Anda di halaman 1dari 8

FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB

FRAKTUR

Nama Mahasiswa :
NPM :

Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Precepter
Klinik Akademik
1. Mampu PENGKAJIAN
memberikan a. Demografi
asuhan Nama; Jenis kelamin; Usia; Pekerjaan; Pendidikan; Agama; Suku;
keperawatan pada Alamat
klien dengan b. Riwayat
gangguan fraktur.  Jatuh atau trauma pada tulang
 Nyeri pada area yang fraktur
 Nyeri yang diperburuk oleh gerakan
Fraktur adalah c. Pemeriksaan Fisik
terputusnya  Deformitas. Pembengkakan dari perdarahan local dapat
kontinuitas menyebabkan deformitas pada lokasi fraktur. Spasme otot dapat
jaringan tulang menyebabkan pemendekan tungkai, deformitas rotasional, atau
yang umumnya angulasi. Dibandingkan sisi yang sehat, lokasi fraktur dapat memiliki
disebabkan oleh deformitas yang nyata.
rudapan atau  Pembengkakan. Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari
tekanan eksternal akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah
yang datang lebih ke jaringan sekitar.
besar dari yang  Memar (ekimosis). Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 175
dapat diserap oleh lokasi fraktur.
tulang.  Spasme otot. Sering mengiringi fraktur, spasme otot involunter
sebenernya berfungsi sebagai bidai alami untuk mengurangi gerakan
lebih lanjut dari fragmen fraktur.
 Nyeri. Biasanya terus-menerus, meningkat jika fraktur tidak
diimobilisasi. Terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang
bertindihan, atau cedera pada struktur sekitarnya.
 Ketegangan. Ketegangan di atas lokasi fraktur disebabkan oleh
cedera yang terjadi.
 Kehilangan fungsi. Terjadi karena nyeri yang disebabkan fraktur atau
karena hilangnya fungsi pengungkit-lengan pada tungkai yang
terkena. Kelumpuhan juga terjadi dari cedera saraf.
 Gerakan abnormal dan krepitasi. Terjadi karena gerakan dari bagian
tengah tulang atau gesekan antar fragmen fraktur yang menciptakan
sensasi dan suara deritan.
 Perubahan neurovascular. Terjadi akibat kerusakan saraf perifer atau
struktur vascular yang terkait. Keluhan rasa kebas atau kesemutan
atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari fraktur.
 Syok. Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah. Perdarahan
besar atau tersembunyi dapat menyebabkan syok
d. Pemeriksaan Diagnostik
 Radiografi untuk mengiidentifikasi adanya dislokasi atau sublukasi.
Temuan rontgen yang tidak normal antara lain edema jaringan lunak
atau pergeseran udara karena pergeseran tulang setelah cedera.
Radiografi dari tulang yang patah akan menunjukkan perubahan pada

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 176
kontur normalnya dan disrupsi dari hubungan sendi yang normal.
Garis fraktur akan tampak radiolusens. Radiografi biasanya
dilakukan sebelum reduksi fraktur, setelah reduksi, dan kemudian
secara periodic saat penyembuhan tulang.
 Tomografi computer (computed tomography [CT]) dapat digunakan
untuk mengetahui adanya fraktur, melihat gangguan (hematoma)
pada struktur lain (pembuluh darah).

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko cedera b.d fisik (misalnya kehilangan integritas skeletal (fraktur),
gerakan fragmen tulang)
2. Nyeri akut b.d agen fisik (misalnya spasme otot, gerakan fragmen tulang,
edema, cedera jaringan lunak, alat traksi/mobilitas), psikologis (misalnya
stress, ansietas)
3. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b.d fraktur, trauma, pembedahan,
ortopedik, imobilisasi, kompresi mekanis (misalnya gips, balutan),
obstruksi vaskuler
4. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
(misalnya perubahan aliran darah, emboli darah atau lemak), perubahan
membrane alveolar dan kapiler (misalnya kongesti interstisial, edema
paru)
5. Hambatan mobilitas fisik b.d kehilangan integritas struktur tulang,
penurunan kekuatan atau kendali otot, nyeri atau ketidaknyamanan,
keengganan untuk memulai gerakan, program pembatasan gerakan,
imobilisasi ekstremitas

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 177
6. Kerusakan integritras jaringan b.d factor mekanis (misalnya fraktur
compound, perbaikan bedah, pemasangan pin traksi, kawat, sekrup),
hambatan mobilitas fisik, iritan kimia (misalnya akumulasi ekskresi atau
sekresi), perubahan sensai sirkulasi
7. Risiko infeksi b.d peningkatan paparan lingkungan, pertahanan primer
tidak adekuat, kerusakan kulit, trauma jaringan, prosedur invasive, traksi
skeletal
8. Defisiensi pengetahuan b.d kurang paparan atau mengingat, salah
pengertian terhadap informasi, tidak mengetahui sumber informasi
9. Kesiapan meningkatkan perawatan diri

INTERVENSI
Dx 1
Independen
1. Pertahankan imobilasasi bagian yang terkena dengan cara tirah baring,
gips, bidai, dan traksi. R : Mengurangi nyeri dan mencegah malformasi.
2. Tinggikan dan sokong ekstremitas yang cedera. R : Meningkatkan aliran
balik vena, mengurangi edema/nyeri.
3. Evaluasi dan dokumentasikan laporan nyeri atau ketidaknyamanan,
dengan mencatat lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas (skala 0-10,
atau skala yang mirip), factor yang mengurangi dan memperburuk. Catat
isyarat nyeri nonverbal, seperti perubahan TTV dan emosi atau perilaku.
Dengarkan laporan anggota keluarga/orang terdekat terkait nyeri klien. R
: Menilai perkembangan masalah klien.
4. Lakukan dan awasi latihan RPS pasif/aktif. R : Mempertahankan

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 178
kekuatan otot dan meningkatkan sirkulasi vaskuler.
5. Beri tindakan kenyamanan alternative (masase, mengusap punggung, atau
perubahan posisi). R : Meningkatkan sirkulasi umum, menurunakan area
tekanan lokal dan kelelahan otot.
6. Beri dukungan emosional dan anjurkan penggunaan teknik manajemen
stres (relaksasi progresif, latihan napas dalam, dan visualisasi atau
imajinasi terbimbing; berikan sentuhan terapeutik. R : Mengalihkan
perhatian terhadap nyeri, meningkatkan kontrol terhadap nyeri yang
mungkin berlangsung lama.

Kolaboratif
7. Beri kompres dingin atau kompres es 24-72 jam pertama dan seeuai
kebutuhan sesuai dengan kebijakan atau protocol fasilitas. R :
Menurunkan edema & mengurangi rasa nyeri.
8. Beri medikasi, sesuai indikasi: analgesic opioid dan nonopioid, seperti
morfin, meperidin, atau hidrokodon,; obat antiinflamasi nonsteroid injeksi
dan oral, seperti ketorolak atau ibuprofen; dan/atau relaksan otot, seperti
siklobenzaprin atau karisoprodol. R : Menurunkan nyeri melalui meka-
nisme penghambatan rangsang nyeri baik secara sentral maupun perifer.

Dx 2
Independen
1. Observasi tingkat imobilitas yang disebabkan oleh cedera dan/atau terapi
dan catat persepsi klien tentang imobilitas. R : Menilai perkembangan
masalah klien.

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 179
2. Anjurkan partisipasi dalam aktivitas pengalih atau rekreasi. Pertahankan
lingkungan yang menstimulasi (radio, TV, surat kabar, barang milik
pribadi, gambar, jam, kalender, dan kunjungan dari keluarga dan teman. R
: Memfokuskan perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri/harga diri,
membantu menurunkan isolasi sosial.
3. Instruksikan klien dengan latihan RPS aktif, atau bantu dengan latihan
RPS pasif pada ekstremitas yang terkena dan tidak terkena. R :
Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal, mempertahankan tonus
otot, mempertahakan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan
mencegah reabsorbsi kalsium karena imobilisasi.
4. Beri footboard, bidai bidai pergelangan tangan, dan trochanter roll atau
hand roll jika tepat. R : Mempertahankan posisi fungsional ekstremitas.
5. Bantu dan anjurkan aktivitas perawatan diri seperti mandi, bercukur, dan
hygiene oral. R : Meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan diri
sesuai kondisi keterbatasan klien.
6. Ubah posisi secara berkala dan anjurkan latihan batuk dan napas dalam. R
: Menurunkan insiden komplikasi kulit dan pernapasan (dekubitus,
atelektasis, penumonia).
7. Anjurkan peningkatan asupan cairan sebesar 2.000-3.000 mL/hari dalam
toleransi jantung. R : Mempertahankan hidrasi adekuat, mencegah
komplikasi urinarius dan konstipasi.
8. Beri diet tinggi protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral, dengan
membatasi kandungan protein hingga setelah defekasi pertama kali. R :
Kalori dan protein yang cukup diperlukan untuk proses penyembuhan dan
mempertahankan fungsi fisiologis tubuh.

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 180
Kolaboratif
9. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik atau ahli terapi okupasional
dan/atau spesialis rehabilitasi. R : Kerjasama dengan fisioterapis perlu
untuk menyusun program aktivitas fisik secara individual.

Dx 3
Independen
1. Inspeksi kulit untuk mengetahui adanya iritasi sebelumnya atau kerusakan
yang terus-menerus. R : Kemerahan/abrasi dapat menimbulkan infeksi
tulang.
2. Observasi area pemasangan pin dan area kulit, dengan mencatat laporan
peningkatan nyeri atau sensasi terbakar, atau adnya edema, eritema, bau
busuk, atau drainase. R : Dapat mengindikasikan timbulnya infeksi
lokal/nekrosis jaringan yang dapat menimbulkan osteomielitis.
3. Beri pin steril atau perawatan luka sesuai dengan protocol, dan latih
praktik mencuci tangan yang cermat. R : Dapat mencegah kontaminasi
silang dan kemungkinan infeksi.
4. Observasi luka untuk mengetahui adanya pembentukan bula, krepitasi,
perubahan warna kulit menjadi warna perunggu, drainase berbusa atau
berbau buah. R : Tanda perkiraan infeksi gas gangren.
5. Investigasi awitan nyeri tiba-tiba atau keterbatasan gerakan dengan edema
terlokalisasi dan eritema pada ekstremitas yang cedera. R : Dapat
mengindikasikan terjadinya osteomielitis.
6. Lakukan prosedur isolasi yang diprogramkan. R : Adanya drainase

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 181
purulen akan memerlukan kewaspadaan luka untuk mencegah kontaminasi
silang.

Kolaboratif
7. Pantau pemeriksaan laboratorium/diagnostic, seperti:
HDL (R : Anemia dapat terjadi pada osteomielitis, leukositosis biasanya
ada dengan proses infeksi)
LED (R : Peningkatan osteomielitis)
Kultur dan sensitivitas luka, serum, dan/atau tulang (R : Mengidentifikasi
organisme infeksi)
8. Beri medikasi, sesuai indikasi, seperti:
Antibiotic IV/topical (R : Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara
profilaksis/dapat ditunjukkan pada mikroorganisme khusus)
Beri irigasi luka/tulang, dan laukan rendam hangat dan lembap, sesuai
indikasi (R : Debridement lokal/pembersihan luka menurunkan
mikroorganisme dan insiden infeksi sistemik)
9. Bantu prosedur seperti insisi dan drainase, pemasangan drain, dan terapi
oksigen hiperbarik. R : Prosedur dilakukan pada pengobatan infeksi
lokal,osteomielitis, gas gangren.
10. Siapkan pembedahan sesuai indikasi. R : Sequestrektomi/pengangkatan
tulang nekrotik perlu untuk membantu penyembuhan dan mencegah
perluasan proses infeksi.

PROGRAM PROFESI NERS FIK UMJ 2016 (GANJIL) | LOG BOOK KMB MOBILITAS FISIK: FRAKTUR 182

Anda mungkin juga menyukai