Anda di halaman 1dari 9

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENINGKATAN KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
PROVINSI BANTEN

I. LATAR BELAKANG
Identifikasi kawasan permukiman kumuh perlu dilakukan tidak saja di kawasan-
kawasan permukiman yang menjadi bagian kota meropolitan atau kota besar saja,
tetapi juga pada setiap daerah (kota/kabupaten). Identifikasi dimaksukan agar
diketahui secara tepat lokasi permukiman kumuh untuk kemudian dirumuskan usaha-
usaha penanganannya Dalam melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh
dieperlukan kriteria-kriteria untuk penetapan kawasan kumuh. Secara garis besar
kriteria dibedakan atas komponen fisik, komponen santasi lingkungan dan beberapa
komponen tambahan.

Sebagai contoh, kegiatan perekonomian penduduk suatu wilayah mungkin


dapat ditampung pada ruang-ruang yang berupa sarana perekonomian, seperti
kawasan perdagangan, jasa, dan industry yang dimiliki oleh wilayah tersebut, tetapi
tanpa dukungan penyediaan jaringan infrastruktur yang baik, seperti jaringan jalan, air
bersih, pembuangan sampah, drainase, dan sanitasi, kegiatan tersebut tidak dapat
berjalan dengan optimal.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun


2000 tentang pembentukan Provinsi Banten, secara alamiah Provinsi Banten memiliki
keuntungan yang strategis baik fisik maupun geografis yang berpengaruh pada
pertumbuhan wilayah yang cukup pesat.

Pembangunan yang berjalan selama ini selain menghasilkan kemakmuran dan


kesejahteraan ternyata juga menciptakan berbagai masalah kesenjangan sosial dan
ekonomi di berbagai daerah, kawasan dan wilayah. Berbagai upaya pembangunan
baik sektoral maupun regional yang dilaksanakan ternyata masih belum sepenuhnya
mampu mewujudkan keseimbangan antar daerah. Hal ini ditunjukan dengan masih
banyaknya kawasan yang selanjutnya disebut Kawasan Kumuh dan tertinggal yang
kondisi sosial ekonominya serta tingkat perkembangan relatif rendah dibandingkan
kawasan lain.

Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi


Banten merupakan Program Strategis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi Banten dengan pendekatan pedoman teknis pengamanan dan
pelestarian alam disertai dengan upaya peningkatan ekonomi lokal dan derajat
kesehatan masyarakat. Sasaran Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman Kumuh di Provinsi Banten adalah seluruh kawasan kumuh di Provinsi
Banten diarahkan kepada terwujudnya Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman
Provinsi Banten.

1
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi
Banten adalah pengembangan terhadap daerah-daerah yang dikatagorikan sebagai
kawasan kumuh di Provinsi Banten, dimana pembangunan infrastruktur diharapkan
dapat menangani permasalahan – permasalahan yang ada di kawasan kumuh di
Provinsi Banten pada kondisi terkini.
Sasaran
Sasaran dari Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di
Provinsi Banten adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Lokasi
Kawasan kumuh di Provinsi Banten antara lain Kab. Lebak, Kab. Pandeglang, dan Kab.
Serang .
2. Sasaran Substansi
Adalah melakukan pembangunan infrastuktur untuk menangani lokasi kawasan kumuh
di kabupaten/kota Provinsi Banten.

III. SUMBER PENDANAAN


Sumber dana untuk Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di
Provinsi Banten bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Banten Tahun 2018.

IV. LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi
Banten Provinsi Banten Tahun 2018 ini adalah kawasan-kawasan kumuh yang ada di
Provinsi Banten antara lain Kab. Pandeglang, Kab. Lebak dan Kab. Serang.

V. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Sesuai dengan lingkup kegiatan, maka jangka waktu pekerjaan adalah 60 (enam
puluh) hari kalender. Perhitungan waktu dalam pelaksanaan kegiatan ini dihitung sejak
tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan (SPK).

VI. DESKRIPSI PEKERJAAN


Deskripsi pekerjaan yang dimaksud adalah :
Kegiatan : Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh Provinsi
Banten
Lokasi Pekerjaan : Kab. Lebak, Kab. Pandeglang dan Kab. Serang

2
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

Jenis Pekerjaan : 1. Jalan Lingkungan


2. Drainase Lingkungan
Sumber Dana : APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018
Jangka Waktu : 60 (enam puluh) Hari kalender terhitung dari dikeluarkannya
SPK/SPMK.

VII. DASAR HUKUM


a) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten
b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang
d) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
e) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi.
f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
02/PRT/M/2016, tentang peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
g) Keputusan Walikota/Bupati Kota/Kabupaten tentang Penetapan Kawasan Kumuh
di Kota/Kabupaten.

VIII. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan di wilayah administrasi Provinsi Banten Provinsi
Banten, dengan satuan penanganan pada tingkat kawasan kumuh.

IX. SPESIFIKASI TEKNIS


A. SPESIFIKASI PEKERJAAN JALAN LINGKUNGAN
- PAVING BLOCK
Merupakan suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran
semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan
atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton
itu. Pekerjaan paving block dilakuan dengan menyusun paving block sesuai
dengan susunan yang telah di tentukan. Penyusunan paving block ini dilakukan
di atas lapisan abu batu. Jenis Paving Block yang digunakan harus
menggunakan Paving Block dengan mutu sesuai dengan spesifikasi teknik
lokasi pekerjaan masing-masing
Dimensi:
Ketebalan paving yang digunakan adalah 8 cm dengan mutu K-300:
T= 8cm: untuk konstruksi perkerasan lalu lintas sedang sampai berat dengan
frekuensi padat, seperti jalan lingkungan, kompleks industry, terminal bus, pick
up, truk.
TOPI USKUP
Pekerjaan topi uskup ditujukan perekat / penglsl antara pasangan paving block
dengan kansteen. Mutu topi uskup yang digunakan sesuai dengan spesifikasi

3
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

teknik lokasi pekerjaan masing-masing. Topi uskup dipasang pada pekerjaan


Paving Block dengan lebar ≥ 1,5 m
KANSTEIN
Kanstein /Penguat tepi atau topi uskup harus sudah terpasang sebelum
pemasangan paving block, demikian juga untuk instalasi di bawah paving block,
seperti drainase/saluran, juga harus sudah dilaksanakan sebelum pemasangan
paving block.
ABU BATU
Abu batu di gelar di atas lapisan base yang telah padat dengan ketebalan
berkisar antara 4-5cm, dan di ratakan dengan jidar kayu.
ALAT YANG DI GUNAKAN
NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH KET
ALAT
1 Dump Truck 6 - 8 Ton 2 Unit
2 Tandem Roller 6-8 T 1 Unit
3 Stamper 1 Unit

- BETON READYMIX
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain,
agregathalus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah
membentuk massa padat. Beton yang dibuat harus menggunakan bahan
agregat normal tanpa bahan tambah.
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pondasi yang dimaksud adalah penggelaran lapisan agregat B untuk
lapis pondasi bawah dan penggelaran lapis pondasi atas, proses penggelaran
lapis pondasi ini dilaksanakan secara menerus adalah sebagai berikut :
 Agregat B
 Agregat A
Agregat halus
adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupabatu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 5,0 mm.
Agregat kasar
adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batupecah
yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara
5mm-40 mm
Kadar air bebas
adalah jumlah air yang dicampurkan ke dalam beton untuk mencapai
konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat. Air yang
digunakan untuk campuran atau perawatan harus bersih dan bebas dari

4
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

minyak, garam, asam, bahan nabati, lanau, lumpur atau bahan-bahan lain yang
dalam jumlah tertentu dapat membahayakan.
Besi Tulangan
Pelaksanaan pekerjaan pembesian dilakukan pada pekerjaan rigid pavement,
dimana fungsi pembesian ini adalah sebagai joint sealer. Pada posisi melintang
ditempatkan besi tulangan dan dowel. Diperoleh dowel besi ulir Ø 16 dengan
panjang 50 cm dan jarak antar dowel 30 cm. Besi Tulangan Sloof ukuran (10
cm x 10 cm) menggunakan Ø12 dan tulangan sengkang Ø 8 –jarak antar cincin
20 cm.
Semen Portland
Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratanberikut :
(1) Kekentalan yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan,
pemadatan, danperataan) dengan mudah dapat mengisi acuan dan
menutup permukaan secara sama maka dilakukan slump;
(2) Keawetan;
(3) Kuat tekan;
(4) Ekonomis.
Pembukaan Bekisting
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari tanpa
getaran, goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.
Pengecoran Beton
a. Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
b. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk dan
bila pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan
tiang pancang.
c. Mutu beton dalam pelaksanaan pekerjaan Rigid Pavement adalah K-300
Pemadatan Adukan Beton
Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi, harus
digetarkan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator) agar diperoleh beton
yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang - sarang kerikil. Pada waktu
digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting atau besi
tulangan.
Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton
a. Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya
selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau
ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat
dibenarkan.
b. Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor
dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.
c. Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen keringdan pasir di
permukaan beton yang masih basah.

5
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

Pekerjaan Cuttering
Pekerjaan ini dilakukan pada saat penghamparan beton sepanjang 5 m dengan
kedalaman kurang lebih 5 cm.

Peralatan yang digunakan


NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH KET
ALAT
1 Dump Truck 6 - 8 Ton 2 Unit
2 Tandem Roller 6-8 T 1 Unit
3 Air Compressor 4000-6500 L\M 1 Unit
4 Vibrator 1 Unit
5 Concrete Cutter 1 Unit
6 Water Tanker 3000/4500 L 1 Unit

- HOTMIX (AC-WC) FINISHER


PEKERJAAN PONDASI
Pekerjaan Pondasi yang dimaksud adalah penggelaran lapisan agregat B untuk
lapis pondasi bawah dan penggelaran lapis pondasi atas, proses penggelaran
lapis pondasi ini dilaksanakan secara menerus adalah sebagai berikut :
 Agregat B
 Agregat A
PEKERJAAN PRIME COAT
Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan ikat yang diletakkan di atas
lapis pondasi agregat. Lapis resap pengikat berfungsi untuk memebrikan daya
ikat lapis pondasi agregat dengan campuran aspal, mencegahnya lepasnya
butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapisi dengan
campuran aspal, menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca,
khususnya hujan sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat
yang bisa saja menyebabkan kerusakan struktur jalan.
PEKERJAAN HOTMIX
pekerjaan jalan ini menggunakan material Laston sebagai lapis aus (Asphalt
Concrete-Wearing Course, AC-WC) merupakan lapis yang mengalami kontak
langsung dengan beban dan lingkungan sekitar, maka diperlukan perencanaan
dari beton aspal AC-WC yang sesuai dengan spesifikasi sehingga lapis ini
bersifat kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai stabilitas yang tinggi.
Untuk pekerjaan Laston Lapis Aus AC-WC penyebaran dan penyelesaian
menggunakan Asphalt Finisher yang mampu bekerja sampai garis dan
ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding
dan sambungan perata campuran aspal hotmix.

6
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

PEKERJAAN PEMADATAN
Setelah hotmix digelar selanjutnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan
Mesin gilas roda baja (mesin gilas roda 3 atau tandem roller 6 – 10 ton).
ALAT YANG DIGUNAKAN
NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH KET
ALAT
1 Dump Truck 6 - 8 Ton 2 Unit
2 Tandem Roller 6-8 T 1 Unit
3 P. Tyre Roller 8-10 ton 1 Unit
4 Asp. Sprayer 800 Liter 1 Unit
5 Compressor 4000-6500 L\M 1 Unit
6 Asphalt Finisher 6T 1 Unit

- HOTMIX (AC-WC) FINISHER


PEKERJAAN PONDASI
Pekerjaan Pondasi yang dimaksud adalah penggelaran lapisan agregat B untuk
lapis pondasi bawah dan penggelaran lapis pondasi atas, proses penggelaran
lapis pondasi ini dilaksanakan secara menerus adalah sebagai berikut :
 Agregat B
 Agregat A
PEKERJAAN PRIME COAT
Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan ikat yang diletakkan di atas
lapis pondasi agregat. Lapis resap pengikat berfungsi untuk memebrikan daya
ikat lapis pondasi agregat dengan campuran aspal, mencegahnya lepasnya
butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapisi dengan
campuran aspal, menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca,
khususnya hujan sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat
yang bisa saja menyebabkan kerusakan struktur jalan.
PEKERJAAN HOTMIX
pekerjaan jalan ini menggunakan material Laston sebagai lapis aus (Asphalt
Concrete-Wearing Course, AC-WC) merupakan lapis yang mengalami kontak
langsung dengan beban dan lingkungan sekitar, maka diperlukan perencanaan
dari beton aspal AC-WC yang sesuai dengan spesifikasi sehingga lapis ini
bersifat kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai stabilitas yang tinggi.
Untuk pekerjaan Laston Lapis Aus AC-WC penyebaran dan penyelesaian
menggunakan Asphalt Finisher yang mampu bekerja sampai garis dan
ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding
dan sambungan perata campuran aspal hotmix.
PEKERJAAN PEMADATAN
Setelah hotmix digelar selanjutnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan
Mesin gilas roda baja (mesin gilas roda 3 atau tandem roller 6 – 10 ton).

7
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

ALAT YANG DIGUNAKAN


NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH KET
ALAT
1 Dump Truck 6 - 8 Ton 2 Unit
2 Tandem Roller 6-8 T 1 Unit
3 P. Tyre Roller 8-10 ton 1 Unit
4 Asp. Sprayer 800 Liter 1 Unit
5 Compressor 4000-6500 L\M 1 Unit
6 Asphalt Finisher 6T 1 Unit

B. SPESIFIKASI PEKERJAAN DRAINASE LINGKUNGAN


- DRAINASE/TPT
PEKERJAAN BOWPLANK
Pekerjan bowplank di tujukan untuk mendapat titik acuan pekerjaan yang jelas.
PEKERJAAN GALIAN
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang
diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi. Bila ada galian yang perlu disempurnakan
seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau.
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH KEMBALI
Yang dikelompokkan kedalam item pekerjaan timbunan kembali adalah
pekerjaan timbunan pada lokasi dengan material dari hasil galian yang
memenuhi syarat spesifikasi untuk tanah timbunan.
PEKERJAAN PASIR URUG
Pekerjaan pasir urug ditujukan sebagai perletakan/lantai kerja
PEKERJAAN BATU KALI
a. Untuk seluruh pasangan batu kali / belah jenis batu yang dipergunakan
harus yang berkualitas baik, keras dan berbentuk pecahan dengan ukuran
sesuai dengan spesifikasi teknik lokasi pekerjaan masing-masing. Sebelum
dipasang harus dibersihkan dahulu.
b. Menggunakan Semen PC ber SNI
c. Menggunakan pasir pasang.
PEKERJAAN PELSTERAN DAN ACIAN
Permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali harus dilakukan
plesteran dan acian. Plesteran merupakan penutup dinding yang terdiri dari
bahan semen (semen Portland/PC) dan pasir pasangan. Sedangkan acian
adalah campuran antara semen PC dengan air saja.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Molen 2 buah

8
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

X. SISTEM PELAPORAN DAN PEMBAHASAN


a. Sistematika Pelaporan
Laporan EE (Engineer Estimate) dan Gambar Rencana
Laporan ini adalah Rencana Anggaran Biaya / Enggineer Estimate yang berisi
Daftar Kuantitas dan Harga yang terdiri dari :
 Analisa Harga Satuan dan Uraian Analisa Harga Satuan dengan format
mengikuti sesuai dengan Analisa yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan
Umum yang terbaru.
 Back Up perhitungan volume (panjang, lebar dan tebal) berdasarkan STA
(stationing) / lokasi untuk setiap item pekerjaan yang ada pada Daftar Kuiantitas
dan Harga
 Harga Satuan Dasar / Basic Harga yang dijadikan Dalam perhitungan Laporan
Enggineer Estimate harus mencantumkan referensi yang jelas dan akurat
berdasarkan harga sampai lokasi pekerjaan.
 Gambar Rencana harus sinkron dengan volume yang ada pada laporan
Engineer Estimate)
b. Pembahasan dan Supervisi
 Pembahasan setiap tahap laporan (pendahuluan, antara dan laporan akhir)
dilaksanakan di Dinas PRKP Provinsi Banten;
 Pelaksanaan pekerjaan diwajibkan untuk melakukan koordinasi dan konsultasi
kepada Dinas PRKP Provinsi Banten;
 Supervisi penyusunan dilakukan oleh satu Tim pada Konsultan Individu di Dinas
PRKP Provinsi Banten.

XI. LAIN - LAIN

Hal-hal yang erat kaitannya dengan pekerjaan ini dan belum disebut atau
belumtercantum dalam pokok-pokok acuan tugas ini dapat didiskusikan kemudian oleh
pihak Pelaksana Pekerjaan dengan Pemberi tugas.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dijadikan bahan perhatian dan
pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan harapan manfaat dari
kegiatanpekerjaan ini dapatmemberikan kontribusi dalam pembangunan daerah di
Provinsi Banten.

Serang, Maret 2018


Kepala Bidang Kawasan Permukiman
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Banten
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

SRINARKO, ST, M.Si


NIP. 19680331 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai