Vira Kusumadewi*)
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Muhammadiyah Kotabumi
Email: virakusumadewi8@gmail.com
Abstrak
diperlukan model pendidikan karakter Akhlak adalah istilah bahasa Arab yang
yang efektif. Hal ini dapat dilakukan asal katanya khuluk berarti perilaku.
melalui berbagai kegiatan seperti Baik itu perilaku terpuji maupun
pengembangan kurikulum, tercela. Istilah akhlak menurut KBBI
meningkatkan kualitas dosen maupun (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
mengembangkan kampus yang mengandung pengertian Budi Pekerti
berbudaya religius. Mengembangkan atau kelakuan. Dalam islam pengertian
konsep lingkungan kampus berwawasan akhlak adalah suatu perilaku yang
imtaq atau mengembangkan budaya menghubungkan antara Allah SWT
religius adalah sekumpulan nilai-nilai dengan makhlukNya.
agama yang melandasi perilaku, tradisi,
Menurut Ibrāhim Anas (1972:202) Di
kebiasaan keseharian, dan simbol-
dalam Al-Mu‟jam al-Was, disebutkan
simbol yang dipraktikan oleh rektor,
definisi akhlak sebagai berikut:
dosen, petugas administrasi, mahasiswa,
dan celuruh civitas akademika
Kampus memang menjadi institusi yang “Akhlak ialah sifat yang tertanam
upaya membangun karakter diri juga Senada dengan ungkapan di atas, telah
merupakan sebuah kewajiban. Berpijak dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali
pada fenomena tersebut, penulis tertarik dalam kitab Iḥya-nya sebagai berikut:
untuk melakukan penelitian secara
mendalam tentang peranan pendidikan
mata kuliah kemuhammadiyahan “Al-Khulq ialah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan macam-
terhadap perilaku akhlak mahasiswa
STKIP Muhammadiyah Kotabumi. macam perbuatan dengan gampang
dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan”.
II. KERANGKA TEORI
1. Akhlak
Demikian juga dengan Ibn Miskawaih kehendak ialah ketentuan dari beberapa
(1934:40), beliau mendefenisikan keinginan manusia setelah imbang,
akhlak sebagai berikut: sedang kebiasaan merupakan perbuatan
yang diulang-ulang sehingga mudah
melakukannya. Masing-masing dari
“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang
kehendak dan kebiasaan ini mempunyai
mendorongnya untuk melakukan
kekuatan, dan gabungan dari kekuatan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
itu menimbulkan kekuatan yang lebih
dan pertimbangan”.
besar, kekuatan besar inilah yang
Bersadasarkan penjelasan diatas dapat bernama akhlak (Zahruddin AR. :
disimpulkan bahwa pada hakikatnya 2004).
khulq (budi pekerti) atau akhlak ialah
Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka
suatu kondisi atau sifat yang telah
akan berbentuk akhlak Islami, secara
meresap dalam jiwa dan menjadi
sederhana akhlak Islami diartikan
kepribadian hingga dari situ timbullah
sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran
berbagai macam perbuatan dengan cara
Islam atau akhlak yang bersifat Islami.
spontan dan mudah tanpa dibuat-buat
Kata Islam yang berada di belakang
dan tanpa memerlukan pemikiran.
kata akhlak dalam menempati posisi
Nyatalah bahwa baik buruknya akhlak
sifat. Dengan demikian akhlak Islami
seseorang akan terlihat pada prilaku dan
adalah perbuatan yang dilakukan
kepribadiannya. Maka dapat dipahami
dengan mudah, disengaja, mendarah
bahwa untuk memperoleh kondisi
daging dan sebernya berdasarkan pada
akhlak yang baik dapat diupayakan
ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya
dengan pendidikan atau dengan kata
yang universal, maka akhlak Islami juga
lain pendidikan akhlak dapat melatih
bersifat universal.
atau mengasah kepribadian seseorang
menjadi mulia. Jadi, akhlak Islam bersifat
mengarahkan, membimbing,
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang
mendorong, membangun peradaban
disebut akhlak ialah kehendak yang
manusia dan mengobati bagi penyakit
dibiasakan. artinya, kehendak itu bila
social dari jiwa dan mental, serta tujuan
membiasakan sesuatu, kebiasaan itu
berakhlak yang baik untuk
dinamakan akhlak.Menurutnya
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam gerakan yag diprakasai oleh KH Ahmad
Islam adalah untuk membentuk manusia Dahlan diberi arti sebagai “Pengikut
yang bermoral baik, keras kemauan, Muhammad Nabi Allah yang akhir”
beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan Muhammadiyah harus sanggup dan
Berdasarkan tujuan ini, maka setiap Muhammad SAW, dan dengan seluruh
Daftar Pustaka
Anas, Ibrāhim. (1972) Al-Mu’jam al-
Washil. Mesir : Dar al Ma‟arif.