Anda di halaman 1dari 4

GELIAT PERTANIAN DI BANYUWANGI

NAMA : AKBAR PRIMANDANA


KELOMPOK : ZEA MAYS

I. PENDAHULUAN

Pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor kunci


perekonomian Indonesia. Meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap produk
domestik bruto nasional telah menurun secara signifikan dalam setengah abad
terakhir, saat ini sektor pertanian masih memberikan pendapatan bagi sebagian
besar rumah tangga Indonesia. Pada tahun 2013, sektor pertanian menyumbang
14,43 persen dari PDB nasional, sedikit mengalami penurunan dibandingkan satu
dekade sebelumnya (2003) yang mencapai 15,19 persen.[1] Pada tahun 2012,
sektor ini menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 49 juta orang Indonesia, yang
mewakili 41 persen dari total angkatan kerja di negara ini.[2]

Saat ini sekitar 30 persen lahan Indonesia digunakan untuk pertanian. Sektor
pertanian Indonesia ditinjau dan diatur oleh Kementerian Pertanian Republik
Indonesia.[3]

Sektor Pertanian di Indonesia saat ini masih menjadi ruang untuk rakyat kecil.
Kurang lebih 100 juta jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia
bekerja di sektor pertanian. Untuk itu Kementerian Pertanian telah melakukan
berbagai upaya untuk membina para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)
agar menjadi pondasi yang kuat dalam mendukung ekonomi Indonesia. Salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggelar pelatihan manajemen
agrobisnis untuk pelaku usaha kecil dan menengah bekerjasama dengan Asian
Productivity Organization (APO) dan Cornel University.

“Pertanian khususnya ketahanan pangan masih bertumpu pada level menengah


kecil, kalau sektor ini tidak dijadikan ruang ekonomi, maka ini akan dibawa
kemana?. Kita harus bina ruang ini sehingga menjadi kekuatan ekonomi di
Indonesia, “ tegas Hari Priyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian saat
menghadiri Asian Productivity Organization (APO) Advanced Agribusiness
Management Course yang diselenggarakan pada tanggal 5-9 Maret 2018 di Bali
Dynasty Resort, Bali.

Selain menghadirkan beberapa pemateri dari APO dan Cornel University,


pelatihan ini juga turut dihadiri oleh para pelaku usaha dari beberapa negara untuk
bertukar pengalamam dalam rangka mengembangkan usaha kecil dan menengah
(UKM) dibidang pertanian. Mengingat saat ini ketahanan pangan di Indonesia
masih memberikan ruang ekonomi yang sangat luas bagi rakyat khususnya rakyat
kecil dan menengah, maka sangat tepat apabila workshop ini diselenggarakan di
Indonesia.

“Kita berharap usaha menegah kecil di Indonesia bisa menjadi pondasi yang kuat
dibidang pertanian, jika dibandingkan negara lain pertumbuhan ekonomi rata-rata
dikuasai oleh industri besar, sehingga rakyat kecil tidak punya ruang ekonomi
rakyat, “ kata Hari.

Lebih lanjut Hari mengatakan bahwa masalah pangan merupakan sektor yang
selalu dibutuhkan manusia terlebih konsumen di Indonesia sangat besar. Untuk
itu, Hari berharap petani dan UKM pemula agar terus berinovasi bukan hanya
menguasai pasar di Indonesia saja, melainkan ekspor untuk komoditas-komoditas
tertentu .

Sejauh ini, sudah sekitar 400 UKM telah kita libatkan dalam pelatihan ini dan
cukup berhasil. Hari berharap peserta UKM yang telah berhasil dapat
mengimplementasikan pengalaman dan menyebarkan ilmu khususnya dari negara
lain untuk mengembangkan usaha pertanian di Indonesia.

Saya berharap pola yang sudah di kembangkan APO tidak berhenti begitu saja.
Tetapi juga dapat dikembangkan lebih baik lagi di Indonesia, “ ujar Hari.

II. PEMBAHASAN

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah wilayah paling timur Pulau


Jawa. Secara geografis, Banyuwangi berada di kawasan Tapal Kuda, dan
berbatasan dengan sejumlah kabupaten, yakni Situbondo di utara, Selat Bali di
timur, Samudra Hindia di selatan serta Jember dan Bondowoso di barat. Luas
wilayahnya tercatat terluas di Jawa Timur yang kemudian menjadikan
Banyuwangi ditopang oleh sektor pertanian.

Selain wilayahnya yang luas, Banyuwangi juga memiliki rata rata tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tercatat tinggi dari rata rata pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur dalam lima tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten
Banyuwangi menunjukkan rata rata pertumbuhan Banyuwangi sebesar 6,59
persen sedangkan Jawa Timur hanya 6,27 persen. Data ini menyimpulkan
pendapatan terbesar Kabupaten Banyuwangi jika dilihat dari PRDB Banyuwangi
dalam lima tahun adalah bersumber dari sektor pertanian.
Sektor pertanian ini melengkapi sektor-sektor lainnya, seperti perdagangan, hotel
dan restoran yang menjadi tumpuan kedua Kabupaten Banyuwangi untuk
memperoleh pendapatan. Untuk sektor yang menambah pendapatan Kabupaten
Banyuwangi lainnya merupakan sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan
serta industri pengolahan. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih masih
kecil dalam lima tahun terakhir.
Dari data berkala perekonomian Banyuwangi, dapat dilihat pertanian merupakan
sektor terbesar penyumbang pendapatan untuk Kabupaten Banyuwangi. Sektor
pertanian di Kabupaten Banyuwangi tingkat pertumbuhannya stabil sehingga
potensi pertanian di Kabupaten Banyuwangi sendiri sangat tinggi. Dalam
pelaksanaannya, sektor pertanian sendiri terdapat sub sektor yang mendukung dari
pendapatan sektor pertanian tersebut. Sub sektornya yaitu berupa tanaman bahan
makanan, tanaman perkebunan, perternakan dan hasil hasilnya, kehutanan, serta
perikanan.

Sub sektor inilah yang menjadi pemasok pada sektor pertanian tersebut. Untuk
sub sektor yang paling tinggi yaitu tanaman bahan makanan. Sub sektor ini
menjadi andalan Kabupaten Banyuwangi dalam mengembankan sektor pertanian
karena dari tahun ke tahun produksinya sangat tinggi. Selain itu tanaman
perkebunan serta perikanan pada Kabupaten Banyuwangi ini juga dapat menjadi
sub sektor andalan dari tahun ke tahun karena memiliki jumlah produksi yang
tinggi walaupun masih kurang jika dibandingkan dengan tanaman bahan
makanan.

Potensi pertanian ini dibaca oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
sebagai berkah yang tidak mungkin disia-siakan. Pertanian di mata Anas menjadi
salah satu pendorong untuk menciptakan dan memajukan perekonomian
Banyuwangi yang lebih menguat dan merakyat. Dalam arah kebijakannya, Anas
menyebut sejumlah kebijakan yang mendorong pengembangan ekonomi rakyat di
Banyuwangi, yaitu pengembangan sektor ekonomi rakyat yang memadukan tiga
basis, yaitu pertanian, UMKM, dan pariwisata.
Dengan strategi itulah, Banyuwangi yang jauh dari pusat pertumbuhan utama
Jawa Timur kini menggeliat. Sebelumnya Banyuwangi tak dihitung dalam peta
kemajuan daerah. Belum lagi hambatan infrastruktur karena Banyuwangi adalah
daerah terluas di Pulau Jawa, dan sisi lain APBD-nya terbatas. "ini tidak lepas dari
gotong-royong banyak pihak, kita berhasil melangkah maju, tentu kita akui masih
banyak kekurangan, tapi Insya Allah ini sudah on the track," papar Anas dalam
satu kesempatan.

Sektor pertanian menjadi penggerak perekonomian warga, sehingga sektor ini


tetap menjadi penopang selain pariwisata yang mulai menggeliat. Apalagi
pertanian Banyuwangi juga menjadi potensi wisata tersendiri. Imbasnya, kondisi
perekonomian Banyuwangi perlahan sudah mulai mengarah pada penguatan.
Salah satu indikatornya, pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp 20,8
juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau
Sada kenaikan 99 persen. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat menjadi
menjadi 8,79 persen pada 2016.
Memadukan sektor pertanian dan pariwisata menjadi penopang sektor
perekonomian adalah inovasi kebijakan yang saling menguatkan dan mendukung
antarsektor. Menurut Anas, keberanian melakukan inovasi adalah kunci kemajuan
daerah. Jadi, kuncinya adalah keberanian dan tentu saja inovasi itu sendiri. Jadi,
mari berkunjung ke Banyuwangi!
III. KESIMPULAN DAN SARAN

Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan


sementara itu perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan
sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik. Pertanian merupakan sektor
utama penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang dapat
diolah menjadi bahan sandang, pangan, dan papan yang dapat dikonsumsi maupun
diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi.
Didalam pembangunan sektor pertanian peran pemerintah daerah perlu
ditingkatkan terutama didalam menganalisa dan meningkatkan komoditi sumber
pangan unggulan dari tiap daerah masing-masing, sehingga masing-masing daerah
memiliki ketersediaan pangan unggulan yang dapat saling memenuhi dengan
Sdaerah lainnya.
Perlu adanya undang-undang peningkatan produksi pertanian serta perlindungan
petani sebagai subjek utama produksi pangan di daerah/ pedesaan.

IV. DAFTAR PUSTAKA

https://molamakalah.blogspot.com/2017/12/pembangunan-pertanian.html
https://kumparan.com/dinda-anisa/geliat-pertanian-di-banyuwangi
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2564
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_dan_perkebunan_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai