Pengujian Penetrasi Aspal
Pengujian Penetrasi Aspal
I. REFERENSI
II. TUJUAN
Menentukan besarnya penetrasi aspal dan klasifikasi penetrasi sesuai dengan
prosedur pengujian
III. DASAR TEORI
Pada dasarnya penetrasi merupakan parameter untuk mengetahui tingkat keras atau
lembek suatu aspal keras yang ditentukan berdasarkan uji penetrasi yaitu masuknya jarum
berdiameter (1,00-1,02)mm dengan panjang 60mm (2,4 in) ke dalam benda uji ukuran
standar (untuk pengujian penetrasi di bawah 200 digunakan cawan berdiameter 55 mm dan
tinggi bagian dalam 35 mm), pada suhu 25 0C, dengan beban 100 gram dan dalam waktu 5
detik.
Aspal semen atau aspal panas atau biasa disebut juga aspal keras adalah produk utama
dari proses peyulingan atau destilasi bertingkat residu minyak bumi, terdiri dari senyawa
molekul-molekul hidrokarbon kompleks semi solid, bersifat visco elastic dengan kekentalan
tinggi.
Penetrasi merupakan salah satu parameter untuk menentukan mutu aspal keras
berdasarkan tingkat kekerasan aspal (penetration graded). Nilai penetrasi sangat ditentukan
oleh suhu. Apabila akan dibuat suatu konstruksi yang lokasinya atau kondisi lingkungannya
bersuhu tinggi maka sebaiknya digunakan aspal dengan nilai penetrasi yang rendah, karena
aspal yang berpenetrasi rendah memiliki sifat yang tidak terpengaruh oleh suhu dan lebih
Siti Vira Rosaya 2B-KSI/Kelompok 3 19 Februari 2018
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
kaku. Begitupun untuk lokasi yang memiliki volume lalu lintas yang tinggi, dikarenakan
adanya gesekan as roda yang dapat meningkatkan suhu, begitupun sebaliknya. Sedangkan
untuk lokasi dengan berat lalu lintas yang tinggi maka diizinkan untuk menggunakan aspal
dengan penetrasi tinggi, ini dikarenakan agar menambah kekuatan pada lapisan perkerasan
jalan. Aturan tentang penggunaan aspal dapat dilihat pada SNI 06-2456-91.
Aspal keras berdasarkan kelas penetrasi harus memenuhi persyaratan seperti di tabel
berikut.
1. Peralatan
No Nama Gambar Keterangan
Untuk mengukur
5 Stopwatch
waktu
2. Bahan
No Nama Gambar Keterangan
Sebagai bahan
1 Aspal Keras
utama pengujian
Untuk
3 Larutan TCE membersihkan sisa
aspal pada jarum
V. PROSEDUR PENGERJAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Nyalakan kompor dan simpan aspal keras pada wajan untuk di panaskan, dengan
suhu ±110ºC agar air yang berada dalam aspal hilang
4. Tuangkan aspal yang sudah mencair pada cawan lalu diamkan aspal di ruang
terkondisi dengan suhu 25oC selama (60-90) menit
5. Letakan benda uji pada bak perendam yang sudah di pasang penahan, lalu
tuangkan air suling pada bak perendam hingga memenuhi benda uji, diamkan di
ruang terkondisi dengan suhu 25oC selama 30 menit
6. Periksa pemegang jarum agar jarum dapat di pasang dengan baik dan bersihkan
jarum penetrasai dengan larutan TCE lalu keringkan
8. Simpan benda uji ke alat penetrasi, lalu turunkan perlahan-lahan jarum penetrasi
hingga menyentuh permukaan aspal, dengan cara melihat refleksi bayangan
jarum pada air dalam bak perendam
9. Turunkan batang dial sampai menyentuh ujung atas batang pemegang jarum dan
baca dial pengukuran, catat sebagai H1.
10. Tekan tombol pelepas batang jarum serentak dengan stopwatch selama (5±0,1)
detik, turunkan batang dial lalu baca dial pengukuran, catat sebagai H2
Karena hasil penetrasi berada pada angka 40-59 dan menurut tabel spesifikasi pada RSNI S-
01-2003 aspal yang diujikan termasuk ke dalam tipe aspal Pen 40.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian penetrasi aspal yang telah dilakukan, diperoleh nilai
penetrasi rata-rata dari 3 benda uji dari 3 kelompok sebesar 53 div (0.53 mm)
termasuk pen 40 dan menurut Spek Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 aspal yang
diujikan tidak termasuk aspal Tipe I Aspal Pen 60-70 dimana tidak dapat digunakan
sebagai campuran aspal.