FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2023 PENATALAKSANAAN PENGERTIAN MANIFESTASI KLINIK Pre operasi : Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Fraktur 1. Nyeri terus menerus - Lembar informed concent ekstremitas bawah merupakan hilangnya kontinuitas tulang femur, tibia 2. Hilangnya fungsi - Cukur fibula, dan jari-jari kaki (Clevo & TH, 2012). Tindakan ORIF (Open 3. Deformitas Reduction Internal Fixation) adalah suatu jenis Tindakan pembedahan 4. Pemendekan ekstremitas - Puasa dengan pemasangan fiksasi internal dengan melakukan pembedahan 5. Krepitus untuk memasukan paku, sekrup atau pen kedalam tempat fraktur yang - Riwayat alergi 6. Pembengkakan local dilakukan ketika fraktur tidak dapat direduksi secara baik dengan reduksi 7. Perubahan warna - Riwayat penyakit tertutup, - Pemeriksaan Alat - Persiapan alat instrument bedan dan obat PEMERIKSAAN PENUNJANG - 6 SKP 1. Pemeriksaan Radiologi FRAKTUR EKSTREMITAS Intra operasi : a) Sinar Rontgen BAWAH / ORIF - Pemindahan pasien dari bed PP ke meja operasi Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting - Posisi pasien adalah menggunakan sinar rontgen (x-ray). - Jenis anastesi b) Tomografi - Memakai apron, cuci tangan, gowning, gloving, c) Myelografi PATOFISIOLOGI draping 2. Pemeriksaan Laboratorium Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya Pemeriksaan laboratorium yang - Skin preparation ( Cairan povidone iodion ) dalam tubuh, yaitu stres, gangguan fisik, gangguan metbolik, diperlukan antara lain pemeriksaan patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang Post operasi : kalsium serum dan Fosfor serum terbuka maupun yang tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan meningkat pada tahap - Pemindahan ke RR mengakibatkan perdarahan, maka volume darah menurun. COP penyembuhan tulang, Alkalin Fosfat menurun maka terjadilah perubahan perfusi jaringan. Hematoma - Pengkajian ABCD meningkat pada kerusakan tulang akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edema local dan menunjukkan kegiatan maka penumpukan didalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup - Pemasangan alat monitor osteoblastik dalam membentuk akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan gangguan tulang, enzim otot seperti kreatinin - Pengkajian nyeri rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat kinase, Laktat Dehidrogenase terjadi neurovaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga - Pengkajian Keluhan pasien (LDH-5) , Aspartat Amino mobilitas fisik terganggu. Transferase (AST) , Aldolase yang - Pengkajian Resiko jatuh meningkat pada tahap penyembuhan tulang. PATHWAYS INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI Pre operasi : Pre operasi : Evaluasi terhadap nyeri Dx 1 : Ansietas (D.0080) - Ansietas (D.0080) dilakukan dengan menilai - Monitor tanda-tanda ansietas , ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan - Nyeri akut (D.0077) kemampuan dalam kepercayaan merespon rangsangan Intra operasi : nyeri, seperti hilangnya - Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan - Risiko Infeksi (D.0142) perasaan nyeri, Dx 2 : Nyeri Akut (D.0077) menurunnya intensitas - Resiko Perdarahan (D.0012) nyeri, dan kemampuan - Identifikasi PQRST, Identifikasi respon nyeri non verbal Post operasi : melakukan ADL secara mandiri. - Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri (Distraksi-relaksasi), fasilitasi - Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) istirahat dan tidur, jelaskan strategi nyeri
- Intoleransi aktivitas (D.0056) Intra operasi :
Dx 1 : Risiko Infeksi (D.0142) - Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik ASUHAN KEPERAWATAN - Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH / ORIF Dx 2 : Resiko Perdarahan (D.0012) - Monitor tanda dan gejala perdarahan, monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah DAFTAR PUSTAKA - Pertahankan bed rest selama perdarahan, kolaborasi pemebrian obat pengontrol PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan Indicator perdarahan Diagnostik) Edisi 1 Cetakan III Revisi. Jakarta: DPP. PPNI. ISBN.978-602- Post operasi : 18445-6-4. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan Tindakan Keperawatan) Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP. PPNI. ISBN.978-602- Dx 1 : Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) 18445-9-5. - Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan , fasilitasi melakukan pergerakan PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi dan Kriteria Hasil - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu, Ajarkan mobilisasi sederhana yang Keperawatan) Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP. PPNI. harus dilakukan http://repository.poltekkes- Dx 2 : Intoleransi aktivitas (D.0056) denpasar.ac.id/7552/3/BAB%20II%20Tinjauan%20pustaka.pdf - Fasilitasi aktivitas fisik rutin, fasilitasi aktivitas motoric untuk merelaksasi otot, http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/ANTON12.pdf - Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas rekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan https://www.academia.edu/35972041/LP_ORIF kecemasan