Anda di halaman 1dari 2

1.

Babe usia 40 tahun mengeluh mata merah, disertai rasa pegal dimata kanan sejak 3
hari yang lalu. Riwayat trauma disangkal. Tajam penglihatan 20/20. Pemeriksaan
mata kanan terdapat pelebaran pembuluh darah di episklera bagian temporal yang
berkurang dengan fenilefrin, COA dan TIA dalam batas normal. Apa diagnosis pasien
ini ?
A. Episkleritis
B. Skleritis
C. Pterygium
D. Pingueculum
E. Konjungtivitis

Keyword :
- Mata merah
- Visus 20/20 (normal)
- Pelebaran pembuluh darah episklera bagian temporal yang membaik
dengan pemberian fenilefrin

Pembahasan :

Episkleritis adalah peradangan rekuren jinak dari episklera. Tanda dan gejala mata
merah, nyeri ringan saat penekanan bola mata.

Th/ vasokonstriktor topikal fenilefrin 2,5% pembuluh darah akan mengecil

Kortikosterioid topikal + kompres dingin

Skleritis adalah peradangan kronik dari sklera. Tanda dan gejala mata merah, nyeri
sedang berat hingga kepala dan wajah yang seringkali membangunkan pasien di
pagi hari. Fotofobia, lakrimasi, dan pembuluh darah tidak mengecil dengan
pemberian vakonstriktor topikal fenilefrin 2,5%.

2. Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke IGD dengan luka pada mata kanan
sejak 1 jam yang lalu karna kecelakaan lalu lintas. Pada pemeriksaan didapatkan luka
pada kornea dengan VOD 1/300. Dokter menduga adanya perforasi pada kornea.
Apakah jenis tes yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis ?
A. Fluoresintes
B. Schirmer Test
C. Anel test
D. Seidel test
E. Shadow test
Pembahasan :

A. Tes Flouresintes adalah tes untuk melihat adanya defek pada sel epitel kornea.
Pada tes ini dilakukan dengan kertas flouresin dibasahi terlebih dahulu dengan
NaCl kemudian diletakkan pada saccus konjunctiva inferior, setelah terlebih
dahulu pasien diberi anestesi lokal. Pasien diminta menutup matanya selama 20
detik, kemudian kertas diangkat. Defek kornea akan terlihat berwarna hijau dan
disebut sebgai uji flouresin positif.

B. Tes Schirmer adalah tes untuk memeriksa produksi air mata. Tes ini dilakukan
dengan cara menyisipkan kertas saring di fornix inferior mata, kemudian
ditunggu selama 5 menit. Pada kondisi normal, glandula lacrimalis dapat
memproduksi air mata 10 mm dari pangkal ketrtas saring basah oleh air mata.
C. Tes Anel adalah tes yang dilakukan untuk melihat patensi ductus lakrimalis. Tes
ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum lakrimalis ke
dalam saccus lakrimalis, kemudian disemprotkan larutan garam fisiologis (NaCl).
Tes anel bernilai positif bila ada rasa asin di tenggorokan, dan tes anel bernilai
negatif bila tidak ada asin. Tes anel negatif berarti terdapat patensi pada duktus
nasolakrimalis.
D. Tes Seidel adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui adanya perforasi
kornea. Tes ini dilakukan dengan cara setelah flouresin menempel pada kornea,
dilakukan sedikit penekanan pada korna. Apabila terdapat lubang di kornea,
maka floresin akan tercecer oleh aquos humor dan keluar sehingga tampak
sebagai suatu aliran.
E. Tes shadow adalah tes yang digunakan untuk mengetahui stadium katara.
Prinsipnya, apabila lensa belum keruh seluruhnya, ketika disinari menggunakan
senter dari depan bola mata dengan sudut 45oC, sinar akan dipantulkan dan
mengenai iris, sehingga terbentuk bayangan iris pada pupil yang terlihat seperti
bulan sabit. Shadow tes positif bila didapatkan pupil terlihat seperti bulan sabit.

Anda mungkin juga menyukai