Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR

Tanggal 20 Maret – 25 Maret 2023

Oleh:
Rania, S. Kep.
NIM: 2230913320042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR

Tanggal 20 Maret – 25 Maret 2023

Oleh:

Rania, S. Kep
NIM. 2230913320042

Banjarmasin, 20 Maret 2023

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, Ns., M.N.S., Ph.D. Selpy Novita, S. Kep., Ners.


NIP. 19820818 200812 1 003 NIP. 19741116 200012 2 002
FRAKTUR
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuaatan dan
sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price & Wilson, 2012)

Etiologi (Price & Wilson, 2012) Manifestasi Klinis (Appley, A. Graham, 1995)
Klasifikasi Fraktur  Tidak dapat menggunakan anggota gerak
Klasifikasi etiologis  Nyeri pembengkakan
 Fraktur traumati  Terdapat trauma
 Fraktur patologis  Gangguan fungsi anggota gerak
Terjadi karena adanya kelainan/penyakit  Deformitas
bawaan yang menyebabkan kelemahan pada  Kelainan gerak
tulang (infeksi, tumor, kelainan bawaan)  Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain
 Fraktur stress
Karena adanya stress kecil dan berulang-
ulang pada daerah tulang yang menopang Faktor Risiko Tanda dan Gejala
bb. (Brunner & Suddarth, (Smeltzer, 2010)
Klasifikasi klinis 2013)  Deformitas
 Fraktur tertutup
 Pembengkakan
Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar  Faktor risiko yang  Memar
 Fraktur terbuka dapat menyebabkan  Spasme otot
Bila terdapat hubungan antara fragmen terjadinya fraktur  Nyeri
tulang dengan dunia luar terbuka diantaranya  Ketegangan
 Fraktur dengan komplikasi adalah usia,  Kehilangan fungsi
Misal malunion, delayed, union, nonunion, perubahan struktur  Gerakan abnormal
infeksi tulang
Klasifikasi radiologis tulang, dan krepitasi
Lokasisasi, konfigurasi, menurut ekstensi, komorbiditas, dan  Perubahan
menurut hubungan antara fragmen tulang dan pekerjaan tertentu. neurovaskular
tulang lainnya  Syok

Pemeriksaan Penunjang Prognosis (Smeltzer, 2010)


(Appley, A. Graham, 1995) Prognosis pada fraktur terbuka tergantung dari tingkat keparahan cedera,
 X-ray semakin tinggi derajat keparahan cedera semakin tinggi risiko infeksi
 Scan tulang dan komplikasi lain. Penundaan operasi juga akan meningkatkan risiko
 Arteriogram infeksi dan memperburuk prognosis pasien.
 Hitung darah lengkap
 Kretinin
 Profil Koagulasi

Penatalaksanaan (Brunner & Suddarth, 2013)


1. Reduksi
Mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup,
mengembalikan fragmen tulang ke posisinya dengan manipulasi dan traksi manual. Alat yang biasanya
digunakan traksi, bidai dan alat lainnya. Reduksi terbuka, dengan pendekatan bedah. Alat fiksasi interna
dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat dan paku.
2. Imobilisasi
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi status neurovaskuler selalu dipantau dan meliputi peredaran
darah, nyeri, perabaan, gerakan.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN FRAKTUR

Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan
3. Pengkajian fisik
4. Pemeriksaan penunjang

Data Pengkajian
1. Pola persepsi kesehatan dan Diagnosis Keperawatan
penanganan kesehatan 1. Nyeri Akut
2. Pola nutrisi-metabolik 2. Hambatan Mobilitas Fisik
3. Pola eliminasi 3. Kerusakan Integritas Kulit
4. Pola aktivitas-latihan 4. Risiko Infeksi
5. Pola istirahat dan tidur 5. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
6. Pola kognitif-persepsi 6. Risiko Syok
7. Pola persepsi diri-konsep diri
8. Pola seksualitas-reproduksi
9. Pola koping-toleransi stress OUTCOME (NOC)
10. Pola peran-hubungan INTERVENSI (NIC)
11. Pola nilai kepercayaan
NOC NIC

Nyeri Akut (00132) Hambatan Mobilitas Fisik (00085) Kerusakan Integritas Kulit (00046)

NOC NOC NOC


Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam, diharapkan: selama 1 x 24 jam, diharapkan: selama 1 x 24 jam, diharapkan:

Tingkat Nyeri (2102) Pergerakan (0208) Integritas Jaringan: Kulit & Membran
1. Panjangnya episode nyeri 1. Koordinasi Mukosa (1101)
2. Ekspresi nyeri wajah 2. Gerakan otot 1. Suhu kulit
3. Tidak bisa beristirahat 3. Gerakan sendi 2. Hidrasi
4. Tekanan darah 4. Kinerja pengaturan tubuh 3. Integritas kulit
4. Lesi pada kulit
Ket. Dari skala 2 (cukup berat) menjadi skala Ket. Dari skala 2 (banyak terganggu) menjadi 5. Nekrosis
4 (ringan) skala 4 (sedikit terganggu)
Ket. Dari skala 2 (banyak terganggu) menjadi
NIC: Terapi Relaksasi (6040) NIC: Relaksasi Otot Progresif (1460) skala 4 (sedikit terganggu)
1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat 1. Posisikan pasien klienpada posisi yang
relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia nyaman NIC: Perawatan Luka (3660)
2. Berikan deskripsi deetail terkait intervensi 2. Skrining adanya cedera ortopedik leher 1. Angkat balutan dan plester perekat
relaksasi yang dipilih atau punggung dimana hiperekstensi dari 2. Bersihkan dengan normal saline atau
3. Dorong klien untuk mengambil posisi yang tulang punggung bagian atas akan pembersih yang tidak beracun, dengan
nyaman menambahkan rasa tidak nyaman dan tepat
4. Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi komplikasi 3. Berikan rawatan insisi pada luka, yang
pada klien 3. Instruksikan klien untuk melakukan latihan diperlukan
5. Dorong klien untuk mengulang praktik relaksasi rahang 4. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis
teknik relaksasi, jika memungkinkan 4. Biarkan klien tegang selama 5-10 detik luka
setiap 8-16 kelompok otot utama 5. Pertahankan teknik balutan steril ketika
5. Instruksikan klien untuk berfokus pada melakukan perawatan luka, dengan tepat
sensasi otot pada saat rileks 6. Periksa luka setiap kali perubahan balutan
6. Tegangkan kelompok otot pasien lagi, jika 7. Bandingkan dan catat setiap perubahan
relaksasi tidak terjadi luka
NOC NIC

Risiko Infeksi (00004) Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Risiko syok (00205)
(00204)
NOC NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan NOC Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam, diharapkan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan:
selama 1 x 24 jam, diharapkan:
Keparahan Infeksi (0703 ) Keparahan Syok: Hipovolemik (0419)
1. Kemerahan Perfusi Jaringan: Perifer (0407) 1. Penurunan tekanan nadi perifer
2. Cairan luka yang berbau busuk 1. Pengisian kapiler jari 2. Penurunan tekanan darah sistolik
3. Nyeri 2. Suhu kulit ujung kaki dan tangan 3. Penurunan tekanan darah diastolik
4. Jaringan lunak 3. Kekuatan denyut nadi karotis (kanan) 4. Melambatnya wakktu pengisian kapiler
4. Indeks jantung 5. Nadi lemah dan halus
Ket. Dari skala 2 (cukup berat) menjadi skala 5. Banyak berkeringat 6. Penurunan tingkat kesadaran
4 (ringan)
Ket. Dari skala 2 (deviasi yang cukup besar Ket. Dari skala 2 (cukup berat) menjadi skala
NIC: Pengecekan Kulit (3590) dari kisaran normal) menjadi skala 4 (deviasi 4 (ringan)
1. Periksa kulit dan selaput lendir terkait ringan dari kisaran normal)
dengan adanya kemerahan, kehangatan NIC: Manajemen Cairan (4120)
ekstremitas, edema atau drainase NIC: Manajemen Sensasi Perifer (2660) 1. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat
2. Amati warna, kehangatan, bengkak, 1. monitor sensasi tumpul atau tajam dan output
pulsasi, tekstur, edema dan ulserasi pada panas dan dingin 2. Monitor tanda-tanda vital klien
ekstremitas 2. monitor adanya parathesia dengan tepat 3. Berikan cairan, dengan tepat
3. Monitor infeksi terutama pada daerah luka 3. hindari dan selalu monitor penggunan 4. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
terapi kompres panas atau dingin seperti 5. Monitor reaksi pasien terhadap terapi
penggunaan bantalan panas, botol berisi elektrolit yang diresepkan
air, panas atau dengan kantong es
4. letakkan bantalan pada bagian tubuh yang
terganggu untuk melindungi area tersebut
5. lindungi tubuh terhadap area perubahan
suhu yang ekstrim
PATHWAY FRAKTUR

Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

Fraktur

Diskontinuitas tulang Pergeseran frakmen tulang Nyeri Akut (00132)

Perub jaringan sekitar Kerusakan frakmen tulang

Tek sumsum tulang lebih


Pergeseran fragmen tulang Spasme otot tinggi dari kapiler

Melepaskan katekolamin
Deformitas Peningkatan tek kapiler

Metabolisme asam lemak


Ggn fungsi ekstremitas Pelepasan hitamin

Bergabung dg trombosit
Hambatan mobilitas fisik Protein plasma hilang
(00085)
Emboli
Laserasi kulit Edema

Menyumbat pembuluh
Penekanan pembuluh darah darah

Putus vena/arteri Kerusakan integritas Ketidakefektifan perfusi


kulit (00046) jaringan perifer (00204)
Risiko infeksi (00004)

Putus vena/arteri Kehilangan volume cairan


Risiko syok (00205)
DAFTAR PUSTAKA

Apley, A.G. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta: Widya Medika.

Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 8 th ed. Jakarta: EGC.

Bulchek, G. M. et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). 6th ed. Jakarta: Elsevier.

Herdman, T. Heather & Shigemi. 2018. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. 11th ed. Jakarta: EGC.

Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th ed. Jakarta: Elsevier.

Price, S.A & Wilson, L.M.C. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. 6th ed.
Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 8th ed. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai