Anda di halaman 1dari 48

1

Gambar 1. Diagram alir pekerjaan main construction

A. Pekerjaan Main Construction


Pekerjaan main construction dimulai dengan penerimaan
Surat Perintah Kerja. Pekerjaan main construction dimulai
selambat-lambatnya tujuh hari setelah penerimaan Surat
Perintah Kerja. Apabila lebih dari tujuh hari pekerjaan
konstruksi belum dimulai, tidak ada sanksi atas keterlambatan
dalam memulai pekerjaan konstruksi. Tetapi apabila pada saat
serah terima kunci mengalami keterlambatan, kontraktor akan
dikenai sanksi. Toleransi keterlambatan pekerjaan konstruksi
2

adalah 7%-10% dari master schedule sesuai kesepakatan


bersama antara pihak owner dan kontraktor.
Dalam diagram alir pada Gambar 1. terdapat beberapa
pekerjaan berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan sebagai awal dimulainya suatu
proyek konstruksi. Terdapat beberapa pekerjaan yang
dilakukan pada tahap persiapan. Berikut diagram alir dari
pekerjaan persiapan:
3

Gambar 2. Diagram alir pekerjaan persiapan

Dilihat dari Gambar 2. terdapat beberapa tahapan


pekerjaan persiapan. Pekerjaan awal pada pekerjaan
persiapan dimulai secara bersamaan, yaitu pekerjaan
gambar kerja, metode pelaksanaan, dokumentasi dan
pekerjaan mobilisasi.
a. Pekerjaan gambar kerja, metode pelaksanaan, dan
dokumentasi.
Pekerjaan gambar kerja (shop drawing) dikerjakan
berdasarkan gambar pelaksanaan (for construction
drawing) dari konsultan. Gambar for con itu sendiri
diberikan secara kontinu, umumnya diberikan per
layer. Metode pelaksanaan dan gambar kerja
dilaksanakan sesuai dengan schedule shop drawing
yang dibuat oleh kontraktor dan telah disetujui MK.
Pekerjaan gambar kerja dan metode pelaksanaan ini
menggunakan alat laptop, printer, dan mesin fotocopy.
4

Dalam pelaksanaan pekerjaan gambar kerja dan


pelaksanaan dilakukan oleh 6 orang yang terbagi
menjadi 2 kelompok kerja. Kelompok pertama terdiri
dari 4 orang yang melakukan pekerjaan gambar kerja
dan metode pelaksanaan struktur. Kelompok kedua
terdiri dari 2 orang yang melakukan pekerjaan
gambar kerja dan metode pelaksanaan arsitektur.
Dokumentasi lapangan merupakan kegiatan
pengambilan gambar setiap progress di lapangan dan
dilakukan setiap satu minggu sekali. Alat yang
digunakan berupa kamera SLR dan drone untuk
pengambilan gambar/dokumentasi di lapangan.
Dokumentasi lapangan dilakukan oleh satu orang staf
Quality Control.
5

Gambar 3. Diagram alir pekerjaan gambar kerja dan


metode pelaksanaan

Gambar 4. Gambar dokumentasi lapangan


menggunakan drone
6

Pada pekerjaan gambar kerja dan metode


pelaksanaan terdapat tahap-tahap seperti Gambar 3,
yaitu:
1) Gambar kerja dan metode pelaksanaan dimulai
setelah schedule shop drawing disubmit oleh MK.
2) Selanjutnya tim engineering membuat gambar
kerja dan metode pelaksanaan, dan diberikan
kepada MK berupa print out.
3) Metode pelaksanaan dan gambar kerja yang telah
dibuat oleh kontraktor dievaluasi oleh MK apakah
terdapat revisi atau tidak. Apabila terdapat revisi,
dilakukan revisi/perbaikan pada gambar kerja
dan metode pelaksanaan yang mengalami revisi.
4) Perbaikan gambar kerja dan metode pelaksanaan
yang telah mendapat persetujuan dari MK
diperbanyak. Apabila tidak terdapat revisi,
gambar kerja dan metode pelaksanaan langsung
diperbanyak.
5) Setelah diperbanyak, gambar kerja dan metode
pelaksanaan didistribusi kepada tim kontraktor,
MK, dan untuk arsip owner.
6) Setelah gambar kejrja dan metode pelaksanaan
didistribusi, kontraktor mengajukan izin
pelaksanaan pada MK.
7) Tahap akhir yaitu dilaksanakan pekerjaan yang
telah mendapat izin dari MK.
b. Pekerjaan mobilisasi
Mobilisasi adalah pengiriman atau pengarahan
sumber daya manusia (tenaga kerja), barang, alat, dan
sarana-prasarana yang dibutuhkan dalam rangka
mengoperasikan suatu proyek sesuai persyaratan
7

yang diminta dalam RKS. Diagram alir pekerjaan


mobilisasi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram alir pekerjaan mobilisasi


8

Pada pekerjaan mobilisasi terdapat beberapa


tahap, yaitu:
1) Pada awal pekerjaan, mobilisasi tenaga kerja,
material, alat-alat dilakukan secara bersamaan.
a) Mobilisasi tenaga kerja
Pada mobilisasi tenaga kerja dibagi
menjadi dua bagian, yaitu mobilisasi tenaga
kerja staff dan tenaga tukang.
Tahapan pada pekerjaan mobilisasi
tenaga staf, yaitu:
 Mobilisasi tenaga staf atau penerimaan
lamaran pekerjaan tenaga staf.
 Pelamar atau calon tenaga staf menjalani
serangkaian tes dan wawancara dari
Kasie (Kepala Sie) Teknik/Komersial,
Bagian Keuangan, dan owner.
 Setelah diterima bekerja di proyek, tenaga
staf melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan bidangnya.
Tahap pada pekerjaan mobilisasi tenaga
tukang, yaitu:
 Mobilisasi tenaga tukang atau
pengerahan tenaga tukang.
 Pada tim komersial tenaga tukang dipilah
dan diseleksi beberapa mandor untuk
melaksanakan pekerjaan.
 Setelah diseleksi oleh tim komersial,
tenaga tukang mulai bekerja pada proyek
konstruksi sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
9

b) Mobilisasi material
Berikut tahapan pada pekerjaan
mobilisasi material:
 Pihak kontraktor melakukan pemesanan
material di beberapa supplier.
 Supplier yang telah menerima pemesanan
dari pihak kontraktor mengirimkan
sampel material kepada kontraktor.
 Sampel material diterima oleh kontraktor.
 Kontraktor mengajukan beberapa sampel
material yang ada untuk disetujui oleh
owner.
 Lalu berikutnya dilakukan pemesanan
material.
 Setelah dipesan, material didatangkan ke
lokasi proyek.
 Material yang datang disortir dan dicek
oleh QC.
 Apabila dinyatakan lolos atau sesuai spek
oleh QC (Lihat Gambar 6.), material yang
dipesan masuk ke dalam gudang material
(Lihat Gambar 7.).
 Material yang disimpan dipisahkan
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan.
 Material yang telah dipisahkan sesuai
dengan kebutuhannya siap digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
10

Gambar 6. Contoh surat jalan yang telah


disetujui oleh QC

Gambar 7. Gudang material

c) Mobilisasi alat-alat
Berikut tahapan pada pekerjaan
mobilisasi alat:
 Pihak kontraktor melakukan
pemesanan/penyewaan alat-alat yang
11

dibutuhkan untuk pelaksanaan


pekerjaan.
 Selanjutnya alat-alat didatangkan ke
lokasi proyek.
 Alat-alat yang telah datang di lokasi
proyek dicek oleh QC dan Sie Danlat
(Pengadaan dan Peralatan). Apabila tidak
sesuai dengan pemesanan dan spek, alat-
alat dikembalikan kepada supplier dan
dilakukan pemesanan kembali.
 Apabila alat-alat yang didatangkan sesuai
dengan spek dan dinyatakan lolos oleh
QC (Lihat Gambar 8.), alat-alat masuk ke
dalam gudang peralatan (storing). (Lihat
Gambar 9.).

Gambar 8. Contoh surat jalan yang telah


lolos QC
12

Gambar 9. Gudang storing

 Kemudian alat-alat dipisahkan sesuai


dengan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan.
 Setelah dipilah, alat-alat siap digunakan.
c. Pekerjaan pembersihan lahan
Setelah dilakukan pekerjaan gambar kerja dan
metode pelaksanaan serta pekerjaan mobilisasi,
dilaksanakan pekerjaan pembersihan lahan. Pekerjaan
pembersihan lahan adalah pekerjaan stripping
(pengelupasan tanah lapis atas yang mengandung
bahan organik) dengan menggunakan alat berat dozer
yang bertujuan membuang ilalang atau tumbuhan
yang mengganggu dan harus disingkirkan. Pekerjaan
pembersihan lahan dikerjakan oleh 5 orang.
Setelah pelaksanaan pekerjaan pembersihan
lahan, dilanjutkan pada pelaksanaan pekerjaan
berikutnya, yaitu: pekerjaan pemagaran, pekerjaan
fasilitas manajemen proyek, dan pekerjaan prasarana
proyek yang dikerjakan secara bersamaan.
13

d. Pekerjaan pemagaran sementara


Lahan proyek telah dipagar mengelilingi proyek
oleh pihak owner, PT Wika Gedung hanya melakukan
perbaikan untuk pagar yang hilang atau roboh dan
membuat pintu gerbang masuk ke area proyek.
Pembuatan gerbang bertujuan untuk aspek
keamanan, pengaturan lalu lintas, dan penjagaan
kebersihan proyek.
Pagar sementara didesain dengan corak dan
warna cat berciri khas PT. Wika Gedung atau menurut
keinginan dan persyaratan dalam RKS. Pagar ini
senantiasa dipelahara oleh kontraktor selama proyek
berlangsung untuk menjaga image proyek, maupun
image kontraktor itu sendiri.

Gambar 10. Pemagaran sementara mengelilingi


proyek

e. Pekerjaan fasilitas manajemen proyek


Pekerjaan fasilitas manajemen proyek
(kontraktor, konsultan pengawas/manajemen
proyek, owner) yaitu kantor atau ruangan bekerja yang
digunakan selama proyek berlangsung untuk
memudahkan dalam pengoperasian dan komunikasi
antar pihak.
14

Kantor didesain sedemikian rupa untuk


menampung aktivitas dari manajemen proyek seperti
ruang kantor, ruang rapat, ruang pimpinan
manajemen, display gambar dan sampel, ruang
mushola, dll. Fasilitas manajemen proyek didesain
oleh staf-staf dari tim produksi.

Gambar 11. Sketch site management proyek cornell &


Denver

f. Pekerjaan prasarana proyek


Pekerjaan sarana dan prasarana seperti listrik, air,
telepon, dan lain-lain dimaksudkan untuk penunjang
jalannya atau pelaksanaan suatu pekerjaan.

Gambar 12. Penentuan listrik proyek


15

g. Pekerjaan pengukuran
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengukuran,
dilakukan penentuan bench mark sebagai titik acuan
dalam pengukuran di lapangan. Yang pertama
dilakukan dalam pekerjaan pengukuran adalah
pengecekan deviasi pancang. Pekerjaan pengukuran
dilakukan oleh tim surveyor yang berjumlah 3 orang.
Pekerjaan pengukuran dicek oleh QC, apakah
sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai dengan
ketentuan dan syarat yang ada pada poin-poin
penilaian form check list (lihat Lampiran 1.), maka
dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya. Jika belum
dilakukan perbaikan pada pekerjaan pengukuran.

(a) (b)
Gambar 13. Pekerjaan pengukuran, (a) penentuan
titik bench mark, (b) pengecekan deviasi pancang

h. Pekerjaan bowplank
Pekerjaan bowplank adalah kelanjutan dari hasil
pengukuran, dimana pada posisi-posisi as bangunan
akan dilakukan pekerjaan penggalian pondasi.
Pekerjaan bowplank dicek oleh QC, apakah sudah
sesuai atau belum. Jika sudah sesuai dengan
ketentuan dan syarat yang ada pada poin-poin
penilaian form check list (lihat Lampiran 2.), maka
16

dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya. Jika belum


dilakukan perbaikan pada pekerjaan bowplank.

2. Pekerjaan struktur
Setelah dilakukan pekerjaan persiapan, dilaksanakan
pekerjan struktur. Pekerjaan struktur dibagi menjadi dua,
yaitu pekerjaan struktur bawah dan struktur atas.
Pada pekerjaan struktur bawah terdapat tahap-tahap
pekerjaan seperti pada Gambar 14., yaitu:
a. Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan galian tanah pada proyek Cornell dan
Denver dikerjakan oleh sub. Kontraktor galian.
Metode galian yang dilaksanakan pada proyek ini
menggunakan metode open cut. Metode galian open cut
merupakan metode paling sederhana yang dilakukan
dengan menggali dari permukaan tanah hingga ke
dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu
tanpa menggunakan dinding penahan. Pekerjaan
galian tanah dilakukan per sektor. Pembagian sektor
dilakukan seperti yang terdapat pada Gambar 15.
Yaitu Sektor 1 sampai dengan 5, area STP, dan area
ground.
Dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah,
mandor menggunakan 4 orang pekerja yang dibagi
menjadi 2 kelompok kerja. Kelompok pertama terdiri
dari 2 orang tukang yang melakukan pekerjaan
penggalian tanah. Kelompok kedua terdiri dari 2
orang pekerja yang melakukan pekerjaan
pengukuran/penentuan kedalaman dan lebar galian.
17
18

Gambar 14. Diagram alir pekerjaan struktur


19

Gambar 15. Gambar pembagian sektor pekerjaan


galian

Terdapat beberapa langkah kerja dalam pekerjaan


galian tanah, antara lain:
1) Mempelajari gambar kerja yang didapatkan dari
tim produksi kontraktor. Gambar kerja digunakan
untuk mengetahui dimensi galian tanah yang
harus dilakukan.
2) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, yaitu:
a) Backhoe
b) Theodolite
c) Bak ukur
3) Melakukan pengukuran lebar dan panjang tanah
yang akan digali menggunakan theodolite dan bak
ukur oleh 2 orang tukang.
4) Dilakukan penggalian bertahap menggunakan 2
backhoe oleh 2 orang tukang.
5) Tukang yang bertugas melakukan pengukuran
terus meninjau kedalaman tanah yang digali
20

setiap 1 meter higga tanah galian mencapai


kedalaman sesuai dengan dimensi yang
dibutuhkan.
6) Apabila galian tanah kelebihan/terlalu dalam
dalam penggalian dilakukan pengurugan kembali
hingga kedalaman galian sesuai dengan dimensi
yang dibutuhkan.
7) Pekerjaan galian tanah dicek oleh QC, apakah
sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ada pada poin-
poin penilaian form check list (lihat Lampiran 2.),
maka dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya.
Jika belum, dilakukan perbaikan pada pekerjaan
galian tanah hingga dinyatakan sesuai oleh QC.

Gambar 16. Pekerjaan galian tanah


21

b. Pekerjaan pemotongan tiang pancang & bobokan


Setelah pekerjaan galian tanah, dilakukkan
pekerjaan pemotongan tiang pancang. Dalam
pelaksanaan pekerjaan pemotongan tiang pancang
dan bobokan tiang pancang, mandor menggunakan 2
sampai 8 orang tiap satu sektor yang dibagi menjadi 2
kelompok kerja. Kelompok pertama melakukan
pekerjaan pemotongan tiang pancang. Kelompok
kedua melakukan pekerjaan bobokan tiang pancang.
Pemotongan dan bobokan 1 tiang pancang dikerjakan
oleh 2 orang. Tahapan langkah kerja dalam pekerjaan
pemotongan tian pancang yaitu:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan.
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,
yaitu:
a) Gerinda
b) Mata pisau gerinda
c) Botol 1,5 liter berisi air dengan tutup yang
telah dilubangi
d) Paku baja
e) Penjapit besi
f) Palu
g) Linggis
3) Tiang pancang dipotong hingga menyisakan 7 cm
di atas permukaan tanah sebagai decking pada
pondasi pile cap. Pemotongan tiap satu tiang
pancang dikerjakan oleh 2 orang. Apabila
pemotongan tiang pancang menggunakan palu,
satu orang bertugas memalu paku baja, satu orang
lainnya bertugas memegangi paku baja dan
mengarahkan titik pukulan ke tiang pancang
22

menggunakan penjepit besi untuk pegangan paku


baja. Sedangkan untuk kelompok yang
melakukan pekerjaan pemotongan tiang pancang
menggunakan gerinda, satu orang bertugas
melakukan pemotongan tiang pancang
menggunakan gerinda dan satu orang lainnya
bertugas menyiramkan air ke mata pisau gerinda.
Botol berisi air digunakan untuk
menyiram mata pisau gerinda pada saat
pemotongan tiang pancang. Gunanya agar
mempermudah pemotongan tiang pancang juga
agar pemakaian mata gerinda tidak cepat tumpul.
Pemotongan tiang pancang tanpa disiram air
mampu memotong 5 tiang pancang tiap 1 mata
pisau gerinda. Sedangkan pemotongan tiang
pancang dengan disiram air mampu memotong 8
tiang pancang tiap 1 mata pisau gerinda.
4) Setelah pemotongan tiang pancang, dilakukan
pembobokan atau pemunculan tulangan tiang
pancang menggunakan palu.
5) Pekerjaan pemotongan tiang pancang dan
bobokan dicek oleh QC, apakah sudah sesuai atau
belum. Jika sudah sesuai dengan ketentuan dan
syarat yang ada pada poin-poin penilaian form
check list (lihat Lampiran 3.), maka dapat
dilaksanakan pekerjaan berikutnya. Jika belum
dilakukan perbaikan pada pekerjaan pemotongan
tiang pancang hingga dinyatakan benar oleh QC.
23

(a) (b)
Gambar 17. Pekerjaan pemotongan tiang pancang,
(a) Pekerjaan pemotongan tiang pancang
menggungakan palu, (b) Pekerjaan pemotongan
tiang pancang meggunakan gerinda

Gambar 18. Pekerjaan bobokan pancang

Setelah pekerjaan potong tiang pancang selesai,


dilakukan pekerjaan berikutnya yaitu pemindahan
material hasil galian & potong tiang pancang,
pekerjaan bowplank begisting, dan pabrikasi besi yang
dilakukan bersamaan.
24

c. Pekerjaan pemindahan material hasil galian & potong


tiang pancang

Gambar 19. Pekerjaan pemindahan material hasil


galian & potong tiang pancang

Lokasi pemindahan material hasil galian &


potong tiang pancang masih berada di area sekitar
proyek atau tidak jauh dari lokasi proyek konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan pemindahan material hasil
galian dan potong tiang pancang dilakukan oleh 1
orang operator backhoe dengan dibantu oleh 1 tukang
untuk membantu mengarahkan dumptruck dan juga
mengikat potongan pancang yang terlalu panjang
pada bucket backhoe. Berikut tahapan pekerjaan
pemindahan material hasil galian & potong tiang
pancang:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan.
25

2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,


yaitu:
a) Dump truck
b) Back hoe
c) Tali dan pengait
3) Material hasil galian dan potong tiang pancang
dipindahkan ke dalam bak dump truck
menggunakan backhoe. Tanah hasil galian
dipindahkan ke dump truck hingga bak dump truck
terisi penuh, kemudian di taruh hasil potong tiang
pancang di atasnya.
4) Material hasil galian dan potong tiang pancang
dipindahkan ke lokasi pemindahan yang tidak
jauh dari proyek dengan jarak ± 500 m dari
proyek.
5) Material hasil galian dipilah kembali sebagai
material urugan tanah pondasi.
d. Pekerjaan urugan
Setelah material dipilah, material yang sesuai
dengan RKS digunakan kembali sebagai material
urugan tanah. Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan
oleh 2–4 orang tukang. Berikut tahapan dari pekerjaan
urugan:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan yang didapat dari tim produksi
kontraktor. Gunanya untuk mengetahui elevasi
tanah yang harus diurug.
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,
yaitu:
a) Cangkul
b) Gerobak pasir (satu roda)
26

3) Tanah hasil galian yang telah dipilah dan


dinyatakan sesuai dengan spek tanah urugan di
lokasi pemindahan material hasil galian, dibawa
ke lokasi proyek menggunkan dump truck.
4) Tanah urugan diletakkan di dekat titik yang akan
diurug.
5) Tanah urugan diangkut menggunakan gerobak
pasir ke lokasi yang akan diurug.
6) Tanah diurug hingga mencapai elevasi yang telah
ditentukan.
7) Lalu pekerjaan urugan dicek oleh QC, apakah
sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ada pada poin-
poin penilaian form check list (lihat Lampiran 5.),
maka dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya.
Jika belum dilakukan perbaikan pada pekerjaan
urugan.
e. Pekerjaan pabrikasi besi
Pekerjaan pabrikasi besi, mencakup pemotongan
besi dan pembengkokan besi, dilaksanakan pada area
pabrikasi besi (lihat Gambar 20.). Pabrikasi besi
dilakukan oleh 4 orang tukang yang dibagi menjadi 2
kelompok kerja. Kelompok kerja yang pertama terdiri
dari 2 orang yang melakukan pekerjaan pemotongan
besi dan 2 orang lainnya melakukan pekerjaan
pembengkokan besi. Berikut tahapan dari pekerjaan
pabrikasi besi:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan yang diberikan oleh tim produksi
kontraktor, gunanya untuk mengetahui dimensi
objek yang akan dilakukan pembesian, dimensi
27

tulangan yang dibutuhkan, jumlah tulangan, jenis


tulangan, dan sudut bengkokan.

Gambar 20. Lokasi pabrikasi besi

2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,


yaitu:
a) Bar cutter
b) Bar bender
c) Mixer beton
d) Cetakan silinder beton untuk decking beton
3) Mempersiapkan material yang dibutuhkan, yaitu:
a) Besi sesuai spesifikasi yang dibutuhkan
b) Semen
c) Pasir
d) Air
e) Kerikil
4) Memotong besi sesuai ukuran pada gambar kerja.
5) Pembengkokan besi sesuai gambar kerja.
6) Pencampuran adukan beton menggunakan mixer
beton.
28

7) Beton dituang pada cetakan silinder yang telah


diolesi oli agar beton tidak lengket atau melekat
pada cetakan.
8) Pekerjaan pabrikasi besi dicek oleh QC, apakah
sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ada pada poin-
poin penilaian form check list (lihat Lampiran 6.),
maka dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya.
Jika belum dilakukan perbaikan pada pekerjaan
pabrikasi besi.
f. Pekerjaan bowplank begisting pile cap dan tie beam

Gambar 21. Pekerjaan bowplank begisting pile cap

Bowplank begisting digunakan untuk membangun


titik-titik pasangan batako pile cap dan tie beam. Dalam
pelaksanaan pekerjaan bowplank dilakukan oleh 1–4
orang tukang, tergantung tipe pile cap dan tie beam.
Umumnya dikerjakan oleh 2 orang tukang tiap satu
tipe pile cap. Pada pekerjaan bowplank terdapat
beberapa tahap sebagai berikut:
1) Mempelajari gambar kerja yang telah diberikan
oleh tim produksi kontraktor, untuk mengetahui
29

dimensi pile cap dan tie beam, koordinat atau letak


pile cap dan tie beam.
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,
yaitu:
a) Palu
b) Paku
c) Meteran
d) Siku air
3) Mempersiapkan bahan yang dibutuhkan, yaitu:
a) Tali
b) Tongkat besi (tongkat besi yang digunakan
merupakan sisa potongan besi tulangan).
c) Bendrat
4) Mengukur bagian yang akan dikerjakan.
5) Menancapkan besi pertama menggunakan palu,
dan kelurusan besi dicek menggunakan siku air.
6) Besi penahan dipasang pada besi pertama dan
diikat menggunakan bendrat.
7) Ukur ketinggian dan lebar batas bouwplank
menggunakan meteran.
8) Besi dipasang pada bagian pojok-pojok bidang
yang akan dikerjakan dan menggunakan siku air
supaya tegak.
9) Kemudian tali dipasang pada batas bouwplank dan
disambungkan sesuai dengan dimensi yang
sudah ditentukan.
10) Pekerjaan bowplank pile cap dan tie beam dicek oleh
QC, apakah sudah sesuai atau belum. Jika sudah
sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ada
pada poin-poin penilaian form check list (lihat
Lampiran 9), maka dapat dilaksanakan pekerjaan
berikutnya. Jika belum dilakukan perbaikan pada
30

pekerjaan bowplank pile cap dan tie beam hingga


sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ada.
g. Pekerjaan pasangan batako
Pasangan batako yang dikerjakan pada struktur
bawah digunakan sebagai begisting pile cap dan tie
beam. Pelaksanaan pada pekerjaan ini dilakukan oleh
3–12 orang bergantung dari tipe pile cap dan tie beam
yang dikerjakan. Berikut tahapan dari pekerjaan
pasangan batako:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan yang telah diberikan oleh tim
produksi kontraktor, untuk memahami dimensi
pile cap dan tie beam yang akan dikerjakan dan
pemasangan batako.
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,
yaitu:
a) Cetok
b) Alas triplek untuk wadah spesi
c) Ember
d) Mixer beton
e) Ember
f) Cangkul
g) Gerobak pasir
3) Mempersiapkan material yang dibutuhkan, yaitu:
a) Batako
b) Pasir
c) Semen
d) Air
4) Membuat adukan spesi menggunakan mixer
beton, sesuai dengan ketentuan. Perbandingan
bahan campuran spesi yaitu 1 semen : 3,5 pasir :
1,5 air, untuk setiap satu kilogram semen.
31

Gambar 22. Pekerjaan pasangan batako

5) Spesi dibawa ke lokasi pengerjaan pile cap dan tie


beam menggunakan gerobak pasir, lalu di
distribusi menggunakan ember air untuk setiap 1
orang tukang yang mengerjakan pekerjaan
pasangan batako.
6) Batako dipasang sesuai dengan gambar kerja dan
metode pelaksanaan.
7) Pekerjaan pasangan batako dicek oleh QC, apakah
sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ada pada poin-
poin penilaian form check list (lihat Lampiran 4.),
32

maka dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya.


Jika belum dilakukan perbaikan pada pekerjaan
pasangan batako hingga dinyatakan sesuai oleh
QC.
h. Pekerjaan lantai kerja dan marking
Setelah pasangan batako terpasang, dasar pile cap
dibuat lantai kerja dari adukan semen, pasir, dan air.
Pekerjaan lantai kerja dilakukan oleh 4 orang tukang.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai, dilaksanakan
pekerjaan marking oleh tim surveyor. Berikut tahapan
dari pekerjaan lantai kerja dan marking:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan dari tim produksi kontraktor.
Gunanya untuk mengetahui elevasi dasar pile cap
dan tie beam dan koordinat lokasi atau titik yang
akan dimarking.
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan:
a) Mixer beton
b) Gerobak pasir
c) Ember
d) Cetok semen
e) Cangkul
f) Theodolite
g) Marker/cetakan
3) Mempersiapkan material yang dibutuhkan:
a) Semen
b) Pasir
c) Air
d) Pilok
4) Membuat adukan spesi menggunakan mixer
beton, sesuai dengan ketentuan. Perbandingan
33

bahan campuran spesi yaitu 1 semen : 3,5 pasir :


1,5 air, untuk setiap satu kilogram semen.

Gambar 23. Pekerjaan lantai kerja

Gambar 24. Marking pada lantai kerja pile cap

5) Spesi dibawa ke lokasi pengerjaan pile cap dan tie


beam menggunakan gerobak pasir, lalu di
distribusi menggunakan ember air.
34

6) Spesi diratakan dengan ketebalan yang sudah


ditentukan, hingga benar-benar rata
menggunakan cetok semen.
7) Dilakuan marking oleh 2 orang dari tim surveyor.
8) Pekerjaan lantai kerja dan marking dicek oleh QC,
apakah sudah sesuai atau belum. Jika sudah
sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ada
pada poin-poin penilaian form check list (lihat
Lampiran 4.), maka dapat dilaksanakan pekerjaan
berikutnya. Jika belum dilakukan perbaikan pada
pekerjaan lantai kerja dan marking.
i. Pekerjaan pembesian
Setelah semua pekerjaan pabrikasi besi, pekerjaan
lantai kerja & marking, pekerjaan urugan selesai, dan
disetujui oleh QC untuk mengerjakan pekerjaan
selanjutnya, dilanjutkan pekerjaan pembesian pada
pilce cap, tie beam, dan slab. Pekerjaan pembesian
dilakukan oleh 2–8 orang tergantung tipe pile cap dan
tie beam yang akan dikerjakan. Berikut tahapan
pekerjaan pembesian:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan dari tim produksi kontraktor, untuk
mengetahui dimensi pile cap, tie beam, dan slab.
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,
yaitu catut untuk proses perakitan.
3) Mempersiapkan material yang dibutuhkan, yaitu:
a) Besi yang telah dipabrikasi dan sesuai dengan
tipe pile cap dan tie beam yang akan dikerjakan
b) Kawat bendrat
c) Beton decking
4) Perakitan tulangan penutup spun pile, rangka pile
cap, tie beam, slab, dan stek kolom. Pada pile cap dan
35

tie beam beton decking diletakkan diatas lantai kerja


atau sebelum besi tulangan dipasang.

Gambar 25. Pekerjaan pembesian

5) Pekerjaan pembesian dicek oleh QC, apakah


sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai
36

dengan ketentuan dan syarat yang ada pada poin-


poin penilaian form check list (lihat Lampiran 6.),
maka dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya.
Jika belum dilakukan perbaikan pada pekerjaan
pembesian.
j. Pekerjaan pengecoran
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan
penuangan beton ke dalam begisting yang telah
dipasangi besi tulangan. Mutu beton pada pekerjaan
pile cap dan tie beam adalah fc’ 30 MPa. Dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecoran dilakukan oleh 2–
7 orang tukang (tergantung tipe pilce cap yang akan
dikerjakan) dengan 2 kelompok kerja. Kelompok kerja
pertama terdiri dari 2 orang tukang yang bertugas
menjalankan vibrator. Dan sisanya bertugas
memegangi pipa tremi.
Berikut merupakan tahapan dari pekerjaan
pengecoran:
1) Mempelajari gambar kerja dan metode
pelaksanaan dari tim produksi kontraktor, untuk
mengetahui dimensi pile cap, tie beam, dan letak
kolom.
2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan,
yaitu:
a) Concrete Vibrator
b) Pipa tremi
c) Bucket/concrete pump
d) Komposer
e) Magnet yang diikat pada tongkat besi panjang
untuk mengambil sisa potongan bendrat.
f) Stop cor
g) Meteran
37

Gambar 26. Pekerjaan pengecoran

3) Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu


dilakukan pembersihan area cor dari sampah-
sampah organik dan non organik seperti daun,
bekas potongan bendrat, sampah plastik, dan lain-
lain.
4) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu
beton segar yang telah dipesan dari PT. ABI dan
PT CGS.
38

5) Untuk pengecoran bervolume kecil, pengecoran


dilakukan mengunakan bucket dan pipa tremi.
Sedangkam untuk volume besar (raft foundation),
pengecoran dilakukan menggunakan concrete
pump. Untuk pekerjaan raft foundation apabila
dilakukan pada pagi/siang hari, di atasnya
ditutupi oleh terpal agar tidak terkena matahari
langsung. Apabila beton yang dituang terkena
sinar matahari langsung, mengakibatkan retak
pada beton.

Gambar 27. Pekerjaan pengecoran raft foundation

6) Sebelum beton di tuang dalam area cor, setiap


truck mixer yang datang dilakukan uji slump dari
supplier beton dan diambil 3 sampel benda uji tiap
truck mixer.
7) Apabila hasil uji slump sudah sesuai dengan
ketentuan, yaitu 10 cm ± 2 cm untuk beton normal
dan 12 cm ± 2 cm untuk beton integral, Beton
dituangkan ke dalam cetakan/begisting pile cap
dan tie beam.
8) Beton yang telah dituang ke dalam begisting,
dipadatkan menggunakan vibrator untuk
mengeluarkan kandungan udara yang terjebak
39

dalam air campuran beton agar mendapatkan


kekuatan yang merata dan juga untuk
menghindari adanya keropos.
9) Meskipun sudah dihitung volume beton, pada
saat pengecoran tetap dilakukan pengukuran
volume untuk mengontrol banyaknya beton yang
dibutuhkan. Apabila beton yang dipesan terlalu
banyak, pada proyek cornell dan denver beton
dituang ke dalam spun pile yang sudah ditutup
dan diberi stek.

Gambar 28. Tes slump

10) Pekerjaan pengecoran dicek oleh QC, apakah


sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai
40

dengan ketentuan dan syarat yang ada pada poin-


poin penilaian form check list (lihat Lampiran 7),
maka dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya.
Jika belum dilakukan perbaikan pada pekerjaan
pengecoran hingga sesuai dengan spek dan
dinyatakan sesuai oleh QC.
k. Pekerjaan perawatan (curing)
Pekerjaan perawatan atau biasa dikenal dengan
curing dilakukan saat beton sudah mengeras yang
bertujuan untuk menjaga kelembaban beton atau agar
air dalam beton tidak mudah menguap dan
menciptakan pori-pori kosong yang dapat
mengurangi kekuatan beton.
Curing yang dilakukan pada massive concrete atau
raft foundation menggunakan Styrofoam. Tujuan
digunakan Styrofoam sebagai media curing yaitu agar
proses hidrasinya sempurna. Apabila proses hidrasi
terganggu, maka beton akan mengalami keretakan
karena kehilangan air dengan cepat. Berikut tahapan
dari pekerjaan curing atau perawatan beton:
1) Mempelajari metode pelaksanaan dari tim
produksi konrtaktor.
2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan,
yaitu:
a) Ember air
b) Selang air
c) Gerobak pasir
3) Mempersiapkan material yang dibutuhkan yaitu:
a) Air
b) Karung goni/terpal
c) Styrofoam untuk perawatan massive concrete
41

4) Apabila area yang telah dicor tidak jauh dari


drum air, proses penyiraman air menggunakan
selang, dan sebaliknya apabila jauh dari drum air
digunakan ember air dan gerobak pasir untuk
mengangkut air.
5) Setelah beton disiram air, beton ditutupi
menggunakan karung goni yang sudah dibasahi
terlebih dahulu/ditutup menggunakan terpal.

Gambar 29. Masa perawatan beton

6) Penyiraman air/pembasahan beton dilakukan


setiap hari/setiap dua hari sekali hingga usia
beton memasuki usia 7 hari.
42

Lampiran 1. Form check list pekerjaan pengukuran

FORM INSPEKSI
NO : …………………./ INS /……………./ …………..
PROYEK : ………………………………………………………..
PEKERJAAN : PENGUKURAN

No. Ijin Pekerjaan : …………………./ INS /……………./ ……………….


Tanggal : ………………………………………………………………
Lokasi / Posisi : ……………………………………………………………..
No. Gambar Referensi : ……………………………………………………………..
HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
NO ITEM PEMERIKSAAN Diperbaiki
Realisasi Diterima ( Simbol No. )
I II III
I Persiapan
1 Cek Referensi / acuan titik BM
2 Cek titik Gridline & center line
3 Cek patok penunjuk GSJ dan GSB
4 Cek referensi / acuan elevasi
5 Cek batas batas site

II Pemasangan
1 Cek Dimensi
2 Cek Elevasi
3 Cek Jarak
4 Cek posisi terhadap As pedoman
5 Cek marking posisi kolom, pintu, opening, dll
6 Cek marking pinjaman 2 area
7 Cek kejelasan marking

X = Tidak Ѵ = Ya
Catatan :

Disetujui oleh Konsultan MK Dibuat oleh Kontraktor ,


PT. CITRALAND DEVELOPER Tbk PT. WIKA GEDUNG

(………………………………………………) (…………………………………………)
Inspektor Quality Control
43

Lampiran 2. Form check list pekerjaan galian tanah


FORM INSPEKSI
NO : …………………./ INS /……………./ …………..
PROYEK : ……………………………………………………..
PEKERJAAN : Galian tanah

No. Ijin Pekerjaan : …………………./ INS /……………./ …………..


Tanggal : ………………………………………………………………
Lokasi / Posisi : ……………………………………………………………..
No. Gambar Referensi : ……………………………………………………………..
HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
NO ITEM PEMERIKSAAN Diperbaiki
Realisasi Diterima ( Simbol No. )
I II III
I Persiapan
1 K3
2 Stamper
3 Theodolith
4 Waterpass
5 Pompa

II Galian
1 Bouwplank
2 Posisi galian
3 Elevasi
4 Kedalaman sesuai rencana
5 Panjang,lebar & kedalaman galian
6 Kebersihan lokasi
7 Perkuatan tanah tepi galian

V Lantai Kerja
1 Cek Elevasi
2 Kualitas lantai kerja

X = Tidak Ѵ = Ya
Catatan :

Disetujui oleh Konsultan MK Dibuat oleh Kontraktor ,


PT. CITRALAND DEVELOPER Tbk PT. WIKA GEDUNG

(………………………………………………) (…………………………………………)
Inspektor Quality Control
44

Lampiran 3. Form check list pekerjaan potong tiang pancang


FORM INSPEKSI
NO : …………………./ INS /……………./ …………..
PROYEK : ………………………………………………………..
PEKERJAAN : POTONG TIANG PANCANG

No. Ijin Pekerjaan : …………………./ INS /……………./ ……………….


Tanggal : ………………………………………………………………
Lokasi / Posisi : ……………………………………………………………..
No. Gambar Referensi : ……………………………………………………………..
HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
NO ITEM PEMERIKSAAN Diperbaiki
Realisasi Diterima ( Simbol No. )
I II III
I Persiapan
1 K3
2 Exsavator
3 Theodolit
4 Waterpass
5 Pompa

II Pemotongan Tiang Pancang


1 Cek Elevasi
2 Kedalaman sesuai dengan rencana
3 Tiang pancang tidak rusak/ retak
4 Tulangan tidak putus
5 Kebersihan
6 Panjang penyaluran besi

X = Tidak Ѵ = Ya
Catatan :

Disetujui oleh Konsultan MK Dibuat oleh Kontraktor ,


PT. CITRALAND DEVELOPER Tbk PT. WIKA GEDUNG

(………………………………………………) (…………………………………………)
Inspektor Quality Control
45

Lampiran 4. Form check list pekerjaan galian tanah pile cap, potong
tiang pancang, begisting pile cap dan tie beam
FORM INSPEKSI
NO : …………………./ INS /……………./ …………..
PROYEK : ……………………………………………………..
PEKERJAAN : Galian tanah,potong tiang
pancang & bekisting

No. Ijin Pekerjaan : …………………./ INS /……………./ …………..


Tanggal : ………………………………………………………………
Lokasi / Posisi : ……………………………………………………………..
No. Gambar Referensi : ……………………………………………………………..
HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
NO ITEM PEMERIKSAAN Diperbaiki
Realisasi Diterima ( Simbol No. )
I II III
I Persiapan
1 K3
2 Stamper
3 Theodolith
4 Waterpass
5 Pompa

II Galian
1 Bouwplank
2 Posisi galian
3 Panjang, lebar & kedalaman galian
4 Pemadatan tanah
5 Elevasi
6 Kedalaman sesuai rencana
7 Kebersihan Lokasi
8 Perkuatan tanah tepi galian

III Pemotongan tiang pancang


1 Cek Elevasi
2 Kedalaman sesuai rencana
3 Tiang pancang tidak rusak/retak
4 Tulangan tidak putus

IV Bekisting
1 Marking
2 Bekisting kuat
3 Kerapian Bekisting
4 Kebersihan

V Lantai Kerja
1 Cek Elevasi
2 Kualitas lantai kerja

X = Tidak Ѵ = Ya
Catatan :

Disetujui oleh Konsultan MK Dibuat oleh Kontraktor ,


PT. CITRALAND DEVELOPER Tbk PT. WIKA GEDUNG

(………………………………………………) (…………………………………………)
Inspektor Quality Control
46

Lampiran 5. Form check list pekerjaan urugan


FORM INSPEKSI
NO : …………………./ INS /……………./ …………..
PROYEK : ……………………………………………………..
PEKERJAAN : URUGAN

No. Ijin Pekerjaan : …………………./ INS /……………./ …………..


Tanggal : ………………………………………………………………
Lokasi / Posisi : ……………………………………………………………..
No. Gambar Referensi : ……………………………………………………………..
HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
NO ITEM PEMERIKSAAN Diperbaiki
Realisasi Diterima ( Simbol No. )
I II III
I Persiapan
1 K3
2 Stamper
3 Theodolith
4 Waterpass

II Urugan Kembali
1 Buang air tanah
2 Kebersihan tanah
3 Kualitas tanah
4 Pemadatan tanah
5 Elevasi tanah

III Lantai Kerja


1 Cek Elevasi
2 Kualitas Lantai Kerja

X = Tidak Ѵ = Ya
Catatan :

Disetujui oleh Konsultan MK Dibuat oleh Kontraktor ,


PT. CITRALAND DEVELOPER Tbk PT. WIKA GEDUNG

(………………………………………………) (…………………………………………)
Inspektor Quality Control
47

Lampiran 6. Form check list pekerjaan pembesian pile cap & tie beam
FORM INSPEKSI
NO : …………………./ INS /……………./ …………..
PROYEK : ……………………………………………………..
PEKERJAAN : PEMBESIAN PILE CAP , TIE BEAM

No. Ijin Pekerjaan : …………………./ INS /……………./ …………..


Tanggal : ………………………………………………………………
Lokasi / Posisi : ……………………………………………………………..
No. Gambar Referensi : ……………………………………………………………..
HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
NO ITEM PEMERIKSAAN Diperbaiki
Realisasi Diterima ( Simbol No. )
I II III
I Persiapan
1 K3
2 Jenis Material
3 Kondisi visual besi
4 Diameter Besi
5 Mutu besi
6

II Fabrikasi
1 Metode Cutting & bending
2 Bentuk bending
3 Bentuk Kait
4 Dimensi beugel / sengkang
5

III Penyetelan
1 Posisi dan Kelurusan besi dari pengecoran sebelumnya
2 Ukuran Besi
3 Jumlah besi
4 Arah besi
5 Overlapping
6 Kondisi lengkungan
7 Penjarakan besi
8 Kondisi pemasangan beton decking
9 Final total checking

X = Tidak Ѵ = Ya
Catatan :

Disetujui oleh Konsultan MK Dibuat oleh Kontraktor ,


PT. CITRALAND DEVELOPMENT Tbk Mengetahui, PT. WIKA GEDUNG

(………………………………………………) (…………………………………………) (…………………………………………)


Inspektor Safety Officer / K3 Quality Control
48

Lampiran 7. Form check list pekerjaan pengecoran pile cap & tie beam
FORM INSPEKSI
NO : …………………./ INS /……………./ …………..
PROYEK : ………………………………………………………..
PEKERJAAN : PENGECORAN BETON

No. Ijin Pekerjaan : …………………./ INS /……………./ ……………….


Tanggal : ………………………………………………………………
Lokasi / Posisi : ……………………………………………………………..
No. Gambar Referensi : ……………………………………………………………..
HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
NO ITEM PEMERIKSAAN Diperbaiki
Realisasi Diterima ( Simbol No. )
I II III
I Persiapan
1 K3
2 Tower Crane/ Mobile Crane
3 Bucket
4 Concrete Pump
5 Vibrator
6 Compressor
7 Chain Block
8 Lain Lain
II Pengecoran
1 Silinder benda uji ( unit )
2 Uji slump ( cm )
3 Volume beton ( m3)
4 Lain lain
III Item Lain
1 Penempatan Block Out ( Jika ada )
2 Penempatan conduit ( jika ada ) / MEP

X = Tidak Ѵ = Ya
Catatan :

Disetujui oleh Konsultan MK Dibuat oleh Kontraktor ,


PT. CIPUTRA DEVELOPMENT PT. WIKA GEDUNG

(………………………………………………) (…………………………………………)
Inspektor Quality Control

Anda mungkin juga menyukai