Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIVE DARI UTANG LUAR NEGERI

Dampak negatif hutang luar negeri:


1. Utang luar negeri menyebabkan terjadinya distorsi perekonomian nasional.
2. Utang luar negeri mengakibatkan terjadinya ketergantungan (dependency) secara politik dan ekonomi
terhadap asing
3. Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup
defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiyaan rutin dan pengeluaran pembangunan
yang cukup besar

Dampak positif dari utang luar negeri, yaitu membantu pemerintah Indonesia dalam menutup defisit anggaran
pendapatan dan belanja negara akibat pengeluaran biaya untuk pembangunan yang cukup besar. Sehingga dapat
dikatakan bahwa utang luar negeri sangat membantu pembangunan negara Indonesia.

Dampak negatif yang ditimbulkan juga tidak kalah besarnya. Semakin besarnya utang luar negeri, semakin
memberatkan APBN negara, karena utang tersebut harus dibayarkan beserta bunganya melalui APBN, yang
merupakan tanggung jawab para wajib pajak juga. Dalam jangka panjang, pembayaran utang luar negeri ini
dapat mengurangi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia masa mendatang. Negara akan dicap
sebagai negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri,
(hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain).
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3. Sebagai sumber investasi swasta
4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara

Dampak positif dari utang luar negeri yaitu terhadap pembangunan ekonomi dan peningkatan tabungan
masyarakat. Sebab, alirannya dapat meningkatkan pendapatan dan tabungan domestik sehingga utang luar
negeri menghasilkan multiplier effect positif terhadap perekonomian, kemudian terhadap pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan tabungan masyarakat sebagai dampak lanjutannya. Alasannya, aliran bantuan luar negeri dapat
meningkatkan investasi yang selanjutnya meningkatkan pendapatan dan tabungan domestik dan seterusnya.
Sampai di situ, secara teori, bantuan luar negeri justru menghasilkan dampak pengganda (multiplier effects)
yang positif pada perekonomian, pinjaman luar negeri dalam jangka pendek dapat menutup defisit APBN, dan
ini jauh lebih baik dibandingkan jika defisit APBN, sehingga memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan
pembangunan dengan dukungan modal yang relatif lebih besar, tanpa disertai efek peningkatan tingkat harga
umum. Dengan demikian pemerintah dapat melakukan ekspansi fiskal untuk mempertinggi laju pertumbuhan
ekonomi nasional. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi berarti meningkatnya pendapatan nasional, yang
selanjutnya memungkinkan untuk meningkatnya pendapatan perkapita.
Dampak negatif, dimana setiap utang selalu dipandang negatif oleh orang lain, dan negara lain.
Dampak negatif dari utang luar negeri yaitu timbulnya krisis ekonomi yang makin lama makin meluas dan
mendalam. Kemudian krisis ekonomi ini memperkuat krisis yang lain dan begitu seterusnya sehingga terjadilah
vicious circle, Pemerintah akan terbebani dengan pembayaran utang tersebut sehingga hanya sedikit dari APBN
yang digunakan untuk pembangunan, Cicilan bunga yang makin memberatkan perekonomian Indonesia
kemudian bantuan tersebut negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang karena tidak mampu
untuk mengatasi perekonomian negara sendiri sampai membutuhkan campur tangan dari pihak lain. Selain itu,
dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan ekonomi negara
Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi) dan yang pasti akan
mengakibatkan ketergantungan dari penerima bantuan (dalam negeri) terhadap pemberi bantuan (luar negeri).
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3. Sebagai sumber investasi swasta
4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara.
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

1. Kebijakan Ekonomi
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu
negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Pemerintah yang menjalankan kebijakan fiskal
adalah dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian atau dengan perkataan lain, dengan
kebijakan fiskal pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang
diinginkannya. Dengan melalui kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan nasional, dapat mempengaruhi kesempatan kerja, dapat mempengaruhi tinggi rendahnya investasi
nasional, dan dapat mempengaruhi distribusi penghasilan nasional.
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
APBN adalah suatu daftar yang memuat rincian pendapatan dan pengeluaran pemerintah pusat dalam jangka
waktu satu tahun (1 Januari– 31 Desember) pada tahun tertentu, yang ditetapkan dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
 Asas APBN
1. Asas kemandirian, artinya pembiayaan negara didasarkan atas kemampuan negara, sedangkan pinjaman
luar negeri hanya sebagai pelengkap;
2. Asas penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas;
3. Asas penajaman prioritas pembangunan, artinya mengutamakan pembiayaan yang lebih bermanfaat.
 Tujuan APBN
Pada dasarnya tujuan dari penyusunan APBN ialah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara
dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi, memberi kesempatan kerja, dan
menumbuhkan perekonomian, untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Selain itu, penyusunan APBN juga
memiliki tujuan untuk:
a. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR dan masyarakat luas.
b. Meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah.
c. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal.
d. Memungkinan pemerintah memenuhi prioritas belanja.
e. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses
pemrioritasan.
 Prinsip APBN
a. Prinsip anggaran berimbang
Sisi penerimaan sama dengan sisi pengeluaran, defisit anggaran ditutup bukan dengan mencetak uang baru,
melainkan dengan pinjaman luar negeri.
b. Prinsip dinamis
 Anggaran dinamis absolut, yaitu peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun ke tahun
sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan dapat tercapai.
 Anggaran dinamis relatif, yaitu semakin kecilnya persentase ketergantungan pembiayaan terhadap
pinjaman luar negeri.
c. Prinsip fungsional
Pinjaman luar negeri hanya untuk membiayai pengeluaran pembangunan, bukan untuk membiayai pengeluaran
rutin. Semakin dinamis anggaran dalam pengertian relatif, semakin baik tingkat fungsionalitas terhadap
pinjaman luar negeri.
Secara ringkas prinsip penyusunan APBN terbagi menjadi dua yakni dari aspek pendapatan dan aspek
pengeluaran. Dari aspek pendapatan meliputi :
1. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran
2. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara
3. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita negara dan pemungutan denda
Dari aspek pengeluaran meliputi :
1. Hemat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan
2. Terarah dan terkendali dan sesuai dengan rencana program dan kegiatan
3. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan
kemampuan atau potensi nasional
 Fungsi APBN
a. Fungsi alokasi
APBN memuat rincian penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pendapatan yang dihimpun pemerintah
selanjutnya digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah di segala bidang sesuai dengan
kebutuhan.Perolehan pajak, misalnya, dialokasikan pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan, jalan, jembatan dan kepentingan umum lainnya.
b. Fungsi distribusi
APBN yang diperoleh dari berbagai sumber penerimaan oleh pemerintah, kemudian didistribusikan
kembali kepada masyarakat, berupa subsidi, premi, dan dana pensiun.
c. Fungsi stabilitas
Pelaksanakan APBN yang sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan (tertib anggaran) akan dapat
menjaga kestabilan arus uang dan arus barang sehingga dapat mencegah fluktuasi dalam perekonomian
nasional. Dengan kata lain, menciptakan kestabilan perekonomian nasional.
 Penjelasan struktur APBN
1. Pendapatan dan Hibah
Pendapatan diperoleh dari sumber pajak meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn),
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), cukai dan Pajak
lainnya yang merupakan sumber utama penerimaan APBN. Selanjutnya Penerimaan Bukan Pajak diantaranya
penerimaan dari sumber daya alam, laba BUMN, penerimaan instansi pemerintah yang terkait pelaksanaan
tugas dan fungsi semisal biaya pembuatan SIM di Kepolisian, biaya nikah di KUA dan pendapatan lain-lain.
Hibah adalah pemberian oleh negara lain kepada negara yang tidak perlu dikembalikan lagi, dapat berupa uang
maupun barang.
2. Belanja
Belanja adalah pengeluaran yang dilakukan instansi pemerintah, pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang
dilaksanakan secara terus-menerus sepanjang tahun misalnya gaji, pembelian alat tulis pakai habis, dsb.
Sedangkan belanja pembangunan adalah pengeluaran yang digunakan untuk membangun aset tetap dan tidak
dilaksanakan secara rutin misalnya pembangunan jalan, jembatan dsb.
3. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah transfer dana dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka
program desentralisasi. Terdapat 3 jenis transfer, yaitu dana bagi hasil penerimaan, dana alokasi umum dan
dana alokasi khusus.
4. Dana Otonomi Khusus
Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah yang memiliki karakteristik khusus yang membedakan dengan
daerah lain, contohnya propinsi Papua mendapat dana alokasi yang lebih besar untuk mengatasi masalah yang
kompleks di wilayahnya. Tujuan alokasi tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan
mengurangi ketertinggalan dari propinsi lainnya.
5. Defisit dan Surplus
Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi
penerimaan disebut defisit, sebaliknya jika penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.
6. Keseimbangan
Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu : keseimbangan primer dan keseimbangan
umum.
Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga, sedangkan
keseimbangan Umum adalah total penerimaan dikurangi total pengeluaran termasuk pembayaran bunga
7. Pembiayaan
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini
adalah pembiayaan dalam negeri meliputi penerbitan obligasi, penjualan aset dan privatisasi, dan pembiayaan
luar negeri meliputi pinjaman proyek, pembayaran kembali utang, pinjaman program dan penjadwalan kembali
utang
 Analisis Defisit APBN
Selama 5 tahun terakhir Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) selalu mengalami defisit. Pada
tahun 2011 defisit mencapai 84.4 triliun jumlah ini kemudian melonjak drastis pada APBN 2016 yang
defisitnya mencapai 273.2 triliun. Apalagi sejak 2012 keseimbangan primer juga sudah mengalami defisit.
Dengan demikian pendapatan negara sebenarnya tidak mampu membiayai bunga utang dan cicilannya.
Akibatnya, pemerintah dihadapkan pada keputusan menambah utang untuk membiayai pembangunan, belanja
pegawai, maupun membayar bunga utang.
Kita tahu bahwa defisit APBN timbul karena adanya kelebihan pengeluaran dibandingkan pemasukan.
Dalam prinsip penyusunan APBN disebutkan bahwa APBN itu disusun berdasarkan prinsip hemat, efisien, dan
sesuai kebutuhan. Lalu jika defisit APBN setiap tahunnya terus menerus meningkat maka dimana letak
hematnya? Dimana letak efisien? Serta dimana pula prinsip penggunaan anggaran sesuai kebutuhan. Dalam hal
ini sangat jelas terlihat ketidaksesuaian antara prinsip penyusunan APBN dan defisit APBN Indonesia. Jika kita
merujuk kepada prinsip penyusunan APBN maka defisit yang terjadi di tahun 2011, idelanya nilainya akan
berkurang di tahun 2012. Karena adanya penghematan dalam pengeluaran anggaran. Tetapi yang terjadi jusrtu
sebaliknya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pemerintah seolah-olah menutup mata atas defisit yang
terjadi. Terjadi defisit bukannya malah berhemat tetapi justru kian gencar menambah utang luar negeri.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia
Visi
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG
Misi
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian
ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai
negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan
nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada
seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

ANALISIS
Pada prinsip penyusunan APBN dilihat dari aspek pengeluaran point kedua (2) dikatakan bahwa APBN
yang disusun harus sesuai dengan rencana program dan kegiatan pemerintah. Hal ini menurut kelompok kami,
menunjukan kesesuaian dan saling keterkaitan antara prinsip penyusunan APBN dan RPJMN Indonesia. Hanya
saja karena hal ini masih berupa rancangan , diperlukan waktu untuk melihat kesuksesannya dari realisasi yang
dilakukan. Perlu diadakannya telaah analisis untuk melihat apakah program-program yang dilakukan tidak
menyimpang dari RPJMN bangsa Indonesia.
Selanjutnya di point ketiga (3) disebutkan bahwa APBN itu disusun semaksimal mungkin menggunakan
hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional. Dalam hal ini terlihat
jelas bahwa penyusuanan APBN harus memperhatikan potensi nasional, dalam hal ini RPJMN Indonesia
menyebutkan bahwa misi pembangunan Indonesia banyak terfokus pada potensi maritim yang dianggap sangat
potensial bagi Indonesia.
Pembangunan Ekonomi Inklusif
Koreksi & kritik terhadap pembangunan ekonomi eksklusif:
 Pertumbuhan ekonomi di tangan sebagian kecil pihak (konglomerat, pengusaha, investor & birokrat).
 10 % orang menguasai 85 % aset kekayaan dunia (UNDP)
Respon terhadap Millenium Development Goals (MDGs).
 Deklarasi pada tahun 2000 di UN
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, 6. Memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua, mematikan
3. Mendorong kesetaraan gender, dan 7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan
pemberdayaan Perempuan, 8. Membangun kemitraan global untuk
4. Menurunkan angka kematian anak (AKA), pembangunan.
5. Meningkatkan kesehatan Ibu,
Pembangunan ekonomi inklusif:
1. Proses untuk memastikan bahwa semua kelompok masyarakat yang terpinggirkan bisa terlibat sepenuhnya
di dalam proses pembangunan (IDDC)
2. Pembangunan yang merujuk pada pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan kesempatan ekonomi
yang sama bagi semua orang (Rauniyar & Kanbur, 2009).
3. Pembangunan untuk semua orang, tidak peduli latar belakang dan perbedaan-perbedaannya
(Prasetyantoko, dkk. 2009).
Tiga (3) Syarat Utama Pembangunan ekonomi inklusif:
1. Menjamin hak-hak politik, sosial, ekonomi warga (demokratis).
2. Semua warga negara memiliki akses yang sama ke semua program kesejahteraan/pembangunan.
3. Semua populasi memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan kebutuhan dasar (pendidikan, jaminan
kesehatan, perumahan).

Pembangunan ekonomi inklusif:


 Pro-pertumbuhan, pro-orang miskin, pro-kesempatan kerja;
 Pola pembangunan yang melibatkan semua warga masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan ekonomi;
 semua anggota masyarakat mempunya peluang yang sama sesuai keahlian masing-masing;
 Tidak ada lagi warga (terutama yang miskin) sebagai penonton.
 Kolaborasi, kemitraan, jaringan (modal sosial) menjadi strategi inti.
 Pertumbuhan ekonomi bukan tujuan utama.
Reformasi di 4 bidang untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif:
Struktural, Sosial, Lingkungan, Kelembagaan
Delapan (8) indikator pertumbuhan ekonomi inklusif:
1. Pendapatan (Kemiskinan dan ketimpangan) 5. Akses untuk infrastruktur kunci
2. Pertumbuhan ekonomi & kesempatan kerja 6. Kesetaraan gender
3. Infrastruktur kunci 7. Jaringan pengaman sosial
4. Akses pendidikan & kesehatan 8. Tata kelola lembaga
Bagaimana Pendekatan Pembangunan Inklusif di Indonesia???
Enam (6) Strategi Pembangunan Inklusif di Indonesia
1. Pembangunan yang menjamin kesamaan, 4. Ekonomi nasional terintegrasi dengan
keadilan & respek terhadap keragaman globalisasi
2. Pengembangan dan pertumbuhan wilayah 5. Keseimbangan antara pertumbuhan dan
merata pemerataan
3. Pembangunan ekonomi lokal di wilayah 6. Peningkatan kualitas manusia.
Hasil penelitian Amalina Sholiha (2014), Pembangunan Inklusif di Indonesia:
1. Tidak menunjukkan pembangunan yang inklusif karena tidak mampu menurunkan kemiskinan,
ketimpangan, dan tidak meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
2. Pembangunan inklusif lebih banyak terjadi di Indonesia Bagian Timur (IBT), meski semakin menurun
trendnya.
3. Pendapatan perkapita, investasi pemerintah, partisipasi pendidikan mempunyak pengaruh signifikan dan
positif pada pembangunan inklusif dan menurunkan kemiskinan.
4. Sektor pertanian mempunyai pengaruh positif dan signifikan
Pembiayaan deficit
1. Penerbitan Obligasi
2. Pembiayaan Melalui Penjualan Aset
Pemerintah menyerahkelolakan aset negara eks BPPN kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) (Persero)
berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Aset yang ditandatangani pada tanggal 24 Maret 2004. Aset negara yang
diserahkelolakan kepada PT PPA (Persero) memiliki karakteristik yang khusus berupa sifat penguasaan
sementara oleh negara. Dengan penguasaan sementara tersebut, maka tujuan dari pengelolaan aset negara oleh
PT PPA (Persero) adalah mengembalikan aset-aset tersebut ke pasar melalui proses penjualan yang transparan,
akuntabel, dan wajar. Dalam rangka pengelolaan aset negara tersebut, PT PPA (Persero) melakukan kegiatan
penagihan, restrukturisasi, peningkatan nilai aset, dan penjualan. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, PT PPA
(Persero) telah memperoleh pengembalian penerimaan negara yang cukup signifikan guna memberikan
kontribusi bagi APBN.
3. Pembiayaan Melalui Privatisasi BUMN
Sumber pembiayaan APBN selama ini sebagian berasal dari hasil privatisasi BUMN. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, pengertian privatisasi adalah penjualan
saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan
nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas kepemilikan saham oleh
masyarakat. Sebagian dari dana yang diperoleh dari privatisasi (melalui divestasi) digunakan sebagai salah satu
sumber pembiayaan APBN.
Privatisasi sebagai salah satu bentuk restrukturisasi, dilakukan bukan hanya dalam rangka memperolah
dana segar, melainkan juga untuk menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme antara lain melalui
pembenahan pengurusan dan pengawasan berdasarkan prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik.
Privatisasi tidak lagi diartikan secara sempit sebagai penjualan saham pemerintah semata ke pihak
nonpemerintah, tetapi dilakukan sebagai upaya untuk mencapai beberapa sasaran sekaligus, termasuk di
dalamnya adalah peningkatan kinerja dan nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur keuangan dan
manajemen, penciptaan struktur industri yang sehat dan kompetitif, pemberdayaan BUMN yang mampu
bersaing dan berorientasi global, penyebaran kepemilikan oleh publik serta pengembangan pasar modal
domestik (privatisasi diupayakan dilakukan melalui initial public offering/IPO).
4. Reschedule Hutang
5. Menagih Piutang

Anda mungkin juga menyukai