Anda di halaman 1dari 32

APLIKASI JOURNAL

KOMPRES HANGAT UNTUK NYERI

NERS

DEPERTEMEN KDP

OLEH :

Kelompok 1

Adi Yatma (2018)


Ari Krisna (2018)
Ari Kurniawan (2018)
Dyki Dwi Darmawan (2018)
Firminus Kamilus A.D.K (2018)
Herwindi (2018)
Murni Hariyanto (2018)
Nadya Feni (2018)
Paska Lia Umi Astuti (2018)
Sindi Muthiah Utami (2018)
Wayan Supi Andila (2018)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

Aplikasi Journal dengan Tema “ Kompres Hangat Untuk Nyeri “ di Puskesmas


Dau, Departemen KDP

Kelompok 1 KDP

Aplikasi Journal ini telah disetujui dan disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Ketua Kelompok 1

( )

Mengetahui

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( ) ( )

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
2.1 Pengertian Kompres Hangat ................................................................. 3
2.2 Tujuan Kompres Hangat ....................................................................... 3
2.3 Manfaat Kompres Hangat..................................................................... 4
2.4 Pengaruh Kompres Hangat ................................................................... 5
2.5 Indikasi Dan Kontraindikasi Kompres Hangat ..................................... 5
2.6 Mekanisme Tubuh Terhadap Kompres Hangat .................................... 6
2.7 Penggunaan dan cara Penggunaan Kompres Hangat ........................... 6
BAB 3 PEMBAHASAN ...................................................................................... 7
3.1 Profile Penelitian .................................................................................. 7
3.2 Deskripsi penelitian berdasarkan metode PICO ................................... 11
3.3 Validitas Internal .................................................................................. 16
3.4 Validitas Eksternal ................................................................................ 16

BAB 4 APLIKASI JOURNAL ........................................................................... 18


4.1 Data Demografi Pasien yang Diaplikasi Journal .................................. 18
4.2 Cara Pelaksanaan dan Pengambilan Data ............................................. 18
4.3 Deskripsi Data Singkat Pasien yang Diaplikasi Journal ....................... 18
4.4 Analisis Keefektifan Perlakuan Berdasarkan Journal .......................... 18

BAB 5 PENUTUP................................................................................................ 18
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18
5.2 Saran ..................................................................................................... 18

LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nyeri sendi umumnya menyerang penderita berusia lanjut pada sendi-
sendi penopang berat badan, terutama sendi lutut, panggul, lumbal dan servikal
(Joern, Klaus, & Peer, 2010). Nyeri sendi merupakan penyakit tulang degeneratif
yang ditandai oleh pengeroposan kartilago articular (sendi) (Corwin, 2009).
Badan Kesehatan Internasional (WHO) mengatakan nyeri sendi paling banyak
diderita oleh individu yang berusia diatas 60 tahun. Kasus nyeri sendi pada lansia
di dunia diperkirakan mencapai 9,6% pada pria dan 18 % pada wanita. Kasus
tersebut akan terus meningkat akibat bertambahnya usia harapan. Secara
keseluruhan, sekitar 10-15% orang dewasa lebih dari 60 tahun menderita nyeri
sendi (Tangtrakulwanich, Geater, & Chongsuvivatwong, 2006). Prevalensi nyeri
sendi total di Indonesia 34,3 juta orang pada tahun 2002 dan mencapai 36,5 juta
orang pada tahun 2007. Diperkirakan 40% dari populasi usia di atas 65 tahun
menderita nyeri sendi, dan 80 % pasien nyeri sendi mempunyai keterbatasan
gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat.
Keterbatasan pergerakan serta penurunan kemampuan muskuloskeletal
dapat menurunkan aktivitas fisik dan latihan sehingga akan mempengaruhi lansia
dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily Living/ ADL)
yang akan berpengaruh terhadap Quality of Life lansia yang sifatnya kronik-
progresif (Stanley & Beare, 2007). Nyeri sendi yang akan mengakibatkan
ketidaknyamanan bahkan hingga mengakibatkan kecacatan menjadi penyebab
utama menurunnya kualitas hidup lansia karena sangat mengganggu aktivitas
sehari-hari (Effendi, 2009).
Mengingat besarnya kerugian yang ditimbulkan nyeri sendi maka perlu
dilakukan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan. Terdapat dua
intervensi yang digunakan dalam meminimalkan dampak nyeri sendi yaitu
intervensi non farmakologi dan intervensi farmakologi (Cavalieri, 2002).
Pengobatan non farmakologi untuk mengurangi nyeri sendi yaitu dengan aplikasi
panas pada persendian yang sakit (Kozier & Erb, 2009; Strickland, 2007).
Aplikasi panas pada persendian dapat diberikan dengan kompres hangat. Menurut

1
penelitian Fanada kompres hangat efektif dalam mengurangi nyeri sendi (Fanada,
2012).
Penggunaan terapi panas permukaan pada tubuh dapat memperbaiki
fleksibilitas tendon dan ligament, mengurangi spasme otot, meredakan nyeri,
meningktakan aliran darah dan meningkatkan metabolisme (Wachjudi, Dewi,
Hamijaya, & Pramudiyo, 2006; Kozier & Erb, 2009). Mekanismenya dalam
mengurangi nyeri tidak diketahui dengan pasti walaupun para peneliti yakin
bahwa panas dapat menonaktifkan serabut saraf, melepaskan endorphin, opium
yang sangat kuat yang dapat memblok transmisi nyeri Kozier & Erb, 2009).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Kompres hangat ?
2. Apa tujuan, manfaat, dan pengaruh dari kompres hangat ?
3. Apa indikasi dan kontra indikasi dari Kompres hangat ?
4. Bagaimana penggunaan dan cara penggunaan dari kompres hangat ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kompres hangat.
2. mengetahui tujuan, manfaat, dan pengaruh dari kompres hangat.
3. mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari kompres hangat.
4. mengetahui penggunaan dan cara penggunaan dari kompres hangat.
1.4. Manfaat
Untuk dapat melihat apakah pengaruh dari terapi kompres hangat ini dapat
di aplikasikan dan mempengaruhi pengurangan skala nyeri secara signifikan atau
tidak.
.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kompres Hangat


Pengertian dari kompres hangat menurut beberapa para ahli adalah sebagai
berikut :
 Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat
setempat yang dapat meninbulkan efek fisiologis. Kompres hangat dapat
digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasikan otot – otot yang
tegang (Gabriel F. J, 1998).
 Menurut Sylvia A price (2005) kompres hangat adalah memberikan rasa
hangat kepada pasien untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan
cairan yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah lokal dengan tujuan memberikan kenyaamanan
kapada pasien.
 Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada
bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan
sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang
peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta
memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres
dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan
kedinginan. (Stevens, PJM, F, Bordui, WE, Van Der Meer, GI,
Almekinders, J, Caris, & I, AG Van Der Weyde. 1999).

Jadi dapat disimpulkan kalau kompres hangat adalah suatu prosedur


menggunakan kain / handuk yang telah di kompres-hangat celupkan pada air
hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.

2.2. Tujuan Kompres Hangat


Tujuan dari kompres hangat ini adalah untuk memperlancar sirkulasi darah
; menurunkan suhu tubuh ; mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat, nyaman
dan tenang pada klien ; Memperlancar pengeluaran eksudat ; Merangsang

3
peristaltik usus ; Mengurangi peradangan dan spasmus otot ; Meningkatan
aktivitas sel.

2.3. Manfaat Kompres Hangat


Saat otot terasa kaku, nyeri atau cedera yang berkepanjangan, kompres
hangat adalah pertolongan pertama yang ideal. Panas cukup efektif meredakan
rasa sakit akibat pergerakan otot yang berlebihan. Kompres dengan menggunakan
kantung atau handuk panas meningkatkan elastisitas jaringan sendi dan
menstimulasi peredaran darah.
Kompres selama 20 menit juga membantu merenggangkan dan
menenangkan bagian tubuh yang cedera. Maka kompres hangat baik dilakukan
sebelum olahraga yang mungkin akan menyebabkan rasa sakit itu muncul ketika
beraktivitas. Satu hal yang penting diperhatikan, jangan mengompres hangat pada
cedera atau luka yang baru.
Saat Anda baru cedera, panas hanya akan membuatnya lebih buruk.
Menyebabkan pembuluh darah membesar. Gunakan kompres hangat jika Anda
telah relaks sehabis berolahraga, minimal 48 jam setelah mengalami cedera.
Kompres hangat merupakan pilihan yang tepat untuk menurunkan demam.
Mengapa bukan kompres dingin? Karena jika diberi kompres dingin, maka bagian
otak yang bernama hipotalamus akan menangkap pesan bahwa tubuh dalam suhu
rendah akibat dari kompres tadi, sehingga otak justru akan memerintahkan untuk
meningkatkan suhu tubuh kita. Nah, bukannya turun demamnya, malah tambah
parah, kan? Jadi, fungsi kompres hangat tadi adalah agar hipotalamus menangkap
pesan bahwa suhu tubuh tinggi alias panas sehingga suhu tubuh harus diturunkan.
Oh ya, suhu yang disarankan untuk kompres hangat adalah 40-50º C.
Selain untuk menurunkan demam, kompres hangat juga dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri pada saat cedera. Namun, tidak boleh digunakan pada
cedera akut atau cedera yang baru saja terjadi karena justru akan memperparah
kondisi cedera atau luka. Kompres hangat ini dapat digunakan untuk cedera yang
sudah lebih dari 48 jam. Kompres hangat juga dapat digunakan buat cewek-
cewek yang tengah mengalami nyeri haid atau dismenorhea. Tempelkan kompres

4
hangat pada bagian perut yang nyeri. Namun, kompres hangat tidak boleh
digunakan di perut pada orang yang mengalami radang atau infeksi usus buntu.

2.4. Pengaruh Kompres Hangat


Efek dari kompres hangat adalah untuk meningkatkan aliran darah ke
bagian yang terinjuri, melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki peredaran
daerah di dalam jaringan tersebut. Pada otot, panas memiliki efek menurunkan
ketegangan, meningkatkan sel darah putih secara total dan fenomena reaksi
peradangan serta adanya dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan
peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2 dan
CO2 didalam darah akan meningkat sedangkan PH darah akan mengalami
penurunan (Gabriel F.J, 1998).
Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel
epitel, menyebabkan kemerahan, kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan.
Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.

2.5. Indikasi dan Kontraindikasi Kompres Hangat


1. Indikasi
a. Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah).
b. Klien dengan perut kembung.
c. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian.
d. Sepasme otot.Adanya abses, hematoma.
e. Digunakan untuk cedera yang sudah lebih dari 48 jam.
2. Kontraindikasi
a. Gangguan sensibilitas.
b. Buerger diseases.
c. Gangguan peredaran darah arterial perifir.
d. Tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih
ada bengkak, karena panas dapat memperparah bengkak yang
sudah ada.

5
2.6. Mekanisme Tubuh Terhadap Kompres Hangat
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke
hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal
yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh
darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak,
dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi.
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi
panas melalui kulit meningkat (berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan
suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.

2.7. Penggunaan dan cara Penggunaan Kompres Hangat


Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang
biasa dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan
lebih demam lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin,
pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka
tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru akan bertentangan dengan hasil yang
diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan
menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus
segera diturunkan. Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang
merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat
membantu mengurangi rasa dingin & menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.
Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat
rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke
daerah.
Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak
boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena
panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada.

6
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1.Profile Penelitian
Journal 1 Journal 2 Journal 3 Journal 4 Journal 5
Judul Penelitian
Efektifitas Kompres
Hangat Basah Dan Efektifitas managemen
Kompres hangat atasi Kering nyeri non farmakologi
nyeri pada petani Terhadap Nyeri kompres hangat dan
penderita nyeri Pengaruh kompres hangat massage punggung Kompres hangat efektif
Punggung Bawah Pada
punggung bawah di nyeri sendi pada lansia terhadap penurunan skala menurunkan nyeri sendi
Lansia nyeri sendi pada lansia di
kelurahan candi (60-76 tahun) pada penderita asam urat
kecamatan ampel Di Wilayah Kerja panti wreda pangesti
kabupaten boyolali Puskesmas Telen lawang
Kutai Timur Kalimantan
Timur
Pengarang/Author

Priyani Haryanti1, Gloria Iwan Muliawan, Tanto


Rosita Dinny Permata Henricha Evalina Sinaga, Sandy Kurniajati, Septyan
Hariyanto, Ragil Catur Adyatma Prana
Sari, Tri Susilowati Juniarti Chandra Bagus Ropyanto
Adi W
Sumber/Source
GASTER Vol. XIV No. 1 Jurnal Kesehatan, Proceeding seminar Nursing News Volume 2, Jurnal STIKES Vol. 8, No.2,
Februari 2016 Volume 5, Nomor 2, ilmiah nasional Nomor 3, 2017 Desember 2015

7
Januari 2018, hal. 28-36 keperawatan 2015 3rd
adult nursing practice :
evidence in care
Key Words
Kompres hangat, Nyeri Nyeri Punggung Bawah - Kompres Hangat,
Nyeri sendi, kompres Nyeri sendi, asam urat,
punggung bawah, Skala Lansia - Kompres hangat Massage Punggung,
hangat, lansia kompres hangat
nyeri basah dan kering Nyeri.
Abstract
Latar Belakang: Nyeri Nyeri sendi menduduki WHO mendata penderita Penderita asam urat beresiko
Latar belakang: lansia peringkat pertama penyakit gangguan sendi di Indonesia mengalami gangguan nyeri
Punggung Bawah adalah
yang ada di wilayah degeratif yang diderita lansia. mencapai 81% dari populasi. pada persendian. Penimbunan
nyeri yang dirasakan Nyeri sendi akan Dalam menangani nyeri sendi kristal asam urat pada
daerah punggung puskesmas Talen
mengakibatkan pada lanjut usia, perlu persendian bisa menyebabkan
bawah. Nyeri punggung berjumlah 229 orang, ketidaknyamanan bahkan diberikan penanganan yang nyeri. Upaya nonfarmakologi
bawah terjadi karena terdapat 75 (32,75%) kecacatan yang menjadi tepat baik secara farmakologi untuk mengurangi nyeri sendi
penyebab utama menurunnya maupun non farmakologi. Non penderita asam melalui
sikap kebiasaan lansia mengalami nyeri kualitas hidup lansia. Upaya farmakologi bisa dilakukan kompres hangat.Tujuan
seseorang seperti punggung bawah. yang dilakukan untuk dengan massage punggung dan penelitian ini untuk
menduduk, Kompres hangat basah mengurangi nyeri sendi kompres hangat. Tujuan menganalisis Pengaruh
berdiri, membungkuk dilakukan dengan intervensi penelitian ini adalah untuk Kompres Hangat dalam
dan kering merupakan farmakologis dan non mengetahui efektifitas Penurunan Nyeri Sendi pada
yang terlalu lama.
Tujuan: mengetahui salah satu terapi farmakologis. Terapi dengan managemen nyeri non Penderita Asam
nonfarmakologi dalam non farmakologis untuk farmakologi kompres hangat Urat.Rancangan penelitian
pengaruh kompres hangat mengurangi nyeri sendi, yaitu dan massage punggung menggunakan Pra
terhadap penurunan nyeri mengurangi nyeri namun dengan aplikasi panas pada terhadap penurunan skala nyeri Eksperiment, one group pre-
pada petani penderita belum diketahui persendian yang sakit berupa sendi pada lansia di Panti post test design. Populasi pada
nyeri punggung bawah. kompres hangat. Penelitian ini Wreda Pangesti Lawang penelitian ini adalah pasien
efektivitas diantara dua bertujuan mengetahui Kabupaten Malang.Jenis asam urat di Puskesmas Kota
Metode: Metode terapi tersebut. pengaruh kompres hangat penelitian ini adalah Wilayah Selatan Kota Kediri
penelitian adalah pre terhadap nyeri sendi pada kuantitatif, dan desain sebesar 45 orang.Besar subjek
Tujuan: untuk
eksperiment, pendekatan lansia usia 60-74 tahun. penelitian yang digunakan adalah 32 orang.Sampling

8
one group pre test-post mengetahui efektivitas Rangcangan penelitian adalah adalah exsperimen dengan menggunakan Purposive
test. Sampel adalah true eksperiment, dengan pendekatan two group pretest- Sampling.Perlakuan yang
antara kompres hangat desain penelitian randomized posttest. Populasi dalam diberikan adalah kompres
petani penderita nyeri basah dan kering terhadap control group pre test post test penelitian ini adalah semua hangat, dengan variabel yaitu
punggung bawah desagn. Teknik pengambilan lansia di Panti Wreda Pangesti nyeri sendi pada penderita
nyeri punggung
sebanyak 30 orang sampling berupa systematic Lawang Kabupaten Malang asam urat.Instrument data
dengan teknik porposive bawah pada lansia di random sampling dengan sebanyak 64 orang, teknik menggunakan skala nyeri
sampling. wilayah kerja Puskesmas jumlah responden pada sampling yang digunakan Bourbanis. Selanjutnya,
penelitian adalah 15 responden adalah purposive sampling dianalisis menggunakan uji
Hasil: Sebagian besar Telen. Metode penelitian:
kelompok kontrol dan 15 sebanyak 30 orang. Metode Wilcoxon dengan tingkat
petani sebelum dilakukan Quasy eksperiment responden kelompok intervensi pengumpulan data yang signifikan α < 0,05.Hasil
kompres hangat dengan dengan kriteria inklusi dan digunakan adalah observasi penelitian rata-rata skala nyeri
mengalami nyeri sedang. eksklusi yang telah ditentukan. pretest dan posttest. Metode awal 6,93, setelah perlakuan
pre and post test without Rata – rata tingkat nyeri pada analisa data yang digunakan selama 2x20 menit terjadi
Dan sebagian besar petani
control. Pengambilan kelompok kontrol saat pre-test yaitu T-Test (paired T-Test), perubahan rata-rata skala nyeri
sesudah dilakukan sebesar 2,13 dan 1,67 saat dan Independent Samples menjadi 3,46 dengan
kompres hangat sampel dilakukan dengan
post-test dengan nilai p=0,004. TTest.Hasil penelitian penurunan sebesar 3,47. Hasil
mengalami nyeri ringan. tehnik Quota Sampling, Rata – rata tingkat nyeri pada menunjukkan ada efektifitas uji wilcoxon P=0,000 yang
Dari hasil analisa bivaratt jumlah kelompok intervensi sebesar managemen nyeri non diartikan ada perubahan yang
diperoleh nilai z hitung 2,93 saat pre-test dan 0,73 saat farmakologi dan terapi signifikan pada skala nyeri
sampel sebanyak 32 post test dengan nilai p=0,001. kompres hangat dan terapi sebelum dan setelah kompres
sebesar 5,166 degan responden yang dibagi Kompres hangat dapat massage punggung terhadap hangat pada penderita asam
angka signifikan (p) menjadi 2 kelompok. digunakan sebagai alternatif penurunan skala nyeri sendi urat dengan nyeri
0,000. Berdasarkan hasil mengurangi nyeri sendi pada pada lansia di Panti Wreda sendi.Disimpulkan setelah
Instrumen Numeric lansia untuk meminimalkan Pangesti Lawang, hal ini kompres hangat selama 2x20
tersebut diketahui z
hitung (5,166 > z table Rating Scale. Uji penggunaan pengobatan dibuktikan dengan nilai Sig α menit pada pasien asam urat
statistik Mann Whitney. farmakologis yang dapat ≤ 0,05 dan nilai thitung ≥ dengan keluhan nyeri sendi
(1,96) sehingga ada meningkatkan resiko efek ttabel, selain itu ditemukan mampu menurunkan nyeri
pengaruh signifikan Hasil: Rata-rata samping medikasi. Perawat terapi massage punggung lebih sendi dari nyeri sedang (6,93)
pemberian kompres penurunan skala nyeri dapat diajarkan untuk dominan efektif dengan nilai menjadi nyeri ringan (3,46).
hangat terhadap melakukan kompres hangat signifikasi (0,000) terhadap
kompres hangat kering dan sebagai prosedur tetap penurunan skala nyeri jika
penurunan nyeri pada
1,94 dan basah mengurangi nyeri sendi pada dibandingkan dengan terapi
petani penderita nyeri lansia sebagai upaya kompres hangat yang nilai

9
punggung bawah 0,19 dengan P value peningkatan pelayanan signifikasinya (0,002). Oleh
kesehatan. karena itu manajemen terapi
Kesimpulan: terdapat 0,000 ≤ 0,05. Uji beda kompres hangat dan massage
pengaruh kompres hangat kompres hangat kering punggung efektif terhadap
terhadap penurunan nyeri penurunan skala nyeri sendi
dan basah P value 0,48.
pada petani penderita pada lansia di Panti Wreda
nyeri punggung bawah. Kesimpulan: Pangesti Lawang.
Tidak ada perbedaan
efektivitas kompres
hangat basah dan kering
terhadap nyeri punggung
bawah pada
lansia di wilayah kerja
Puskesmas Telen. Saran:
Untuk peneliti
selanjutnya teknik
pengambilan sampel
menggunakan random
agar memberi
kesempatan yang sama.
Tanggal Publikasi
1 Februari 2016 Januari 2018 Semarang, 13 juni 2015 Tahun 2017 Desember 2015
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh Untuk mengetahui Mengetahui pengaruh untuk mengetahui efektifitas
Tujuan penelitian ini
kompres hangat efektivitas antara kompres hangat terhadap managemen nyeri non
untuk menganalisis
terhadap penurunan nyeri kompres hangat basah nyeri sendi pada lansia farmakologi kompres hangat Pengaruh Kompres

10
pada petani penderita dan kering terhadap nyeri usia 60-74 tahun. dan massage punggung Hangat dalam Penurunan
nyeri punggung bawah. punggung terhadap penurunan skala nyeri Nyeri Sendi pada
bawah pada lansia di sendi pada lansia di Panti Penderita Asam Urat
wilayah kerja Puskesmas Wreda Pangesti Lawang
Telen. Kabupaten Malang.
Desain Penelitian
desain penelitian yang Penelitian ini
pre eksperiment, Quasy eksperimental Randomized control digunakan adalah exsperimen menggunakan Pra
pendekatan one group pre dengan pre and post test group pre test post test dengan pendekatan two group Eksperiment, One Group
test-post test without control. desagn pretest-posttest Pra-Pre Test Design
Pengumpulan Data
Pengumpulan data
menggunakan dua
kelompok
dengan intervensi yang Teknik pengambilan sampling
berbeda terhadap berupa systematic random
Pengumpulan data nyeri sendi
Pengumpulan data masing-masing kelompok sampling dengan jumlah
Metode pengumpulan data menggunakan skala nyeri
responden pada penelitian
menggunakan lembar kemudian dilakukan adalah 15 responden kelompok
yang digunakan adalah Bourbanis dan perlakuan
observasi sakala nyeri. pengukuran efek observasi pretest dan posttest. kompres hangat menggunakan
kontrol dan 15 responden
WWZ (Warm Water Zack).
perlakuan dengan cara kelompok intervensi dengan
membandingkan nilai kriteria inklusi dan eksklusi.
pretest dan posttest
nyeri menggunakan
Numeric Rating Scale
Analisis Data
Tidak dijelaskan Metode analisa data yang di
Uji wilcoxon macth pairs Mann Whitney gunakan yaitu T-Test (paired
dianalisis menggunakan

11
test T-Test) dan Indepndent uji Wilcoxon dengan
Sample T-Test tingkat signifikan α <
0,05

3.2.Deskripsi penelitian berdasarkan metode PICO


Journal 1 Journal 2 Journal 3 Journal 4 Journal 5
Populasi dan Sampel
Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 30
responden yang masing –
masing 15 responden dari
tiap panti kemudian dari
ke 15 responden tersebut Populasi dalam penelitian Populasi pada penelitian
Populasi yang digunakan
Populasi dalam penelitian diambil secara acak ini adalah semua lansia di ini adalah pasien asam
dalam penelitian ini
ini tidak disebutkan, dengan menggunakan Panti Wreda Pangesti urat di Puskesmas Kota
adalah petani sebanyak
namun sampel penelitian teknik systematic random Lawang Kabupaten Wilayah Selatan Kota
4.428 orang. Sampel
terdapat 32 responden yaitu penarikan sampel Malang sebanyak 64 Kediri sebesar 45
yang digunakan adalah
yang dibagi 2 kelompok berdasarkan nomor urut orang, teknik sampling orang.Besar subjek
petani penderita nyeri
dengan intervensi untuk dibagi kedalam yang digunakan adalah adalah 32 orang.Sampling
punggung bawah
berbeda kelompok kontrol dan purposive sampling menggunakan Purposive
sebanyak 30 orang
kelompok intervensi sebanyak 30 orang. Sampling
dengan cara pada saat
penelitian dilakukan
lansia yang datang
dengan keluhan nyeri
sendi diberikan kelompok

12
kontrol dan lansia yang
mendapatkan nomor urut
ganjil dijadikan
kelompok kontrol dan
lansia dengan nomor urut
genap dijadikan
kelompok intervensi.
Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah
lansia dengan rentang
umur 60-73 tahun, lansia
dengan nyeri sendi, dan
belum mendapatkan
analgesik. Kriteria
eksklusi dalam penelitian
ini antara lain : lansia
elergi terhadap panas,
lansia dengan bed rest
total dan penderita tidak
kooperatif.
Intervention
Kompres hangat basah Responden yang telah
Pemberian memenuhi kriteria penelitian
diberikan perlakuan kompres
menggunakan observasi pretest dan hangat satu kaliselama 2x20
kompres dilakukan pada dijelaskan mengenai
handuk yang telah posttest. Memberikan menit. Pengumpulan data nyeri
bagian radang maksudndan tujuan penelitian
direndam dengan air sebelum meminta persetujuan
terapi kompres hangat sendi menggunakan skala
persendian, kejang otot, nyeri Bourbanis dan perlakuan
hangat ke bagian tubuh (informed consent) pasien dengan terapi masage
perut kembung, dan kompres hangat menggunakan
yang nyeri dengan suhu untuk berpartisipasi. Setelah pada bagian yang nyeri
kedinginan pasien setuju, peneliti
WWZ (Warm Water Zack).
air sekitar 37°-40°C.

13
Kompres hangat kering menjelaskan prosedur
menempatkan penelitian yang harus
dilakukan oleh responden, hak
kantong berisi air hangat – hal responden dan hak- hak
pada bagian peneliti. Selanjutnya peneliti
tubuh luar/Warm Water melakukan pre-test dengan
Zag (WWZ) mengamati dan memberiakan
lembar pengukuran skala nyeri
terhadap responden. Setelah
lembar skala nyeri sendi
selesai diisi maka selanjutnya
dengan pemberian intervensi
kompres hangat pada daerah
lutut dengan menggunakan hot
pack gel pada suhu 37-40oC
sebanyak dua kali dengan
masing – masing waktu
intervensi 15 menit dengan
jeda selama 5 menit. Setelah
intervensi diberikan peneliti
meminta responden mengisi
kembali lembar observasi
dengan kriteria dengan kriteria
perubahan tingkat nyeri sendi
yang dirasakan dengan
tindakan. Sementara pada
kelompok kontrol peneliti
hanya melakukan pengukuran
pertama tingkat nyeri
kemudian setelah 30 menit
peneliti kembali mengukur
skala nyeri lansia.

14
Comparator
Penelitian ini
menggunakan 2
kelompok, untuk
Pnelitian ini hanya
membandingkannya
dilakukan 1 kelompok Penelitian ini hanya Penelitian ini tidak
karena penelitian ini menggunaakan 2 kelompok,
dan semua responden menggunakan sampel
menggunakan desain yang pertama kelompok
yang mengalami nyeri Penelitian ini menggunakan pembanding yaitu Pra
Quasi Experimental pretest dan yang kedua
akan di berikan kompres sampel pembanding atau
kelompok postest untuk Eksperiment, one group pre-
dengan rancangan sampel kontrol dan intervensi post test design
hangat dan di observasi membandingkan karena
Posttest only without Dimana diberikan perlakuan
dengan pre dan post test peneliti menggunakan desain
control group. Analisis two group pretest-posttest sebelum dan sesudah
untuk mengetahui skala
data dilakukan setelah
nyeri
dilakukan perlakuan
kepada kelompok
intervensi
Hasil Penelitian
Sebagian besar petani Hasil penelitian Hasil penelitian Hasil penelitian rata-rata
sebelum dilakukan menggunakan uji menunjukkan ada skala nyeri awal 6,93,
kompres hangat nonparametrik Mann Rata – rata tingkat nyeri pada efektifitas managemen setelah perlakuan selama
mengalami nyeri sedang. Whitney. Hasil penelitian kelompok kontrol saat pre-test nyeri non farmakologi 2x20 menit terjadi
Dan sebagian besar petani menunjuk-kan rata-rata sebesar 2,13 dan 1,67 saat dan terapi kompres perubahan rata-rata skala
post-test dengan nilai p=0,004,
sesudah dilakukan penurunan skala nyeri rata – rata tingakt nyeri pada
hangat dan terapi nyeri menjadi 3,46
kompres hangat kompres hangat kering kelompok intervensi sebesar massage punggung dengan penurunan
mengalami nyeri ringan. sebesar 1,94 dan basah 2,93 saat pre-test dan 0,73 saat terhadap penurunan skala sebesar 3,47. Hasil uji
Dari hasil analisa bivaratt sebesar 0,19 dengan P post-test dengan nilai p=0,001. nyeri sendi pada lansia di wilcoxon P=0,000 yang
diperoleh nilai z hitung value 0,000 ≤ 0,05. Uji Panti Wreda Pangesti diartikan ada perubahan
sebesar 5,166 degan beda kompres hangat Lawang, hal ini yang signifikan pada

15
angka signifikan (p) kering dan basah P value dibuktikan dengan nilai skala nyeri sebelum dan
0,000. Berdasarkan hasil 0,48. Sig α ≤ 0,05 dan nilai setelah kompres hangat
tersebut diketahui z thitung ≥ ttabel, selain itu pada penderita asam urat
hitung (5,166 > z table ditemukan terapi massage dengan nyeri sendi.
(1,96) sehingga ada punggung lebih dominan
pengaruh signifikan efektif dengan nilai
pemberian kompres signifikasi (0,000)
hangat terhadap terhadap penurunan skala
penurunan nyeri pada nyeri jika dibandingkan
petani penderita nyeri dengan terapi kompres
punggung bawah hangat yang nilai
signifikasinya (0,002).

3.3.Validitas Internal
Journal 1 Journal 2 Journal 3 Journal 4 Journal 5
peneliti menggunakan Penelitian ini Penelitian ini
Kemungkinan secara
experiment dalam Penelitian ini dikatakan valid tidak terlalu valid dikarenakan
internal penelitian ini karena peneliti sudah dari judul peneliti mengambil
pengambilan data, dan
valid yang di sini peneliti menggunakan 2 kelompok pre judul dengan makna yang lain
hanya memberikan Kemungkinan secara internal
menggunakan experiment dan post untuk dan untuk desain penelitian dia
lembar observasi tidak di penelitian ini valid karena
membandingkan hasil nya menggunakan cross sectional
dalam pengambilan data, telah di test kevalidannya.
wawancarai seberapa disini terapi masage lebih yang hal ini hanya untuk
dan dengan desain
keparahan atau efektif dibanding terapi menghubungkan, bukan untuk
penelitian quasi menggunakna kompres hangat mengetahui pengaruh yang
penurunan nyeri setelah
experiment. akan dia teliti.
diberikan kompres hangat

16
3.4.Validitas Eksternal
Journal 1 Journal 2 Journal 3 Journal 4 Journal 5
Untuk dari kevalidan Penelitian ini secara eksternal
penelitian ini sudah valid
eksternal, penelitian ini Untuk dari kevalidan eksternal, Untuk dari kevalidan eksternal, antara valid dan tidak valid,
dikarenakan dari segi penelitian ini kemungkinan penelitian ini kemungkinan karena cara peneliti
kemungkinan valid, yang valid, yang dikarenakan dari valid, yang dikarenakan dari menentukan sampelnya dan
analisis data, desain
dikarenakan dari segi segi analisis data, desain segi analisis data, desain untuk pengukuran hasil nya
penelitian, dan cara
analisis data, desain penelitian, dan cara penelitian, dan cara bisa dipertanggung jawabkan,
oengambilan populasi oengambilan populasi dan pengambilan populasi dan tapi dari segi desain penelitian
penelitian, dan teknik
dan teknik sampelnya, teknik sampelnya, sesuai teknik sampelnya, sesuai dia menggunakan pre dan post
sampelnya, sesuai dengan
sesuai dengan apa yang dengan apa yang ingin di teliti dengan apa yang ingin di teliti tapi di hasil malah untuk
apa yang ingin di teliti peneliti. peneliti. menurunkan nyeri sedang ke
ingin di teliti peneliti.
peneliti. nyeri ringan

17
BAB 4
APLIKASI JOURNAL
4.1. Data Demografi Pasien yang Diaplikasi Journal
Pasien diambil di sekitar puskesmas dau yang datang kontrol rawat jalan
maupun yang rawat inap (jika ada yang di rawat inap), pasien atau sampel diambil
jika klien mengeluh nyeri di smeua bagian tubuh yang terjadi nyeri dan terhindar
dari kontra indikasi yang telah ditentukan, klien bisa dari semua umur jika terjadi
nyeri yang telah dideskripsikan secara subjektif atau secara langsung oleh pasien
itu sendiri.
4.2. Cara Pelaksanaan dan Pengambilan Data
1. Cara Pelaksanaan Kompres hangat
Pelaksanaan kompres hangat sudah ditentukan dengan disiapkan SOP Kompres
Hangat supaya dapat dilakukan secara terstruktur dan dapat di evaluasi dengan
baik karena telah dibuat SOP nya supaya penilaian nya bisa menjadi valid, dan
data yang diambil valid untuk di persentasikan. Untuk SOP nya ada di
lampiran aplikasi journal ini.
2. Pengambilan Data
Pengambilan data untuk kompres hangat ini sudah di siapkan dengan lembar
observasi pasien atau sampel, yang di dalamnya terdiri dari nama, jenis
kelamin, umur, keluhan dan observasi untuk pemeriksaan nyeri secara
komprehensif, yang dari ini dapat dilihat perubahan atau penurunan nyeri klien
saat sudah diberi terapi kompres hangat. Untuk lembar observasi ada di
lampiran aplikasi journal ini.
4.3. Hipotesis Hasil Penelitian
Dari penelitian ini dapat di hipotesiskan, sebagai berikut:
Ho Tidak ada perubahan skala nyeri setelah di beri terapi kompres hangat.
H₁ Ada perubahan skala nyeri setelah di beri terapi kompres hangat.
4.4. Deskripsi Data Singkat Pasien yang Diaplikasi Journal
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang mengalami
keluhan nyeri yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan sesuai
terapi yang dilaksanakan, dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 12 sampel
yang bisa dilakukan tindakan yang sesuai dengan kriteria inklusi, dengan cara

18
Random sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek secara acak didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu. Adapun ciri-ciri sampel yang memenuhi kriteria
inklusi dalam penelitian ini yaitu:
a. Orang yang mengalami nyeri (nyeri sendi, punggung kepala d;;) yang

nyerinya bukan dari kontra indikasi.

b. Pasien yang datang di Puskesmas.

c. Bersedia menjadi responden.

Sedangkan kriteria ekslusi sebagai berikut :

a. Yang tidak mengalami nyeri.

b. Yang tidak mengonsumsi obat

c. Bukan pasien dari puskesma.

d. Menolak menjadi responden.

4.3.1. Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Berdasarkan karakteristik Jneis kelamin pada responden sampel di

puskesmas Dau Kabupaten Malang Tahun 2019.

Jenis
Jumlah %
Kelamin
Laki Laki 6 50,0
Perempuan 6 50,0
Total 12 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dari 12 responden sampel laki laki dan

perempuan sama banyak (50,0%).

19
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Berdasarkan karakteristik umur pada responden sampel di

puskesmas Dau Kabupaten Malang Tahun 2019.

Umur
(Tahun)
Jumlah %
41 - 45 1 8,3
46 - 50 0 0,0
51 - 55 2 16,7
56 - 60 7 58,3
61 -65 1 8,3
66 - 70 0 0,0
71 - 75 1 8,3
Total 12 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dari 12 responden sebagian besar berumur 56 – 60

tahun, yaitu sebanyak 7 responden (58,3%), dan sebagian kecil berumur 41-45;

61-65; 71-75 , yaitu masing masing sebanyak 1 responden (8,3%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri

Tabel 4.3 Berdasarkan karakteristik keluhan pada responden sampel di

puskesmas Dau Kabupaten Malang Tahun 2019.

Keluhan Jumlah %
Kepala 3 25,0
Pinggul 3 25,0
Punggung 2 16,7
Lutut
4 33,3
Kaki
Total 12 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dari 12 responden sebagian besar keluhan yang

dialami adalah nyeri di lutut kaku, yaitu sebanyak 4 responden (33,3%), dan

20
sebagian kecil nyeri pada bagian punggung, yaitu sebanyak 2 responden

(16,7%).

4.3.2. Data Khusus

1. Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan Terapi Kompres Hangat

Tabel 4.4 Berdasarkan hasil dari sebelum dan sesudah diberikan terapi

kompres hangat pada responden sampel di puskesmas Dau

Kabupaten Malang Tahun 2019.

Skala Nyeri
Sampel Skala Nyeri Sebelum
Sesudah
S1 4 2
S2 4 3
S3 4 1
S4 3 0
S5 4 1
S6 4 1
S7 3 0
S8 4 1
S9 6 5
S10 5 2
S11 5 4
S12 4 3
Rata Rata 4 2

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dari 12 responden didapatkan seluruhnya memiliki

perubahan setelah diberikan terapi kompres hangat.

4.5. Analisis Keefektifan Perlakuan Berdasarkan Journal


Dari hasil perlakuan dari journal 1 sampai 5, semuanya memliki
perubahan yang diberikan ke responden dengan hasil yang signifikan, dan untuk
penelitian eksperimen ini kami menggunakan uji wilcoxon dikarenakan waktu di
uji normalitas data tidak berstribusi normal jadi digunakan uji wilcoxon dengan
bantuan program komputer SPSS 19 for windows dengan tingkat signifikasi (ɑ) (p
< 0,05).
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi normalitas data selisih.

21
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selisih ,365 12 ,000 ,680 12 ,001
a. Lilliefors Significance Correction

Dari Tabel 4.5 di atas didapatkan nilai p pada uji shapiro-wilk o,oo1. Artinya
sebaran data selisih nilai berpasangan tersebut berbeda signifikan dengan sebaran
data normal, yang artinya sebaran data selisih nilai berpasangan tidak berdistribusi
normal, jadi tidak bisa dilakukan uji secara parametirik dengan uji paired t test,
tapi dapat dilakukan uji wilcoxon.

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik wilcoxon berdasarkan pemberian terapi kompres
hangat Sebelum dan Sesudah pada responden di puskesmas dau
2019.
Wilcoxon Tests
Asymp. Sig. (2-
Variabel Keputusan
sided) / P - Value
Ho ditolak
Sebelum*Sesudah 0,002
H₁ diterima

Berdasarkan Tabel 4.6 dari hasil uji statistik, diketahui tingkat hubungannya (Sig.
(2-Sided)) p-value sebesar 0,002 < 0,05, jadi Ho ditolak H₁ diterima, artinya Ada
perubahan skala nyeri setelah di beri terapi kompres hangat. Perubahan tersebut
dapat dilihat dari nilai rata rata perubahan.

Tabel 4.7 Perubahan pada terapi kompres hangat sebelum dan sesudah.

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Sebelum DI Terapi Kompres 12 4,17 ,835 3 6
Hangat
Sesudah Di Terapi Kompres 12 1,92 1,564 0 5
Hangat

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diketahui kalau perubahan dari sebelum dan
sesudah diberi kompres hangat terjadi penurunan yaitu dengan nilai rata ratanya
4,17 menjadi 1,92. Jadi dari sini dapat disimpulkan kalau ada penurunan tingkat
nyeri dari terapi kompres hangat.

22
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah
di kompres-hangat celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian
tubuh tertentu.
2. Tujuan dari kompres hangat ini adalah untuk memperlancar sirkulasi darah ;
menurunkan suhu tubuh ; mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat,
nyaman dan tenang pada klien ; Memperlancar pengeluaran eksudat ;
Merangsang peristaltik usus ; Mengurangi peradangan dan spasmus otot ;
Meningkatan aktivitas sel. Manfaat kompres hangat ada banyak ayitu untuk
menurunkan demam, menghilangkan rasa nyeri, dan untuk mengalirkan
epredaran darah. Efek dari kompres hangat adalah untuk meningkatkan aliran
darah ke bagian yang terinjuri, melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki
peredaran daerah di dalam jaringan tersebut. Pada otot, panas memiliki efek
menurunkan ketegangan, meningkatkan sel darah putih secara total dan
fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan tekanan kapiler.
3. Indikasi dari terapi kompres hangat adalah, Klien yang kedinginan(suhu
tubuh yang rendah) ; Klien dengan perut kembung ; Klien yang punya
penyakit peradangan, seperti radang persendian ; Sepasme otot.Adanya abses,
hematoma ; Digunakan untuk cedera yang sudah lebih dari 48 jam.
Kontraindikasinya yaitu Gangguan sensibilitas ; Buerger diseases ; Gangguan
peredaran darah arterial perifir ; Tidak boleh digunakan untuk yang cedera
akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah
bengkak yang sudah ada.
4. Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat
rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke
daerah. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi
tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak,
karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada.

23
5. Dari aplikasi journal ini dapat disimpulkan kalau Ada perubahan skala nyeri
setelah di beri terapi kompres hangat, yaitu perubahan dari sebelum dan
sesudah diberi kompres hangat terjadi penurunan yaitu dengan nilai rata
ratanya 4,17 menjadi 1,92. Jadi dari sini dapat disimpulkan kalau ada
penurunan tingkat nyeri dari terapi kompres hangat.
5.2. Saran
Para pembaca diharapkan dapat mengetahui tentang Terapi Kompres
Hangat utnuk menurunkan nyeri, dan supaya dapat menjadi ilmu dan menambah
wawasan, dan juga dapat bertindak dengan tepat tentang ini. Terima kasih.

24
DAFTAR PUSTAKA

Program Study S-1 Keperawatan STIKES Banyuwangi. 2009. Panduan


Keterampilan Prosedur Lab KDM 2. Jawa Timur : EGC

Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. Ketermpilan dan Prosedur Laboratorium.
Jakarta : EGC

Doengoes, M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Sari, R.D.P., Susilowati, T. 2016. Kompres Hangat Atasi Nyeri Pada Petani
Penderita Nyeri Punggung Bawah Di Kelurahan Candi Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali. GASTER Vol. XIV No. 1 Februari 2016.

Haryanti, P., Juniarti, G. 2018. Efektifitas Kompres Hangat Basah Dan Kering
Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Telen Kutai Timur Kalimantan Timur. Jurnal Kesehata. Volume
5, Nomor 2, Januari 2018, hal. 28-36.

Sinaga, H.E., Ropyanto,C.B. 2015. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri


Sendi Pada Lansia (60-74 Tahun). Proceeding Seminar Ilmiah Nasional
Keperawatan 2015 3rd Adult Nursing Practice: Using Evidence in Care.

Muliawan, I., Hariyanto, T., Adi, W.R.C. 2017. Efektifitas Managemen Nyeri Non
Farmakologi Kompres Hangat Dan Massage Punggung Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Sendi Pada Lansia Di Panti Wreda Pangesti
Lawang. Nursing News Volume 2, Nomor 3, 201.

Kurniajati, S., Prana,S.A. 2015. Kompres Hangat Efektif Menurunkan Nyeri Sendi
Pada Penderita Asam Urat. Jurnal STIKES Vol. 8, No.2, Desember 2015.

25
Lampiran 1

LEMBAR INSTRUMEN OBSERVASI

Terapi Kompres Hangat Untuk Penurunan Skala Nyeri

A. Identitas Responden

Nama : ....................................................................................

Jenis Kelamin : ........................... Laki Laki/ Prempuan

Umur : ........................... Tahun

Keluhan : .....................................................................................

....................................................................................

B. Observasi Nyeri

Comparative Pain Scale

SEBELUM DI BERI TERAPI SESUDAH DI EBRI TERAPI


P

T
Lampiran 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KOMPRES HANGAT

TERAPI KOMPRES HANGAT NYERI


Tanggal :
Pemeriksa Responden

(.........................................) (..................................................)
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang
Pengertian menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat dengan suhu 37°-40°C dapat dilakukan dengan
menempelkan kantung karet yang diisi air hangat ke daerah tubuh yang nyeri (Haryanti, 2018)
Tujuan dari kompres hangat adalah memprlancar sirkulasi darah, melunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks,
Tujuan
menurunkan rasa nyeri, dan mempelancar pasokan aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien (Haryanti, 2018)
 Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah).
 Klien dengan perut kembung.
Indikasi  Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian.
 Sepasme otot.Adanya abses, hematoma.
 Digunakan untuk cedera yang sudah lebih dari 48 jam
 Gangguan sensibilitas.
 Buerger diseases.
Kontra
 Gangguan peredaran darah arterial perifir.
Indikasi  tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah bengkak
yang sudah ada.
Lampiran 2

 Haryanti1, P., Juniarti, G. 2018. Efektifitas Kompres Hangat Basah Dan Kering Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Telen Kutai Timur Kalimantan Timur. Jurnal Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, Januari
2018, hal. 28-36.
Referensi  Rochana, N., Utami, R.S. 2015. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia. Proceeding Seminar Ilmiah
Nasional Keperawatan 2015 159 3rd Adult Nursing Practice: Using Evidence in Care.
 Program Study S-1 Keperawatan STIKES Banyuwangi.2009.Panduan Keterampilan Prosedur Lab KDM 2. Jawa Timur :
EGC.
 Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk.2006.Ketermpilan Dan Prosedur Laboratorium.Jakarta : EGC.
1. Buli – buli dan sarungnya atau botol dan sarungnya
Persiapan
2. Perlak dan pengalas
Alat
3. Termos dan air panas dengan suhu 37°-40°C
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Isi kantung karet dengan air hangat dengan suhu 37°-40°C
4. Tutup kantung karet yang telah diisi air hangat kemudian dikeringkan
5. Masukkan kantung karet kedalam kain.
6. Tempatkan kantung karet pada daerah yang nyeri.
Tahap
7. Angkat kantung karet tersebut setelah 5-10menit, kemudian isi lagi kantung karet dengan air hangat lakukan kompres
Pelaksanaan
ulang jika klien menginginkan
8. Catat perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan pada menit ke 15-20.
9. Cuci tangan.
10. Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan
mengurangi kekakuan.Selain itu, kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa sakit.
11. Evaluasi Respon klien secara verbal setelah dilakukan perlakuan dan lakukan ulang pengukuran sekala nyeri.
Lampiran 2

Anda mungkin juga menyukai