1 Tahun 2016
*e-mail : endang.pharmacy.uii@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
Gagal jantung adalah salah satu
penyebab utama kematian di dunia yang dapat Heart disease is one of the leading
meningkat dengan adanya gangguan pada cause of death in the world that can increase
ginjal. Tujuan penelitian ini untuk with renal impairment. Aim of this study was to
menggambarkan interaksi terapi pada pasien describe drug interaction in treatment of heart
gagal jantung dengan gangguan fungsi ginjal. failure with impaired renal function. Research
Penelitian dilakukan pada pasien yang conducted in Dr. Sardjito Hospital in
menjalani rawat inap di RS Dr.Sardjito Yogyakarta for hospitalized patient. This is a
Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian descriptive study with retrospective
deskriptif dengan rancangan studi crosssectional research design from 2009-
crosssectional dan pengambilan data 2013. The result showed 70 patients were
dilakukan secara restrospektif tahun 2009 – eligible from total 119 patients. The most
2013. Hasil penelitian menunjukkan 70 pasien incidence of drugs interaction were furosemide
memenuhi kriteria inklusi dari total subyek 119 and ACE inhibitor in 35 patients with level
pasien. Interaksi obat yang paling banyak significance 3, furosemide and aspirin in 35
terjadi adalah furosemid dan ACEI sebanyak patients with level significance 5, furosemid
35 pasien dengan level signifikansi 3, and digoxin in 27 patients with level
furosemid dan aspirin pada 35 pasien dengan significance 1, aspirin and captopril in 25
level signifikansi 5, furosemid dan digoksin patients with level significance 4.
dengan level signifikansi 1 serta aspirin dan
captopril dengan level signifikansi 4. Keywords: Heart failure, kidney failure, drug
interactions
Kata kunci : gagal jantung, gagal ginjal,
interaksi obat
35
36 | Endang Sulistiyowatiningsih
Data yang telah diperoleh akan tahun 2009-2013 di instalasi rawat inap
diolah secara deskripsi mencakup demografi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta lebih
pasien, kajian penyakit penyerta, pola banyak diderita oleh pasien berjenis
penggunaan obat dan potensi interaksi obat, kelamin pria berusia 30-64 tahun.
serta penilaian kesesuaian antara kajian Menurut American Heart Association
teoritis dengan potensi kejadian klinis yang (AHA) laki-laki memiliki risiko lebih besar
dilakukan dengan pengkajian secara teoritis untuk terkena serangan jantung dan
menggunakan literatur Drug Interaction Fact kejadiannya lebih awal dari pada wanita.
dan Stockley’s Drug Interactions serta Morbiditas penyakit penyakit jantung
parameter hasil pemeriksaan laboratorium. pada laki-laki dua kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita
HASIL DAN PEMBAHASAN (Kusuma,2007). Keadaan ini terjadi pada
laki-laki hampir 10 tahun lebih awal
Hasil penelusuran rekam medis daripada perempuan (Anonim,2014).
dalam periode penelitian diperoleh sebanyak Hormon estrogen endogen yang
119 pasien dengan diagnosa gagal jantung diproduksi dalam tubuh wanita memiliki
yang disertai gangguan fungsi ginjal. Pasien sifat protektif sehingga memiliki resiko
yang memenuhi keriteria inklusi sebanyak 70 lebih rendah terkena penyakit jantung
pasien, sedangkan 49 pasien tereksklusi dibandingkan dengan pria. Perbedaan ini
dikarenakan data rekam medis yang tidak akan hilang saat wanita mengalami
lengkap, pasien dengan rawat inap kurang menopause dan bermakna bahwa wanita
dari 3 hari, dan pasien meninggal selama akan berisiko terkena penyakit jantung
menjalani rawat inap. yang sama dengan pria. Seiring
pertambahan usia, pembuluh darah
Karakteristik pasien menjadi kurang fleksibel, sehingga
a. Demografi Pasien Berdasarkan Usia menyulitkan aliran darah. Penimbunan
dan Jenis Kelamin lemak menjadi plak juga berkumpul
Persentase pasien gagal jantung disepanjang dinding arteri dan
dengan gangguan fungsi ginjal memperlambat aliran darah dari jantung.
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat Faktor risiko lain seperti tekanan darah
pada gambar 1. Gambar 1 menunjukkan tinggi, merokok, dan diabetes juga
bahwa jumlah kasus gagal jantung meningkatkan risiko untuk terkena
dengan gangguan fungsi ginjal selama serangan jantung (Prasetya, dkk., 2008).
Gambar 1. Hasil pengelompokan pasien gagal jantung dengan gangguan fungsi ginjal
berdasarkan usia dan jenis kelamin di instalasi rawat inap
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2009-2013
Tabel 1. Jenis penyakit penyerta pada pasien gagal jantung dengan gangguan fungsi
ginjal di instalasi rawat inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
periode 2009-2013.
No. Jenis penyakit penyerta Jumlah
1. Gangguan sistem kardiovaskuler 54
2. Diabetes melitus 27
3. Gangguan liver 12
4. Gangguan metabolik 7
5. Gangguan saluran kemih 6
6. Gangguan saluran pencernaan 5
7. Anemia 5
8. Infeksi 4
9. Gout 3
10. Gangguan ansietas 1
11. Suspected neoplasma 1
12. Gangguan kelenjar tiroid 1
Obat diuretik golongan loop diuretik dapat mengalami lebih dari satu interaksi
yaitu furosemid merupakan obat yang paling karena perbedaan jenis dan jumlah terapi obat
banyak digunakan berdasarkan hasil yang diperoleh. Mekanisme interaksi obat
penelusuran data. Diuretik ini bekerja dengan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu interaksi
menginduksi peningkatan aliran darah yang secara farmakokinetik dan interaksi secara
dimediasi oleh prostaglandin yang farmakodinamik. Penentuan pola interaksi
menghasilkan efek natriuretik. Kerja diuretik ini berupa farmakokinetik atau farmakodinamik
tetap baik meskipun dalam keadaan ginjal dilihat berdasarkan mekanisme dan efek dari
yang lemah/tidak normal. Jenis diuretik lain obat tersebut.
yang banyak digunakan adalah spironolakton Interaksi farmakokinetik terjadi ketika
yang merupakan golongan diuretik hemat suatu obat mempengaruhi kecepatan absorpsi,
kalium. distribusi, metabolisme atau ekskresi dari obat
lain, sedangkan interaksi farmakodinamik
Kajian interaksi obat terjadi dengan cara mengubah efek suatu obat
Jumlah kejadian interaksi obat yang dikarenakan keberadaan obat lain yang
berdasarkan hasil penelitian terdapat sebanyak terjadi di tempat aksi. Gambaran efek potensi
325 kejadian interaksi obat yang potensial dari interaksi obat yang dapat terjadi dapat dilihat
total 70 pasien yang mengalami interaksi obat. pada tabel 2.
Hal ini dapat menjelaskan bahwa setiap pasien
Pola
Level Jumlah
No. Obat A Obat B Interaksi Efek
Signifikansi Kasus
FK FD TD
Peningkatan efek
Insulin √ 2 6
insulin
Penurunan efek
Lisinopril √ 4 4 hipotensi dan
vasodilator ACEI
Penurunan efek
Metoprolol √ 4 2
hipotensi beta bloker
Penurunan efek
Ramipril √ 4 2 hipotensi dan
vasodilator ACEI
Penurunan ekskresi
Spironolakton √ 3 17
natrium
Peningkatan efek
Warfarin √ 1 6
antikoagulan warfarin
3. Captopril Peningkatan efek
Allopurinol √ 4 13
hipersensitivitas
Peningkatan serum
Digoksin √ 4 18
digoksin
Kalium Peningkatan kadar
√ 4 6
klorida serum kalium
Peningkatan kadar
Spironolakton √ 1 19
serum kalium
4. Digoksin Peningkatan serum
Alprazolam √ 4 5
digoksin
Peningkatan serum
Amiodaron √ 1 4
digoksin
Peningkatan serum
Carvedilol √ 4 3
digoksin
Peningkatan serum
Diazepam √ 4 1
digoksin
Peningkatan serum
Lisinopril √ 4 2
digoksin
Spironolakton √ 2 14 Peningkatan digoksin
5. Warfarin Peningkatan efek
Allopurinol √ 4 6
antikoagulasi warfarin
Penurunan efek
Amiodaron √ 1 2 hipoprotrimbinemik
warfarin
Peningkatan efek
Ceftriaxon √ 2 3
antikoagulan warfarin
Peningkatan efek
Paracetamol √ 2 2
antitrombotik warfarin
Peningkatan efek
Ranitidin √ 1 4
pendarahan
Peningkatan efek
Simvastatin √ 2 7
pendarahan
Penurunan efek
Spironolakton √ 5 5 hipoprotrimbinemik
warfarin
6. Spironolakto Kalium Peningkatan kadar
√ 1 1
n klorida serum kalium
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 12 No. 1 Tahun 2016
42 | Endang Sulistiyowatiningsih
Pola
Level Jumlah
No. Obat A Obat B Interaksi Efek
Signifikansi Kasus
FK FD TD
Peningkatan kadar
Lisinopril √ 1 2
serum kalium
Peningkatan kadar
Ramipril √ 1 1
serum kalium
Amiodaron Peningkatan efek
7. Metoprolol √ 3 1
farmakologi metoprolol
Lisinopril Kalium Peningkatan kadar
8. √ 4 1
klorida serum kalium
9. Simvastatin Myopathy dan
Azitromisin √ 4 1
rabdomiolisis
FK : Farmakokinetik, FD : Farmakodinamik, TD : tidak diketahui mekanisme
DAFTAR PUSTAKA