Anda di halaman 1dari 19

TUGAS LAPORAN

PERANCANGAN SISTEM KERJA

DISUSUN OLEH :

1. ASHILYA PUTERI SULAIMAN 4121501044


2. NURJANAH 4121501032
3. SHELA AYU SAPUTRI 4121501004
4. AJENG PUSPA SARI 4121501002
5. MUHAMMAD ILHAM 4121501010
6. SEPTIANI RIWANTI 4121501018
7. BEDINDA ATHAYA BEAUTY 4121501036

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

POLITEKNIK NEGERI BATAM


2016

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Produktivitas merupakan aspek yang sangat menentukan


keberhasilan suatu industri atau perusahaan dalam persaingan dunia
usaha yang sangat ketat. Tingkat produktivitas yang dicapai
merupakan indikator seberapa efisiennya perusahaan dalam
mengkombinasikan sumber daya ekonomisnya saat ini. Produktivitas
merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan
keseluruhan sumber daya (masukan) yang terdiri dari beberapa faktor
seperti gedung, mesin, peralatan, dan sumber daya manusia yang
meruakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas
tergantung pada kemampuan tenaga manusia. Namun yang menjadi
suatu permasalahan saat ini di Indonesia adalah rendahnya
produktivitas tenaga kerjanya. Hal ini benar-benar harus
dipertimbangkan bagi perusahaan yang akan menghasilkan barang
poduksi maka pada situasi ini sangat dibutuhkan perhatian lebih
dengan banyak tertuju pada bidang produktivitas yaitu tenaga kerja.
Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah
disadari secara universal, tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak
membutuhkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan
sebagai kekuatan untuk lebih banyak menghasilkan barang-barang
maupun jasa serta standar hidup. Persoalan pencapaian suatu definisi
“produktivitas” yang mendetail bukanlah masalah produktivitas itu
sendiri, namun masalah diluar yang meupakan tujuan dan sasaran
manajemen dalam suatu organisasinya dimana tujuan yang berbeda
memerlukan pendekatan yang berbeda pula untuk mendefinikan
produktivitas.
Peningkatan produktivitas dann efisiensi merupakan suatu
pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Sedangkan pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan
juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesinambungan
peningkatan produktivitas jangka panjang. Modal, teknologi, dan
sumber daya manusia yang penggunaannya sangat banyak sekali cara
untuk meningkatkannya, namun banyak yang tidak digunakan atau
bahkan meningalkannya karena telah dianggap tidak berfungsi dan
bermanfaat. Sehingga pola itu bergeser menuju penggunaan sumber
ekonomi yang lebih insentif. Sumber ekonomi memerlukan
keterampilan teknis dan organisatoris yang akhirnya akan mempunyai
tingkat hasil guna yang tinggi. Sehingga hal ini mengartikan bahwa
masukan (input) yang diolah seimbang dengan hasil yang diperoleh
dengan cara perbaikan cara kerja, pemborosan waktu, tenaga dan
berbagai input lainnya tersebut bisa dikurangi ketidakefisien dan
ketidakefektifannya sejauh dan sebaik mungkin. Dan tentu hasil yang
diperoleh akan lebih baik dari sebelumnya dan banyak yang bisa
dihemat. Sudah pasti tenaga yang dikeluarkan oleh para pekerja,
waktu yang mereka luangkan untuk mengerjakannya, pencapaian
tujuannya bisa dicapai dengan baik.

1.2 Tujuan

Tujuan dalam melakukan pengamatan ini adalah :


a. Untuk mengetahui hasil Diagram Kontrol dari pengamatan yang
telah dilakukan
b. Untuk mengetahui waktu Rata-rata dari pengamatan yang telah
dilakukan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagram Kontrol

Diagram Kontrol (Control Chart) adalah sebuah grafik yang


memberi gambaran tentang perilaku sebuah proses. Diagram kontrol
ini digunakan untuk memahami apakan sebuah proses manufakturing
atau proses bisnis berjalan dalam kondisi yang terkontrol atau tidak.
Sebuah proses yang cukup stabil, tapi berjalan di luar batas yang
diharapkan, harus diperbaiki untuk menemukan akar penyebabnya
guna mendapatkan hasil perbaikan yang fundamental.

Diagram kontrol terdiri dari:

 Titik-titik yang mewakili sebuah nilai statistik (rata-rata, range,


proporsi) dari sebuah karakteristik sampel yang diambil dari
sebuah proses pada waktu yang berbeda (Data).
 Rata-rata dari nilai statistik di atas yang dihitung dari
keseluruhan sampel.
 Garis tengah yang digambar tepat di angka rata-rata nilai
statistik tersebut.
 Standar eror dari nilai statistik yang juga dihitung dari
keseluruhan sampel.

Batas kontrol atas dan bawah, yang mengindikasikan batas di


mana secara statistik sebuah proses bisa dikatakan menyimpang, yang
secara umum besarnya 3 kali standar eror dari garis tengah.

Bisa juga ditambahkan beberapa fitur seperti:


 Batas peringatan atas dan bawah, yang besarnya 2 kali standar
eror dari garis tengah.
 Dibedakan menjadi beberapa zona, apabila ada perbedaan yang
ingin dilihat di zona yang berbeda.

Contoh Diagram Control

Diagram Kontrol dapat membantu untuk:

 Mendeteksi adanya variasi penyebap khusus.

Jika sebuah proses secara statistik terkontrol, maka 99.73% data akan ada
di antara batas kontrol. Jika ada data yang keluar dari batas kontrol
mengindikasikan bahwa sumber variasi yang berasal dari luar proses.

 Menyakinkan kestabilan sebuah proses.


Kestabilan sebuah proses merupakan syarat yang diperlukan untuk bisa
menghitung kemampuan proses (process capability).

 Mendeteksi perubahan proses dari waktu ke waktu.

Jika titik-titik di dalam diagram kontrol semakin bergeser ke atas atau ke


bawah dari waktu ke waktu, mengindikasikan bahwa ada perubahan kecil
tetapi terus menerus di dalam proses. Perubahan ini sulit dilihat untuk
jangka pendek namun akan sedikit demi sedikit menurunkan tingkat
kualitas produk.

2.2 Ergonomi

Pengertian Ergonomi
Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin
yaitu Ergos (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefenisikan
sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus
mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi
dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat
dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan
lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat
keras/hardware (mesin, peralatan kerja, dll) dan perangkat
lunak/software (metode kerja, sistem, dll).
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian
manusia dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai
unsur pertama, terutama kemampuan, kebolehan, dan batasannya.
Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan
lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan
menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja.
Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi
ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian Egonomi
berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini
mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.
Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan
peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan
kesehatan kerja, misalnya: desain sistem kerja untuk mengurangi rasa
nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain stasiun
kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi
ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk
mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem
pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi
sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan
resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya
resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Perancangan produk.
2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.
Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar
dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman,
aman dan tenteram. Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat
dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu
a. Display.
Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang
lingkungan yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau
lambang-lambang. Display terbagi menjadi 2 bagian, yaitu display
statis dan display dinamis. Display statis adalah display yang
memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu,
misalnya peta, papan pengumuman. Sedangkan display dinamis
adalah display yang dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya
speedometer yang memberikan informasi kecepatan kendaraan
bermotor dalam setiap kondisi.
b. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi).
Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia
ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan
harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika
melakukan aktifitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari
biomekanik.
c. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri).
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja
yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam
antropometri.
d. Lingkungan fisik.
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi
lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia
bekerja. Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara, warna,
temperatur, kelembaban, bau-bauan dan getaran pada suatu fasilitas
kerja.
Misalnya dalam perancangan produk suatu Handphone. Dengan
memperhatikan faktor-faktor Ergonomi maka hasil perancangan akan
mengarah kepada kenyamanan dalam menggunakannya.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas desain
ataupun redesain. Ergonomi dapat berperan pula dalam desain
pekerjaan pada suatu organisasi misalnya: penentuan jumlah jam
istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja) dan
meningkatkan variasi pekerjaan. Agar dapat menghasilkan rancangan
sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat, keterbatasan serta
kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem kerja manusia
berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana dan
pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar
diperoleh hasil kerja yang baik atau memuaskan.

Tujuan Ergonomi
 Tujuan ergonomi menyatakan dengan sederhana, tujuan dari
ergonomi adalah untuk melindungi kesalahan pekerja, untuk
meminimalkan kesalahan pekerja, dan untuk memaksimalkan efisiensi
sementara pekerja memberikan sedikit kenyamanan bagi pekerja saat
dia melakukan tugas pekerjaan.
Sosial signifikansi ergonomic Dul an weerdmeester (2003)
membuat hal-hal berikut dalam hal makna sosial ergonomi.
 Ergonomi dapat berkontribusi untuk pemecahan sejumlah besar
masalah sosial yang terkait dengan keselamatan, kenyamanan
kesehatan, dan efisiensi.
 Kejadian harian seperti kecelakaan di tempat kerja, lalu lintas,
dan di rumah, serta bencana yang melibatkan crane, pesawat
terbang, dan pembangkit listrik tenaga nuklir sering dapat
dikaitkan dengan kesalahan manusia.
 Dari analisis kegagalan ini tampak bahwa penyebab dalam
seringkali hubungan yang buruk dan tidak memadai antara
operator dan tugas mereka.
 Kemungkinan kecelakaan dapat dikurangi dengan
mempertimbangkan lebih baik dari kemampuan manusia dan
keterbatasan ketika merancang lingkungan kerja dan kehidupan
sehari-hari.
 Banyak situasi pekerjaan dan kehidupan sehari-hari yang
berbahaya bagi kesehatan.
 Di negara-negara barat penyakit pada sistem muskuloskeletal
(nyeri punggung bawah terutama) dan penyakit psikologis
(misalnya, karena stres) merupakan penyebab yang paling
penting dari adanya karena sakit, dan cacat pekerjaan.
 Kondisi sebagian dapat berasal desain miskin untuk peralatan,
sistem teknis, dan tugas.
 Di sini juga, ergonomi dapat membantu mengurangi masalah
dengan memperbaiki kondisi kerja.
Program ergonomi yang efektif
Dalam pernyataan pembuka dari kesehatan, pendidikan, dan
pelayanan manusia (HEHS, 1997), kita melihat bahwa untuk memiliki
program ergonomi yang efektif, unsur-unsur tertentu harus disertakan:
 Identifikasi bahaya
 Program Evaluasi
 Pelatihan
 Medis manajemen
 Komitmen manajemen dan partisipasi karyawan
 Bahaya pencegahan dan pengendalian

2.3 Waktu Normal

Waktu normal merupakan waktu kerja yang telah


mempertimbangkan factor penyesuaian , yaitu waktu siklus rata-rata
dikalikan dengan faktor prnyesuaian.
Didalam praktek pengukuran kerja maka metoda penerapan
rating performance kerja operator adalah didasarkan pada satu factor
tunggal yaitu operator speed,space atau tempo. Sistem ini dikenal
sebagai “performance Rating/speed Rating)”. Rating Faktor ini
umumnya dinyatakan dalam persentase persentase(%) atau angka
desimal ,Dimana Performance kerja normal akan sama dengan 100%
atau 1,00.
Rating factor pada umumnya diaplikasikan untuk menormalkan
waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau
kecepatan kerja operator yang berubah-ubah.Untuk maksud ini , maka
waktu normal dapat diperoleh dari rumus berikut:
Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bias kita
tetapkan sebagai waktu baku untuk penyelesaian suatu operasi
kerja,karena disini factor-faktor yang berkaitan dengan waktu
kelonggaran (Allowance Time) agar operator bekerja sebaik-baiknya
masih belum dikaitkan.

2.4 Westinghouse

Metode westinghouse mengarahkan pada penilaian pada 4 faktor


yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam
bekerja. yaitu : keterampi;lan, Usaha, Kondisi Kerja, dan
Konsistensi.dan setiap faktor dibagi dalam kelasnya dengan nilai
masing masing.

a. keterampilan

Didefenisian sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang


ditetapkan.  berikut adalah pembagian kelasa keterampilan dengan
lambang dan nilai penyesuaiannya.

(A1    +0.15)  
1 Superskill
(A2    +0.13)  
(B1    +0.13)  
2 Excellent
(B2    +0.08)
  (C1   +0.11)
3 Good
(C2   +0.08)
Average
4 (D    0.00)
skill
(E1   -0.05)
5 Fair
(E2   -0.1)
(F1   -0.06 )    
6 Poor
(F2    -0.22)
Lambang dan Nilai Penyesuaian Keterampilan

b. Usaha

Usaha yang dimaksud disini adalah kesungguhan yang


ditunjukan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaanya.
berikut ini kelas kelas usaha beserta lambang dan nilai
penyesuaiannya:

(A1    +0.13)
1 Excessive
(A2     +0.12)
(B1    +0.1)
2 Excellent
(B2     +0.08)
(C1   +0.05)  
3 Good
(C2   +0.02)
4 Average (D     0.00)
(E1    -0.04)
5 Fair
(E2      -0.08)
(F1     -0.12)
6 Poor
(F2     -0.17)
Lambang dan Nilai Penyesuaian Usaha

c. Kondisi kerja

Maksud dari kondisi kerja disini adalah kondisi fisik


lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, suhu, dan kebisingan
ruangan. kondisi kerja merupakan sesuatu yang berda diluar operator
dan dtiterima apa adanya tanpa banyak kemampuan untuk
mengubahnya. kondisi kerja juga memiliki 6 kelas. berikut lambang
dan nilai penyesuaiannya.

1 Ideal (A    +0.06)
2 Excellent   (B     +0.04)
3 Good (C     +0.02)
4 Average (D     0.00)
5 Fair (E     -0.03)
6 Poor (F    -0.07)
Lambang dan Penyesuaian Kondisi Kerja

d. kosistensi

Faktor yang menjadi perhatian disini adalah pada saat kita


melakukan pengukuran waktu angka angka yang dicatat tidak pernah
sama semua. waktu yang ditunjukan selalu berubah ubah. tapi selama
dari satu siklus ke siklus lainnya tidak memiliki perbedaan yang jauh
maka tidak apa apa. tapi jika varibilitasnya tinggi maka ini yang harus
menjadi perhatian lebih. berikut adalah lambang dan nilai
penyesuaiannya di masing masing kelas:

1 Perfect ( A     +0.04)
2 Excellent   ( B     +0.03)
3 Good ( C    +0.01)
4 Average ( D    0.00)
5 Fair ( E   -0.02)
6 Poor F     -0.04)
Lambang dan Penyesuaian Konsistensi

dalam menghitung waktu penyesuaian , bagi keadaan yang


dianggap wajar di beri harga p=1. sedangkan untuk penyimpangan
dari keadaan ini harga p nya di tambah dengan faktor penyesuaian.

2.5 Waktu Standar (Baku)

Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan


operator untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu
standar untuk setiap part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk
beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau untuk factor-faktor yang
tidak dapat dihindarkan. Namun jangka waktu penggunaannya waktu
standard ada batasnya .  Atau bisa dikatakan  waktu yang dibutuhkan
untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau pekerjaan
oleh tenaga kerja yang wajar pada situasi dan kondisi yang normal
sehingga didapatkan waktu baku atau waktu standar secara umum.

Ada dua cara untuk menentukan waktu baku antara lain :

a. Cara langsung

Cara langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku


di mana pengamatan data-data yang diperlukan langsung dilakukan di
tempat berlangsungnya suatu aktivitas atau pekerjaan yang akan
ditemukan waktu bakunya.

Cara langsung dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Pengukuran waktu jam henti (Stop Watch)

Pendekatan yang paling umum untuk pengukuran kerja yang


digunakan sekarang ini meliputi penilaian waktu stop watch dan
pengukuran kinerja operasi secara simultan untuk menentukan waktu
normal. Piranti pengukur waktu elektronik yang sekarang sering
digunakan adalah stop watch konvensional.

Pengukuran waktu jam henti (stop watch) adalah suatu cara


untuk menentukan waktu baku yang pengamatannya langsung
dilakukan di tempat berlangsungnya suatu aktivitas atau
berlangsungnya suatu pekerjaan dengan menggunakan alat utamanya
adalah jam henti (stop watch) yaitu dengan mengamati saat mulainya
pekerjaan itu hingga berakhirnya pekerjaan/aktivitas yang meliputi :
waktu setting, waktu operasi dan waktu inspeksi.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat


dipertanggungjawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan
beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Banyak
faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu
yang pantas untuk jumlah pengukuran dan lain-lain. Langkah-langkah
sebelum melakukan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Penetapan tujuan pengukuran


b) Melakukan penelitian pendahuluan
c) Memilih operator
d) Melatih Operator
e) Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
f) Menyiapkan alat-alat pengukuran.

b. Cara tak langsung

Cara tak langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu


baku yang data-datanya tidak langsung dilakukan di tempat
berlangsungnya aktivitas/perkerjaan tetapi cukup menggunakan data-
data masa lampau yang telah dibukukan untuk pekerjaan-pekerjaan
yang sejenis.

Cara ini dapat dibagi dua cara, yaitu :

1. Pengukuran waktu data waktu baku


2. Pengukuran data waktu gerakan

Dengan demikian waktu baku tersebut dapat diperoleh dengan


menagplikasikan rumus berikut.

Rumus (1) Merupakan Rumus sera umum yang paling banyak


dipakai menghitung waktu baku, Meskipun sebenarnya rumus tersebut
kurang teliti bilamana dibandingkan dengan rumus (2).

(1)     Wn = Ws x p

P adalah faktor penyesuaian

1 siklus rata-rata normal, p1 untuk bekerjanya terlalu lambat atau


sebaliknya..
Hitung waktu baku

(2) Wb = Wn = ( Wn x 1 )

Dimana 1 adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan


kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping
waktu normal .

Pengukuran Waktu

Sistem pengukuran kerja praktis mencakup :

1. Pengukuran waktu aktual yang diobservasi


2. Penyesuaian waktu yang diobservasi untuk memperoleh “waktu
normal” melalui pemeringkatan kerja
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja yang baik akan menghasilkan kualitas kerja dan
produk yang baik pula. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja
berhubungan dengan waktu kerja yang digunakan dalam kegiatan
proses berproduksi. Pengukuran kerja (time study) pada dasarnya
merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang
dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang sangat spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang
normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.
Dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses
kualitatif, yang diarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria yang
objektif.

4.2 Saran
Pada kesempatan ini, izinkanlah penulis untuk memberikan
beberapa saran kepada pembaca sebagai berikut :
1. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya operator sudah terampil
dalam melakukan pekerjaannya sehingga tingkat produktivitas
kerjanya dapat meningkat dan hasilnya pun memuaskan.
2. Perhitungan waktu produktif dan waktu tidak produktif harus
benar-benar sesuai dengan pengamatan yang dilakukan karena
hasilnya akan menentukan apakah operator sudah bekerja dengan
baik atau tidak..
3. Lingkungan kerja untuk membuat melakukan pengamatan juga
harus sesuai dengan intensitas pekerjaan yang akan dilakukan,
karena operator juga membutuhkan lingkungan kerja yang sesuai
untuknya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan standar
ergonomi.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_kontrol

https://materiapk.wordpress.com/2014/05/23/penyesuaian-dan-kelonggaran/

http://aderafiansyah.blogspot.co.id/2010/08/pengukuran-waktu-kerja.html

http://kautanya-kujawab.blogspot.co.id/2014/02/pengukuran-waktu-kerja-dan-
contoh.html

Anda mungkin juga menyukai