DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Jika sebuah proses secara statistik terkontrol, maka 99.73% data akan ada
di antara batas kontrol. Jika ada data yang keluar dari batas kontrol
mengindikasikan bahwa sumber variasi yang berasal dari luar proses.
2.2 Ergonomi
Pengertian Ergonomi
Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin
yaitu Ergos (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefenisikan
sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus
mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi
dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat
dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan
lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat
keras/hardware (mesin, peralatan kerja, dll) dan perangkat
lunak/software (metode kerja, sistem, dll).
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian
manusia dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai
unsur pertama, terutama kemampuan, kebolehan, dan batasannya.
Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan
lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan
menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja.
Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi
ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian Egonomi
berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini
mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.
Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan
peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan
kesehatan kerja, misalnya: desain sistem kerja untuk mengurangi rasa
nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain stasiun
kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi
ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk
mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem
pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi
sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan
resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya
resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Perancangan produk.
2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.
Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar
dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman,
aman dan tenteram. Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat
dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu
a. Display.
Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang
lingkungan yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau
lambang-lambang. Display terbagi menjadi 2 bagian, yaitu display
statis dan display dinamis. Display statis adalah display yang
memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu,
misalnya peta, papan pengumuman. Sedangkan display dinamis
adalah display yang dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya
speedometer yang memberikan informasi kecepatan kendaraan
bermotor dalam setiap kondisi.
b. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi).
Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia
ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan
harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika
melakukan aktifitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari
biomekanik.
c. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri).
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja
yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam
antropometri.
d. Lingkungan fisik.
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi
lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia
bekerja. Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara, warna,
temperatur, kelembaban, bau-bauan dan getaran pada suatu fasilitas
kerja.
Misalnya dalam perancangan produk suatu Handphone. Dengan
memperhatikan faktor-faktor Ergonomi maka hasil perancangan akan
mengarah kepada kenyamanan dalam menggunakannya.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas desain
ataupun redesain. Ergonomi dapat berperan pula dalam desain
pekerjaan pada suatu organisasi misalnya: penentuan jumlah jam
istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja) dan
meningkatkan variasi pekerjaan. Agar dapat menghasilkan rancangan
sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat, keterbatasan serta
kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem kerja manusia
berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana dan
pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar
diperoleh hasil kerja yang baik atau memuaskan.
Tujuan Ergonomi
Tujuan ergonomi menyatakan dengan sederhana, tujuan dari
ergonomi adalah untuk melindungi kesalahan pekerja, untuk
meminimalkan kesalahan pekerja, dan untuk memaksimalkan efisiensi
sementara pekerja memberikan sedikit kenyamanan bagi pekerja saat
dia melakukan tugas pekerjaan.
Sosial signifikansi ergonomic Dul an weerdmeester (2003)
membuat hal-hal berikut dalam hal makna sosial ergonomi.
Ergonomi dapat berkontribusi untuk pemecahan sejumlah besar
masalah sosial yang terkait dengan keselamatan, kenyamanan
kesehatan, dan efisiensi.
Kejadian harian seperti kecelakaan di tempat kerja, lalu lintas,
dan di rumah, serta bencana yang melibatkan crane, pesawat
terbang, dan pembangkit listrik tenaga nuklir sering dapat
dikaitkan dengan kesalahan manusia.
Dari analisis kegagalan ini tampak bahwa penyebab dalam
seringkali hubungan yang buruk dan tidak memadai antara
operator dan tugas mereka.
Kemungkinan kecelakaan dapat dikurangi dengan
mempertimbangkan lebih baik dari kemampuan manusia dan
keterbatasan ketika merancang lingkungan kerja dan kehidupan
sehari-hari.
Banyak situasi pekerjaan dan kehidupan sehari-hari yang
berbahaya bagi kesehatan.
Di negara-negara barat penyakit pada sistem muskuloskeletal
(nyeri punggung bawah terutama) dan penyakit psikologis
(misalnya, karena stres) merupakan penyebab yang paling
penting dari adanya karena sakit, dan cacat pekerjaan.
Kondisi sebagian dapat berasal desain miskin untuk peralatan,
sistem teknis, dan tugas.
Di sini juga, ergonomi dapat membantu mengurangi masalah
dengan memperbaiki kondisi kerja.
Program ergonomi yang efektif
Dalam pernyataan pembuka dari kesehatan, pendidikan, dan
pelayanan manusia (HEHS, 1997), kita melihat bahwa untuk memiliki
program ergonomi yang efektif, unsur-unsur tertentu harus disertakan:
Identifikasi bahaya
Program Evaluasi
Pelatihan
Medis manajemen
Komitmen manajemen dan partisipasi karyawan
Bahaya pencegahan dan pengendalian
2.4 Westinghouse
a. keterampilan
(A1 +0.15)
1 Superskill
(A2 +0.13)
(B1 +0.13)
2 Excellent
(B2 +0.08)
(C1 +0.11)
3 Good
(C2 +0.08)
Average
4 (D 0.00)
skill
(E1 -0.05)
5 Fair
(E2 -0.1)
(F1 -0.06 )
6 Poor
(F2 -0.22)
Lambang dan Nilai Penyesuaian Keterampilan
b. Usaha
(A1 +0.13)
1 Excessive
(A2 +0.12)
(B1 +0.1)
2 Excellent
(B2 +0.08)
(C1 +0.05)
3 Good
(C2 +0.02)
4 Average (D 0.00)
(E1 -0.04)
5 Fair
(E2 -0.08)
(F1 -0.12)
6 Poor
(F2 -0.17)
Lambang dan Nilai Penyesuaian Usaha
c. Kondisi kerja
1 Ideal (A +0.06)
2 Excellent (B +0.04)
3 Good (C +0.02)
4 Average (D 0.00)
5 Fair (E -0.03)
6 Poor (F -0.07)
Lambang dan Penyesuaian Kondisi Kerja
d. kosistensi
1 Perfect ( A +0.04)
2 Excellent ( B +0.03)
3 Good ( C +0.01)
4 Average ( D 0.00)
5 Fair ( E -0.02)
6 Poor F -0.04)
Lambang dan Penyesuaian Konsistensi
a. Cara langsung
(1) Wn = Ws x p
(2) Wb = Wn = ( Wn x 1 )
Pengukuran Waktu
4.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja yang baik akan menghasilkan kualitas kerja dan
produk yang baik pula. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja
berhubungan dengan waktu kerja yang digunakan dalam kegiatan
proses berproduksi. Pengukuran kerja (time study) pada dasarnya
merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang
dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang sangat spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang
normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.
Dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses
kualitatif, yang diarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria yang
objektif.
4.2 Saran
Pada kesempatan ini, izinkanlah penulis untuk memberikan
beberapa saran kepada pembaca sebagai berikut :
1. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya operator sudah terampil
dalam melakukan pekerjaannya sehingga tingkat produktivitas
kerjanya dapat meningkat dan hasilnya pun memuaskan.
2. Perhitungan waktu produktif dan waktu tidak produktif harus
benar-benar sesuai dengan pengamatan yang dilakukan karena
hasilnya akan menentukan apakah operator sudah bekerja dengan
baik atau tidak..
3. Lingkungan kerja untuk membuat melakukan pengamatan juga
harus sesuai dengan intensitas pekerjaan yang akan dilakukan,
karena operator juga membutuhkan lingkungan kerja yang sesuai
untuknya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan standar
ergonomi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_kontrol
https://materiapk.wordpress.com/2014/05/23/penyesuaian-dan-kelonggaran/
http://aderafiansyah.blogspot.co.id/2010/08/pengukuran-waktu-kerja.html
http://kautanya-kujawab.blogspot.co.id/2014/02/pengukuran-waktu-kerja-dan-
contoh.html