Anda di halaman 1dari 1

NAMA : FATIMAH AZZAHRA

NIM : 60800120010

KELAS : PWK A

MATA KULIAH : TEORI PERENCANAAN

DOSEN : SITI FATIMAH

KEKUATAN PANGAN PADA SEKTOR PERTANIAN (PERKEBUNAN)


Sektor Pertanian di Indonesia saat ini masih menjadi ruang untuk rakyat kecil. Kurang lebih 100 juta
jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian. Untuk itu
Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya untuk membina para pelaku usaha kecil dan
menengah (UKM) agar menjadi pondasi yang kuat dalam mendukung ekonomi Indonesia. Salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggelar pelatihan manajemen agrobisnis untuk
pelaku usaha kecil dan menengah bekerjasama dengan Asian Productivity Organization (APO) dan
Cornel University.
“Pertanian khususnya ketahanan pangan masih bertumpu pada level menengah kecil, kalau sektor
ini tidak dijadikan ruang ekonomi, maka ini akan dibawa kemana?. Kita harus bina ruang ini sehingga
menjadi kekuatan ekonomi di Indonesia

“Kita berharap usaha menegah kecil di Indonesia bisa menjadi pondasi yang kuat dibidang
pertanian, jika dibandingkan negara lain pertumbuhan ekonomi rata-rata dikuasai oleh industri
besar, sehingga rakyat kecil tidak punya ruang ekonomi rakyat

Lebih lanjut Hari mengatakan bahwa masalah pangan merupakan sektor yang selalu dibutuhkan
manusia terlebih konsumen di Indonesia sangat besar. Untuk itu, Hari berharap petani dan UKM
pemula agar terus berinovasi bukan hanya menguasai pasar di Indonesia saja, melainkan ekspor
untuk komoditas-komoditas tertentu .

Kinerja sektor pertanian cukup baik. Neraca ekspor-impor pertanian Indonesia masih positif karena
disumbang kinerja subsektor perkebunan yang terus membaik. Sebaliknya, neraca perdagangan
subsektor tanaman pangan, hortikultura dan peternakan bersifat negatif. Ketergantungan Indonesia
terhadap sejumlah pangan impor, seperti gandum, susu, kedelai, gula, garam dan daging sapi belum
ada tanda-tanda berkurang.

Padahal, aneka pangan itu bisa diproduksi di lahan sendiri. Ini mengindikasikan ada yang salah dan
pengelolaan pertanian-pangan Indonesia. Kebijakan pertanian-pangan bias komoditas beras, bias
korporasi dan asing, liberalisasi kebablasan, pembiaran nasib petani miskin dan gurem, dan
lemahnya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Akibatnya, masih banyak daerah yang rawan pangan, prevalensi balita underweight dan stunting.
Pemerintah disarankan melakukan reformasi agraria, memanfaatkan sumberdaya untuk
memproduksi pangan lokal, tidak mendahulukan impor, mengembangkan pertanian lokal-keluarga-
multikultur, merancang ulang pasar pangan, menetapkan zonasi agroekologi dan menyusun langkah
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Anda mungkin juga menyukai