Anda di halaman 1dari 11

PERBAIKAN METODE PEMBUATAN CILOK DI UKM

CILOK DENOK CLDK MELALUI PETA KERJA KESELURUHAN


DAN PETA KERJA SETEMPAT

Ni Nyoman Putri Ayu Pramesti1), Gamaliel Situmeang2), Alan Ramadhan3), Karin


Nabila4), Muhammad Thoriq 5).
Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
Email: hayupramesti26@gmail.com
Email: gamasitumeang@gmail.com
Email: alanramadhan@hotmail.com
Email: Nabila.karin@gmail.com
Email: muhammadthoriq21@gmail.com

Abstrak

Pada penelitian ini dilakukan Pengamatan ke Usaha Kecil Menengan (UKM) Cilok
Denok CLDK dengan melakukan wawancara, pengambilan video dan pengukuran jarak untuk
memperoleh data. Jumlah pekerja di UKM ini telah mencapai 100 orang lebih dengan
mayoritas wanita. Tidak dilukannya pergiliran kerja karena jam kerja dalam satu harinya 10
jam atau dari pukul 08.00 – 17.00. Masalah yang dihadapi oleh pekerja khususnya pekerja
pada work station 2 (mengadoni atau menguleni adonan). Terlihat bahwa mayoritas pekerja
mengalami gangguan fisik yaitu pada pergelangan tangan dengan kondisi luka memar biru-
biru akibat menguleni adonan dengan beban yang besar dan dikerjakan secara manual.
Analisis dilakukan dengan pembuatan Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses dan Peta
Tangan Kiri Tangan Kanan. Untuk mengurangi masalah yang dialami oleh pekerja maka
terdapat usulan alat bantu yaitu meja putar yang mampu berputar 3600 sehingga memudahkan
perkerja dalam proses mengadoni dan mengurangi beban yang diterima oleh pergelangan
tangan pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode
kerja sehingga proses pengerjaannya menjadi lebih singkat. Rancangan perbaikan metode
kerja ini dilakukan melalui pembuatan peta kerja usulan.

Keywords: Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Peta Tangan Kiri Tangan Kanan, Meja
Putar

1. PENDAHULUAN
Cilok (singkatan dari Aci dicolok) adalah sebuah makanan rakyat khas Jawa
Barat. Cilok dengan bentuk khasnya bulat-bulat seperti bakso terbuat dari tepung kanji
(aci dalam bahasa sunda). Cilok dikenal dengan jajanan anak-anak tetapi pada zaman
modern ini ternyata hampir semua orang menyukai cilok mulai dari anak kecil hingga
dewasa.

1
Dalam proses pembuatan cilok khususnya di UKM Cilok Denok CLDK, setiap
prosesnya masih dikerjakan secara manual. Saat ini sebenarnya sudah ada mesin cetak
cilok otomatis berbentuk bulat, tetapi pemilik UKM Cilok Denok CLDK tidak ingin
beralih untuk menggunakan mesin hal tersebut dikarenakan tujuan utama beliau
membuka UKM ini untuk mensejahterakan masyarakat sekitar dengan cara membuka
lapangan pekerjaan. Jika beralih untuk menggunakan mesin, maka banyak pekerja yang
diberhentikan.
Proses pembuatan cilok ini terbagi atas beberapa work station. Pada proses
menguleni bahan perlu dilakukan perbaikan karena pada proses ini pekerja berdiri
selama proses pencampuran bahan dan menguleni berlangsung, hal tersebut akan
membuat pekerja mudah kelelahan. Tingga meja yang terlalu pendek membuat pekerja
harus sedikit membungkuk hal tersebut membuat pekerja mudah lelah. Selain itu,
pekerja saat menguleni adonan masih dilakukan secara manual dengan memutar wadah
yang besar, sehingga terlihat pegerlangan tangan pekerja yang biru-biru akibat terlalu
sering memutar wadah sambil menguleni adonan.
Dalam melakukan pekerjaan dengan beban yang berat dan fasilitas yang tidak
ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang salah
seperti memutar wadah yang cukup besar dengan berdiri membungkuk. Jika hal
tersebut berlangsung dalam jangka waktu lama, maka pekerja akan menimbulkan
penyakit.
Untuk mengurangi resiko kelulahan pada pekerja cilok, diperlukan solusi
perbaikan untuk mengurangi beban pekerja dan gerakan-gerakan atau posisi kerja yang
tidak ergonomis. Maka dalam penelitian ini diusulkan sebuah alat sederhana yang
mampu membantu proses produksi cilok sehingga dapat meringankan pekerjaan
pekerja. Alat tersebut berupa meja putar yang memiliki tinggi ideal dan meja putar ini
tentunya akan mengurangi resiko cidera pada pergelangan tangan pekerja.

2. DASAR TEORI
2.1 Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta kerja kita bisa meilihat semua
langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja.

Pada dasarnya peta kerja dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya
yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat.
A. Peta Kerja Keseluruhan

Peta kerja keseluruhan adalah peta kerja yang digunakan untuk


menganalisis kegiatan kerja keseluruhan. Peta kerja keseluruhan melibatkan
sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan untuk membuat produk.
Yang termasuk peta kerja keseluruhan yaitu Peta Proses Operasi (OPC), Peta
Proses Kelompok Kerja (GPC), Diagram Alir (FD), dan assembly chart (AC).
1. Peta Proses Operasi (OPC)

2
Peta Proses Operasi (OPC) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku
mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan hingga menjadi produk.

 Kegunaan peta proses operasi:


a. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penanganannya.
b. Bisa memperkirakan kebutuhan bahan baku.
c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
d. Sebagai alat untuk menentukan perbaikan kerja.
2. Peta Aliran Proses

Peta aliran proses menggambarkan semua aktivitas, baik aktivitas yang


produktif (operasi dan inspeksi) maupun tidak produktif (transportasi,
menunggu, dan menyimpan), kegiatan tersebut digambarkan dengan jelas
dari awal hingga akhir proses. (Wignjosoebroto, 2009, pp.104,105).
3. Peta Diagram Aliran

Peta diagram aliran adalah peta yang menggambarkan tata letak dari
suatu fasilitas kerja. (Wignjosoebroto, 1995). Diagram aliran dapat
membantu proses aliran dengan memperjelas dari peta aliran proses.
B. Peta Kerja Setempat

Peta kerja setempat adalah peta kerja yang digunakan untuk


menganalisis kegiatan kerja setempat. Perta kerja setempat menyangkut hanya
satu sistem kerja saja yang biasanya melibatkan orang dan fasilitas dalam
jumlah terbatas. Yang termasuk peta kerja setempat yaitu Peta Pekerja dan
Mesin, Peta Tangan Kiri-Tangan Kanan.
1. Peta Tangan Kiri-Tangan Kanan

Peta Tangan Kiri-Tangan Kanan adalah peta kerja setempat yang


bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual.

 Kegunaan peta tangan kiri tangan kanan:


- Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi
kelelahan.
- Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak
efisien dan tidak produktif, sehingga akan mempersingkat watktu
kerja.

3
2.2 Produktivitas Kerja
Secara luas, produktivitas kerja mempunyai arti yaitu kemampuan
karyawan dalam memproduksi produk dibandingkan dengan input yang
digunakan, seorang karyawan dapat dikatakan sudah mencapai tahap produktif
apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan
dalam waktu yang singkat, cepat, dan yang dihasilkan tepat.

Berikut adalah pengertian mengenai produktivitas menurut para ahli,


yaitu produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari esok lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12).
Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input).
Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai
dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22).

Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu. Sedangkan


kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah
mata pencahrian (Poerwadarminta, 1984 : 70). Produktivitas kerja adalah
kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa
yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3).

2.2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk
mencapai produktivitas yang tinggi demi mencapai output barang atau jasa
sesuai dengan harapan dengan waktu yang singkat :
a) Pendidikan
b) Keterampilan
c) Sikap dan etika kerja
d) Tingkat penghasilan
e) Jaminan sosial
f) Tingkat sosial dan iklim kerja
g) Motivasi
h) Gizi dan kesehatan
i) Hubungan individu
j) Teknologi
k) Produksi.
(Ravianto, 1985 : 139).

4
2.2.2 Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas kerja mempunyai fungsi sebagai sarana untuk


menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain pengukuran
produktivitas kerja adalah untuk sebagai standar atau tolak ukur dalam
pembayaran upah karyawan. Untuk mengukur suatu produktivitas dapat
digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia yakni jam kerja yang harus
dibayar dan jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja
Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu :
a. Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai
uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya. (Ravianto,
1986 : 21).

b. Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran


(size), panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.
3. METODE
Analisis perancangan sistem kerja yang kami lakukan di UKM Cilok Denok CLDK
yang beralamat di Jalan Sari VIII, Bandung. Terdapat 3 metode yang kami lakukan yaitu
Wawancara, Pengukuran Jarak dan Pengamatan video.

3.1 Alat Ukur


Alat ukur yang kami gunakan untuk memperoleh data jarak antara setiap work
station yaitu dengan menggunakan langkah kaki yang telah kami tetapkan ukurannya.
Data jarak antar setiap work station berguna untuk pembuatan Peta Aliran Proses.
Selain itu untuk medokumentasikan seluruh kegiatan yang berlangsung disetiap work
station dan untuk mengetahui waktu berlangsung nya setiap kegiatan kami
menggunakan kamera video. Seluruh aktivitas yang berlangsung disetiap work station
akan menjadi panduan dalam pembuatan Peta Tangan Kiri Tangan Kanan.

3.2 Prosedur
Untuk memperoleh data, kami melakukan wawancara terhadap pemilik dan
para pekerja guna untuk mengetahui permasalahan dalam UKM tersebut. Selanjutnya,
kami mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan untuk setiap kegiatannya. Dan juga tidak lupa kami mengukur jarak antar
setiap work station. Lebih jelasnya, dibawah ini merupakan alur pengambilan data yang
kami lakukan.

5
4. DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Peta Kerja Eksisting
UKM Cilok Denok CLDK, membuat cilok dibagi atas beberapa periode
dalam satu harinya. Pembagian periode dilakukan karna UKM ini tidak bisa
membuat cilok sekaligus dengan bahan baku yang banyak, hal tersebut karena
keterbatasan dari kompor dan terbatasnya pegawai yang bertugas untuk
mengadoni adonan. Mengadoni adonan disini masih dilakukan secara manual.

Setelah melakukan pengamatan yang kami lakukan dengan merekam


kegiatan yang ada di UKM Cilok Denok CLDK dengan menggunakan kamera
video, kami dapat mengamati waktu setiap gerakan yang dapat disajikan dalam
Peta Kerja Eksisting berikut:
4.1.1 Peta Proses Operasi (OPC) Eksisting

6
Peta Proses Operasi digunakan untuk mengetahui alur proses yang terjadi,
waktu yang dibutuhkan serta alat atau mesin yang digunakan. Peta Proses Operasi
diatas menggambarkan waktu untuk pembuatan cilok dalam satu periode. Terdapat 8
kegiatan proses yang berlangsung serta satu kali proses pemeriksaan. Waktu total yang
dibutuhkan untuk membuat cilok dalam satu periode yaitu 25 menit.

4.1.2 Peta Aliran Proses


Dengan membuat peta aliran proses diatas, dapat diketahui urutan dan
jumlah aktivitas yang berlangsung di setiap work station. Peta aliran proses
7
mampu memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau
prosedur selama satu siklus.

Sesuai peta diatas, maka dapat dilihat bahwa untuk menyelesaikan


pembuatan cilok dalam satu siklus atau satu periode membutuhkan waktu
sekitar 29 menit. Tentunya waktu yang tertera pada Peta Aliran Proses dengan
Peta Proses Operasi hasil yang didapat berbeda. Selisih waktu antara Peta Aliran
Proses dengan Peta Proses Operasi sekitar 4 menit. Hal tersebut karena dalam
peta aliran proses, lebih jelas menggambarkan aktivitas transportasi bahan dari
satu work station ke work station lainnya. Hal tersebut tentunya juga memakan
waktu. Sedangkan, pada Peta Proses Operasi lebih berfokus pada aktivitas
operasi yang berlangsung.
4.1.3 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Eksisting

Pembuatan Peta tangan kiri tangan kanan bertujuan untuk mengetahui


setiap aktivitas yang dialami baik tangan kanan maupun tangan kiri. Sehingga
dapat dianalisis gerakan yang tidak efisien atau tidak produktif.

8
Dengan menggunakan kamera video, maka dapat terlihat jelas aktivitas
yang dialami oleh tangan kiri dan tangan kanan. Peta Tangan Kiri dan Tangan
Kanan diatas menggamabarkan aktivitas pada work station 2 yaitu proses
pengadonan (menguleni) adonan. Dapat terlihat aktivitas pada work station 2
memakan waktu selama 6 menit untuk setiap siklus atau periodenya.

4.2 Alat Usulan Perbaikan

Masalah yang akan kami bahas yaitu pada proses mengadoni atau menguleni
adonan, pekerja saat menguleni adonan masih dilakukan secara manual dengan
memutar wadah yang besar, sehingga terlihat pegerlangan tangan pekerja yang biru-
biru akibat terlalu sering memutar wadah sambil menguleni adonan dengan bobot
bahan baku yang besar.
Berdasarkan masalah yang terjadi pada UKM Cilok Denok CLDK yaitu pada
proses pengadonan atau tepatnya pada work station 2. maka kami memiliki alat usulan
yaitu Meja Putar.

9
Meja putar dapat mengurangi beban mengaduk adonan karena mengurangi gaya
yang diberikan operator untuk mengaduk, sehingga beban yang diterima pergelangan
tangan operator lebih kecil dari sebelumnya, meja putar memanfaatkan momen kopel
dari meja putar dengan bearing yang terdapat dibawah meja, dibandingkan mengaduk
tanpa menggunakan meja putar operator harus mengeluarkan gaya lebih besar dari gaya
gesek antara baskom dan dasar meja itu sendiri, mengingat proses pengadukan
berlangsung cukup lama, itulah sebabnya meja putar dapat mengurangi beban kerja
fisik sebanyak 80% karena hampir seluruh proses dilakukan dengan pemutaran
baskom.

Berikut dibawah ini merupakan desain meja putar usulan kami. Meja putar ini
berbahan dasar kayu dengan rubber diatasnya bertujuan agar baskom yang nantinya
diletakakkan diatas meja tidak mudah berpindah. Kaki meja terbuat dari karet agar gaya
gesek makin besar dan meja tidak mudah berpindah karena diberi gaya.

5. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa UKM
Cilok Denok CLDK hampir seluruh aktivitasnya dilakukan secara manual. Oleh sebab
itu dapat terlihat jelas permasalahan yang terjadi, yaitu pada proses mengadoni atau
menguleni adonan. Pekerja yang bertugas dalam work station ini mengalami keluhan
yang terjadi pada pergelangan tangan, rata-rata pergelangan tangan pekerja tersebut
luka memar biru-biru akibat dari terlalu sering menguleni dengan tangan dan memutar
baskom yang bebannya besar.

Oleh sebab itu, maka alat usul perbaikan yang kami usulkan yaitu meja putar.
Dengan hadirnya meja putar ini maka pekerja saat menguleni adonan dan memutar
baskom tidak membutuhkan gaya yang besar. Sehingga beban yang diterima oleh
pergelangan tangan semakin kecil. Tentunya dengan usulan alat ini, maka diharapkan

10
tidak adanya keluhan yang dialami oleh pekerja. Diharapkan juga dengan alat bantu ini
maka aktivitas proses menguleni atau mengadoni adonan memakan waktu lebih
singkat.

6. Pustaka

 Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.


 The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.
 Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. SIUP : Jakarta.
 Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja. SIUP : Jakarta.
 Iftikar Z, Sutalaksana. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung. ITB

11

Anda mungkin juga menyukai