Anda di halaman 1dari 5

CONTOH LAPORAN 2

Energi Potensial Gravitasi


(JUDUL)

Andika Yulianto1), Nanda Oktavia2), Yati Febrianti2), Nurul Hidayat3)


1) Ketua
kelompok
2) Anggota Kelompok
3) Dosen Pendamping

Abstrak: Dalam percobaan ini, penentuan perubahan energi potensial Ep dari sebuah sistem fisis, yang
terdiri dari Bumi dan batang yang dijatuhkan, sebagai fungsi ketinggian h (jarak vertikal pada saat
batang dijatuhkan). Percobaan ini mengklarifikasi keabsahan persamaan Ep1 - Ep2 = mgh, dimana m
adalah massa batang dan g merupakan percepatan gravitasi Bumi. Lebih lanjut, percepatan gravitasi
bumi yang diperoleh dari eksperimen ini adalah 9,81 ±0,02 m/s 2, konsisten dengan hasil yang didapat
oleh para ilmuan.
Kata kunci: Energi potensial gravitasi, massa, ketinggian, Universal Lab Interface

A. Pendahuluan
a. Motivasi
Pandang Ep1 - Ep2 sebagai perubahan energi potensial gravitasi dari sistem, Bumi dan benda jatuh
bebas, dimana Ep1 merepresentasikan energi potensial mula-mula dan Ep2 adalah energi potensial akhir
setelah benda tersebut terjatuh sejauh h. Dari banyak referensi, perubahan energi potensial gravitasi
dinyatakan dengan Ep1 - Ep2 = mgh, dengan m dan g, secara berturut-turut, melambangkan massa benda
dan percepatan gravitasi Bumi. Nilai g, pada kebanyakan lokasi di Bumi, bernilai 9,8 m/s2.
Meskipun nilai percepatan gravitasi Bumi tidak diragukan lagi, akan tetapi verifikasi perolehan
datanya tetap penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, tujuan percobaan ini adalah pembuktian bahwa
benda yang jatuh di sekitar permukaan Bumi, (1) pada ketinggian h tertentu, perubahan energi potensial
Ep1 - Ep2 sebanding dengan massa m, (2) untuk nilai m tertentu, perubahan energi potensial Ep1 - Ep2
berbanding lurus dengan ketinggian h, dan (3) nilai g sama seperti yang telah dilaporkan para pakar.
b. Ringkasan percobaan
Dalam percobaan ini, sebuah batang plastik (pejal) dilepaskan dari keadaan diam, pada ketinggian
tertentu, melalui sebuah fotodetektor yang terhubung dengan komputer. Jejak jatuhnya batangh, pada
interval waktu yang sama, direkam oleh fotodetektor. Dari data ini, kecepatan batang dapat dihitung
sehingga energi kinetik batang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Dengan mengolah data energi
kinetik batang pada ketinggian h yang berbeda-beda, energi potensial pun dapat ditentukan. Jadi, data
perubahan energi potensial sebagai fungsi ketinggian dapat diperoleh. Selain itu, variasi massa batang,
untuk mendapatkan perubahan energi potensial sebagai fungsi massa, dapat diubah dengan
menggunakan batang yang berbeda-beda massanya, namun ukurannya sama.
B. Latar Belakang Teoritis
Energi mekanik batang pada saat dijatuhkan di sekitar permukaan Bumi, wajib kekal, mengikuti
Pers. (1).
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2 (1)
dimana Ek1 dan Ek2 menyatakan energi kinetik awal dan energi kinetik akhir, secara berturut-turut
serta Ep1 dan Ep2 secara berturut-turut menyatakan energi potensial awal dan energi potensial akhir. Jika
batang dijatuhkan dari keadaan diam, maka Ek1 = 0, dan persamaan (1) menjadi
Ep1 - Ep2 = ½mv22 (2)
Jadi, untuk mengukur perubahan energi potensial Ep2 - Ep1 setelah batang jatuh pada ketinggian h,
data yang dibutuhkan adalah massa m dan kecepatan akhir v2 pada ketinggian tersebut. Massa batang
dapat dengan mudah diukur dengan timbangan/neraca. Adapun kecepatan v2 dapat diukur dengan cara
membuat tanda pada batang dengan jarak yang teratur, seperti nampak dalam Gambar 1. Seiring dengan
jatuhnya batang secara vertikal, fotodetektor akan merekam setiap tanda tersebut secara otomatis ke
komputer, lengkap dengan interval waktunya, Δt. Bila jarak antar tanda adalah Δd, maka kecepatannya
dapat dihitung sebagai berikut
v ≈ Δd/Δt (3)
kecepatan ini dapat digunakan untuk menghitung energi kinetik batang setelah jatuh menempuh
ketinggian h.
Sebagai catatan, jika ungkapan Ep1 - Ep2 = mgh benar, maka persamaan (3) akan menjadi
mgh = ½ mv22  gh = ½ v22 (4)
Dengan demikian, jika Ep1 - Ep2 sebanding dengan m, kecepatan akhir batang setelah jatuh pada
jarak h tidak boleh bergantung pada massanya. Di samping itu, massa batang menjadi tidak “penting”
sehingga pengukuran massa tidak relevan.
C. Desain dan Prosedur Percobaan
a. Deskripsi peralatan
Dalam percobaan ini, benda jatuh bebas yang disiapkan adalah batang plastik bersih dengan tinggi
1,1 m dan lebar 8 cm, serta lima garis (tebal garis = 5 cm) dengan jarak antara dua garis terdekat 20 cm.
Massa batang dapat ditambah dengan menggantungkan beban pada salah satu ujung di bagian bawahnya.
Batang tersebut kemudian dijatuhkan (tanpa kecepatan awal) melewati gerbang foto yang tersusun oleh
dua sumber sinar infra merah dan sebuah fotodetektor yang terpasang pada meja sedemikian rupa
sehingga garis yang menghubungkan sumber sinar dan detektor dalam posisi sehorisontal mungkin, tegak
lurus terhadap gerak jatuhnya batang. Luaran fotodetektor terhubung dengan kotak kecil yang kemudian
tersambung dengan rangkaian Universal Lab Interface (ULI) produk Vernier Software, Inc., yang mengolah
sinyal dari gerbang foto sebelum dianalisis dalam Macintosh Centris 610 (nomor seri 3255967). Program
ULI Timer (produk Vernier Software) memonitor luaran dari ULI dan menampilkan pada layar komputer
interval waktu masing-masing lima garis yang ada pada batang saat jatuh dan melewati gerbang foto.
Secara skematis, rangkaian percobaan ini dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Skema percobaan Energi Potensial Gravitasi

b. Deskripsi prosedur percobaan


Setelah asisten dosen memberikan penjelasan singkat tentang penggunaan alat, masing-masing
anggota kelompok kami mengambil peran selama praktikum. Salah satu anggota kelompok (A.Y.)
memegang ujung atas batang dan mengatur posisi vertikalnya sehingga batang siap dijatukan tanpa
kecepatan awal dan dapat melalui gerbang foto dengan sempurna. Tombol start pada ULI Timer kami
tekan persis pada saat A.Y. melepaskan batang. Komputer kemudian secara otomatis merekam dan
menampilkan waktu Δt yang dibutuhkan oleh setiap lima garis yang tertera pada batang untuk melewati
gerbang foto. Kami menulis lima data Δt pada kertas yang telah disiapkan oleh anggota kelompok. Di
samping itu, tebal dan jarak antar garis pada batang juga kami ukur dengan penggaris, dan kami pastikan
bahwa nilainya, secara berturut-turut, adalah (5,0 ± 0,05) cm dan (20,0 ± 0,1) cm.
Setelah data-data yang diperlukan diambil, kami menghitung rerata dan nilai ralat dari data hasil
ukur (menggunakan metode teori ralat) dalam melaporkan nilai Δt. Kami mendiskusikan perhitungan ralat
yang menunjukkan ketakpastian pengukuran alat dan nilainya adalah ± 0,002 s.
Sementara sebagian dari kami menghitung rerata dan ketakpastiannya, anggota kelompok yang
lain secara bergantian melakukan pengukuran sehingga diperoleh pengukuran sebanyak tujuh kali. Tiga
pengukuran dengan tambahan dua beban pada ujung bawah batang. Empat pengukuran yang lain dengan
tambahan empat beban. Data-data tersebut, beserta ralatnya, kami catat di atas kertas. Pada akhirnya,
semua anggota kelompok melakukan analisis data secara individu.
D. Hasil dan Pembahasan (LENGKAP DENGAN TEORI RALAT)
Tabel rerata interval waktu diberikan sebagai berikut1.
Nomor garis Δt (tanpa Δt (penambahan dua Δt (penambahan empat
2
beban) beban)2 beban)2
1 0,0252 0,0250 0,0256
2 0,0179 0,0181 0,0179
3 0,0146 0,0149 0,0144
4 0,0126 0,0124 0,0126
5 0,0112 0,0113 0,0110

Dari tabel tersebut, nampak jelas bahwa kecepatan batang tidak dipengaruhi oleh massa3,
sehingga (sebagaimana dasar teori) Ep1 - Ep2 harus4 sebanding dengan massa batang.
Dari hasil pengukuran Δt untuk batang tanpa penambagan beban, nilai ½mv22 untuk setiap nilai h5
diberikan pada Gambar 2. Menurut LineReg6, gradien garis lurus yang diperoleh sebesar 9,81023 dengan
intesep 0,012865.7 Hal ini membuktikan8 bahwa Ep1 - Ep2 = mgh (meskipun nilai g yang diperoleh dalam
percobaan ini sedikit lebih besar, dikarenakan kesalahan selama pengukuran).9
Gambar 2.10

E. Kesimpulan
Dalam percobaan ini, terbukti bahwa energi kinetik akhir batang yang dijatuhkan pada kehinggian h per
satuan massa adalah ½v22 tidak bergantung pada massa batang dan nampaknya sebanding dengan h,
dengan konstanta kesebandingan sebesar 9,81 ± 0,03 m/s2. Hasil ini sangat konsisten dengan nilai yang
diberikan dalam banyak literatur, yakni g = 9,8 m/s2.

F. Daftar Pustaka
Bevington, Phyllip and Robinson, D. Data Reduction and Error Analysis for the physical Sciences, 2nd ed.
Mc Graw Hill; New York, 1991
NIST. Essentials of Expressing Measurement uncertainty. http//physics.nist.gov/ Uncetainty/
Taylor, John. An Introduction to Error Analysis, 2nd ed. University Science Book; Sausalito, 1997.
Team fisika dasar UM. Persiapan Dan Pembekalan Teori Ralat Dalam Menghadapi Kegiatan Laboratorium.
2008

Anda mungkin juga menyukai