Anda di halaman 1dari 11

USG DALAM OBSTETRI

Merupakan suatu metoda diagnostik dengan menggunakan gelombang


ultrasonik, untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran
ekho dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan.

Keuntungan USG :
- Non invansif
- Aman
- Praktis
- Hasil cukup akurat
Jenis realtime  yang tersebar di pasaran.

 Fisika Dasar Gelombang Ultrasonik


Pemahaman mengani sifat fisik gelombang ultrasonik sangat
diperlukan di dalam pemeriksaan USG, antara lain :
1. Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian & cara
pemeriksaan alat USG.
2. Untuk membuat interpretasi gambaran USG & mengenal berbagai
gambaran artefak yang ditimbulkan.

3. Untuk memahami efek biologik & segi keamanan dalam


penggunaan alat diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu
dipantau.

Gelombang ultrasonik  merupakan gelombang suara frekwensi


gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga manusia :
- 20 Hz – 20 KHz
- < 10 Hz  infrasonik
- > 20 KHz  ultrasonik

Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang


mempunyai frekwensi 1-10 MHz, sedangkan alat yang digunakan
dalam bidang obstetri biasanya 3-5 MHz. USG dengan menggunakan
probe infravaginal = 7,5 MHz.

Kecepatan gelombang suara di dalam suatu medium akan berbeda


dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaanini,
yaitu densitas & kekakuan (kompresibilitas) dari medium kecepatan
gelombang suara paling rendah di dalam udara (330 m/det), & paling
tinggi di dalam tulang (4080 m/det).

Kecepatan rata-rata gelombang suara dalam jaringan lunak tubuh


dianggap sebesar 1540 m/det. Pada perambatan gelombang suara,
yang dihantarkan adalah energi mekanisnya, yang banyaknya
dihantarkan setiap detik melalui bidang medium yang tegak lurus
terhadap arah rambat gelombang suara, disebut intensitas gelombang
suara. Selama melewati medium terjadi :
- Pengurangan intensitas  atenuasi, yang dapat disebabkan oleh
mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi & scattening.

Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :


1. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa
struktur jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu.

2. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan


memberikan gambaran USG yang berbeda pula.

3. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang


atau organ yang berisi gas (paru, usus).

EFEK BIOLOGIK GELOMBANG ULTRASONIK


Perubahan-perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gel ultrasonik :
- Getaran partikel
- Perubahan tekanan
- Perubahan densitas
- Perubahan suhu
Semua perubahan di atas bersifat sementara/ reversibel. Dan pengaruh
perubahan ini pada jaringan tubuh sangat kecil dan dapat diabaikan.
Pada mekanisme absopsi, banyaknya panas yang timbul di dalam
jaringan tubuh ditentukan oleh :
- Intensitas
- Lamanya pemaparan (exposure)
- Koefisien absorpsi jaringan
Pemakaian gel ultrasonik dan intesitas tinggi dapat menimbulkan
fenomena kavitasi pada medium yang berupa cairan kavitasi :
pembentukan gelembung berisi gas/ uap di dalam medium, akibat
terjadinya fluktuasi perubahan tekanan yang terlalu besar di dalam
medium.

Umumnya efek merusak dari gelombang ultrasonik baru terlihat bila


intensitas melebihi 100 mili watt/ cm 2. dapat merusak : DHA, Kromosom,
sel darah, permeabilitas dinding sel, dsb.

Pada percobaan hewan mamalia, dapat menyebabkan paralisis,


pertumbuhan janin terhambat, kematian post partum, gangguan mitosis &
cacat bawaan. Tapi secara epidemiologik, pengaruh yang merugikan pada
manusia akibat penggunaan alat diagnostik USG tidak terbukti.

Alat diagnostik USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensitas <
10 MW/ Cm2. Faktor lain yang menambah keamanan penggunaan USG,
baik terhadap ibu maupun janin :
1. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek
kumulatif di dalam jar sangat kecil.

2. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi


sebagian intensitas gel ultrasonik.

3. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu & janin akan menetralisir efek
panas dari gel ultrasonik.

4. Pemakaian USG jenis real tim & adanya gerakan janin akan
menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu
organ yang lama.

PEMERIKSAAN USG DALAM OBSTETRI


Teknik Pemeriksaan :
1. Posisi pasien, umumnya telentang. Alat & pemeriksa sebelah kanan
pasien, duduk menghadap kemuka pasien.

2. Persiapan. Tiap pemeriksaan USG pada kehamilan trimester I harus


dilakukan dalam keadaan kandung kencing penuh untuk proke
intravaginal tidak perlu.

Persiapan kandung kencing tidak diperlukan pada trimester II & III,


kecuali pada keadaan tertentu seperti pemeriksaan plasenta previa
(terutama yang letaknya sebagian besar pada dinding posterior), aau
untuk menilai OU I & serviks.

3. Penggunaan bahan perangkai (coupling agent)


Contoh : jeli & minyak mineral yang dioleskan pada permukaan
abdomen.

 Indikasi Pemeriksa USG Obstetri


Belum ada keseragaman
1. Usia kehamilan tidak jelas.
2. Tersangka kehamilan multipel
3. Perdarahan dalam kehamilan
4. Tersangka kematian mudigah (janin)
5. Tersangka kehamilan ektopik
6. Tersangka kehamilan mola
7. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri & lamanya amenorea.
8. Presentasi janin tidak jelas.
9. Tersangka pertumbuhan janin terhambat.
10. Tersangka janin besar.
11. Tersangka oligohidramnion/ polihidramnion.
12. Penentuan profil tersangka biofisik janin.
13. Evaluasi letak & keadaan plasenta.
14. Adanya resiko/ tersangka cacat bawaan.
15. Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi
ekstraksi, plasenta manual, dsb.
16. Tersangka hamil dengan IUD
17. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal.
18. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal.
19. Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis,
biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb.

 Kontraindikasi :
Tidak terdapat kontraindikasi pemeriksaab USG
Periode mudiqah (embrio) berlangsung usia 5-10 mg
Fetus berlangsung usia > 10 mg
 Pemeriksaan USG Pada Trimester I
Kehamilan Intra Uterine
Kehamilan 5 minggu : - Terlihat kantong gestasi=5-10 mm
- mudigah belum dapat dideteksi
Kehamilan 6 minggu : GS 15 mm :
Mudigah kadang-kadang dapat dideteksi (+5
mm), mungkin terlihat pulsasi denyut jantung.
Kehamilan 7 minggu : Gs 25 mm
Panjang mudigah + 10 mm, kepala sudah dapat
dibedakan dengan badan secara struktural. Gerakan
sudah dapat dideteksi, mungkin terlihat selaput
amnion, berupa sekan ekhogenik dalam GS.
Kehamilan 8 minggu : GS : 30 mm
Panjang mudigah + 15-20 mm. Terlihat Yaksak,
berupa struktur vesikular berdiameter 5 mm, terletak
di luar selaput amnion
Kehamilan 9 minggu : Struktur janin makin tumbuh jelas
Kehamilan 12 minggu : rongga korion & kantong kuning telur tidak
terlihat lagi. Pusat-pusat penulangan mulai
tampak di daerah mandibula, moksila,
klavikula, lokasi tumbuh plasenta makin
jelas.

 Kehamilan Multipel
Bila dijumpai lebih dari 1 kantong gestasi. Dapat diketahui dengan
jelas mulai kehamilan 6 minggu.
Diagnosis pasti pada kehamilan multipel : bila dijumpai lebih dari 1
mudigah yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan  Mulai
kehamilan 7 minggu.

 Penentuan Usia Kehamilan


1. Diameter G.S. (KG)
Mudah terlihat bila diameternya 5 mm/ lebih
Dilakukan dalam 3 dimensi : - Jarak kraniokaudal (KK)
- Jarak Anteroposterior (AP)
- Jarak Transversial (T)
KK  AP  T
Diameter rata-rata KG :
3

Cara penentuan usia kehamilan berdasarkan diameter KG :


Diameter KG (cm)  2,543
0,702
Sebelum diameter KG 25 mm, secara kasar usia kehamilan =
Diameter KG + 30
Pengukuran diameter KG cukup baik sampai kehamilan 7 minggu.
2. Jarak kepala bokong (crown – rump length, CRL)
Paling baik digunakan untuk menentukan usia kehamilan pada
trimester I, > 7 minggu, <12 minggu diusahakan mudigah / janin
dalam sikap ekstensi. Bila tetap dalam sikap fleksi setelah
dirangsang, hasil pengukuran harus ditambah 5%.
Usia kehamilan berdasarkanm JKB secara kasar :
JKB (cm) + 6,5

Hubungan Antara JKB dengan usia Kehamilan :

JKB Usia Kehamilan JKB Usia Kehamilan


5 6+2 30 9+6
6 6+4 31 10 + 0
7 6+5 32 10 + 1
8 6+6 33 10 + 1
9 7+1 34 10 + 2
10 7+2 35 10 + 3
11 7+3 36 10 + 4
12 7+4 37 10 + 4
13 7+6 38 10 + 5
14 7+6 39 10 + 6
15 8+1 40 10 + 6
16 8+1 41 11 + 0
17 8+3 42 11 + 1
18 8+4 43 11 + 1
19 8+4 44 11 + 1
20 8+6 45 11 + 2
21 8+6 46 11 + 3
22 9+0 47 11 + 4
23 9+1 48 11 + 4
24 9+1 49 11 + 5
25 9+3 50 11 + 6
26 9+4 51 11 + 6
27 9+4 52 11 + 6
28 9+5 53 12 + 0
29 9+6 54 12 + 1

3. Diameter Giparietal & Femur


Untuk trimester I, > 9 mg  pusat asifikasi lebih mencakup kepala
& femur.

 Komplikasi Pada Kehamilan Trimester I


1. Perdarahan nidasi  tanda hartman
Tidak patologik, sedikit dan sebentar sehingga tidak berpengaruh
buruk terhadap kehamilan.
2. Abortus  USG untuk menilai keadaan mudigah/ janin serta
luasnya daerah perdarahan intra uterin.
Pada USG terdapat daerah anekhoik, yang kadang-kadang
menyerupai kantong gestasi. Perdarahan sedikit-sedikit & mudigah/
janin masih hidup, bentuk kantong gestasi masih utuh. Bila
perdarahan banyak, kantong gestasi tidak bulat lagi karena
terdesak oleh darah.
Diagnosis missed abortion secara USG ditegakkan bila dijumpai
mudigah dengan jarak CRL > 10 mm, yang tidak ada tanda-tanda
kehidupan.

3. Kehamilan Anembrionik ( blighted ovum)


Mudigah & kantong kuning telur tidak terbentuk  patologik dapat
ditegakkan bila pada kantong gestasi minimal 30 mm (25 mm),
tidak dijumpai adanya struktur mudigah & kantong kuning telur.

4. Molahidalidosa
Pada trimester I DD/ : kehamilan anembionik, missed abertion,
abortus, inkomplet & mioma uteri.
Pada trimester II : Gambaran sarang tawon (honey comb) atau
badai salju (snowtrain) uterus lebih besar dari usia kehamilan.
Pada 20-50% kasus dijumpai adanya masa kistik multilokuler di
daerah adneksa yang berasal dari kista lutein.

5. Kehamilan Ektropik
Bila kadar HGG > 650 Mi u/ ml, tapi tidak dijumpai kantong gestasi
intra uterine. Gambaran berbeda-beda tergantung usia kehamilan,
ada tidaknya gangguan (abortus, ruptur) serta banyak & lamanya
perdarahan intra abdomen.
D/ : pasti : bila kantong gestasi yang berisi mudigah/ janin hidup
yang letaknya di luar cavum uteri  5-10 % kasar.
Mungkin terdapat pseudogestasional sak/ kantong gestasi palsu
yang letaknya simetris yang disebabkan oleh cairan eksudat yang
dihasilkan oleh desidua. Pada 15-20% kasus kehamilan eklopik
tidak dijumpai adanya massa diadnexa.

Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II & III

 Letak & Presentasi Janin


Pemeriksaan leopold yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan
protein, hidramin, dsb  USG

 Pengukuran Biometrik
1. Diameter Gipanietal (DBP)  baik pada trimester II

2. Lingkar kepala
= (DBP + DOF) x 1,57
Dipakai bila DBP kurang dapat dipercaya, contoh pada kasus
kompresi kepala. Pengukuran lingkar kepala dapat digunakan
untuk mendeteksi kelainan kepala, gangguan pertumbuhan janin
melalui pengukuran rasio lingkar kepala/ lingkar perut.

3. Femur
Dapat mendeteksi adanya kelainan/ displasia sistem skelet, seperti
dwarfisme

4. Lingkaran perut  paling tidak akurat


Digunakan untuk menentukan besar/ berat janin & mengevaluasi
laju pertumbuhan janin.

5. Lain-lain :
- Jarak biorbita
- Panjang humerus
- Panjang fibia-fibula
- Panjang radius-ulna
- Lebra serebelum
- Ukuran jantung
- Ukuran ginjal
- Ukuran limpa, dsb
Parameter yang paling sering digunakan adalah :
Ukuran DBP & Femur
- Semakin tua usia kehamilan, variasi biologik makin lebar
- Semakin tua usia kehamilan, makin berkurang ketepatan
- Semakin tua usia kehamilan , penentuan usia kehamilan
- Semakin tua usia kehamilan, melalui pemeriksaan biometri.

 Kelainan Struktur Anatomi Janin


Kelainan kongenital akan semakin besar, bila ditemukan :
1. Oligohidramnion, terutama sebelum kehamilan 20 minggu.
2. Hidramnion (polihidramnion)
3. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
4. Kelainan bentuk tubuh (contoh : Kepala tidak oval)/ struktur
intrafetal (asites, tumor)
5. Terdapat perbedaan mencolok dalam ukuran biometri satu dnegan
lainnya pada usia kehamilan.
6. Plasenta yang membesar pada usia kehamilan.
7. Tidak terlihat salah satu a. umilikalis
8. aktivitas biofisik janin abnormal (berkarang/bo +)

 Cara Pemeriksaan USG & Temuan-Temuannya


1. Kepala : cara terbaik untuk mempelajari struktur kranial melalui
penampang transversal kepala pada berbagai tingkatan, mulai dari
vertex sampai dasar tengkorak. Mudah dilakukan bila kepala dalam
posisi oksiput melintang.
 Hidrosefalus
Pemeriksaan ventrikel lateral otak dapat dilakukan mulai kehamilan
13 minggu. Dinyatakan secara kualitatif, yaitu berupa rasio dari
lebar ventrikel lateral & lebar hemisfer (rasio V/H)
V/H, Minggu 14 : 0,6
18 : 0,5
> 27 = < 0,3
Diagnosis dapat ditegakkan bila pada kehamilan > 18 minggu
dijumpai rasio V/H > 0,5
Hidrosefalus sebelum kehamilan 24 minggu, dilatasi ventrikel lat
biasanya tidak disertai dengan pembesaran kepala (DBP dbn)
Hidrosefalus + spinatifida  mikrosefalus

 Anensefalus
Ditandai = tidak terbentuknya tulang-tulang frontal, parietal & oksipetal.
Dapat diteksi oleh USG mulai kehamilan 12 minggu dengan gambaran
yang spesifik berupa tidak terlihatnya bagian puncak kepala janin.
Gambaran orbita terlihat lebih jelas. Sering kali disertai hidramnion.
Kadar alfa-feto protein di dalam cairan amnio & serum ibu biasanya
meningkat.

 Mikrosefalus
Disertai gangguan pertumbuhan otak. Biasanya mengalami
kemunduran intelektual & gangguan pertumbuhan.
Diagnosa bila ukuran lingkar kepala berada di bawah 3 deviasi standar
(3-50) dari ukuran rata-rata.

 Ensefalokel
Disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi di bagian
oksipital, kadang-kadang juga di bagian nasal, frontal aau parietal
pada defek yang besar sering disertai hermiasi jaringan otak
(eksensefalus)

Ensefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala


cukup besar, apalagi bila sudah disertai herniasi. Akan tetapi lesi pada
tulang kepala menjadi sulit dikenali bila terdapat digohidramin.

 Spina
Pada penampang longitudinal, spina terlihat sebagai 2 garis paralel
yang ekhogenik menyerupai gambaran rel kereta. Kedua garis melebar
di daerah servikal, kemudian menyempit secara bertahap ke arah
sektum.

Pada penampang tranversal, kanalis spinalis terlihat sebagai struktur


bulat hipoekkhoik dikelilingi oleh struktur tulang yang sirkuler &
ekkogenik.

Spina Bifida
Merupakan kelainan sal neural akibat kegagalan dalam proses
penutupan arkus vertebrata. Dapat terjadi di daerah lumbo sakral
(90%), toraks (6%), serukal (3%). Pada 70 % kasus dijumpai adanya
hidrosefalus.

Gambaran paralel vertebrata (penampang longitudinal) di daerah defek


akan terlihat sebagai garis divergen, menyerupai huruf Y. adanya
meningokel/ meningomielokel akan terlihat sebagai tonjolan massa di
daerah defek.

Pada penampang tranversal, gambaran sirkular tulang vertebrata di


daerah defek jadi tidak utuh lagi dan memberi kesan seperti huruf U
atau V

 Toraks  dengan melihat struktur jantung di dalamnya


Bentuk = gell shape dengan bagian apeks menunjuk ke arah kranial &
bagian basal dibatasi diafragma.

USG : yang dipakai penampang longitudinal melalui keempat rongga


jantung (four-chamber view)
Organ paru terlihat sebagai struktur homogen & mempunyai
ekkogenisitas yang moderat
Setelah kehamilan 35 mg jar. Paru terlihat isoekhoik/ hiperekhoik
dibanding jaringan hepar.

 Abdomen
Disertai kelainan jantung, sel kemih atau kelainan pada sindroma down
Sindroma Down
Obstruksi sel cerna bagian proximal ileum  hidramnio
Hidrops fetalis disertai asites serta pembesaran hepar dan limfa
Kelainan abdomen dapat dideteksi dengan USG :
- Obstruksi traktus gastrointestinal
- Gastrokisis, omfalokel
- Hernia umbilikalis
- Hernia diafragma

 Traktus Urogenitalis
Banyaknya cairan amnion, terutama kehamilan trimester III, sangat
ditentukan oleh banyaknya urin yang diproduksi janin.
- Sindrom potter (agenesis renal bilateral, oligohidramnion, kelainan
bentuk wajah, hipoplasia paru).
- Ginjal polikistik bilateral (resesif autosomal)
 terlihat massa tumor ekhogenik intra abdomen
- Ginjal multikistik  unilateral  20% (paling sering)
 1-2 cm  6 cm

- Obstruksi sel kencing distal (uretral)  kandung kencing melebar +


hidronefrosis & dilatasi ureter.

 Ekstremitas
Untuk mendeteksi adanya diplasia seperti dwarfisme, fekomelia.
Okhondroplasi & beberapa keadaan hipomineralisasi
(akhondrogenesis, osteogenesisi, imperfekta, dsb)
Kelainan jari : polidaktili, adakhili, sindaktili & ektrodakili.

 Alat Kelamin
Mudah diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 mg
Penyulit pada : - Oligohidramin
- Kehamilan multipel
- Janin sungsang
Pemeriksaan USG yang ditujukan hanya untuk mengetahui jenis
kelamin, tanpa ada indikasi klinis lainnya, sebaliknya dihindarkan ok/
kurang etis.

Petunjuk yang dapat ditujukan untuk memberitahukan jenis kelamin


pada pasien :
1. Pemeriksa telah cukup mahir & berpengalaman dalam
mengidentifikasi jenis kelamin.
2. Jangan menerka jenis kelamin apabila pemeriksa tidak yakin.
3. Jangan memberitahukan jenis kelamin janin, apabila pasien tidak
memintanya secara spontan.
4. Meskipun pasien memintanya, lebih bijaksana untuk tidak
memberitahukan hasil, sekiranya jawaban itu akan
mengecewakan pasien.

Jenis kelamin laki-laki  penis & skrotum


Trimester III  testis dalam skrotum (terutama bila terdapat
hidrokel yang Normal banyak dijumpai.
Jenis kelamin perempuan  lebia mayora dan minora
 lebih sulit di identifikasi < 24 minggu.

Jangan identifikasi atas dasar tidak terlihatnya penis dan skrotum.

Anda mungkin juga menyukai