Jenis-Jenis Kayu
Jenis-Jenis Kayu
Jenis-Jenis Kayu
Indonesia memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu
bangunan. Akan tetapi hingga saat ini hanya sekitar 400 jenis (10%) yang memiliki nilai
ekonomi dan lebih sedikit lagi, 260 jenis, yang telah digolongkan sebagai kayu perdagangan. [1]
Berikut ini adalah daftar nama-nama kayu atau kelompok kayu menurut nama perdagangannya,
sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/Kpts-II/2003 tanggal 26
Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan;
dengan beberapa penyesuaian.
Daftar isi
1 Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu
2 Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua
3 Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu
4 Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua
5 Rujukan
Rujukan
1. ^ Soerianegara, I. dan RHMJ. Lemmens (eds.). 2002. Sumber Daya Nabati Asia
Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama. PROSEA – Balai
Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2. Hal. 7
2. ^ Secara internasional diperdagangkan sebagai resak. Sedangkan giam merujuk pada
kayu-kayu berat marga Hopea. Lihat Soerianegara dan Lemmens, op. cit. hal. 141
3. ^ Tertulis: Eugenia spp., marga yang tidak tepat
4. ^ Tertulis: Cassia spp., nama yang usang
MACAM-MACAM JENIS KAYU
1) KAYU KALIMANTAN
Ada banyak jenis kayu kalimantan yang biasa dipakai dalam pembuatan meubel atau furniture
juga kusen, pintu, jendela dll, dan masing- memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri,
berikut jenis-kayu kalimantan :
a) Balo merah
Kayu ini umumnya berwarna merah kecoklatan dan memiliki daya tahan yang kuat terhadap
serangan hama seperti rayap dan teter jga tahan terhadap cuaca panas dan lembab, karena
kualitasnya yang baik kayuini relatif mahal.
b) Kamfer samarinda.
Jenis kayu yang ke-2 ini masih mirip-mirip sifatnya seperti balo merah namun kayu ini berbobot
lebih ringan dan sangat cocok untuk bahan daun pintu minimalis, karena kayu ini biasanya dapat
dikeringkan dengan oven.
c) Bengkirai
Kayu bengkirai merupakan salah satu jenis kayu yang berkualitas bagus. Hal tersebut dapat
dibuktikan pada saat dalam proses pengerjaan (pengerjaankayu bengkirai). Kayu bengkirai ini
mudah diproses seperti diserut, dipotong, diukir dll. Oleh sebab itu, banyak orang yang
memasukkan kayu bengkirai ini ke dalam golongan jenis-jenis kayu pertukangan.
Dan dalam prakteknya, saat ini banyak sekali orang-orang yang menggunakankayu bangkirai ini
untuk memproduksi beraneka macam produk dari kayu. Hal tersebut memang tidak bisa dilepas
dari kualitasnya yang memang terbukti benar-benar baik oleh dunia pertukangan. Dan hingga
saat ini, permintaan terhadap kayu bengkirai sangatlah banyak, oleh sebab itu, kayu bengkirai ini
masuk ke dalam daftar jenis kayu yang memiliki nilai komersial, Kayu bengkirai identik dengan
kayu kuat, karena kayu jenis ini biasanya berbobot lebih berat dan keras, namun kayu ini rentan
tehadap cuca panas yang biasanya menyebabkan retak pada permukaan kayu.
d) Kompas/kempas
Kayu ini masih satu family dengan kayu bengkirai namun serat kayunnya yang kebanyakan
tidakteratur atau melintang menyebabkan kayu ini telalu mudah ratak parah dan biasanya sampai
berlubang. Pada kayu kelas super kayu ini berwarna coklat kemerah-merahan, namun pada kelas
menengah warna kayu biasanya bercorak putih seperti bendera.
e) Kruing
Jenis kayu ini biasanya berwarna coklat memiliki serat yang lurus dan biasanya berminyak.
Dalam keadaan kering kayu ini mirip seperti kamfer. Namun kayu ini dapat terserang hama
kayu.
f) Meranti
Kayu meranti ada yang berwarna putih, dan coklat berserat lurus, dan berbobot ringan, jenis
kayu ini kurang cocok untuk di jadikan kusen namun masih aman bila di jadikan bahan daun
pintu.
2) Kayu jawa
a) Mahoni
b) Sengon
c) Durian
d) Nangka
3) KAYU JATI
Karakteristik dari kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena keawetannya dan daya
tahannya terhadap perubahan cuaca dibandingkan dengan jenis kayu lain. Selain itu pula karakter
serat dan warnanya memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itulah harga kayu jati lebih mahal.
Pohon
Tinggi pohon bisa mencapai 50 meter dengan Ø hingga 1,2 meter. Umur pohon jati yang ideal
untuk mendapatkan kualitas terbaik adalah di atas 40 tahun. Kecepatan tumbuh pohon jati relatif
lambat sehingga densitas kayunya pun lebih baik. Untuk memperoleh Ø 40 cm dibutuhkan
minimal 50 tahun masa tumbuh.
Warna Kayu
Coklat dan emas warna gelap pada kayu terasnya. Bagian kayu gubal berwarna krem atau
bahkan putih kecoklatan. Pada beberapa jenis kayu jati terdapat warna kemerahan pada saat baru
saja dibelah. Setelah beberapa lama di letakkan di udara terbuka dan terutama di bawah sinar
matahari, warna tersebut akan berubah coklat muda.
Densitas
pada level MC rata-rata 12%, densitas kayu jati berada pada kisaran 700 - 930 kg/m3.
Keawetan
Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I. Memiliki daya tahan yang kuat terhadap
jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga. Kayu Jati juga memiliki daya tahan
yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.
Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati
membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
Pengeringan
Beberapa manufaktur menggunakan cara pengeringan yang sedikit berbeda pada kayu jati. Jika
biasanya pada bentuk papan lembaran biasa masuk ke ruang pengering, mereka melakukan
dengan cara membentuk kayu menjadi komponen setengah jati ke dalam ruang pengeringan.
Disisakan sepersekian milimeter untuk proses amplas setelah pengeringan.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan kayu jati adalah sekitar 14-25 hari dengan
temperature maksimum 80 derajat Celcius.
Abstrak
Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat,didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat
diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan,
ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu
menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction).
Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya
saja, akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.
Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum
terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan
suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.
Ada banyak sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu sebagai
bagian dari konstruksi bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui dan
memahami sifat-sifat serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai konstruksi
bangunan itu sendiri.
3. Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di
pasaran adalah 4 meter.
4. Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin berkurangnya stok
kayu dari alam.
Dibawah ini beberapa jenis kayu yang bisa dipergunakan untuk bahan konstruksi
bangunan :
1. Kayu jati
Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan
utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga
lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai
dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik
di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah
daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh
Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan
PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2
daerah tersebut.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria
batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada
doreng, ada putih.
2. Kayu Merbau
Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon
hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau
juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan
kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan
melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon
merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia,
terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.
3. Kayu Bangkirai
Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan
yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu
bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat
ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan
/ eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak
ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang
agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal
dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja
dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.
4. kayu kamper
Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat
kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil
dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak
sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak
disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di
hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
5. Kayu kelapa
Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus
ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa
termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu
berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat
mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa
tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya
berwarna terang.
jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak
sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak
begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak
ditemui di hutan di pulau kalimantan
7. Kayu Karet,
dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di
daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-
negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau
dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras.
Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara
435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat
digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi
8. Kayu gelam
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu
hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan
dan Kalimantan.Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai,
onglen, belian, tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya
dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah
sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan,
sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta
api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.
mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat
sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan
sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650
kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka
kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk
digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
Kesimpulan
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan
material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan dan mudah dibentuk
sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup
baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk kayu
sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas
mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non
struktural.Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun
dari tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina tergolong
kelas kuat II-III.
Sumber refrensi :
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-
bahan-konstruksi.html
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Mulyati/Struktur%20Kayu/Materi%20Perte
muan%20I,II,III.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196012241991011-
NANDAN_SUPRIATNA/KB_D-3/Sambungan_Kayu.pdf
http://illbeyourpaparazzi.blogspot.com/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html