Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PECTORIS

Tanggal 27 Maret – 01 April 2023

Oleh:
Rania, S. Kep.
NIM: 2230913320042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PECTORIS

Tanggal 27 Maret – 01 April 2023

Oleh:

Rania, S. Kep
NIM. 2230913320042

Banjarmasin, 27 Maret 2023

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp.Kep,MB. Siti Rusmiladiyah, S. Kep., Ners.
NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 19800901 200801 2 022
ANGINA PECTORIS
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan dada yang khas, yaitu
seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut
biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan
aktivitasnya (Rahman, A.N. 2015).

Tanda dan Gejala (Rhousan, T & Thadani, Manifestasi Klinis (Rahman, A.N. 2015)
U, 2019)
Angina pectoris stabil: Manifestasi klinis angina adalah nyeri dada yang dapat
 Muncul ketika melakukan aktivitas berat menjalar ke lengan kiri, punggung, rahang, dan ulu
 Biasanya dapat diperkirakan dan nyeri yg hati. Nyeri dada dapat disertai dengan sesak napas,
muncul sama dengan sebelumnya mual, muntah, terkadang keringat dingin. Nyeri dada
 Hilang dalam waktu pendek sekitar 5 menit pada angina pectoris tidak stabil terasa lebih berat
atau kurang daripada angina pectoris stabil.
 Hilang dengan segera ketika beristirahat
 Rasa sakit dapat menyebar ke lengan, Faktor Risiko Etiologi (Rhousan, T &
punggung dan area lain (Brunner & Thadani, U, 2019)
Angina pectoris tidak stabil: Suddarth, 2021)
 Angina yang baru pertama kali/angina stabil Penyebab nyeri dada
Dapat diubah:
dengan karakteristik frekuensi berat dan  Merokok adalah karena iskemia
lamanya meningkat  Hipertensi miokardium. Penyebab
 Timbul waktu istirahat/kerja ringan  Stress iskemia adalah yang
 Tidak dapat diperkirakan  Kurang aktivitas terpenting yaitu obstruksi
 Biasanya lebih parah dan hilang dalam  DM aliran arteri . Obstruksi
waktu yang lebih lama arteri antara lain:
Tidak dapat diubah:
 Dapat tidak akan hilang saat beristirahat trombosis, emboli,
 Usia
ataupun pengobatan angina  Jenis kelamin spasmus, arterosklerosis,
 EKG. Deviasi segmen ST depresi atau  Ras kerusakan kapiler.
elevasi. Emboli adalah massa
abnormal dari zat yang
Pemeriksaan Penunjang (Price, S.A & Wilson, L.M.C, 2016) tak larut yang dibawa dari
 Pemeriksaan EKG
daerah sirkulasi yang satu
 Rontgen dada
 Tes darah ke daerah lainnya.
 Tes stress Emboli dapat berupa
 Ekokardiogram trombus atau gumpalan
 Cardiac Computerized Tomography (CCT) darah, lemak, tumor, dan
 Angiografi koroner lain lain.

Prognosis (Rahman, A.N. 2015)


Prognosis untuk pasien dengan angina pektoris bervariasi. Prognosis ini dipengaruhi oleh fungsi sistolik
ventrikel kiri, luasnya penyakit arteri koroner, durasi olahraga, kondisi morbiditas, dan terapi yang adekuat.

Penatalaksanaan (Smeltzer, S.C, 2019)


Penatalaksanaan komprehensif pasien dengan angina pectoris mencakup terapi farmakologi terhadap
iskemia, pencegahan infark miokard dan kematian, dan revaskularisasi koroner. Terapi farmakologi
terhadap iskemia pada pasien dengan angina pectoris bertujuan untuk meredakan gejala angina serta
mencegah kejadian kardiovaskuler. Penggunaan nitrogliserin kerja cepat sublingual mampu meredakan
gejala nyeri dada yang sedang muncul dan mencegah episode angina berikutnya.
PATHWAY ANGINA PECTORIS

 Aterosklerosis Pajanan Stress Latihan Makan


Fisik makanan berat
 Spasme pembuluh darah terhadap
dingin

Adrenalin Kebutuhan O2 Aliran O2


meningkat jantung meningkat ke
meningkat mesentrikus

Vasokontriksi
pembuluh darah

Aliran O2 arteri
koronaria menurun

Jantung kekurangan O2

Iskemia otot jantung

Kontraksi miokardium Pembentukan asam laktat oleh miokardium


menurun

 Nyeri Akut
Nyeri dada
 Intoleransi Aktivitas
Penurunan Curah Jantung
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN ANGINA PECTORIS

Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan
3. Pengkajian fisik
4. Pemeriksaan penunjang

Data Pengkajian Diagnosis Keperawatan


1. Pola persepsi kesehatan dan 1. Nyeri Akut
penanganan kesehatan 2. Intoleransi Aktivitas
2. Pola nutrisi-metabolik 3. Penurunan Curah Jantung
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas-latihan
5. Pola istirahat dan tidur Nursing Outcomes &
6. Pola kognitif-persepsi Nursing Interventions
7. Pola persepsi diri-konsep diri
8. Pola seksualitas-reproduksi
9. Pola koping-toleransi stress
10. Pola peran-hubungan
11. Pola nilai kepercayaan
Asuhan Keperawatan

Nyeri Akut Intoleran Aktivitas Penurunan Curah Jantung

Nursing Outcomes: Nursing Outcomes: Nursing Outcomes:


Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
selama 1 x 24 jam, diharapkan: x 24 jam, diharapkan: 1 x 24 jam, diharapkan:

Tingkat Nyeri Toleransi Terhadap Aktivitas Keefektifan Pompa Jantung


1. Panjangnya episode nyeri dari cukup berat 1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas dari banyak 1. Suara jantung abnormal dari cukup berat
(skala 2) menjadi ringan (skala 4) terganggu (skala 2) menjadi sedikit terganggu (skala 2) menjadi ringan (skala 4)
2. Ekspresi nyeri wajah dari cukup berat (skala 4) 2. Angina dari cukup berat (skala 2) menjadi
(skala 2) menjadi ringan (skala 4) 2. Frekuensi nadi ketika beraktivitas dari banyak ringan (skala 4)
3. Tidak bisa beristirahat dari cukup berat terganggu (skala 2) menjadi sedikit terganggu 3. Dyspnea dengan aktivitas ringan dari cukup
(skala 2) menjadi ringan (skala 4) (skala 4) berat (skala 2) menjadi ringan (skala 4)
Ket: 3. Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup 4. Intoleransi aktivitas dari cukup berat (skala
1: Berat harian dari banyak terganggu (skala 2) menjadi 2) menjadi ringan (skala 4)
2: Cukup berat sedikit terganggu (skala 4) Ket:
3: Sedang Ket: 1: Berat
4: Ringan 1: Sangat terganggu 2: Cukup berat
5: Tidak ada 2: Banyak terganggu 3: Sedang
3: Cukup terganggu 4: Ringan
Nursing Interventions: 4: Sedikit terganggu 5: Tidak ada
Terapi Relaksasi 5: Tidak terganggu
1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat Nursing Interventions:
relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia Nursing Interventions: Pengaturan Hemodinamik
2. Berikan deskripsi deetail terkait intervensi Terapi Aktivitas 1. Lakukan penilaian komprehensif terhadap
relaksasi yang dipilih 1. Pertimbangkan kemampuan klien dalam status hemodinamik
3. Dorong klien untuk mengambil posisi yang berpartisipasi melalui aktivitas spesifik 2. Gunakan beberapa parameter untuk
nyaman 2. Bantu klien untuk memilih aktivitas dan menentukan status klinis pasien
4. Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pencapaian tujuan melalui aktivitas yang 3. Monitor apa ada edema perifer; distensi vena
pada klien konsisten dengan kemampuan fisik, fisiologis jugularis; bunyi jantung s3 dan s4; dyspnea;
5. Dorong klien untuk mengulang praktik dan sosial penambahan berat badan; dan distensi organ,
teknik relaksasi, jika memungkinkan 3. Bantu klien untuk menjadwalkan waktu-waktu terutama di paru-paru atau jantung
spesifik terkait dengan aktivitas harian 4. Minimalkan stress lingkungan
5. Berkolaborasi dengan dokter, sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2021. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 8 th ed. Jakarta: EGC.

Bulchek, G. M. et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). 6th ed. Jakarta: Elsevier.

Herdman, T. Heather & Shigemi. 2018. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. 11th ed. Jakarta: EGC.

Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th ed. Jakarta: Elsevier.

Price, S.A & Wilson, L.M.C. 2016. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. 6th ed.
Jakarta: EGC.

Rahman, A.N. 2015. Angina Pectoris Stabil. In: Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna
Publishing.

Rhousan, T & Thadani, U. (2019). Stable Angina Medical Therapy Management Guidelines:
A Critical Review of Guidelines from the European Society of Cardiology and National
Institute for Health and Care Excellence. European Cediology Review, 14(1), 18-24.

Smeltzer, S.C. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 8th ed. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai