Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS ANTIBIOTIRA BETA LAKTAM

A. Pendahuluan

Menurut Perez-Fernandez dkk (2012), istilah antibiotik merujuk pada sejumlah


besar senyawa kimia, baik alami maupun semi. sintetik yang dapat menyebabkan
kematian bakteri (bakterisid) atau menghambat pertumbuhan bakteri
(bakteriostatik), dan karenanya mampu mencegah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri pada manusia dan hewan. Antibiotika telah memainkan peranan yang
penting dalam pengobatan, disebabkan keuntungan ekonomisnya karena beberapa
antibiotika berspektrum luas, serta dapat digunakan baik secara oral maupun secara
injeksi.

Antibiotika ß-laktam merupakan kelompok antibiotika yang paling sering


digunakan untuk pengobatan anti-infeksi. Antibiotika ini mempunyai cincin ß-
laktam yang bertanggung jawab pada aktivitas anti-bakterinya, serta berbagai jenis
rantai samping yang bertanggung jawab pada perbedaan sifat fisika-kimia dan
farmakologisnya•

Termasuk dalam kelompok antibiotik beta-laktam adalah antibiotik golongan


penisilin dan sefalosforin.

Senyawa-senyawa antibiotika ini merupakan molekul kiral akibatnya stereokimia


obat-obat golongan ini dapat berpengarUh pada aktivitas biologisnya. Antibiotika
ß-laktam dan turunannya memainkan peranan yang penting sebagai zat antara
dalam sintesis stereoselektif berbagai kelompok senyawa yang mengandung
nitrogen' seperti senyawa-senyawa heterosiklik, asam-asam amino, Obat-obat

B. Metode analisis antibiotika ß-laktam

Analisis antibiotika secara hayati merupakan metode yang paling cocok. Metode
ini merupakan metode pilihan pertama (method of choice) untuk penentuan
senyawa antibiotika baru. Pada penentuan secara hayati, potensi antibiotik
dinyatakan dalam satuan unit. Jika keadaan memungkinkan baru ditetapkan secara
kimia. Dalam bab ini penetapan secara hayati tidak dibicarakan.

Penetapan antibiotik secara fisika-kimia makin sering digunakan sebab mempunyai


ketelitian yang tinggi, waktu analisis yang

Penisilin mempunyai cincin tazolidin dan cincin P-laktam. Atom

H pada gugus karboksilat (-COOH) dapat diganti dengan kation anorganik atau
organik untuk membentuk senyawa garam. Kation yang digunakan biasanya
natrium, kalium, aluminium, prokain, dan benzatin. Beberapa struktur kimia
antibiotik penisilin dapat dilihatpada Tabel 4.1. Substitusi gugus R akan
berpengaruh terhadap sifat fisikakimianya seperti kelarutannya dalam pelarut
organik, penyerapan, stabilitas terhadap asam, dan resistensi terhadap penisilinase.

Tabel 4.1.

penisilin di atas melibatkan tahap-tahap berlkut:

a. Reaksi penisilin dengan sorbitol untuls piperazindion Yang bersesuaian


pembentukanmenghasilk

b. Hasil reaksi derivatisasi ini ditambah de produk yang

menyerap kuat gan di ÅNaObl I menghasilkan

Shelke dkk. (2009) menggunakan metode spektrofomaks 322nm untilk analisis


sefuroksim dalam sediaan farmasetik. Spektra UV tometri larutaluntuk dalam
buffer fosfat 0,07 M (pH 7,0) dibaca pada panjang 281 nm. Hukum Beer dipenuhi
pada kisaran konsentrasi 4 28 mL.

b. Spektrofotometri tampak

Cincin ß-laktam pada penisilin dapat bereaksi deng hidroksilamin membentuk


asam hidroksamat. Penambahan ion besi(lll) kedalamnya menghasilkan warna
yang dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Metode ini digunakan untuk
penetapan penisilin jumlah. Karena ß-laktam merupakan bagian yang penting
dalam reaksi ini, maka hasil peruraian penisilin yang cincin ß-laktamnya telah
terbuka tidak mengganggu.

Berbagai metode spektrofotometri tampak telah digunakan untuk analisis


antibiotika ß-laktam dalam sediaan farmasetik melalui pembentukan kompleks
dengan Cu (II) dan atau dengan nikel (Il). Metode spektrofotometri yang telah
dimodifikasi juga dikembangkan untuk analisis beberapa antibiotika termasuk
amoksisilin dan ampisislin melalui reaksi kompleksasi transfer muatan dengan
kloranil. Amoksisilin dan ampisilin juga dapat ditetapkan kadarnya secara
spektrofotometri menggunakan kalium iodat, asam Pikrat dan asam pikramat.
Selain dengan yang

disebutkan di atas, ada beberapa metode spektrofotometri tampak yang telah


dikembangkan Oleh para peneliti untuk penentuan antibiotik ß-laktam
sebagaimana akan diuraikan di bawah ini.

Gugus-gugus amina pada ampisilin, dikluksasilin, flukloksasilin dan amoksisilin


membentuk pasangan-pasangan ion dengan kompleks biner molibdenum (V)-
tiosianat melalui atom nitrogen obat-obat yang terprotonasi. Mo(V) yang dibentuk
melalui reduksi MO (VI)

dapar asetat pH 4,6. Larutan dipipet dua kali, untuk sampel dan untuk blanko.

kondensor. Setelah dingin, absorbansi kedua larutan Mgetoklecililbiguania-


tersebut Ian 'dibaca

kan untuk penetapan sediaan berbentuk tablet, Obat


suntik,temlllgsaeblalaaimsalep. blankov Kurva baku dibuat dengan Cara yang
sama.

Adanya laktosa tidak mengganggu, sedangkan adanya jumlah yang besar akan
menyebabkan hasil yang jelek.

Metode analisis dengan spektrofotometri Uv kembangkan dengan melibatkan


perubahan penisilin menjadi turunan piperazin-2,5-dion yang bersesuaian, dengan
memanaskannya dala•m larutan ion seng-sorbitol dalam larutan alkali. Turunan ini
mampu menyerap UV secara kuat di X k 322 nm. Reagen sorbitol b/v disiapkan
dalam buffer karbonat M yang mengandung 15 ug/ mL zn2+, dan pH larutan
akhirnya adalah 9,25 Ion seng (11) ditambahkan dalam bentuk seng(ll) sulfat.

Prosedur analisis: Larutan sampel amino-penisilin yang akan dianalisis dilarutkan


dalam air (0,8 mg/mL). Dua larutan sebanyak 0,5 mL yang sama (A dan B) dipipet
dalam tabung uji yang terpisah.

Larutan A dimasukkan dalam tabung uji, ditambah dengan 5,0 mL sorbitol dan
tabung ditutup, lalu diletakkan dalam penangas air suhu 60 oc selama 10 menit;
selanjutnya, sebanyak 0,5 mL larutan ini dipipet dan dimasukkan ke dalam kuvet
(3 mL) yang mengandung 2 mL NaOH 1 M dan absorbansinya diukur pada X 322
nm sampai absorbansi maksimumnya dicapai 1-3 menit. Sebagai blanko digunakan
campuran

1 mL reagen dan 4 ml reagen NaOH 1 M. Sampel B dicampur dengan ml akuades


dan ditambah dengan NaOH sebagaimana dijelaskan pada sampel A. Perbedaan
absorbansi larutan A dan B dihitung, dan konsentrasi penisilin sampel awal
ditentukan dengan kurva kalibrasi standar. Perlu dicatat bahwa jika larutan

ampisilin yang akan dianalisis tidak mengandung produk piperazindion, maka


larutan B harus dihilangkan dari prosedur. Penjelasan:

dikembangkan untuk analisis amp13iun dan amino-

2. Spektrofotometri

Baik spektrofotometri di daerah ultraviolet (panjang


2()0 - 380) atau di daerah tampak (visibel) telah digunakan untuk analisis beta
laktam, baik dalam keadaan ruah (bulk nmterial) atau dalam sediaan farmasetik.

a. Spektrofotometri UV

Spektrum absorpsi penisilin pada daerah ultraviolet disebabkan oleh kromofor


pada gugus R. Benzil penisilin menunjukkan panjang gelombang maksimal pada
257 dan 263 nm. Hal ini disebabkan adanya gugus benzil pada molekulnya.
Penisilin dalam suasana asam terurai menjadi asam penisilatyang mempunyai
panjang gelom bang maksimal di 322 nm. Hidrolisis ini dikerjakan dengan
memanaskannya setelah dilarutkan dalam dapar asetat pH 4,6 yang mengandung
tembaga(ll) sulfat. Pellibuatan dapar asetat pH 4,6: sebanyak 50 mL asam asetat
0,4 M dicampur dengan 50 mL natrium asetat 0,4 M, lalu dittambah tembaga(ll)
sulfat secukupnya hingga kadarnya 0,45 ppm.

Cara penetapan kadar penisilin secara spektrofot0111et1i: lebih kurang mg


penisilin yang ditimbang seksama, dilarutkan

dalam dir secukupnva hingga I liter. Pada 10,0 mL larutan ditambah 30 ml

Laktam

engan ammonium tiosianat dengan asam askorbat akan bergabung d membentuk


kompleks biner Mo(V)-tiosianat yang berwarna

merah dalam larutan HCI. Pada penambahan ampisilin, dikluksasilin,


flukloksasilin dan amoksisilin, suatu pasangan ion berwarna merahoranye akan
terbentuk pada konsentrasi asam yang sama. Pasanganpasangan ion ini Iarut dalam
metilen klorida, sementara kompleks Mo (V)-tiosianat tidak larut dalam metilen
klorida. Suatu

biner ekstraksi ganda diperlukan untuk mengekstraksi pasangan-pasangan ion ini


secara kuantitatif ke dalam fase organik. Spektra absorbsi pasangan ion yang
terekstraksi dalam metilen klorida menunjukkan panjang gelombang maksimal di
467 nm untuk keempat obat ini

terhadap reagen blanko.

Reduksi Mo(VI) menjadi Mo(V) dapat terjadi dengan asam askorbat atau tiosianat
(SCN-) dalam media asam. Akan tetapi, kecepatan, sensitifitas, dan stabilitas
kompleks biner pasangan Mo(V)tiosianat ditingkatkan dengan menggunakan asam
askorbat. Asam askorbat memberikan nilai yang reprodusibel dan mampu
melindungi beberapa ion yang menganggu. Sebanyak 5 mL HC1 4 M adalah sesuai
untuk pembentukan Mo(V)-tiosianat-pasangan ion P-laktam. Persamaan yang
menggambarkan reaksi Mo(VI) dengan ammonium tiosianat dalam HCI 4 M dan
dengan adanya asam askorbat adalah sebagaimana dalam Gambar 4.7.

Dalam metode ini, pembentukan pasangan-pasangan ion secara sempurna


memerlukan 15 menit sebelum ekstraksi dengan metilen klorida pada suhu 25 oc.
Absorbansi kompleks biner Mo(V)-tiosianat stabil setelah 15 menit, sementara
pasangan ion

Mo(V)-tiosianat()bat memerlukan 15 menit lagi untuk sempurnanya pembentukan

Pasangan ion vang dapat diukur pada panjang gelombang 467 nm

Anda mungkin juga menyukai