I. LATAR BELAKANG
Identifikasi kawasan permukiman kumuh perlu dilakukan tidak saja di kawasan-
kawasan permukiman yang menjadi bagian kota meropolitan atau kota besar saja,
tetapi juga pada setiap daerah (kota/kabupaten). Identifikasi dimaksukan agar
diketahui secara tepat lokasi permukiman kumuh untuk kemudian dirumuskan usaha-
usaha penanganannya Dalam melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh
dieperlukan kriteria-kriteria untuk penetapan kawasan kumuh. Secara garis besar
kriteria dibedakan atas komponen fisik, komponen santasi lingkungan dan beberapa
komponen tambahan.
1
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
2
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
3
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
- BETON READYMIX
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain,
agregathalus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah
membentuk massa padat. Beton yang dibuat harus menggunakan bahan
agregat normal tanpa bahan tambah.
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pondasi yang dimaksud adalah penggelaran lapisan agregat B untuk
lapis pondasi bawah dan penggelaran lapis pondasi atas, proses penggelaran
lapis pondasi ini dilaksanakan secara menerus adalah sebagai berikut :
Agregat B
Agregat A
Agregat halus
adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupabatu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 5,0 mm.
Agregat kasar
adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batupecah
yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara
5mm-40 mm
Kadar air bebas
adalah jumlah air yang dicampurkan ke dalam beton untuk mencapai
konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat. Air yang
digunakan untuk campuran atau perawatan harus bersih dan bebas dari
4
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
minyak, garam, asam, bahan nabati, lanau, lumpur atau bahan-bahan lain yang
dalam jumlah tertentu dapat membahayakan.
Besi Tulangan
Pelaksanaan pekerjaan pembesian dilakukan pada pekerjaan rigid pavement,
dimana fungsi pembesian ini adalah sebagai joint sealer. Pada posisi melintang
ditempatkan besi tulangan dan dowel. Diperoleh dowel besi ulir Ø 16 dengan
panjang 50 cm dan jarak antar dowel 30 cm. Besi Tulangan Sloof ukuran (10
cm x 10 cm) menggunakan Ø12 dan tulangan sengkang Ø 8 –jarak antar cincin
20 cm.
Semen Portland
Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratanberikut :
(1) Kekentalan yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan,
pemadatan, danperataan) dengan mudah dapat mengisi acuan dan
menutup permukaan secara sama maka dilakukan slump;
(2) Keawetan;
(3) Kuat tekan;
(4) Ekonomis.
Pembukaan Bekisting
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari tanpa
getaran, goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.
Pengecoran Beton
a. Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
b. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk dan
bila pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan
tiang pancang.
c. Mutu beton dalam pelaksanaan pekerjaan Rigid Pavement adalah K-300
Pemadatan Adukan Beton
Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi, harus
digetarkan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator) agar diperoleh beton
yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang - sarang kerikil. Pada waktu
digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting atau besi
tulangan.
Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton
a. Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya
selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau
ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat
dibenarkan.
b. Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor
dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.
c. Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen keringdan pasir di
permukaan beton yang masih basah.
5
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
Pekerjaan Cuttering
Pekerjaan ini dilakukan pada saat penghamparan beton sepanjang 5 m dengan
kedalaman kurang lebih 5 cm.
6
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
PEKERJAAN PEMADATAN
Setelah hotmix digelar selanjutnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan
Mesin gilas roda baja (mesin gilas roda 3 atau tandem roller 6 – 10 ton).
ALAT YANG DIGUNAKAN
NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH KET
ALAT
1 Dump Truck 6 - 8 Ton 2 Unit
2 Tandem Roller 6-8 T 1 Unit
3 P. Tyre Roller 8-10 ton 1 Unit
4 Asp. Sprayer 800 Liter 1 Unit
5 Compressor 4000-6500 L\M 1 Unit
6 Asphalt Finisher 6T 1 Unit
7
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
8
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
Hal-hal yang erat kaitannya dengan pekerjaan ini dan belum disebut atau
belumtercantum dalam pokok-pokok acuan tugas ini dapat didiskusikan kemudian oleh
pihak Pelaksana Pekerjaan dengan Pemberi tugas.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dijadikan bahan perhatian dan
pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan harapan manfaat dari
kegiatanpekerjaan ini dapatmemberikan kontribusi dalam pembangunan daerah di
Provinsi Banten.