

Gangguan mobilitas fisik

Intoleransi Aktifitas
2. DS: Faktor presidposisi Konstipasi
- Pasien ↓
mengatakan Disfungsi folikel tiroid
sudah lama ↓
sering Penyerapan iodium
konstipasi. kurang
- Pasien ↓
berusaha diet Reaksi iodine dan
tapi berat tiroksin menurun
badan terus ↓
bertambah. T3 dan T4 sulit terbentuk
DO: ↓
- Peningkatan Pe ↓ T3 dan T4
kadar TSH, dan ↓
penurunan T3 Hipotiroid
dan T4. ↓
Gangguan metabolisme

Gangguan fungsi
gastrointestinal

Pe↓ fungsi peristaltik
usus

Konstipasi
3. DS: Factor predisposisi Defisiensi
(keturunan) pengetahuan
DO:
- Saat itu pasien Hipotiroid
bingung, dan
bertanya tentang Perubahan status
obat kepada kesehatan
perawat dan tentang
penyakitnya dan Kurang pengetahuan
apakah ada yang berhubungan
hubungannya dengan penyakitnya
dengan penyakit
ayahnya. Klien terlihat bingung

Defisiensi pengetahuan

3. Prioritas Diagnosa
1) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan metabolisme
ditandai dengan klien mengeluh mudah lelah dan sering nyeri dan
kaku sendi.
2) Konstipasi berhubungan dengan penurunan fungsi peristaltik usus
ditandai dengan klien mengeluh sudah lama sering konstipasi.
3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan ditandai dengan klien terlihat bingung dan bertanya
tentang penyakitnya.

4. Rencana Asuhan Keperawatan


MK I : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan
metabolisme ditandai dengan klien mengeluh mudah lelah dan sering
nyeri dan kaku sendi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam maslah
pasien teratasi
Kriteria hasil: Sesuai indicator NOC yang ditentukan
NOC: Tingkat kelelahan
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Kelelahan
2 Nyeri sendi
Ket :
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada

NOC: Keleahan : Efek yang mengganggu

No Indikator 1 2 3 4 5
1 Penurunan energi
2 Gangguan dengan aktifitas sehari-
hari
3 Gangguan aktifitas fisik
Ket :
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada

NIC : Manajemen energi


1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai
dengan konteks usia dan perkembangan
2) Gunakan instrument yang fali d untuk mengukur kelelahan
3) Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik farmakologis atau
non farmakologis
4) Monitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber energy yang adekuat
5) Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara menigkatkan energi dari
makanan

NIC : Terapi latihan : mobilitas sendi


1) Tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap fungsi
sendi
2) Kolaborasi dengan ahli terapi sendi dalam mengembangkan dan
menerapkan sebuah program latihan
3) Dukung latihan ROM aktif, sesuai jadwal yang teratur dan terencana
4) Lakukan ROM pasif, sesuai indikasi
5) Tentukan perkembangan terhadap pencapaian tujuan
6) Sediakan dukungan positif dalam melakukan latihan sendi

MK II : Konstipasi berhubungan dengan penurunan fungsi


peristaltik usus ditandai dengan klien mengeluh sudah lama sering
konstipasi.
Tujuan : Setelah intervensi keperawatan selama 1x24 jam,
konstipasi teratasi
Kriteria Hasil: Sesuai indikator NOC
NOC: Bowel Continence
No. Indikator 1 2 3 4 5
1 Mengenali keinginan untuk
defekasi
2 Mempertahankan pola
pengosongan feses yang
dapat diprediksi
3 Mengkonsumsi jumlah cairan
yang cukup
4 Mengkonsumsi jumlah serat
yang cukup
Keterangan:
1= Tidak pernah didemonstrasikan
2= Jarang didemonstrasikan
3= Substansial didemonstrasikan
4= Seringdidemonstrasikan
5= Secara konsisten didemonstrasikan

NIC: Bowel Management


1) Monitor pergerakan usus termasuk frekuensi, konsistensi, bentuk,
volume, dan warna sewajarnya.
2) Catat masalah usus yang telah ada, rutinitas usus, dan penggunaan
laxative.
3) Ajarkan pasien tentang makanan tertentu yang mambantu dalam
mempromosikan keteraturan usus.
4) Dorong untuk mengurangi asupan makanan yang membentuk gas,
sewajarnya.
5) Instruksikan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat,
sewajarnya.
6) Berikan cairan hangat setelah makan, sewajarnya.

MK III : Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber pengetahuan


d.d klien terlihat bingung dan bertanya tentang penyakitnya
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x2 jam
defisiensi pengetahuan klien teratasi
Kriteria hasil : sesuai indicator pada NOC

NOC : Pengetahuan: Proses Penyakit

No Indicator 1 2 3 4 5 Keterangan
1. Karakter spesifik penyakit 1 :tidak ada
2. Factor-faktor penyebab pengetahuan
dan factor yang 2 :pengetahuan
berkontribusi terbatas
3. Factor risiko 3 :pengetahuan
4. Tanda dan gejala penyakit sedang
5. Perjalanan penyakit 4 : pengetahuan
biasanya banyak
6. Sumber-sumber informasi 5 : pengetahuan
penyakit spesifik yang sangat banyak
terpercaya
NIC : Pengajaran: Proses Penyakit
1) Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit
yang spesifik
2) Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya
dengan anatomi dan fisiologi
3) Riview pengetahuan pasien mengenai kondisinya
4) Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit
5) Jelaskan mengenai proses penyakit
6) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan/atau
mengkontrol proses penyakit
7) Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan
pada petugas kesehatan
8) Perkuat informasi yang diberikan dengan anggota tim kesehatan
lain
PROBLEM SOLVING NC HIPERTIROID

TRIGGER
Ny. S, 46 tahun datang ke UGD dengan keluhan kelelahan, cemas dan
jantung yang berdebar-debar. Dia mengatakan bahwa sedang stress
karena ibunya baru meninggal 3 bulan yang lalu. Dia memiliki riwayat
penyakit DM, hiperkolesterolemia, osteoporosis. Pasien mengkonsumsi
metformin 1000mg sehari 2 x, atorvastatin 10 mg sehari sekali, insulin
novolog sebelum makan 4 unit, insulin lantus 11 unit sebelum tidur.
Pemeriksaan fisik: BB 45 kg tinggi 165cm, adanya pembesaran tiroid,
tanpa ada nyeri tekan, mata Ny. S terlihat bengkak dan menonjol, kulitnya
hangat dan lembab, tidak ada tremor. Pemeriksaan TTV: TD =
160/100mmHg, Nadi = 120x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,5 C, pasien
merasa kepanasan. hasil pemeriksaan laboratorium: Gula darah 319
mg/dl, hbA1c 6,9 %, TSH 0,2mIU/L, T3 276ng/dl, T4 3ng/dL.
Pasien ditempatkan di ruang prioritas satu dan diobservasi irama
jantungnya.

PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Usia : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
B. Status saat ini
 Keluhan utama
Klien mengeluh kelelahan , cemas dan jantung yang berdebar-debar.
 Faktor Pencetus
Stress karena ibunya baru meninggal 3 bulan yang lalu.
 Faktor pemberat
Klien memiliki riwayat penyakit DM, hiperkolesterolemia,
osteoporosis.
 Diagnosa Medis : Hipertiroid
C. Riwayat Kesehatan saat ini
Ny. S, 46 tahun datang ke UGD dengan keluhan kelelahan , cemas dan
jantung yang berdebar-debar. Dia mengatakan bahwa sedang stress
karena ibunya baru meninggal 3 bulan yang lalu.
D. Riwayat kesehatan dahulu
Dia memiliki riwayat penyakit DM, hiperkolesterolemia, osteoporosis.
E. Riwayat keluarga : -
F. Pemeriksaan fisik
BB : 45 kg
TB : 165cm
 Pemeriksaan TTV :
 TD = 160/100mmHg
 Nadi = 120x/menit
 RR 20x/,menit
 Suhu 38,5 C
 Pasien merasa kepanasan
 Mata : mata Ny. S terlihat bengkak dan menonjol
 Mulut &tenggorokan : adanya pembesaran tiroid, tanpa ada nyeri
tekan.
 Kulit : kulitnya hangat dan lembab, tidak ada tremor.
 Pemeriksaan laboratorium
Gula darah 319 mg/dl, hbA1c 6,9 %, TSH 0,2mIU/L, T3 276ng/dl, T4
3ng/dL.
G. Terapi
Pasien mengkonsumsi metformin 1000mg sehari 2 x, atorvastatin 10
mg sehari sekali, insulin novolog sebelum makan 4 unit, insulin lantus
11 unit sebelum tidur. Pasien ditempatkan di ruang prioritas satu dan
diobservasi irama jantungnya.

ANALISA DATA
ETIOLOGI MASALAH
DATA
KEPERAWATAN
Ds: Hipertiroid Penurunan curah
- Klien mengeluh jantung
kelelahan, cemas Aktifitas simpatik
dan jantung yang berlebihan
berdebar-debar.
- Memiliki riwayat Metabolisme jaringan
penyakit DM, meningkat
hiperkolesterolemia,
osteoporosis. Pemakaian oksigen
meningkat
DO:
- Pemeriksaan TTV: : Vasodilatsi sebagian besar
TD = jaringan tubuh
160/100mmHg,Nadi
= 120x/menit, RR TD meningkat
20x/menit, suhu 38,5
C, pasien merasa Cardiak output meningkat
kepanasan.
- Hasil pemeriksaan Beban kerja miokard
laboratorium : Gula meningkat
darah 319 mg/dl,
hbA1c 6,9 %, TSH Takikardi, aritmia
0,2mIU/L, T3
276ng/dl, T4 3ng/dL Penurunan curah jantung
DS: Sekresi hormon tiroid yang Resiko
- Klien mengatakan berlebihan Ketidakstabilan
klien memiliki ↓ Kadar Glukosa
riwayat penyakit DM Hipertiroid Darah

DO: Eksoftalmus, Hiperglikemi

- mata Ny. S terlihat Resiko Ketidakstabilan
bengkak dan Kadar Glukosa Darah
menonjol
- Gula darah 319
mg/dl
HbA1C 6,9 %,
DS: Produksi hormon tiroid Hipertermia
-Pasien merasa meningkat
kepanasan

DO: Terjadi peningkatan


- TD = 160/100mmHg metabolik
- Nadi = 120x/menit
- RR 20x/menit
- Suhu 38,5 C Hipertiroid
- Kulit hangat dan
lembab

TD = 160/100mmHg Nadi
= 120x/menit,RR
20x/menit,Suhu 38,5 C,
Kulit hangat dan lembab

Pasien merasa kepanasan

Hipertermia

PRIORITAS DIAGNOSA
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung.
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d kenaikan glukosa
dalam darah
3. Hipertermia b.d peningkatan metabolik karena produksi hormon yang
meningkat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung.
Tujuan: setelah dilakukan perawatan 5x 24 jam irama jantung pasien
mulai membaik dari sebelumnya.
Kriteria hasil: sesuai Indikator NOC
NOC: Keefektifan pompa Jantung
No Indikator 1 2 3 4 5
1. Tekanan darah Sistol
2. Tekanan darah diastole
3. Denyut nadi perifer
4. Kelelahan
Ket:
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
3. Deviasi yang sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi

NOC: tingkat kecemasan


No Indikator 1 2 3 4 5
1. Distress
2. Peningkata tekana darah
3. Peningkatan frekuensi nadi
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
Ket:
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
NIC: Perawatan Jantung
1. Lakukan penilaian komperhensif pada sirkulasi perifer(misal cek nadi
cek nadi perifer edema dan pengisian ulang kapirel, warna dan suhu)
2. Monitor tanda-tanda vital yang rutin
3. Monitor frekuensi pernapasan.
4. Evaluasi perubahan tekanan darah.
5. Menyusun waktu untuk aktivitas unttuk mencegah kelelahan.
6. Monitor toleransi aktivitas klien.
7. Identifikasi meteode pasien dalam menangani stress.
8. Memberika dukungan terbaik dalam mengurangi stress
9. Melindungi pasien dari kecemasan dan drepesi,anjurkan pengobatan
dengan obata anti depresan jika diindikasikan.

NIC:Pengurangan Kecemasan.
1. Melakukan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
2. Nyatakan yang jelas harapan terhadap prilaku pasien.
3. Lakukan usapan punggung/leher dengan cara yang tepat.
4. Dengarkan klien.
5. Menciptakan atmosfir rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan.
6. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan.
7. Memberikan aktivitas pengganti bertujuan mengurangi tekanan

2. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Tujuan: Setalah dilakukan tindakan keperawatan, kadar glukosadarah
pasien berangsur-angsur menjadi stabil
Kriteria Hasil: Sesuai dengan indikator NOC

NOC: Keparahan Hiperglikemia


No Indikator 1 2 3 4 5
1. Kehilangan berat badan
2. Peningkatan glukosa darah
3. Peningkatan HbA1C

NIC: Manajemen Hiperglikemia


1. Monitor kadar glukosa darah, sesuai indikasi
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia: poliuria, polidipsi, olifagi,
kelemahan, letargi, pandangan kabur, atau sakit kepala
3. Berikan insulin, sesuai resep
4. Monitor status cairan (input dan output), sesuai indikasi
5. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai pencegahan,
pengenalan tanda-tanda hiperglikemi dan manajemen hiperglikemi

3.Hipertermia b.d peningkatan metabolik karena produksi hormon


yang meningkat
Tujuan:Setelah dilakukan perawatan 1×24 jam diharapkan suhu badan
pasien dapat kembali ke kisaran normal
Kriteria Hasil: Sesuai indicator NOC
NOC:Termoregulasi
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Berkeringat saat panas
2 Denyut jantung apical
3 Denyut nadi radial
4 Tingkat pernapasan
5 Peningkatan suhu kulit
6 Hipertermia

NIC: Perawatan Hipertermia


1. Pastikan kepatenan jalan nafas
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Hentikan aktivitas fisik
4. Jauhkan pasien dari sumber panas,pindahkan ke lingkungan yang lebih
dingin
5. Berikan metode pendinginan eksternal(mis.kompres dingin pada
leher,abdomen,kulit kepala,ketiak,dan selangkangan serta selimut
dingn),sesuai kebutuhan
6. Jangan berikan tablet garam
7. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala awal dari kondisi sakit
yang berhubungan dengan panas dan kapan mencari bantuan petugas
kesehatan

NIC:Penngaturan Suhu
1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam,sesuai kebutuhan
2. Monitor tekanan darah.nadi dan respirasi,sesuai kebutuhan
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hipotermia dan
hipertermia
5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
6. Informasikan pasien mengenai indikasi adanya kelelahan akibat panas
dan penanganan emergensi yang tepat,sesuai kebutuhan
7. Berikan pengobatan antipiretik,sesuai kebutuhan
PROBLEM SOLVING NC NODULAR GOITER
Trigger
Ny. A 50 tahun datang ke poli bedah, dengan keluhan adanya
benjolan dan bengkak di leher yang sudah 6 tahun semakin lama,
semakin membesar, saat ini ukurannya 9x5 cm. Riwayat nyeri punggung
sudah 2 tahun. Riwayat kesehatan yg lalu yaitu pasien memiliki nafsu
makan yang normal, pola eliminasi bowel dan blader normal, dan merokok
sudah 20 tahun. Saat pemeriksaan pasien tidak demam, TD
110/70mmHG, Nadi 74x /menit.
Pemeriksaan fisik : bengkak terjadi di bagian anterior leher,
bentuknya ireguler, bengkak/benjolan bergerak( mobile nodule). Bengkak
menyebar ke bagian superior kartilago tiroid, inferior sternum, sedikit
menekan ke trachea, dan posterior sternocleidomastoideus, konsistensi
nodulnya keras. Nadi karotis teraba. Bicara pasien tidak jelas karena
terhambat oleh nodul.
Hasil gross examination menunjukkan adanya multinodular colloid goiter
with area of calcification. Microscopic examination : terdapat sejumlah
sedang benign follicular epithelial cells in sheet and cluster, beberapa
mengalami perdarahan.
Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10,8gm%, leukosit 6500
cell/mcL, Gula darah acak 82mg/dL, Blood urea 27 mg/dL, T3 128ng/dL,
T4 8,7micro/dL, TSH 0,89micro/dL.
Pasien di berikan obat oral cap. Becosules oral tiap hari selama 13
hari, dan direncanakan untuk dilakukan pembedahan hari ke 14. Pasien
mengeluh kebingungan dengan rencana operasi dan pengobatannya.

A. Pengkajian
1. Identitas:
Nama : Ny. A
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

2. Status Kesehatan Saat ini


Keluhan utama : benjolan dan bengkak di leher
Lama keluhan : sudah 6 tahun
Kualitas keluhan : semakin lama, semakin membersar,
saat ini ukurannya 9x5 cm
Faktor pemberat : merokok 20 tahun

3. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Ny. A 50 tahun datang ke poli bedah, dengan keluhan adanya
benjolan dan bengkak di leher yang sudah 6 tahun semakin lama,
semakin membesar, saat ini ukurannya 9x5 cm. Riwayat nyeri
punggung sudah 2 tahun. Riwayat kesehatan yg lalu yaitu pasien
memiliki nafsu makan yang normal, pola eliminasi bowel dan blader
normal, dan merokok sudah 20 tahun. Saat pemeriksaan pasien
tidak demam, TD 110/70mmHG, Nadi 74x /menit.

4. Riwayat Kesehatan Terdahulu


Riwayat nyeri punggung sudah 2 tahun. Riwayat kesehatan yg lalu
yaitu pasien memiliki nafsu makan yang normal, pola eliminasi
bowel dan blader normal, dan merokok sudah 20 tahun.

5. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : compos mentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 74x/menit
Leher : bengkak di anterior leher, bentuknya ireguler,
bengkak/benjolan bergerak (mobile nodule),
menyebar ke bagian superior kartilago tiroid, inferior
sternum, sedikit menekan ke trachea, dan posterior
sternocleidomastoideus, konsistensi nodulnya keras.
Nadi karotis : teraba
Bicara pasien: tidak jelas karena terhambat oleh nodul.
Hasil gross examination : adanya multinodular colloid goiter with
area of calcification.
Microscopic examination : terdapat sejumlah sedang benign
follicular epithelial cells in sheet and
cluster, beberapa mengalami
perdarahan.

6. Pemeruksaan Penunjang
Hb : 10,8 gm%
Leukosit : 6500 cell/mcL
Glukosa darah acak : 82 mg/dL
Blood urea : 27 mg/dL
T3 : 128ng/dL
T4 : 8,7micro/dL
TSH : 0,89micro/dL

7. Terapi yang diberikan


Pasien di berikan obat oral cap. Becosules oral tiap hari selama 13
hari, dan direncanakan untuk dilakukan pembedahan hari ke 14

8. Diagnosis Medis
Nodular Goiter
B. Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Ds: Goiter nodular Nyeri kronis
- Riwayat nyeri kronik
punggung sejak 2
tahun lalu Goiter nodular
toksik

Sekresi tiroksin
terganggu

Peningkatan TSH

Hiperplasia,
hipertrofi kel tiroid

Pembesaran kel
tiroid

Nyeri kronis
2 Ds: Defisiensi Yodium , Hambatan
Hiposekresi TSH,
Komunikasi
glukosil goitrogenik
Do: Verbal
- Bengkaka
menyebar ke Hypothalamus
bagian inferior
sternum
- sedikit menekan TRH
ke trachea
- bicara pasien tidak
jelas karena Hipofise anterior
terhambat nodul

Hypothalamus

TRH
Hipofise anterior

Mekanisme
umpan balik
negative

Aktifitas
kelenjar Tiroid ↑

Hipertrofi kelenjar
tiroid (goiter
Non

Goiter tumbuh ke
dalam

Menekan pita

suara
Suara serak/parau

Hambatan
Komunikasi verbal
3 Ds: Pasien terdiagnosis Defisiensi
- Pasien mengeluh nodular goiter
Pengetahuan

kebingungan Rencana Operasi
dengan rencana ↓
Pasien
operasi dan kebingungan
pengobatannya ↓
Defisiensi
4. Ds: Kebiasaan merokok Perilaku
- Riwayat merokok ↓
Kesehatan
sudah 20 tahun Nodular goiter
↓ Cenderung
Perilaku kesehatan
Berisiko
cenderung berisiko
C. Prioritas Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Kronis b.d riwayat nyeri lebih dari 2 tahun
2. Hambatan Komunikasi Verbal b.d pembengkakan dan bicara klien
tidak jelas karena terhambat nodul
3. Defisiensi Pengetahuan b.d bingung tentang operasi dan
pengobatan
4. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d kebiasaan merokok

D. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Nyeri kronis b.d riwayat nyeri lebih dari 2 tahun
Tujuan:Setelah dilakukan perawatan 1×24 jam diharapkan klien
tidak mengalami nyeri
Kriteria Hasil: Sesuai indicator NOC

NOC: Tingkat Nyeri


No. Indikator 1 2 3 4 5 Ket.
1 = devasi berat
1. Nyeri yang 2 = deviasi cukup
besar
dilaporkan
3 = deviasi
2. Panjangnya sedang
4 = deviasi ringan
episode nyeri
5 = tidak ada
3. Tekanan darah deviasi

NOC: Kontrol Nyeri


No. Indikator 1 2 3 4 5 Ket.
1 = tidak pernah
1. Menggunakan menunjukkan
tindakan 2 = jarang
menunjukkan
pencegahan 3 = kadang-
kadang
2. Melaporkan
menunjukkan
gejala yang tidak 4 = sering
menunjukkan
terkontrol pada
5 = secara
profesional konsisten
menunjukkan
kesehatan
3. Menggunakan
analgesic yang
direkomendasikan

NIC: Manajemen Nyeri


1. lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus
2. observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara aktif
3. gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap
nyeri
4. gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
5. dorong pasien untuk monitor nyeri dan menangani nyeri dengan
cepat

2. Hambatan Komunikasi Verbal b.d pembengkakan bicara klien tidak


jelas karena nodul
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan 2×24 jam diharapkan bicara
klien jelas karena nodul membaik
Kriteria Hasil: Sesuai indicator NOC
NOC: Komunikasi Mengekspresikan
No. Indikator 1 2 3 4 5 Ket.
1 = sangat
1. Kejelasan terganggu
berbicara 2 = banyak
terganggu
2. Mengarahkan 3 = cukup
terganggu
pesan pada
4 = sedikit
penerima yang terganggu
5 = tidak
tepat
terganggu
NIC: Peningkatan komunikasi : kurang bicara
1. monitor kecepatan bicara, tekanan, kecepatan, kuantitas,
volume, dan diksi
2. monitor pasien terkait dengan perasaan frustasi, kemarahan,
depresi, atau respon-respo lain disebabkan karena ada
gangguan kemampuan berbicara
3. kenali emosi dan perilaku fisik sebagai bentuk komunikasi
mereka
4. sediakan metode alernatif untuk komunikasi dengan berbicara
5. sediakan metode alternatif menulis dan membaca dengan cara
tepat
6. instruksikan pasien untuk bicara pelan

3. Defisiensi Pengetahuan b.d bingung tentang operasi dan


pegobatan
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan 1×24 jam diharapkan klien
mengerti tentang operasi dan pengobatannya
Kriteria Hasil: Sesuai indicator NOC
NOC: Pengetahuan: Prosedur Penanganan
No. Indikator 1 2 3 4 5 Ket.
1 = tidak ada
1. Prosedur pengetahuan
penanganan 2 = pengetahuan
terbatas
2. Tujuan 3 = pengetahuan
sedang
Penanganan
4 = pengetahuan
3. Langkaj-langkah banyak
5 = pengetahuan
prosedur
sangat banyak
4. Tindakan
pencegahan
terkait prosedur
5. Tindakan yang
sesuaiuntuk
komplikasi
6. Efek samping
penanganan
7 Kontraindikasi
prosedur

NIC: Pengajaran perioperatif


1. Informasikan pada pasien dan keluarga untuk menjadwalkan
tanggal, waktu, dan lokasi operasi.Fasilitasi kecemasan klien
dan keluarga terkait kecemasannya.
2. Jelaskan prosedur preoperasi misalnya jenis anestesi, diit yang
sesuai, pemeriksaan lab yang dibutuhkan, persiapan area
operasi,dll.
3. Jelaskan obat-obat preoperative yang diberikan, efek yang akan
ditimbulkan, dan alas an penggunaannya.
4. Informasikan pada pasien bagaimana cara terlibat aktif pada
penyembuhan.
5. Gunakan metode pendidikan kesehatan yang sesuai dengan
kemampuan pasien meliputi pendekatan secara holistic dan
penggunaan bahan-bahan pendidikan kesehatan yang tepat.

4. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d kebiasaan merokok


Tujuan: Setelah dilakukan perawatan 2×24 jam diharapkan klien
mengubah kebiasaan merokoknya
Kriteria Hasil: Sesuai indicator NOC
NOC: Manajemen Diri: Penyakit Kronik
No. Indikator 1 2 3 4 5 Ket.
1 = tidak
1. Menghentikan pernah
penggunaan menunjukkan
2 = jarang
tembakau menunjukkan
3 = kadang-
2. Mencegah kebiasaan
kadang
yang menunjukkan
4 = sering
potensialmeningkatkan
penyakit menunjukkan
5 = secara
3. Mendapatkan saran
konsisten
dari profesional menunjukkan
kesehatan sesuai
kebutuhan

NIC: Bantuan penghentian merokok


1. Catat status merokok saat ini dan riwayat merokok
2. Tentukan kesiapan pasien untuk belajar berhenti merokok
3. Berikan saran yang konsisten dan jelas untuk berhenti merokok.
4. Bantu pasien untuk mengenali isyarat yang membuatnya
berhenti merokok.
5. Berikan dorongan untuk mempertahankan gaya hidup bebas
asap rokok
6. Bantu memilih metode terbaik untuk berhenti merokok, ketika
pasien siap untuk berhenti
7. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aspek psikososial yang
mempengaruhiperilaku merokok
8. Bantu pasien untuk menghadapi kejatuhan untuk kembali
merokok.
9. Bertindak sebagai panutan bebas rokok.

Daftar Pustaka:
1. Herdinan. T, Heather dan Shigemi, Kamitsuru. 2015. Nursing
Diagnosis: Definition and Classification. EGC
2. Moorhead, Sue dkk. 2013. Nursing Outcome Classification. Elsevier
3. Bulecheck. M Gloria dkk. 2013. Nursing Intervention Classification.
Elsevier
4. Nurarif, Amin Huda & Hardi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA; NIC-NOC.
Mediaction. Publishing, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai