KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan ini masih belum sempurna oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan dan
penyempurnaan. Mudah-mudahan Laporan Tahunan Tahun 2016, Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dapat dijadikan parameter terhadap pencapaian
kinerja pelaksanaan pembangunan tahun 2016 dan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan untuk menyempurnakan pada tahun berikutnya.
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1.2 Geografis
Provinsi Bali dengan luas wilayah 5.636,66 Km² merupakan daerah yang
pertaniannya sangat intensif, dimana petani juga sebagai peternak. Disamping
itu di Bali juga sudah ada perusahaan-perusahaan bidang peternakan baik itu
budidaya maupun industri peternakan. Provinsi Bali yang terdiri dari 8 (delapan)
Kabupaten dan satu Kota dengan 57 Kecamatan berpenduduk tahun 2015:
4.104.900 jiwa. Berdasarkan Bali dalam angka tahun 2015 penggunaan tanah di
1.4 Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Bali pada tahun 2014 sebesar 4.104.900 jiwa
secara rinci jumlah penduduk per Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
1.5.2. Kedudukan
a. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah unsur pelaksana Pemerintah
Daerah Provinsi Bali
b. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur..
1.5.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan :
1. Tugas Pokok
a. Merumuskan kebijakan operasional di bidang Peternakan yang
merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi serta
kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas
2. Fungsi
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan dan kesehatan
hewan;
b. Pengelolaan dan fasilitasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan.
c. Pelaksanaan pelayanan umum dan pemberian rekomendasi di bidang
peternakan dan kesehatan hewan.
d. Pembinaan pelaksanaan tugas bidang peternakan dan kesehatan
hewan.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan
f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah;
1.5.4. Struktur Organisasi
1. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas:
a. menyusun rencana dan program kerja Dinas;
b. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Dinas;
Sekretariat
Pasal 3
Pasal 4
(2). Kepala Sub Bagian Keuangan dan Penyusunan Program mempunyai tugas:
pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
(2). Kepala Seksi Pengamatan dan Penyidikan Penyakit Hewan mempunyai tugas:
(3). Kepala Seksi Pengawasan obat dan Lalu Lintas Hewan mempunyai tugas:
Bidang Produksi
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
e. Membimbing dan member petunjuk kepada Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi
f. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang
g. Mengkoordinir pelaksanaan program Inseminasi Buatan untuk meningkatkan
mutu genetic ternak
h. Mengkoordinir produksi dan distribusi semen dan pelaksanaan Inseminasi
Buatan
i. Melaksanakan pengawasan produksi dan semen, distribusi semen, dan
pelaksanaan Inseminasi Buatan
j. Melaksanakan monitoring, mengevaluasi dan merumuskan hasil pelaksanaan
Inseminasi Buatan di UPT
k. Menyiapkan sumberdaya dan kelembagaan pelaksanaan Inseminasi Buatan
l. Melaksanakan system pengendalian intern
m.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya
n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Pasal 16
Pasal 17
2.1 Visi
Sejalan dengan Pola Dasar Pembangunan Provinsi Bali, maka ditetapkan
Visi Dinas Peternakan Provinsi Bali yaitu “Terwujudnya Peternakan Yang Maju,
Tangguh, Berwawasan Agribisnsis Berbasis sumber Daya Lokal Menuju Bali
Mandara Jilid II”. Melalui visi tersebut, diharapkan Bali mampu menyediakan
produk primer peternakan dan olahan yang sehat dan berkesinambungan dan
2.2. Misi
Adapun sasaran kuantitatif yang akan dicapai dalam kurun waktu 2013-
2018 adalah sebagai berikut :
2 Babi 4% 3,5% 3% 3% 3%
Unggas (Flu
4 Burung) 15% 14% 12% 10% 10%
Ayam Ras
5 Petelur 4.394.723 4.433.836 4.473.297 4.513.110 4.553.276 0,89
Ayam Ras
6 Pedaging 7.231.051 7.284.560 7.338.466 7.392.771 7.447.477 0,74
Sapi
1 Potong 41.645 42.003 42.364 42.728 43.096 0,86
1. Jumlah Kelompok /
Usaha Pengolahan 9 9 9 9 9
dan Pemasaran
Hasil Ternak
Untuk mencapai visi dan misi tersebut maka dilakukan dengan berorientasi
pada pembangunan peternakan, dengan paradigma baru yaitu usaha tani
agribisnis melalui pendekatan kewilayahan dan landasan baru yaitu efisiensi,
produktivitas dan sustainability (berkelanjutan) serta usaha peningkatan produksi
melalui usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi usaha. Oleh
karena itu proses tranformasi dan system usaha tani tradisional ke system usaha
tani agribisnis harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan peternakan,
sebagai industry biologis. Pendekatan agribisnis yaitu pendekatan yang
menyeluruh sebagai suastu system mulai dari pra produksi, budidaya, pasca
produksi dan pemasaran. Dalam pendekatan sistem agribisnis peternakan,
variable lahan merupakan salah satu factor produksi pembatas sekaligus sumber
daya penentu kelayakan teknis usaha peternakan.
2. Kebijakan Teknis
Untuk menjabarkan kebijakan tersebut dalam bentuk operasional
teknis di lapangan, maka perlu ditetapkan kebijakan teknis yang
meliputi:
Tabel. I
No
Program Kegiatan
.
A. DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN PROVINSI
BALI
PROGRAM PELAYANAN
1 ADMINISTRASI 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
PERKANTORAN. 2. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber
Daya Air dan Listrik
3. Penyediaan jasa Kebersihan kantor
4. Penyediaan Alat2 Tulis kantor
5. Penyediaan barang Cetakan
6. Penyediaan Komponen instalasi Listrik/
penerangan bangunan Kantor
7. Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan kantor
PROGRAM PELAYANAN
ADMINISTRASI 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
PERKANTORAN.
2. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber
Daya Air dan Listrik
10Upacara Keagamaan
PROGRAM PELAYANAN
3 ADMINISTRASI
PERKANTORAN.
C.
PENINGKATAN PRODUKSI
HASIL PETERNAKAN
2.
3.
Tabel. II
Dana Dekon APBN (DIPA) Ditjenak (06) dan (08) tahun 2016.
No
Program/Kegiatan Sub Kegiatan
.
A. PROGRAM PEMENUHAN
PANGAN ASAL TERNAK DAN
AGRIBISNIS PETERNAKAN
RAKYAT
1.
5.Pembinaan SMD
3.Pengawasan Peredaran
Imbuhan/Pelengkap Pakan
5.
1. Perumusan kebijakan perencanaan
pembangunan peternakan dan
kesehatan hewan.
6.
4
Fasilitasi pupuk dan pestisida
1. Layanan Perkantoran
Pelayanan pembiayaan pertanian
dan pengembangan usaha
agribisnis perdesaan (PUAP)
5.
1. Layanan Perkantoran
6.
C. PROGRAM PENINGKATAN
NILAI TAMBAH, DAYA SAING,
INDUSTRI HILIR, PEMASARAN
DAN EKSPOR HASIL
PERTANIAN.
3.
Pengembangan pengolahan hasil
pertanian
4.
1.
3. 1. Kendaraan bermotor.
4.
Dukungan Manajemen dan
Dukungan teknis lainnya
5.
B. PROGRAM PENINGKATAN
NILAI TAMBAH, DAYA SAING,
INDUSTRI HILIR, PEMASARAN
DAN EKSPOR HASIL
PERTANIAN.
Pengembangan pemasaran
domestic
SEKRETARIAT
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mengacu pada Perencanaan Srategi (RENSTRA) Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali yang mengacu pada rencana lima
tahunan (2013-2018) yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan, program kegiatan sub sektor peternakan dan kesehatan
hewan provinsi bali dimana perencanaan pembangunan peternakan dan
kesehatan hewan di harapkan mampu memberikan kontribusi signifikan
terhadap pembangunan daerah serta dapat memberikan keuntungan bagi
pelaku usaha peternakan serta kesejahteraan masyarakat secara
berkelanjutan.
Visi : terwujudnya peternakan yang maju, tangguh, berwawasan agribisnis
berbasis sumber daya local menuju bali mandara jilid II.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan populasi ternak dan produksi peternakan
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya genetik bibit ternak
c. Meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan
d. Meningkatkan jaminan keamanan pangan hewani yang ASUH (Aman,
Sehat, Utuh dan Halal)
e. Menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja
f. Memberdayakan SDM peternakan dan mengembangkan teknologi,
bioteknologi lebih besar, memanfaatkan dan melestarikan sumber daya
dan pendukung peternakan, meningkatkan ketersediaan dan konsumsi
pangan hewan yang ASUH
D. Ruang lingkup
2) Mutasi pegawai
Dalam tahun 2016 jumlah pegawai yang mengalami mutasi
sebanyak 1 orang yaitu keluar 1 orang , masuk 0 orang, atas
nama :
Pegawai Keluar
1. I Made Sudiarsa
3) Pensiun pegawai
Dalam tahun 2016 jumlah pegawai yang mengalami pensiun
sebanyak 4 orang masing – masing atas nama :
I Gusti Ayu Puryani
Sumargiono
Ni Ketut Ayu Ariati
A.A Sri Dhamayanti
Laporan Tahunan 2016 Page 59
4) Penerimaan penghargaan
Dalam tahun 2016 jumlah pegawai yang mendapatkan
penghargaan atau satya lencana karya satya sebanyak 4 orang
yaitu (karya satya XXX tahun = 2 orang, karya satya XX tahun=
2 orang, Masing-masing terdiri dari :
5) Dukungan anggaran
Pengelolaan kegiatan kepegawaian tahun 2016 termasuk dalam
program pelayanan administrasi perantoran mendapat dukungan
anggaran sebesar Rp.50.942.400,- meliputi:
Belanja alat tulis kantor (ATK) sebesar Rp.1.618.206,-
Belanja Cetak dan Penggandaan (Foto Copy) sebesar
Rp.24.638.600,-
Belanja Makanan dan minuman ( rapat rapat dinas) sebesar
Rp.8.050.000,-
Belanja perjalanan dinas dalam daerah sebesar
Rp.11.650.000.-
Belanja perjalanan dinas luar daerah sebesar Rp.4.985.600,-
b. Administrasi Keuangan
Anggaran dinas peternakan dan kesehatan hewan provinsi bali
dalam tahun 2016 bersumber dari APBD dan APBN berdasarkan
surat pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran tahun 2016,
Nomor 918/03/DPA/2016 tanggal 29 Nopember 2015, dengan
jumlah dana sebagai berikut:
1) Pendapatan Daerah pada APBD Induk sebesar Rp.640.000.000,-
2) Belanja Daerah :
Belanja tidak langsung : Rp.13.930.128.100,-
Belanja Langsung : Rp.15.975.277.800,-
b. Belanja Daerah
Belanja tidak langsung :
- Sebelum perubahan : Rp.13.930.128.100,-
- Setelah perubahan : Rp.13.320.665.322,-
Bertambah/berkurang : (Rp. 609.447.778,-)
d. Anggaran APBN
Belanja daerah dinas peternakan dan kesehatan hewan
provinsi bali tahun 2016 selain bersumber dari APBD juga
bersumber dari APBN (Pemerintah Pusat), khususnya dari
Kementerian Pertanian yang terdiri dari : Direktorat Jendral
Peternakan dan Kesehatan Hewan (DITJENAK), dan Direktorat
Jendral Prasarana Dan Sarana Peternakan (PSP) yang
dilaksanakan melalui program masing-masing yaitu : Program
Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan
penyediaan pangan hewani yang asuh, dan program penyediaan
dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian.
c. Administrasi Umum
Administrasi umum pada sekretariatDinas Peternakan dan
Kesehatan Provinsi Bali meliputi pengelolaan surat menyurat,
pengelolaan perpustakaan, pengelolaan aset, pengelolaan rumah
tangga dinas, pengelolaan kebutuhan peraturan perundangan,
pengelolaan kehumasan dan keprotokolan.
1) Pengelolaan Surat Menyurat
Pengelolaan surat menyurat pada sub bagian umum ditangani
oleh 2 (dua) orang termasuk pengiriman surat. Adapun
rinciannya meliputi :
c. Pengiriman surat
Pengiriman surat melalui tahapan :
3) Pengelolaan Aset
Petugas pengelolaan Aset pada Dinas Peternakan Dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bali sebanyak 5 orang, sumber aset
b. Penghapusan barang
Proses penghapusan barang meliputi :
Inventarisasi barang yang akan dihapuskan
c. Memindahtangankan/ Hibah :
Pembuatan daftar barang yang akan dihibahan
Check fisik dan dokumen barang
Membuat surat persyaratan kesediaan menghibahkan
Membuat surat persyaratan kesediaan menerima hibah
Membuat surat tanggung jawab mutlak atas proses
penghibahan
Membuat berita acara hibah
Pengeluaran barang dari daftar inventaris secara manual
maupun aplikasi
5) Peraturan Perundangan
a. Urusan peraturan perundangan meliputi :
1. Menghimpun produk hukum yang diperoleh dari instansi
terkait dan Pemerintah Daerah.
2. Mengan Kehumasankoordinir atas usulan prolegda : utuk
tahun 2016 tidak ada.
7) Dukungan Anggaran
Dukungan Anggaran dalam melaksanakan Administrasi
umum melalui APBD tahun 2016meliputi 2 (dua) program dan
14 Kegiatan yaitu :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan 7
(Tujuh) kegiatan dukungan anggaran sebesar
Rp.657.804.980,- dengan realisasi sebesar Rp.624.274.201,-
(94,90%). Sisa anggaran sebesar Rp.33.530.779,- disetorkan
ke kas daerah, sisa anggaran tersebut merupakan efesiensi
belanja jasa komonikasi sumber daya listrik dan listrik
sebesar Rp.31.890.779,- , efisiensi belanja Penyediaan bahan
bacaan dan peraturan perundang - undangansebesar
Rp.1.590.000,-,efisiensi belanja rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah sebesar Rp.50.000,-.
B. Persiapan pelaksanaan
1. Persiapan
Dalam persiapan pelaksanaan program dan kegiatan untuk tahun 2016
dilaksanakan mulai bulan desember 2015 yang meliputi:
a. Mengkoordinasikan persiapan pelaksanaan kegiatan tahun 2016
dengan Bidang, UPT dan pihak terkait untuk menghindari kekeliruan
(masalah dalam pelaksanaan kegiatan)
b. Pengumuman rencana pengadaaan barang/jasa (RUP) kegiatan tahun
2016 dengan sistem SIRUP melalui LPSE Provinsi Bali.
c. Mempersiapkan penetapan surat keputusan Gubernur dan Kepala
Dinas yang akan menjadi payung hukum.
d. Petugas dalam melaksanakan kegiatan maupun pelaksanaan kegiatan
yang dikelola.
e. Memproses dokumen administrasi belanja jasa cleaning service dan
belanja non pegawai (tenaga kontrak)pada akhir tahun 2015 sehinggga
dokumen kontrak (perjanjian) bisa tertandatangani per 2 Januari 2016.
f. Mempersiapkan servey harga untuk belanja bahan ATK, Jasa, dan
belanja modal dan disesuaikan waktunya dengan rencana operasional
kegiatan maupun arus kas yang ditetapkan , dimulai pada bulan
januari 2016.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan ROK maupun arus
kas yang telah dibuat , sehingga target fisik maupun keuangan yang
3. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan kegiatan dibuat setiap bulan sebagai bahan rapat
evaluasi kegiatan bulanan sedangkan laporan akhir tahun dibuat akhir
tahun setelah pelaksanaan kegiatan selesai dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan.
A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:
Untuk itu tidak hanya pendekatan teknis seperti yang telah diterapkan
selama ini tetapi juga pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang
perubahan sikap dan pola kerja melalui pemilahan kegiatan yang benar-benar dapat
memicu pembangunan peternakan.
Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kerja Program dan Kegiatan (RENJA)
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Tahun 2016 :
Berdasarkan hal tersebut diatas, dalam kurun lima tahun mendatang (2013-
2018) ditetapkanlah visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali
sebagai berikut:
Visi tersebut mengandung makna bahwa seluruh aktivitas subsektor ini secara
terpadu dan berkelanjutan selalu mengacu terhadap upaya mewujudkan suatu
peternakan yang maju dan tangguh dengan memberdayakan sumber daya lokal
seiring visi Pemerintah Provinsi Bali yakni Bali yang Aman, Maju, Damai dan
Sejahtera atau Bali Mandara.
Misi
Dalam Misi 3 RPJMD Provinsi Bali yaitu mewujudkan Bali yang sejahtera
dan sukerta lahir bhatin, maka berdasarkan misi tersebut serta untuk mewujudkan
visi, ditetapkan misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali yaitu :
2.2.2 Sasaran
Dengan ditetapkan tujuan maka pembangunan peternakan di Provinsi
Bali perlu diarahkan untuk pencapaian sasaran strategis pada
perencanaan tahun 2016 . Adapun sasaran strategis pembangunan
peternakan untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Sapi 0,6%
2. Babi 3%
3. Kambing 2,6%
Untuk mencapai sasaran strategis maka perlu dilaksanakan beberapa program dan
kegiatan agar pembangunan peternakan dapat dilaksanakan terarah dan berkesinambungan.
Adapun Program dan Kegiatan pada Renja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bali Tahun 2016 terdiri dari 5 program dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
4.2 Kegiatan Pengawasan dan Pengembangan Pakan Ternak pada Kelompok Tani
Ternak
4.5 Kegiatan Pengawasan Obat, Lalu Lintas Hewan dan Penilaian Dokter Hewan
4.8 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
4.9 Kegiatan Penyusunan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Data dan Statistik
Pembangunan Peternakan
5.1 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan Produk Pangan Asal Hewan (PAH) dan
Produk Hewan Non Pangan
5.5 Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Mutu Produk Pangan dan Non Pangan
Program dan kegiatan yang memuat Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Lokasi
Kegiatan, Kebutuhan Dana Indikatif dan Sumber Dana disajikan dalam Tabel 4.1
Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Dinas Peternakan Provinsi Bali Tahun 2017
dan Prakiraan Maju Tahun 2018 Provinsi Bali sebagaimana pada lampiran
Sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bali Nomor : 524/068/Disnakkeswan, tanggal 05 Januari 2015 tentang Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali 2013 –
2018 Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bali.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali
tahun 2016 memuat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun guna
mencapai sasaran program yang ditetapkan, RKT ini merupakan turunan dari Rencana
Strategi (Renstra) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali yang
berjangka waktu satu tahun. Pada tahun 2016 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bali melaksanakan enam belas kegiatan sebagai bagian dalam pencapaian
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan dan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan. RKT Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun 2016
tersaji pada lampiran 1.
Sasaran strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun 2016
adalah :
Perjanjian kinerja (PK) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun
2016 dengan Direktur jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2016 disusun setelah DIPA DiREKTORAT Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan diterima pada bulan Januari 2016 yang ditanda
tangani oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Kepala Dinas
Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bali pada bulan Maret 2016 berupa ” outcome” yang terdiri
dari tiga sasaran strategis yaitu :
Berdasarkan perjanjian kinerja tahun 2016 antara Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan dan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali
bulan Maret 2016 yaitu target Kinerja populasi dan Produksi ternak.
2016
- Ayam petelur/Ras
36.550,83 49,004.27 134.07
- Ayam lokal/Buras
3.155,68 1,971.23 62.46
- Itik
4.543,03 2,366.41 52.08
- Ayam betina produktif 52% dari populasi 5.164.403 ekor = 2.685.489 ekor.
- Produksi yang bertelur 77,00% X 2.685.489 ekor = 2.067.826 ekor
- Produksi telur:
2.067.826 ekor X 284 butir/th = 587.262.584 butir ( 1 Kg telur = 16 butir) = 36.704 Ton.
- Ternak sapi potong 546.370 ekor 104,81 % dengan capaian kinerja sangat baik.
- Ayam buras 3.940.439 ekor 93.94% dengan capaian kinerja sangat baik
- Ayam petelur 5.517.652 ekor 123.34% dengan capaian kinerja sangat baik.
- Ayam pedaging 9.059.264 ekor 123.45% dengan capaian kinerja sangat baik
- Ayam buras 4.486,19 (ton) 159.69% dengan capaian kinerja sangat baik
- Ayam petelur 3.004,36 (ton) 208,23% dengan capaian kinerja sangat baik
- Ayam pedaging 88.519,59 (ton) 301,76% dengan capaian kinerja sangat baik
- Ayam petelur/ras 49.004,27 (ton) 134.07% dengan capaian kinerja sangat baik
d. Akuntabilitas Keuangan
3.4.1. Allokasi Anggaran
Anggaran dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 antara Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bali dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan satker (06) adalah sebagai berikut :
Pagu anggaran satker (06) Dana Dekonsentrasi Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Bali tahun 2016 awalnya sebesar Rp. 14.586.412.000,- namun terjadi
pengurangan secara Nasional sebesar Rp. 1.524.381.000,-, sehingga total anggaran
menjadi Rp. 13.062.031.000,- Anggaran tersebut dialokasikan pada enam kegiatan
pokok yaitu (1). 1783. Peningkatan Produksi Pakan Ternak sebesar Rp. 150.000.000,-
dengan realisasi Rp.119.050.700,- (79.37%) dengan capaian kinerja Tinggi.(2). 1784.
Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit
(3) 1786. Penjaminan Produk Hewan yang asuh dan berdaya saing sebesar
Rp.414.000.000,- dengan realisasi Rp.409.446.800,- (98.90%) capaian kinerjanya sangat
tinggi.
Permasalahan :
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pembangunan di sub sektor peternakan dan
kesehatan hewan adalah :
IV. PENUTUP
Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bali merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam mendorong terwujudnya penguatan
akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti yang diamanatkan dalam instruksi Presiden
Keberhasilan yang telah dicapai dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan
tahun 2016 tidak terlepas dari dukungan seluruh kegiatan yang ada di Lingkup Dinas
Peternakan Kabupaten/Kota baik dukungan secara langsung maupun tidak langsung.
Disamping dukungan yang berasal dari internal, Kinerja Pembangunan Peternakan dan
Kesehatan Hewan 2016 juga tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholders
pembangunan peternakan, maka tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa suksesnya
pembangunan peternakan dan kesehatan hewan terletak pada komitmen dan kerja keras
bersama, baik pemerintah, swasta, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, perguruan
tinggi dan peternak.
BAB V
PRODUKSI
I. PENDAHULUAN :
pertanian termasuk peternakan mencapai 3,97 % dari PDB tahun 2012 sebesar ,23
% dibanding tahun 2011 (Berita Statistik No.14/02/Th.XVI, 5 Februari 2013).
Kegiatan pakan ternak tahun 2016 pendanaannya bersumber dari APBN dan
APBD Provinsi Bali dengan total dana sebesar Rp 2.066.342.950,- (Dua Miliar
Enam Puluh Enam Juta Tiga Ratus Empat Puluh Dua Sembilan Ratus Lima
Puluh Rupiah )yang terdiri atas APBN Rp 1.811.720.000 (Satu Miliar Delapan
Ratus Sebelas Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah) dan APBD Provinsi
Bali Rp 254.622.950,- (Dua Ratus Lima Puluh Empat Juta Enam Ratus Dua
Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh Rupiah). Kegiatan yang
dilaksnakan pada intinya terkait dengan upaya pemenuhan pakan ternak yang
memenuhi standar mutu dan berbasis bahan pakan lokal. Oleh karenanya perlu
dupayakan bimtek pakan sehingga peternak mampu menyediakan pakan
ternakyang berkualitas bagi kebutuhan ternaknya.
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : (1)
Berkurangnya pemalsuan pakan yang beredar di 9 Kabupaten/Kota; (2)
Terwujudnya pengujian sampel pakan 50 sampel dan (3) Terwujudnya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas yang menangani
kegiatan pakan/wastukan. Ruang lingkup kegiatan pengawasan mutu dan
keamanan pakan meliputi : (1) Pengembangan Mutu Pakan 1 kegiatan; (2)
Pengujian sampel Pakan 50 sampel; (3) Pengawasan mutu dan keamanan
pakan dan (4) Pelaporan 1 Laporan
Hijauan pakan ternak dan hasil samping atau limbah tanaman pertanian
dan perkebunan dapat dihasilkan atau diproduksi dari lahan persawahan,
ladang palawija, lahan perkebunan dan lahan hutan yang dimanfaatkan
untuk penanaman HPT. Lahan tanaman pangan merupakan sumber
penghasil hijauan terbesar dibandingkan dengan lahan lainnya.Dari lahan
tanaman pangan dapat dihasilkan berbagai jenis HPT seperti rumput
lapangan, legume, dan limbah pertanian.Isu yang berkembang saat ini
adalah semakin menurunnya pertambahan bobot badan harian ( PPBH) sapi
potong akibat dari pemberian pakan yang kurang baik dari segi kuantitas (
jumlah ) maupun kualitasnya. Pemberian konsentrat untuk peningkatan
kualitas pakan terkendala dengan harga yang semakin mahal dan
keterbatasan pemberian karena bila konsentrat diberikan terlalu banyak
dapat menyebabkan asidosis rumen. Oleh karena itu diperlukan pemberian
hijauan pakan yang berkualitas.Untuk menjamin ketersediaan hijauan pakan
yang berkualitas dilaksanakan gerakan penanaman tanaman pakan ternak
berkualitas.
Hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : (1)
meningkatnya ketersediaan tanaman pakan ternak ( TPT) berkualitas
dikelompok dan (2) meningkatnya produktivitas ternak ruminansia pada
lokasi kegiatan melalui pemanfaatan hijauan pakan ternak yang berkualitas.
Ruang lingkup kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan
Ternak Berkualitas meliputi : (1) Penanaman bibit rumput gajah sebanyak
Kurangnya penyediaan daging sapi , dari beberapa hasil kajian yang telah
dilakukan disebabkan oleh salah satu factor yaitu masih rendahnya angka kebuntingan
ternak dan masih panjangnya jarak antar calving interval pada sapi potong. Faktor
pakan menjadi salah satu penyebab baik dari kuantitas maupun kualitas.Melihat
permasalahan diatas, maka diperlukan upaya terobosan yang sistematis dan
koprehensip untuk perbaikan melalui penguatan pakan induk sapi potong dengan tujuan
dapat meningkatkan pemberian pakan yang berkualitas pada ternak induk sapi potong
sehingga diharapkan adanya perbaikan performan ternak induk sapi potong melalui
pengukuran Body Condition Score ( BCS) 180 EKOR.
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan penguatan pakan induk sapi potong meliputi :
Dari total anggaran Rp. 803.240.000,- ( Delapan Ratus Tiga Juta Dua ratus Empat
Puluh Ribu Rupiah ) Realisasi Fisik mencapai 100 % dan keuangan 97.70 % atau
Rp. 784.790.000,- (Tujuh Ratus Delaoan Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Sembilan
Puluh Ribu Rupiah ) .Terdapat efisiensi sebesar Rp. 18.450.000,- pada Belanja
Bahan pengadaan bibit tanaman pakan ternak, Belanja Peralatan dan Mesin Untuk
diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda berupa pengadaan chopper dan motor
roda tiga dan Perjalanan dalam rangka survey harga
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terwujudnya pengawasan dan
pengembangan pakan ternak dalam bentuk :
Rumpun sapi Bali yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai rumpun
ternak dengan wilayah sebaran asli geografis rumpun sapi tersebut perlu dijaga
kemurniannya dan ditingkatkan produktivitasnya. Sementara di wilayah tertentu
terdapat dominansi rumpun sapi Bali yang berpotensi sebagai wilayah sumber bibit.
Melalui program perbibitan yang terarah dan terkoordinasi dari pusat sampai daerah,
ketersediaan bibit sapi Bali yang memiliki mutu genetik unggul dapat dihasilkan.
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun 2013 dan hasil monitoring PBP
tahun 2013 s.d 2015 menunjukan bahwa kegiatan ini memberikan dampak yang
positif bagi peternak sehingga memotivasi peternak untuk membuntingkan ternaknya
kembali sehingga dapat memperpendek jarak antar kelahiran (calving interval) yang
akhirnya dapat meningkatkan populasi ternaknya.
Adapun tujuan dari kegiatan Budidaya Babi APBN Tahun 2016 di Provinsi
Bali sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui keberadaan potensi babi yang tersebar
dikawasan -kawasan pngembangan babi dalam rangka penataan kawasan
peternakan, dan mendukung terwujudnya rencana swasembada daging
berkelanjutan; (2) Meningkatkan kegiatan usaha bersama dalam kehidupan di
masyarakat; (3) Memberikan peluang pekerjaan dan tambahan pendapatan bagi
masyarakat; (4) Memperkuat modal usaha peternakan babi yang berwawasan
agribisnis; (5) Meningkatkan kerjasama dan kemandirian kelompok dan (6)
Meningkatkan populasi dan produksi usaha peternakan babi. Sementara sasaran
pelaksanaan kegiatan ini adalah Kelompok- kelompok peternak babi yang ada di
dalam suatu kawasan. Hasil, keluaran, manfaat dan dampak kegiatan ini adalah : (1)
Hasil: Meningkatnya populasi, produksi dan produktifitas ternak babi di Provinsi Bali;
Dari total anggaran Rp. 236.400.000,- (dua ratus tiga puluh enam juta
empat ratus ribu rupiah), sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 realisasi fisik
mencapai 99,37% dan keuangan Rp. 167.655.000,- (74,85%). dan Sisa Dana : Rp.
54.345.000,-. Kegiatan Pengembangan Budidaya BabiTahun 2016 tidak ada
masalah semua berjalan dengan lancar.
Hasil yang ingin dicapai adalah : (1) Meningkatkan populasi, produksi dan
produktivitas kambing di Provinsi Bali; (2) Tumbuh dan berkembangnya kelompok
usaha peternakan kambing dan (3) Meningkatkan pendapatan peternakan kambng.
Sementara keluarannya adalah Teranalisanya data potensi kambing di Provinsi Bali.
Manfaat pelaksanaan kegiatannya adalah Meningkatnya kwalitas/mutu kambing
melalui pengembangan dan budidaya ternak kambing dengan Dampak kegiatan yang
diharapkan adalah Berkembangnya usaha peternakan kambing melalui kawasan-
kawasan peternakan kambing. Ruang Lingkup Kegiatan Pengembangan Budidaya
Kambing di Kabupaten Tabanan, Buleleng, Badung dan Jembrana dengan Dana
93,36 % atau Rp. 143.725.000 (seratus empat puluh tiga juta tujuh ratus dua puluh
lima ribu rupiah) dan sisa dana Rp. 8.875.000,- (Efisiensi).
Sebagai ternak sapi potong asli Indonesia, Sapi Bali telah tersebar mulai
dari Provinsi NAD hingga Provinsi Papua, yang populasinya mencapai 30 % dari
Provinsi Bali. Yang pada akhir tahun 2011 populasinya sebanyak 637.473 ekor.
Dalam kaitannya dengan tingginya permintaan Sapi Bali baik dalam bentuk
bibit betina maupun untuk tujuan potong, maka Pemerintah Provinsi Bali
berkomitmen untuk melestarikan kemurniannya (Peraturan Gubernur No. 45 tahun
2004). Hal ini dimaksudkan agar dalam memanfaatkan Sapi Bali, populasinya tetap
terjaga dan produktivitasnya dapat ditingkatkan.
Fokus Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengadaan Ayam Ras Pullet 2.500 ekor,
Pakan Ayam Ras 250 sak dan Kandang Ayam Ras 50 unit untuk Rumah Tangga
Miskin (RTM)yang telah memperoleh bedah rumah pada Desa Gerbang Sadu
sebanyak 50 RTM), yaitu di desa Pejarakan 22 RTM, di desa Musi 8 RTM
A. APBN
1. Kegiatan Perbibitan Ternak
Total Pagu Rp 4.897.303.000, capaian realisasi fisik 93,87 % dengan
realisasi keuangan 54,80% atau Rp 2.683.810.660,-.
5.4.3 Saran
USAHA TANI
Upaya untuk menciptakan iklim usaha peternakan yang baik harus terus
menerus dilaksanakan sehingga dapat memberikan motivasi bagi usaha-usaha
dibidang peternakan. Usaha tersebut dapat diupayakan dengan memperluas
informasi yang menyangkut potensi peternakan, mempermudah prosedur pelayanan
Jumlah LM3 di Provinsi Bali dari tahun 2006 sampai dengan 2012
sebanyak 118 dengan komoditas sapi potong, kambing dan babi, dengan
perincian sebagai berikut tahun 2006 telah dipilih sebanyak 1 LM3 dengan
komoditas ternak Kambing, tahun 2007 telah dipilih sebanyak 14 LM3 dengan
babi dan sapi potong, tahun 2008 telah dipilih sebanyak 51 LM3 dengan
komoditas sapi potong, tahun 2009 telah dipilih sebanyak 18 LM3 dengan
komoditas sapi potong, tahun 2010 telah dipilih sebanyak 16 LM3 dengan
komoditas Kambing dan Sapi Potong, tahun 2011 telah dipilih sebanyak 12 LM3
dengan komoditas Sapi Potong dan Kambing dan tahun 2012 telah dipilih
sebanyak 6 LM3 dengan komoditas Babi dan Sapi Potong. Untuk tahun 2013
dan 2014 sudah tidak mendapatkan lagi dana untuk LM3 pilihan dari Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.
4.1.2 Permodalan
Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan produksi
peternakan di Provinsi Bali adalah terbatasnya modal yang dimiliki oleh petani
ternak. Oleh karenanya dalam rangka membantu petani mengembangkan
usahanya dilakukan dengan pola kemitraan usaha yang saling menguntungkan
kedua belah pihak baik dari bank sebagai pemberi kredit maupun berupa modal
yang ditawarkan oleh pengusaha-pengusaha yang bergerak di sub sektor
peternakan.
disebut dengan Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) dengan total
plafon kredit sebesar Rp. 10.000.000.000,- sudah realisasi sebanyak Rp.
17.170.392.000,- dari 204 kelompok.
Dana CSR dari PT. Charoen Phokphand Indonesia pada tahun 2015
dialokasi pada masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) yang memelihara
ternak babi dengan memanfaatkan dana simpan pinjam Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di Desa Titab, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng sebanyak
15 (lima belas) RTM (dengan nama – nama terlampir) berupa pembuatan
a. Hasil utama berupa daging, telur dan susu yang dapat diolah menjadi :
krupuk daging, sosis, nugget, bakso, telur asin/bekasem, telur
lablabnyah, es krim susu, permen susu, krupuk susu dan sabun susu.
b. Hasil sampingan dibagi menjadi 2 yaitu :
(Tahun)
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
11. I Gst. Ayu Anom Br. Santi, Ds. Selat, Kab. Karangasem.
2. I Wayan Putra Yasa UD. Dwi Boga Utama, Jl. Buana Raya No.
89 Denpasar
14. Ni Wayan Darmini Pelaku Usaha Kerupuk ceker dan kulit ayam,
Desa Denbantas, Kec. Tabanan, Kab.
Tabanan.
15. Ni Wayan Sukani Klp. Karya Mandiri, Dsn. Tulang Nyuh, Desa
Tegak, Kec. Klungkung, Kab. Klungkung.
16. Wayan Widi Wirawan Pelaku Usaha Telur Asin Intan Sari, Dsn
Umasalakan, Ds. Takmung, Kec.
Banjarangkan, Kab. Klungkung.
17. Ni Kadek Ari Darmayani KTT. Asram Satya Loka Parama Sidhi, Br.
Belatung, Ds. Menanga, Kec. Rendang, Kab.
Karangasem.
1. Ni Made Suarni KWT. Ratna Sari, Br. Pelagan, Kelurahan Penatih, Kec.
Denpasar Timur, Kota Denpasar.
5. Ir. I Ketut Sumartana, M.Si. Petugas Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Badung.
I Nyoman Suma
UD. Darma Putra, Br. Cengkok, Ds. Baha, Kec.
6. Mengwi, Kab. Badung.
I Wayan Arka UD. Sari Luwih, Ds. Dalung, Kec. Mengwi, Kab.
7. Badung.
Ni Made Artini UD. Setia Boga, Ds. Blahkiuh, Kec. Abiansemal, Kab.
Badung.
8.
9. Ir. Ida Bagus Surya Wesnawa Petugas Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan.
12.
15. Juhriah
19. Ir. A.A. Sri Inten Petugas Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Gianyar
21. I Made Winata Pelaku Usaha betutu ayam D’ POON Crispy, Br.
Pekandelan, Ds. Abianbase, Kec. Gianyar, Kab.
Gianyar.
22. Ir. Kadek Sri Mulyani Petugas Dinas Peternakan, Perikanan Darat,
Kabupaten Bangli.
25. Drh. IGA. Mirah Trimastuti Petugas Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Klungkung.
Kelompok/Pelaku Usaha yang di berikan Bimtek Jaminan Mutu pada tahun 2015
adalah :
10 CV Ayudya
UD Supra Dynasti
5 Indra
2) Pemenang Lomba Kelompok Tani Ternak Ayam Buras Tingkat Provinsi Bali
Tahun 2016
3. III KTT. Giri Arsana Dana Banjar Dinas Asah Panji, Desa
Wanagiri, Kecamatan Sukasada,
Kabupaten Buleleng
Tabel. 2.
KESEHATAN HEWAN
Hal ini dapat dicapai melalui pemanfaatan teknologi kesehatan hewan guna
meningkatkan status kesehatan hewan, status kesehatan lingkungan budidaya
peternakan dan status keamanan bahan pangan asal hewan. Sasaran akhir yang
ingin dicapai dibidang kesehatan hewan ini adalah kondisi ternak di Kabupaten
Badung tetap sehat, Lingkungan budidaya peternakan tetap bersih dan bebas dari
penyakit hewan menular, serta hasil produksi ternak yang sehat dan aman
dikonsumsi.
a. Epidemik : ialah suatu kejadian penyakit pada suatu tempat tertentu, yang
terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas yang sangat tinggi dan
penyebaran penyakitnya relatif cepat.
b. Endemik : Suatu kejadian penyakit pada suatu tempat tertentu, yang terjadi
dengan frekwensi yang teratur sepanjang tahun dengan intensitas
yang rendah.
c. Sporadik : ialah suatu kejadian penyakit pada suatu tempat tertentu yang
terjadi dengan frekwensi yang jarang, tidak beraturan dengan
intensitas yang rendah.
d. Kasus : ialah individu (ternak) di dalam suatu populasi yang di diagnosa.
v. Penyakit ND (Tetelo)
ND adalah penyakit menular pada unggas yang disebabkan
paramyxovirus 1, dan bersifat endemis dengan angka kesakitan dan
angka kematian yang tinggi yang menyerang pada semua umur.
Kasus penyakit ND pada tahun 2016 sebanyak 2.364 kasus ND dan
kematian 1.238 ekor.
b. Protozoa
1. Penyakit Coccidiosis
Kejadian penyakit ini disebabkan oleh Eimeria Sp protozoa
saluran pencernaan yang umumnya menyerang hewan-hewan
muda terutama sapi. Pada tahun 2015 terjadi 1.015 kasus pada
sapi, dengan kematian. 16 ekor.
1. Vaksinasi Rabies.
Kegiatan Vaksinasi Rabies di Provinsi Bali dilaksanakan secara
massal dan kegiatan ini dengan membentuk 98 tim dengan anggota berkisar
6 orang. Sasaran dari vaksinasi Rabies adalah seluruh masyarakat yang
memelihara anjing, kucing dan kera (HVR), dengan dukungan dana
pembelian vaksin Rabies dari APBN dan Operasional vaksinasi rabies
bersumber dari APBN dan APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
2. Vaksinasi SE
Kegiatan vaksinasi SE di Provinsi Bali dilaksanakan oleh tenaga medis
dan paramedis veteriner di masing-masing kecamatan dengan sasaran
adalah masyarakat petani peternak secara umum, kelompok ternak sapi dan
sentra pengembangan ternak sapi. Dukungan untuk pembelian vaksin SE
tahun 2016 bersifat suadana.
5. Vaksin lainnya.
Kegiatan vaksinasi lainnya seperti Vaksinasi ND, Gumboro dan
Vaksinasi Pullorum bersifat suadana.
Dalam upaya tetap mempertahan Provinsi Bali agar tetap bebas dari penyakit
hewan menular Strategis dan zoonosis dilakukan pengawasan lalulintas hewan,
produk asal hewan dan media pembawa penyakit hewan lainnya diluar wilayah kerja
A. Latar Belakang.
Program peningkatan produksi hasil peternakan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari pembangunan peternakan, dimana salah satu
tujuannya adalah memenuhi kebutuhan protein hewani serta memberikan
rasa aman kepada masyarakat yang mengkonsumsi produk hewan/ternak dari
penyakit zoonosis dan Food Borne Disease. Seperti kita ketahui bahwa
hewan/ternak maupun produknya merupakan pembawa hama penyakit hewan
menular khususnya zoonosis, sehingga pada era pasar bebas ini dimana arus
lalu lintas barang termasuk didalamnya hewan/ternak dan produk hewan
sangat sulit dibendung, hanya penyakitlah yang menjadi barrier kita dalam
C. Penerima Manfaat.
RPH-R / RPH-U dan TPH
Pasar tradisional
Unit usaha/pelaku usaha.
Unit usaha pengolahan pangan asal hewan.
Unit usaha yang mengelola gudang pendingin.
Unit usaha distributor Pangan asal hewan, Ritail, Kios daging/meat
shop.
Unit usaha yang mengelola unit pendingin susu.
Unit usaha pengepul, pengemas dan pelabel telur.
Unit usaha pemotong.
Kabupaten/Kota yang menangani fungsi Peternakan
E. Ruang Lingkup
a. Persiapan.
Sebelum kegiatan pembinaan dan pengawasan pemotongan sapi betina
produktif dan penerapan kesrawan dilaksanakan, maka dilakukan persiapan
antara lain :
Mempersiapkan Tim.
Anggota Tim yang akan ikut dalam kegiatan ini terdiri dari :
- Pengarah : Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Bali
- Ketua : Kepala Bidang Kesehatan Hewan
- Sekretaris : Kepala Seksi Pengamatan Penyakit
b. Sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi pencegahan pemotongan ternak ruminansia
betina produktif dilaksanakan bekerjasama dengan jajaran Kepolisian
Daerah Bali, Polres, Polsek sampai ke tingkat desa (Bhabinkamtibmas),
Dinas yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten/Kota di Seluruh Bali dengan mengundang seluruh pelaku usaha
(jagal, petugas RPH, tukang potong, petugas butcher, petugas AM/PM).
Dalam kegiatan sosialisasi disampaikan dalam bentuk tatap muka dan
tanya jawab serta dialokasikan leaflet/buklet/spanduk pelarangan
pencegahan pemotongan sapi betina produktif.
c. Pembinaan/Pengawasan.
Pembinaan dan pengawasan terhadap pemotongan ternak baik itu
sapi, babi dan ayam dilaksanakan di Rumah Potong Hewan Ruminansia
(RPH-R/TPH) Rumah Potong babi (RPH-B/TPB) dan RPH-U/TPU, juga pada
tempat-tempat pemotongan sementara pada hari-hari Raya tertentu, seperti
Hari Raya Idhul Adha, Galungan dan Hari-Hari Besar Keagamaan lainnya.
Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan pada malam hari sampai pagi
Laporan Tahunan 2016 Page 186
(dari awal proses pemotongan sampai selesai) untuk sapi dan babi,
sedangkan terhadap unggas dilakukan pada pagi sampai siang hari. Untuk
Pengawasan di tempat-tempat pemotongan sementara dilakukan pada pagi
hingga selesai proses pemotongan.
- Pemeriksaan ante Mortem dan post mortem dilakukan rutin setiap hari
sebelum hewan dipotong dan dan setelah dipotong.
- Proses pemotongan dilaksanakan dengan menerapkan Higiene sanitasi,
dalam rangka menghasilkan daging hasil pemotongan memenuhi syarat
ASUH, yang bertujuan untuk menjamin ketentraman bathin masyarakat
yang mengkonsumsi daging.
Kegiatan dilaksanakan pada malam hari dari jam 23.00 WITA – selesai
pemotongan. Kegiatan malam ini dilaksanakan dalam
rangka pembinaan dan pengawasan terhadap pemotongan sapi
d. Tindakan/Penegakan Hukum.
Dalam tahun 2016 masih dilakukan kegiatan sosialisasi, pembinaan dan
pengawasan terhadap pemotongan sapi betina ptoduktif sedangkan pada
tahun 2017 perlu tindakan represif (penegakan hukum) untuk memberikan
efek jera (shock theraphy) oleh PPNS dan/atau Polri terhadap pelaku
pelanggaran Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan jo. Undang-Undang 41 tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan terkait pemotongan ternak ruminansia betina produktif.
Ketentuan sanksi dan pidana pelanggaran pemotongan ruminansia
betina produktif tersebut telah diamanatkan pada pasal 86 yaitu pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling sedikit Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) dan paling
banyak Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah). Amanat Undang-
Undang tersebut harus implementasikan pelaksanaannya dengan
pembinaan terhadap para pelaku usaha terutama para jagal dan penegakan
hukum.
a. Pembinaan/Bimbingan Sertifikasi.
- Pada tahapan pembinaan/bimbingan dilakukan identifikasi unit usaha
pangan asal hewan dengan meninjau ke lokasi unit usaha di 9
(Sembilan) Kab/Kota. Identifikasi dimaksudkan untuk mencari data
-
unit usaha yang belum dan telah memiliki NKV, komoditi, bangunan,
sarana dan prasarana unit usaha, higiene sanitasi, tenaga
kerja/penanggung jawab teknis, proses penanganan atau pengolahan,
upaya pengelolaan limbah dan lain-lain.
b. Fasilitasi Sertifikasi.
- Bagi Unit usaha yang telah menerapkan higiene dan sanitasi dan telah
dinyatakan memenuhi syarat oleh Auditor maka diberikan Sertifikat
NKV sebagai bukti tertulis oleh Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan provinsi Bali.
c. Surveilans.
di Provinsi Bali
NO. KAB/KOTA NAMA PERUSAHAAN UNIT USAHA ALAMAT LEVEL NO/TGL NKV
1 Tabanan
1 PT. Ciomas Adisatwa Rumah Pemotongan Br. Dauh Yeh, Kaba-Kaba, II RPU-5102040-09
19 Maret 2015
2 Badung
Service
2 PT. Clasic Fine Foods Distributor/Pengimpor/ Jl. Br. Pengubengan Kauh II ID-5103030-05
Indonesia Ritel Kios Daging & No. 38 Kerobokan, Badung 16 Maret 2008
Hasil Olahan
Hasil Olahan
4 PT. Wahana Boga Distributor/Pengimpor/ Jl. ByPass Ngurah Rai No. 18 II ID-5103010-12
Hasil Olahan
5 PT. Satria Pangan Sejati Tempat Pengolahan Jl. Kediri 36 A, Kelurahan II TPD-5103020-10
Hasil Olahan
Indonesia Ritel Kios Daging & No. 222X, Suwung, Denpasar 16 Desember 2009
8 PT. Matahari Putra Distributor/Pengimpor/ Jl. Bypass I Gst. Ngr. Rai I KD-5103020-19
Prima Ritel Kios Daging & Simpang Siur Kuta, Bali 26 September 2011
Hasil Olahan
Ritel Kios Daging & Kel. Jimbaran, Kuta Selatan 11 Juli 2011
Hasil Olahan
10 PT. Sukanda Djaya Distributor/Pengimpor/ Jl. Raya I Gst. Ngr. Rai II ID-5103020-22
Hasil Olahan
11 PT. Bali Kulina Utama Distributor/Pengimpor/ Jl. Raya Kampus No. 88 II ID-5103010-08
Hasil Olahan
14 PT. Bahana Gourmet Importir susu dan Jl. Taman Giri No. 9, II IS-5103010-37
Indonesia hasil olahan susu Br. Mumbul, Nusa Dua 07 September 2015
16 PT. Hartanta Jaya Importir Jl. Perum Puri Tegal Jaya II ID-5103030-39
17 PT. Clasic Fine Foods Importir/Eksportir/ Jl. Br. Pengubengan Kauh II IS-5109031-46
Indonesia Distributor Susu dan hasil No. 38 Kerobokan, Badung 26 Juli 2016
olahan susu
NO. KAB/KOTA NAMA PERUSAHAAN UNIT USAHA ALAMAT LEVEL NO/TGL NKV
3 Denpasar
Pedungan, Densel
2 PT. Soejasch Bali Prossesing Daging Jl. Gunung Patas No. 1 II TPD-5109030-25
3 PT. Canning Indonesia Prossesing Daging Jl. Diponogoro No. 101 II TPD-51030-17
Hasil Olahan
5 UD. Titiles Prossesing Daging Jl. Diponogoro Gg. VIII No. 06 III TPD.B-5109030-16
Denpasar
Denpasar
Denpasar
9 CV. Positive Image Distributor Forzen Food Jl. Sekar Sari Gg. Nusa ID-5171020-02
10 PT. Primafood Distributor Makanan Jl. Gatot Subroto No. 330 E III ID-5171020-04
11 UD. Budijaya Rumah Potong Unggas Jl. A. Yani 195/215 III RPU-5109031-20
13 UD. Dwi Boga Tempat Pengolahan Jl. Buana Raya No. 89 III TPD-5109030-24
14 PT. Boost Jus Indonesia Distributor/Pengimpor/ Jl. Danau Poso No. 35 II ID-5109020-30
Hasil Olahan
Pedungan, Densel
Megatama (Tiara
Grosir)
Denpasar Utara
19 UD. Setya Boga TPD Jl. Oleg, Br. Batanbuah, III TPD-5103050-34
20 PT. Karunia Megah Importir susu dan hasil Jl. Sunset Garden Gg.Nangka II IS-5109010-36
22 UD. Jaya Baru Perdagangan Eceran Jl. Gunung Unggaran II No. 7 II IT-5109030-42
24 RPH-R Kota Denpasar RPH-R Jl. Raya Benoa 133 X III RPH-R-5109010-44
25 UD. Dewi Unggas Distributor/Suplier Daging Jl. Katrangan No. 15, II ID-5109020-45
26 PT. Dineta Jaya Distributor/Suplier Daging Jl. Sunia Negara No. 45, II ID-5109010-48
Kec. Densel
4 Gianyar
- Agar PAH dan Produk Hewan Non Pangan yang diproduksi, beredar dan
dijual memenuhi syarat Mutu (ASUH).
- Bahwa Produk yang diedarkan dan dijual terbebas dari penyakit Zoonosis.
- Menjamin ketentraman bathin masyarakat dalam mengkonsumsi PAH dan
Produk Hewan Non Pangan.
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pembinaan
Ditujukan kepada Pelaku Unit Usaha Pangan Asal Hewan dan Produk Hewan
Non Pangan, Pedagang dan konsumen yang meliputi materi pengenalan
penyakit hewan zoonosis dan Food Borne Disease dan penerapan hygiene
sanitasi.
2. Sosialisasi
Khusus untuk aturan-aturan pemotongan (pelarangan pemotongan betina
produktif), penerapan Kesrawan dan lain-lain. Sosialisasi dilakukan secara
tatap muka juga melalui penyebaran brosur maupun leaflet.
Ka UPTBIBD
Kasubbag TU
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari Seksi Produksi dan
Distribusi Semen adalah memproduksi dan menyebarkan semen beku
sapi bali, memproduksi dan menyebarkan semen cair babi,
Laporan Tahunan 2016 Page 205
menghasilkan dan menyebarkan bibit babi unggul , menghasilkan dan
menyebarkan bibit sapi ke masyarakat. Kegiatan ini sepenuhnya
dilaksanakan oleh Seksi Produksi dan Distribusi Semen, yang mana
seksi ini memegang peranan dalam melakukan seluruh kegiatan yang
merupakan dari kegiatan yang ada di UPT BIBD. Adapun Kegiatan
Seksi Produksi dan Distribusi Semen sebagai berikut :
Nama Pejantan dan Asal Pejantan Sapi di UPT BIBD Tahun 2016
Hasil produksi semen beku Sapi Bali Murni tahun 2016 sebagai
berikut :
1 Brani 8.717
2 Mertasari 11.929
3 Nitih 6.917
4 Arjuna 8.735
5 Sahadewa 2.703
6 Blandar 8.058
7 Bulbakanta 10.003
10 Bugamanta 6.857
11 Bangkardi 10.103
12 Tamara 2.369
13 Bangtidar 2.477
Distribusi semen beku sapi Bali produksi UPT BIBD Provinsi Bali
memenuhi SOP yang sudah ditetapkan agar memenuhi prinsip tepat
waktu artinya selalu tersedia setiap dibutuhkan di lapangan , tepat jumlah
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan di masing-masing pemohon
serta sarana prasarana yang memadai dan memenuhi persyaratan
keamanan sebagai transportasi di lapangan. tepat jenis artinya mengatur
pendistribusian masing-masing pejantan yang dialokasikan ke masing-
masing Kabupaten/Kota sehingga pejantan berasal dari desa A tidak
kembali ke desa A dan seterusnya. Pengaturan tersebut dilakukan dalam
uapaya untuk menghindari terjadi inbreeding. Satu jenis pejantan hanya
diperbolehkan didistribusikan selama tidak lebih dari 2 (dua) tahun secara
berturut-turut di tempat yang sama.
Arjuna, Bulbakanta,
2 Badung
Buwana Merta
Busanta, Bugamanta,
4 Klungkung
Mertasari
Bugamanta, Buwana
6 Bangli
Merta, Sadewa
Bangkardi, Bulbakanta,
9 Tabanan
Arjuna
7 LR Malet Landrace - -
Jumlah 13.312 88
Kegiatan pembibitan ternak sapi dan babi adalah untuk pengujian hasil benih
(sperma cair babi dan sperma beku sapi) yang dihasilkan oleh UPT BIBD ,
Luas kebun Hijauan Pakan Ternak (HPT) yang dikelola UPT BIBD seluas
lebih kurang 3,5 Ha dikelola untuk pakan ternak sapi jantan dan sapi betina
yang dipelihara di UPT BIBD. Kebun Hijauan Pakan ternak tahun 2016
sudah mulai mengalami penurunan produksi sehingga di tahun 2016 melalui
dana APBN dilakukan pembongkaran dengan membuat teras dan penataan
seluas satu hektar dan melakukan penggemburan serta penanaman kembali
pada sekitar dua hektar kebun HPT. Dengan adanya pembongkaran pada
lahan kebun HPT menyebabkan produksi HPT pada kebun Pakan Hijauan
untuk sementara waktu tidak berproduksi. Untuk memenuhi kebutuhan
pakan ternak sapi pejantan dan sapi betina yang dipelihara di UPTdipenuhi
dengan menganggarkan pakan ternak melalui anggaran APBD sebanyak
294.600 kg. Dengan anggaran sebanyak Rp. 176.760.000,- . Jenis
tanaman hijauan sebagai koleksi kebun HPT meliputi rumput raja, gamal,
kalihandra dan ada beberapa legum lainnya.
- S/C : 1,2
1 Denpasar - - 0
2 Badung - - 0
5 Karangasem - - 2.925
6 Bangli - - 2.190
8 Jembrana - - 2.300
Jml
No Kabupaten/Kota Jml Semen Ket
Akseptor
7.3.1 Subag Tata Usaha UPT BIBD melaksanakan tugas tugas rutin ketata
usahaan meliputi urusan kepegawaian, keuangan, lingkungan kerja, sarana
prasarana gedung kantor, sarana prasarana peralatan kantor dan sarana
prasarana perlengkapan kantor
- Pegawai
1 Pasca Sarjana 1 1
2 Dokter Hewan 3 3
3 Sarjana S1 4 - 4
4 Sarjana Muda - - -
1 Pasca Sarjana 1 - - -
2 Sarjana (S1) 3 - -
3 Dokter Hewan 2 1 - -
4 Sarjana Muda - - - -
5 SMA - 6 6 -
6 SMP - - - -
7 SD - - - -
Jumlah 3 10 6 -
Tahun 2016 arus surat masuk dan surat keluar di UPT Balai Inseminasi Buatan
Daerah Provinsi Bali sebanyak masing-masing 387 buah surat masuk dan
sebanyak 1.276 surat keluar
Sumber
No Nama Barang Merk Anggaran Vol
APBD APBN
1 Komputer PC HP 20 WD √ 4
3 Minitor HP 20 WD √ 1
Komputer
4 Kontainer Depo HP 20 WD √ 4
Straw
8 Sterilisator Minitube √ 1
Vagina Buatan
9 Mikroskop Olympus √ 1
Trinokuler
10 Layar Monitor LG √ 1
12 Pompa Air √ 1
13 Gerobak Dorong √ 6
14 Papan Informasi √ 6
15 Podium √ 1
16 Alat Pemotong √ 1
Kuku (Hidrolik)
17 Karosel √ 2
18 Dumy Saw √ 2
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian tentang peredaran benih dan bibit dimana
mengamanatkan bahwa bibit/benih yang beredar harus bersertifikat SNI (Standar
Nasional Indonesia). Untuk menyikapi hal tersebut sebagai penghasil benih
khususnya penghasil semen beku sapi bali merupakan keharusan bagi UPT untuk
melakukan sertifikasi terhadap produksi semen beku yang dihasilkan agar dapat
diedarkan. Sertifikasi produk semen beku di UPT Balai Inseminasi Buatan daerah
Unit Pelayanan Teknis Balai Inseminasi Buatan Daerah Provinsi Bali , selain
merupakan Unit Pelaksanan Teknis Dinas sebagai fungsi pelayanan juga diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah dimana untuk tahun
2016 target PAD yang ditargetkan untuk Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bali sebanyak Rp. 551.850.000 PAD . Sampai dengan bulan Nopember 2016
telah mencapai target sebesar Rp. 661.028.000,- (110,36%). Adapun realisasi
Pendapatan Asli Daerah UPT. BIBD seperti disajikan dalam tabel berikut :
Misi :
Maksud :
Tujuan :
II.ORGANISASI
2.2. Kepegawaian
- 11 (sebelas) orang tenaga PNS yang terdiri dari 7 (tujuh) orang Pegawai
Negeri Sipil Struktural dan 4 (empat) orang Pegawai Negeri Sipil
Fungsional.
- 15 (lima belas) orang tenaga kontrak daerah : dengan rincian 6 (enam)
orang tenaga Medik Veteriner dan 6 (enam) orang tenaga Paramedik, 1
(satu) orang tenaga sopir, 2 (dua) orang tenaga penjaga kantor.
- 1(
- Survei harga.
2. Belanja barang dan Jasa Rp. 483.204.750,- realisasi fisik 100% dan
realisasi keuangan 99,26% (Rp.479.636.250,-). Sisa anggaran
Rp.3.568.500,- (terjadi efisiensi DAK Rp. 2.968.500,- dan Efisiensi
biaya transfortasi Rp. 600.000,-) dikembalikan ke kas daerah.
Kegiatan belanja barang dan jasa terdiri dari :
Sampai dengan bulan Desember 2016 realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan Rp.305.786.350,- (76,45%).
Penjaminan produk hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal)
terjadi efisiensi sebesar Rp. 50.397.050,- dan rincian kegiatan antara
lain :
1. Pelayanan Aktif :
2. Pelayanan Pasif :
a. Laboratorium Parasitologi
Identifikasi telur cacing gastrointestinal dengan teknik
sedimentasi dan apung.
b. Laboratorium Serologi
Uji Rose Bengal Test (RBT) untuk diagnosa Brucellosis (sudah
terakreditasi KAN).
Uji rapid aglutinasi Pullorum untuk diagnosa Pullorum (sudah
terakreditasi KAN).
Uji rapid test untuk diagnosa AI (Avian Influenza/Flu Burung)
masih dilaksanakan dengan leader laboratorium serologi.
c. Laboratorium Kesmavet
Pemeriksaan formalin - kualitatif.
Pemeriksaan boraks - kualitatif.
Pemeriksaan cemaran mikroba :
TPC / Total Plate Count (sudah terakreditasi KAN) .
Coliform (MPN).
E.coli (MPN).
Staphylococus sp.
Salmonella sp.
Kualitas air susu dengan uji warna, bau, rasa dan kekentalan.
Kualitas air susu dengan uji alkohol, BJ, waktu reduktase, pH.
d. Pengujian yang disubkontrakkan ke laboratorium tipe A (BBvet
Denpasar) :
Uji FAT / Rabies.
Uji Residu Antibiotika (Screening Antibiotika).
c. Hasil Pengujian Contoh Aktif dan Pasif :
Total pengujian contoh penyakit hewan dan bahan asal hewan serta hasil
bahan asal hewan tahun 2016, baik contoh aktif maupun pasif yang meliputi
contoh yang diuji di UPT. Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali (uji di laboratorium dan uji di lapangan)
dan contoh yang disubkontrakkan di BBVet Denpasar s/d bulan Nopember
2016 sebanyak 42.184 contoh.
2. Pengujian Pullorum
Penyakit Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar yang meliputi penurunan
produksi telur, penurunan daya tetas, kematian embrio dan anak-anak ayam
sampai umur 3 minggu. Penyebab penyakit adalah Salmonella Pullorum.
Pengujian Salmonella Pullorum dengan metode uji OIE 2012, chapter
2.3.11. Selama tahun 2016 UPT. Laboratorium Kesehatan Hewan
melaksanakan pengujian Pullorum di PT. Japfa Comfeed Indonesia-
Tabanan, PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit I-Jembrana, PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Unit II Bali-Jembrana dan peternakan ayam petelur di
kabupaten Tabanan dan Bangli, dengan total contoh yang diuji sampai bulan
Nopember 2016 sebanyak 36.547 contoh (contoh aktif sebanyak dengan
menggunakan anggaran APBD sebanyak 500 contoh dan contoh pasif
: Br. Tinyeb, Banjar Tengah, Negara dan Br. Taman, Tuwed, Melaya.
, bau, rasa, kekentalan, uji alkohol, BJ, waktu reduktase dan pH dengan
metode SNI.01-2782-1998. Contoh pasif yang diuji kualitas air susu di
UPT. Laboratorium Kesehatan Hewan sampai bulan Nopember 2016
adalah 51 contoh yang merupakan contoh pasif. Hasil pengujian contoh
ditetapkan sesuai Standar Mutu Susu Segar SNI 01-3141-1998. Hasil
pengujian dari 51 contoh yang diuji 14 contoh nilai BJ dan 4 contoh nilai
pH yang tidak memenuhi SNI 10-3141-1998.
6.1. Permasalahan
7.1. Kesimpulan
- Dana APBN
2.2.Saran
VIII.PENUTUP
Akhirnya, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu kelancaran pelaksanan kegiatan pada UPT.
Laboratorium Keswan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali tahun
2016, semoga Ida Sang Hyang Widi/Tuhan Yang Maha senantiasa selalu
melimpahkan rahmatnya kepada kita sekalian.
Faktor utama yang menunjang berbagai hasil yang telah dicapai sepanjang
tahun 2016 adalah adanya komitmen dan dukungan dari pimpinan serta seluruh
jajaran staf Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dalam upaya
meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Selain itu walaupun secara
kwantitas masih terbatas, dukungan kemampuan personil yang memadai juga menjadi
salah satu penentu keberhasilan pencapaian kinerja di tahun 2016.
Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Tahun
2016 diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja
bagi pihak yang membutuhkan, untuk penyempurnaan dokumen perencanaan,
pelaksanaan program, kegiatan serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang
diperlukan.