Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF / SUBDEPARTEMEN BEDAH ORTHOPEDI


RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA
Tahun 2012-2014
OSTEOARTHRITIS

1. Pengertian Nyeri, pembengkakan, kekakuan sendi sampai terjadi


(Definisi)
deformitas dan kehilangan fungsi sendi, terutama pada
sendi besar penyangga berat badan

2. Anamnesis
3. Pemeriksaan X - Ray
- onescan
- Arthroscopy
4. Kriteria
diagnosis

5. Diagnosis Osteoarthritis

6. Diagnosis Avascular necrosis


Banding
- Inflamatory arthropathy
- DISH
- Potyarthritis oleh systemic disease (gout, psoriatis)

7. Terapi Fisioterapi
NSAID
Debridement dengan arthroscopy Re-
aligment dengan osteotomi Joint
replacement

8. Edukasi

9. Prognosis Baik

10. Tingkat I
evidense
11. Tingkat A
rekomendasi
12. Penelaah kritis

13. Indikator medis


14. Kepustakaan

Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Orthopedi

dr. Herjunianto, Sp.PD, MMRS dr. Adi Suriyanto,Sp.OT


Kolonel Laut (K) Nrp 11300/P Letkol Laut (K) NRP.12510/P

Kepala Rumkital Dr. Ramelan

dr. IDG Nalendra DI, Sp.B Sp.BTKV (K)


Laksamana Pertama TNI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF / SUBDEPARTEMEN BEDAH ORTHOPEDI
RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA
Tahun 2012-2014
HEMOPHILIC ARTHROPATHY

1.Pengertian Nyeri, pembengkakan, kekakuan sendi sampai terjadi


(Definisi)
deformitas dan kehilangan fungsi sendi, terutama pada
sendi lutut, ankle, siku dan bahu. Dapat disertai perdarahan
sendi.

2.Anamnesis
3.Pemeriksaan X-Ray
- pemeriksaan lab factor VIII dan IX

4.Kriteria diagnosis

5.Diagnosis Hemophilic Arthrophaty

6.Diagnosis Avascular necrosis


Banding
 lnflamatory arthropathy
 Potyarthritis oleh systemic disease ( gout, psoriasis)

7.Terapi NSAID dan imobilisasi dengan splint


Terapi untuk perdarahan sendi akut (faktor VIII dan (X)
Re-aligment dengan osteotomi
Arthrodesis
Joint replacement.

8.Edukasi

9.Prognosis Baik

10.Tingkat evidense I
11.Tingkat A
rekomendasi
12.Penelaah kritis

13.Indikator medis
14.Kepustakaan

Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Orthopedi

dr. Herjunianto, Sp.PD, MMRS dr. Adi Suriyanto,Sp.OT


Kolonel Laut (K) Nrp 11300/P Letkol Laut (K) NRP.12510/P

Kepala Rumkital Dr. Ramelan

dr. IDG Nalendra DI, Sp.B Sp.BTKV (K)


Laksamana Pertama TNI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF / SUBDEPARTEMEN BEDAH ORTHOPEDI
RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA
Tahun 2012-2014
NEUROPATHIC JOINT DISEASE
1.Pengertian kerusakan sendi yang hebat tanpa disertai nyeri
(Definisi)
dan hitangnya sensasi posisi.
Pembengkakan, deformitas yang progresif serta terjadi
instabititas pada sendi yang terkena.

2.Anamnesis

3.Pemeriksaan

4.Kriteria diagnosis

5.Diagnosis Neuropathic Joint Disease

6.Diagnosis Neurosyphitis
Banding
Syringomyetia
Multiple sclerosis
Neuritis perifer (i.e diabetes)

7.Terapi Fisioterapi
NSAID bila diperlukan Bracing

8.Edukasi

9.Prognosis Baik

10.Tingkat evidense I
11.Tingkat A
rekomendasi
12.Penelaah kritis

13.Indikator medis
14.Kepustakaan

Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Orthopedi

dr. Herjunianto, Sp.PD, MMRS dr. Adi Suriyanto,Sp.OT


Kolonel Laut (K) Nrp 11300/P Letkol Laut (K) NRP.12510/P

Kepala Rumkital Dr. Ramelan

dr. IDG Nalendra DI, Sp.B Sp.BTKV (K)


Laksamana Pertama TNI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF / SUBDEPARTEMEN BEDAH ORTHOPEDI
RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA
Tahun 2012-2014
FRAKTUR (PATAH TULANG)

1.Pengertian Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan dan


(Definisi) lempeng pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak
ada hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar dan
disebut terbuka untuk keadaan sebaliknya. Fraktur
patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang
sebelum fraktur sudah menderita patologi.
2.Anamnesis
3.Pemeriksaan (X-ray) untuk menentukan diagnosis pasti dan penting
untuk perencanaan penatataksanaan.
Pada pemeriksaan radiology tentukan tulang yang fraktur,
bagiannya, ekstensi ke sendi, jenis garis fraktur.
Dibuat minimal dengan dua proyeksi (AP dan lateral) Mencakup
dua sendi (distal dan proksimat).
Pada pasien anak dibuat juga x-ray dari sisi yang what
(untuk perbandingan).
Pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi,
penggunaan zat kontras, CT Scan, MRI, radio isotope
scanning, USG dU.
Pemeriksaan laboratorium : darah dan urine.

4.Kriteria diagnosis Adanya riwayat trauma yang adekwat (bukan fraktur


patologis) karena fraktur merupakan akibat dari trauma
maka pertu diperiksa kemungkinan cedera pada organ atau
bagian tubuh yang lain (Primary survey ATLS). Pada
status generalhs diperiksa apakah pasien mengalami syok
atau perdarahan, trauma pada kepala, medulla
spinalis atau organ viserta serta ditentukan apakah
ada faktor yang menyebabkan fraktur mudah terjadi.
Pada status lokalis (secondary survey) diperiksa
adanya tanda-tanda fraktur secara sistematis (look,
feet, move) seperti bengkak, luka pada kulit (fraktur
terbuka atau tertutup), deformitas, nyeri tekan, kondisi
neurovascular distal, adanya gerakan abnormal pada
daerah yang diduga fraktur.
5.Diagnosis Fraktur (Patah tulang)
6.Diagnosis Terutama pada fraktur yang dekat dengan sendi ; fraktur
Banding dislokasi atau fraktur dan distokasi.
7.Terapi Tujuan Menyelamatkan penderita dari bahaya yang
mengancam jiwa pasien akibat dari trauma yang thalami.
Mendapatkan penyambungan tulang dengan kedudukan
yang dapat diterima (memenuhi syarat, mendapatkan
kembati fungsi anggota gerak yang cedera).
Penanganansecara Orthopedi : tindakan penyelamatan jiwa
sesuai dengan prosedur ATLS (Advanced Trauma Life
Support). Penanganan terhadap frakturnya : pada pertoiogan
pertama, ditakukan pemasangan bidai pada anggota gerak
yang diduga patah/distokasi untuk mengurangi pergerakkan antar
fragmen tulang sehingga dapat mengurangi nyeri,
perdarahan dan menghindari kerusakan jaringan lebih
lanjut serta memudahkan transportasi. Pada prinsipnya
penanganan yang ditakukan adalah sebagai berikut : (4 R)
Recognition (diagnosis Minis dan keadaan sosial pasien)
Reduction (bila terjadi pergeseran fragmen, dapat ditakukan
secara terbuka maupun tertutup) Retention
(mempertahankan kedudukan hasit reduksi, dapat bersifat
internal ataupun eksternal)
Rehabilitation (anggota gerak bawah penting untuk
mobilisasi dan untuk anggota gerak atas, ketrampilan lebih
dipentingkan)
Pada patah tulang terbuka perlu tindakan debridemen dan
disertai dengan pemberian antibiotik profitaksis.

8.Edukasi

9.Prognosis Baik
10.Tingkat evidense I
11.Tingkat A
rekomendasi
12.Penelaah kritis

13.Indikator medis
14.Kepustakaan

Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Orthopedi

dr. Herjunianto, Sp.PD, MMRS dr. Adi Suriyanto,Sp.OT


Kolonel Laut (K) Nrp 11300/P Letkol Laut (K) NRP.12510/P

Kepala Rumkital Dr. Ramelan

dr. IDG Nalendra DI, Sp.B Sp.BTKV (K)


Laksamana Pertama TNI

Anda mungkin juga menyukai