Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI

ASTM-TBP-EFV PRODUK MINYAK BUMI

DISUSUN OLEH
NAMA ( NIM) : Rahmad Hidayat (15 644 018)
Rizqie Chandra Pratama (15 644 019)
Sarah Elvina (15 644 049)
Lilik Marwaty (15 644 053)
Fanida Ariani Ningtias (15 644 054)
KELOMPOK : VI (Enam)
KELAS : VII A / S-1 Terapan

DOSEN PEMBIMBING : Ibnu Eka Rahayu, MT

LABORATORIUM PILOT PLANT


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI


ASTM-TBP-EFV PRODUK MINYAK BUMI

NAMA ( NIM) : Rahmad Hidayat (15 644 018)


Rizqie Chandra Pratama (15 644 019)
Sarah Elvina (15 644 049)
Lilik Marwaty (15 644 053)
Fanida Ariani Ningtias (15 644 054)
KELOMPOK : VI (Enam)
KELAS : VII A / S-1 Terapan

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 2018

Mengesahkan dan Menyetujui


Dosen Pembimbing

Ibnu Eka Rahayu, MT


NIP. 19811103 200604 1 004
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui metode ASTM D86
2. Untuk mengetahui alat, metode dan standar pada ASTM D86
3. Dapat mengkonversi kurva ASTM-TBP-EFV

1.2 Dasar Teori


1.2.1 ASTM D86
Minyak bumi merupakan bahan dasar dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Dimana
sebelum dilakukan pemasaran produk, terlebih dahulu dilakukan berbagai uji produk.
Produk itu harus memenuhi standarnya dan perlu diperhatikan misalnya, octane number,
volatilitas, pour point dan specific gravity.
Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian tersebut adalah dengan metode
ASTM D86. Metode yang menggunakan sistem destilasi ini meliputi destilasi atmosfer
produk BBM dengan destilasi batch laboratorium. ASTM D86 merupakan sebuah
Standar Nasional Amerika, yang digunakan untuk Uji Destilasi Produk Petroleum di
tekanan udara.
Destilasi ASTM / Destilasi Engler (ASTM D86) / Destilasi Atmosferik merupakan
destilasi diferensial yang sederhana, dimana sejumlah sampel minyak bumi di didihkan
sampai tidak ada lagi yang menguap. Uap yang terbentuk diembunkan dalam kondensor,
dan kemudian tetes cairan hasil pengembunan (destilat) ditampung dalam gelas ukur.
Temperatur uap yang bergerak ke kondensor dan volume cairan destilat diukur pada saat
yang bersamaan.
Distilasi ASTM dilaksanakan dalam suatu labu Engler. Pada distilasi ini, tidak
dipergunakan struktur tray maupun packing serta refluks yang ada merupakan efek
kehilangan panas (heat loss) pada struktur leher labu engler. Metode distilasi ini paling
banyak digunakan karena biayanya murah, lebih sederhana, membutuhkan jumlah
sample yang sedikit, serta waktu pengujian yang lebih singkat dibandingkan distilasi
TBP (kurang lebih 1/10 kali waktu pengujian TBP). Distilasi ASTM dilakukan guna
mengetahui kualitas produk (product quality control). Beberapa metode distilasi ASTM
adalah sebagai berikut:
a. ASTM method D86
Metode distilasi ini digunakan untuk menguji motor gasoline, aviation gasoline,
aviation turbine, naphta, kerosine, diesel, distillate fuel oil dan produk-produk yang
serupa. Pengujiannya dilakukan pada tekanan atmosferis. Digunakan termometer yang
dipaparkan langsung dalam labu engler dan hasil pembacaannya tidak ada koreksi stem.
b. ASTM method D216
Metode distilasi ini digunakan untuk menguji natural gasoline. Dilakukan pada
tekanan atmosferis.
c. ASTM method D1160
Metode distilasi ini digunakan untuk menguji produk migas fraksi berat yang dapat
diuapkan secara parsial maupun keseluruhan pada suhu maksimal 750 F pada tekanan
absolut hingga 1 mmHg dan dikondensasikan menjadi fase liquid pada tekanan
pengujian. Tekanan operasi pengujian berkisar antara 1-760 mmHg absolut. Temperatur
diukur dengan perangkat thermocouple.
d. ASTM method D2887
Metode ini merupakan metode simulasi distilasi yang dilakukan dengan gas
chromatography (GC). Metode ini merupakan metode yang paling sederhana yang dapat
melakukan analisis cut point dan boiling range fraksi hidrokarbon dengan ketelitian
tinggi.
Tabel 1. Rentang Titik Didih Produk Destilasi Atmosferik Crude Oil
Fraksi / Produk Rentang Atom C Rentang Titik Didih ASTM (˚C)
Refinery Gas C1-C4 >30
Light Naphta C4-C7 30-100
Heavy Naphta C7-C11 80-200
Kerosene C10-C16 165-280
Light Gas Oil C12-C19 215-340
Heavy Gas Oil C16-C28 290-440
Residue >C25 >440
Terminologi yang umum digunakan dalam menguji distilasi ASTM D86 adalah sebagai
berikut:

a. Initial Boiling Point (IBP): Pembacaan termometer terkoreksi yang di amati saat
terjadi tetesan kondensat pertama kali di gelas ukur penampung 100ml.

b. Persen evaporated : Penjumlahan dari persen yang ter recover di gelas ukur
penampung 100ml dengan persen loss

c. Persen loss : Adalah 100 dikurangi persen total kondensat yang tertampung di gelas
ukur 100ml dan dikurangi lagi dengan persen residu

d. Persen recovered : Volume kondensat yang tertampung di gelas ukur 100ml dan
dinyatakan dalam persen volume dari volume sample.

e. Persen recovery : Persen recover maksimum yang di dapat saat distilasi telah
dihentikan.

f. Persen total recovery : Kombinasi persen recovery dan residu di labu.

g. Persen residu : Volume residu yang tertinggal di labu dan dinyatakan dalam persen
volume dari volume sample.

1.2.2 TBP-EFV
1.2.2.1 Distilasi TBP (True Boiling Point)
Distilasi TBP dilakukan dalam sebuah kolom distilasi dengan 15-100 plates (trays)
teoritis dengan refluks ratio yang tinggi (5:1 atau lebih). Tingkat fraksinasi yang tinggi
pada pengujian ini memberikan distribusi komponen campuran yang akurat. Kekurangan
distilasi TBP adalah tidak adanya standarisasi alat dan prosedur pengujian. Meskipun
demikian, variasi antara laboratorium pengujian yang ada hanya sedikit karena
pemisahan komponen campuran dapat tercapai dengan baik dengan pengujian yang
dilakukan. Distilasi TBP ini dilakukan untuk mengetahui % volume produk yang
diperoleh dari cutting kurva berdasarkan cut point produk yang diharapkan.
1.2.2.2 Distilasi EFV (Equilibrium Flash Vaporization)
Distilasi EFV sangat identik dengan distilasi pada unit distilasi yang sebenarnya.
Oleh karenanya hasil pengujian distilasi EFV ini dijadikan dasar penentuan kondisi
operasi. Pada pengujian distilasi EFV ini, terjadi kesetimbangan vapor-liquid. Namun
demikian, proses pengujian yang menargetkan terjadinya kesetimbangan vapor-liquid
tersebut memakan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan metode pengujian yang
lainnya. Metode ini juga bersesuaian dengan perhitungan secara flash (flash calculation
method). Distilasi EFV ini berfungsi untuk menentukan kondisi operasi unit distilasi.

1.2.2.3 Hubungan Distilasi ASTM-TBP-EFV


Destilasi TBP dan EFV umumnya lebih sulit dilakukan dibandingkan destilasi
ASTM. Untuk mengatasi masalah tersebut, umumnya data hasil destilasi ASTM D86
dapat digunakan untuk memperoleh kurva destilasi TBP dan EFV dengan cara
mengkonversi data hasil destilasi ASTM tersebut. Kurva korelasi data destilasi ASTM-
TBP-EFV dapat dilihat di buku Distillation karangan Mathew Van Winkle maupun buku
karangan Edmister, Applied Hydrocarbon Thermodynamics.

Gambar 1. Kurva Korelasi data destilasi ASTM-TBP-EFV


BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat yang digunakan
1. Labu Destilasi 125 ml
2. Gelas ukur 100 mL
3. Thermometer
4. Kondensor
5. Pemanas
2.1.2 Bahan yang digunakan
1. Bensin
2.2 Prosedur Percobaan
1. Memasukkan 100 ml produk BBM dalam labu destilasi
2. Merangkai peralatan destilasi sederhana dan memasang gelas ukur 100 ml
sebagai penampung kondensatnya
3. Memanaskan pelan-pelan hingga mencapai titik didih awal (IBP) dan catat nilai
IBP tersebut
4. Mencatat temperaturnya setiap kenaikan 10% vol sampai 95% vol
5. Mencatat temperatur tertinggi saat tetesan terakhir diperoleh (EP)
6. Membiarkan beberapa waktu hingga cairan yang berada dalam kondensor
menetes semua, setelah labu destilasi dingin tuangkan sisanya kedalam gelas
ukur dan baca sebagai residu destilasi
7. Membersihkan alat percobaan
8. Melakukan pengolahan data

2.3 Pengolahan Data


a. Merubah data temperatur analisa cruse oil dari ˚C ke ˚F
b. Merubah data temperature ASTM ke TBP, dengan cara :
1. Menghitung selisih temperatur pada interval sesuai tabel pada data analisa
crude oil
2. Mencatat temperature 50% volume destilasi ASTM sesuai tabel pada analisa
crude oil
3. Menghitung ∆T pada 50% volume destilasi TBP menggunakan Figure 12.4
Edmister dengan cara hubungkan garis dari temperatur 50% ASTM hingga
memotong kurva kemudian tarik garis kearah kanan hingga memotong garis
∆T ˚F
4. Menghitung temperatur 50% volume destilasi TBP dengan cara :
Temperatur 50% volume destilasi TBP = Temperatur 50% volume destilasi
ASTM + ∆T 50% volume destilasi TBP
5. Menghitung ∆T destilasi TBP sesuai interval dan ∆T destilasi ASTM dengan
menggunakan Figure 12.5 Edmister
6. Menghitung temperatur destilasi TBP dengan cara :
 Untuk 50% volume destilasi ke atas
= T 50% volume destilasi TBP ˗ ∆T TBP
 Untuk 50% volume destilasi ke bawah
= T 50% volume destilasi TBP + ∆T TBP
c. Merubah data temperatur TBP ke EFV, dengan cara :
1. Menghitung selisih temperatur pada interval sesuai tabel pada data analisa
crude oil dari hasil perhitungan sebelumnya
2. Mencatat temperatur 50% volume destilasi TBP sesuai tabel pada
perhitungan c
3. Menghitung selisih temperatur pada 30% volume destilasi TBP dengan 10%
volume destilasi TBP
4. Menghitung ∆T pada 50% volume destilasi EFV menggunakan Figure 12.6
Edmister dengan cara hubungkan garis dari temperatur 50% TBP hingga
memotong kurva kemudian tarik garis kearah kanan hingga memotong garis
∆T ˚F
5. Menghitung temperatur 50% volume destilasi TBP dengan cara :
Temperatur 50% volume destilasi EFV= Temperatur 50% volume destilasi
TBP + ∆T 50% volume destilasi EFV
6. Menghitung ∆T destilasi EFV sesuai interval dan ∆T destilasi TBP dengan
menggunakan Figure 12.7 Edmister
7. Menghitung temperatur destilasi EFV dengan cara :
 Untuk 50% volume destilasi ke atas
= T 50% volume destilasi EFV ˗ ∆T EFV
 Untuk 50% volume destilasi ke bawah
= T 50% volume destilasi EFV + ∆T EFV
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


Tabel 3.1 Data Perubahan Temperatur
No. Kondisi Data Temperatur (˚C)
1 IBP 46,2
2 5% 59,2
3 10% 65,5
4 20% 73,9
5 30% 78,5
6 40% 88,2
7 50% 86,1
8 60% 66,9
9 70% 62,1
10 80% 61,9
11 90% 61,3
12 EP 58,6
13 Recovery 90%
14 Residu 10%
15 Loss 0%

Tabel 3.2 Konversi Data Temperatur ASTM ke TBP


ASTM TBP
Volume
˚C ˚F DF ˚F DF
IBP 46.2 115.16 73.16
5% 59.2 138.56 23.4 97.16 24
10% 65.5 149.9 11.34 129.16 32
20% 73.9 165.02 15.12 147.16 18
30% 78.5 173.3 8.28 177.16 30
40% 88.2 190.76 17.46 187.16 10
50% 86.2 187.16 -3.6 187.16 0
Tabel 3.3 Konversi Data Temperatur TBP ke EFV
TBP EFV
Volume
F DF F DF
IBP 73.16 164.16
5% 97.16 24 168.16 4
10% 129.16 32 173.16 5
20% 147.16 18 177.16 4
30% 177.16 30 185.16 8
40% 187.16 10 187.16 2
50% 187.16 0 182.16 -5

3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui metode, alat dan standar pada
ASTM D86, kemudian dapat mengkonversi kurva ASTM – TBP – EFV. Destilasi ASTM
D86 ialah destilasi yang sederhana, dimana sejumlah sampel minyak bumi didihkan
sampai tidak ada lagi yang menguap. Uap yang terbentuk diembunkan dalam kondensor,
dan kemudian tetes cairan hasil destilat ditampung dalam gelas ukur.

Destilasi ASTM D86 ini dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang
beredar di pasaran. Pada praktikum ini sampel yang diuji yaitu bensin dengan volume
100 mL dan memasukkannya ke dalam labu destilasi 500 mL dan dipanaskan dengan
mengatur temperatur ±250°C pada heat mantel.

Pada proses destilasi ini data yang diamati adalah temperatur, dimana temperatur
destilasi dicatat setiap 10 mL. Temperatur mula-mula setelah menetes (IBP) tercatat
sebesar 46,2°C. Kemudian pada %volume pertama yaitu 5% memiliki temperatur
sebesar 59,2°C dan dicatat seterusnya hingga tidak ada destilat yang menetes.
Temperatur paling tinggi terjadi pada %volume 40% yaitu 88,2°C yang merupakan end
point dari destilasi ASTM D-86. Untuk hasil destilasi yang diperoleh hingga tidak
terdapat tetesan (berhenti menetes) yaitu maksimal pada %volume 90% dengan
temperatur sebesar 61,3°C dan residu sebesar 10%.

Data temperatur ASTM yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan data


temperatur ASTM dari Dirjen Migas. Dari hasil perbandingan tersebut menunjukkan
bahwa data temperatur ASTM praktikum masuk dalam batasan yang dianjurkan dari
Dirjen Migas. Setelah membandingkan ASTM dari praktikum dengan nilai temperatur
ASTM Dirjen Migas, kemudian mengkonversi data ASTM ke TBP – EFV untuk
memperoleh kurva destilasi dibawah ini.

ASTM-TBP-EFV
250

200

150
T (F)

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
%vOLUME

ASTM TBP EFV

Dari kurva diatas, hasil perpotongan antara kurva TBP dengan EFV diketahui
bahwa jumlah destilat yang diharapkan adalah sebesar 40% volume. Dengan
mengeplotkan %volume dan menarik garis vertikal hingga memotong kurva destilasi
EFV, kemudian ditarik garis secara horizontal dan diperoleh temperatur untuk umpan
masuk kolom destilasi adalah 187.16˚C.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. ASTM D86 merupakan metode yang digunakan untuk menguji kualitas produk
BBM misalnya bensin dengan menggunakan alat destilasi sederhana
2. Hasil Uji kualitas produk bensin dibandingkan dengan standar yang dikeluarkan
oleh Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang berisikan
Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88
3. Hasil konversi kurva ASTM-TBP-EFV diperoleh %volume produk yang
diharapkan sebesar 40% dengan kondisi temperatur umpan masuk unit kolom
destilasi sebesar 187,16˚C.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

ASTM. (2012). Annual Book Of ASTM Standar D-1298 Standar Test Method For
Density, Relative Density (Specific Gravity), Or API Gravity Of Crude Petrolium
And Liquid Petroleum Product By Hidrometer. Philadelphia : American Society
For Testing And Material
Cahyono, M. D. (2014). Crude Oil. 10 September 2018.
https://www.facebook.com/pengolahan.migas/posts/220633734797699
Fathony, A dkk. (2014). Tugas Pengolahan Minyak Bumi. 15 September 2018.
https://id.scribd.com/doc/257717346/Tugas-3-Pengolahan-Minyak-Bumi
Juanda, A. (2011). Makalah Pengolahan Minyak Bumi. 14 September 2018.
http://www .anakciremai.com/2008/07/makalah-kimia-tentang-minyak-bumi.html
Pratama, R. C. (2013). Analisa Fluida Reservoir. 16 September 2018.
http://the-petroleum-engineer.blogspot.co.id/2013/12/penentuan-densitasspecific-
gravity-dan.html
Puspasari, R. (2012). Laporan Resmi AFR. 14 September 2018.
https://www.academia.edu/11370909/Laporan_Resmi_AFR_2012
Tim Laboratorium. (2018). Modul Praktikum Pilot Plant. Politeknik Negeri Samarinda :
Samarinda

Anda mungkin juga menyukai