Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dulu, ada waktu di mana orang menjadikan membaca sebagai sebuah kegiatan
yang menyenangkan. Kunjungan ke perpustakaan juga hal yang biasa. Sekarang,
kegiatan membaca buku banyak teralihkan dengan gawai dan perkembangan
teknologi informasi lainnya.

Membaca itu sangat penting perannya dalam kehidupan, dengan membaca


seseorang bisa mendapatkan pengetahuan, bahkan juga mungkin mendapatkan
hiburan. Dengan membaca, kita bisa mengetahui keadaan di luar sana tanpa harus
benar-benar bepergian.

Ketika kita ingin mengunjungi suatu negara, ada baiknya kita mempelajari dulu
apa saja kebiasaan orang di negara tersebut, bagaimana adatnya, bagaimana caranya
bertingkah, dan lain sebagainya. Semuanya bisa di dapat dari membaca.

Menonton juga salah satu media edukasi dan hiburan, dengan menonton kita bisa
mendapatkan hiburan, bahkan juga mungkin edukasi dalam waktu yang singkat.
Tidak dapat dipungkiri memang, jika dengan menonton yang kita lakukan hanya
duduk diam, dan kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, misalnya edukasi
atau hiburan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah membaca lebih baik daripada menonton
2. Bagaimana perbedaan aktivitas otak ketika membaca dan menonton
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui perbandingan manfaat membaca dan menonton
2. Meningkatkan minat baca untuk meningkatkan kualitas kehidupan
BAB II PEMBAHASAN
A. Manfaat Membaca
Sebagaimana diketahui bahwa semua kegiatan yang menyangkut mengenai
kegiatan pembelajaran, pasti tersirat manfaat yang didapatkan oleh setiap orang
termasuk dalam membaca. Banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh seseorang
ketika selesai melakukan kegiatan membaca.
Entah buku yang menyangkut mata pelajaran, materi perkuliahan, buku
mengenai sastra misalnya novel, cerpen, roman, drama, kumpulan puisi dan
sebagainya. Selain itu buku non sastra seperti buku tutorial, majalah, tabloid, kamus,
karya ilmiah dan lain sebagainya.
Manfaat membaca merupakan hal yang penting dalam kegiatan sehari-hari,
karena membaca tidak hanya untukmemperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai
alat untuk memperluas pengetahuan seseorang mengenai kehidupan. Membaca akan
meningkatkan kemampuan memahami kata dan meningkatkan kemampuan berpikir,
menigkatkan kreativitas dan juga erkenalan dengan gagasan-gagasan baru.
Manfaat membaca menurut Fajar Rachmawati (2008:4) yaitu:
1. meningkatkan kadar intelektual
2. memperoleh berbagai pengetahuan
3. Memiliki cara pandang dan pola pikir yang luas
4. Memperkaya perbendaharaan kata
5. Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di belahan dunia
6. Meningkatkan keimanan
7. Mendapatkan hiburan
Adapun menurut Ngalim Purwanto (1997:27) ia mengungkapkan terdapat
faedah dan nilai membaca, yaitu sebagai berikut.
1. Di sekolah, membaca itu mengambil tempat sebagai pembantu bagi seluruh
mata pelajaran
2. Mempunyai nilai praktis. Bagi perorangan, membaca itu merupakan alat
untuk menambah pengetahuan
3. Sebagai penghibur. Untuk mengisi waktu terluang (seperti membaca syair-
syair, sajak-sajak, roman, majalah dan sebagainya)
4. Memperbaiki akhlak dan bernilai keagamaan. Jika yang dibaca adalah buku-
buku yang bernilai etika maupun keagamaan
5. Bernilai fungsional, artinya berguna bagi pembentukan fungsi-fungsi
kejiwaan. Misalnya membentuk daya ingat, daya fantasi, daya pikir (akal),
berbagai jenis perasaan dan sebagainya.
Dalam hal ini dapat penulis simpulkan bahwa manfaat membaca bagi
kehidupan ialah, untuk mengetahui segala sesuatu yang pada awalnya tidak diketahui
menjadi lebih tahu, atau dapat dikatakan memanusiakan manusia ketika membaca
sebuah buku yang bernilai postif dalam kehidupan. Terutama buku-buku yang
memiliki faedah bagi kejiwaan seseorang atau dapat dikatakan sebagai peningkatan
keimanan seseorang.
Dikutip dari buku Melatih Otak Setajam Silet (Astri Novia:12) , membaca
buku yang disukai dapat membuat otak bertambah kuat. Selain itu membaca juga
memberikan efek ketenangan, meningkatkan keahlian kognitif dan meningkatkan
perbendaharaan kosakata.

B. Manfaat Menonton
Menonton juga memiliki manfaat, seperti:
1. Membantu Belajar Bahasa Asing
Dewasa ini banyak beredar film-film berbahasa asing, dengan demikian kita
bisa mulai belajar berbahasa asing dengan cara yang lebih santai dan
menyenangkan yaitu dengan menonton film berbahasa asing.
2. Mengetahui Budaya Asing
Tidak hanya film berbahasa asing, budaya yang ditampilkan dalam adegan
film juga asing. Dengan menonton film berbahasa asing, kita bisa
mempelajari budaya luar tanpa harus benar-benar berada di tempat yang
asing.
3. Belajar Menjalin Hubungan Sosial Yang Lebih baik
Dalam film-film tentang peperangan, biasanya adegan kental dengan
solidaritas. Hal ini bisa menjadi bahan pelajaran bagi kita untuk menjalin
hubungan sosial yang lebih baik.
4. Mempelajari sejarah dengan senang hati
Pelajaran sejarah sering membuat orang merasa bosan dan tidak tertarik.
Namun, ketika sejarah tersebut divisualisasikan dalam sebuah film, orang
akan lebih tertarik dan lebih hanyut dalam cerita sejarah tersebut. Misalnya
saja dengan film Pearl Harbor yang menceritakan mengenai pemboman
pangkalan angkatan laut Amerika di Pearl Harbor oleh Jepang. Jika kita hanya
membacanya di buku sejarah, maka kita hanya mengingat mengenai peristiwa
tersebut sebagai sejarah.
C. Lebih Baik Membaca atau Menonton
a. Membaca
Sebuah studi menunjukkan bahwa anak yang dibiasakan
mendengarkan cerita sejak dini dan dikenalkan dengan kebiasaaan membaca
memiliki perkembangan jaringan otak yang lebih awal. Sebaliknya, anak yang
tidak dikenalkan dengan kebiasaan membaca memiliki perkembangan yang
kurang pada jaringan tersebut. Anak-anak balita dengan orang tua yang rajin
membacakan buku untuk mereka mengalami perbedaan perilaku dan prestasi
akademik dengan anak anak dengan orang tua yang cenderung pasif dalam
membacakan buku. Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal
Pediatrics menemukan perbedaa yang juga terjadi pada aktivitas otak anak.
Peneliti mengamati perubahan aktivitas otak anak-anak usia 3-5 tahun
yang mendengarkan orang tua mereka membacakan buku melalui scanner
otak yang disebut Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI). Orang
tua menjawab pertanyaan tentang berapa banyak mereka membacakan mereka
untuk anak-anak serta seberapa sering melakukan komunikasi. Para peneliti
melihat bahwa ketika anak-anak sedang mendengarkan orang bercerita,
sejumlah daerah di bagian kiri otak menjadi lebih aktif ini adalah daerah yang
terlibat dalam memahami arti kata, konsep, dan memori. Wilayah otak ini
juga menjadi aktif ketika anak-anak bercerita atau membaca. Pada studi ini
menunjukkan bahwa perkembangan daerah ini dimulai pada usia yang sangat
muda. Yang Lebih menarik adalah bagaimana aktivitas otak di wiliyah ini
lebih sibuk pada anak anak yang orang tuanya gemar membaca. Membacakan
buku untuk anak membantu pertumbuhan neuron di daerah ini yang akan
menguntungkan anak di masa depan dalam hal kebiasaan membaca.
b. Menonton
Penelitian yang melibatkan 1.300 anak oleh universitas Michigan dan
Montreal menemukan dampak buruk pada anak-anak yang lebih sering nonton
TV.
Prestasi mereka di sekolah juga lebih buruk, sementara konsumsi makanan
cepat saji juga meningkat.
Para pakar Inggris mengatakan orang tua dapat mengijinkan anak-anak menonton TV
yang memiliki kualitas tinggi.
Penelitian itu berdasarkan pertanyaan kepada orang tua terkait waktu anak-anak
mereka menonton TV pada usia 29 bulan dan 53 bulan.
Pada umumnya, anak usia dua tahun nonton TV kurang dari sembilan jam per
minggu, sementara anak usia empat tahun di bawah 15 jam.
Saat anak-anak itu diteliti kembali pada usia 10 tahun, guru-guru mereka diminta
untuk menilai prestasi akademis, kelakuan dan kesehatan serta indeks berat tubuh
atau body mass index (BMI).
Anak-anak yang nonton TV lebih banyak pada usia dua tahun lebih rendah fokusnya
di kelas dan buruk dalam matematika.
Para peneliti juga menemukan penurunan aktifitas fisik namun meningkatnya
konsumsi minuman ringan dan indeks berat tubuh.
Dr Linda Pagani dari Universitas Montreal yang memimpin penelitian mengatakan
"Usia dini adalah masa kritis untuk perkembangan otak dan pembentukan perilaku."
"Nonton TV pada waktu yang lama dalam usia ini dapat menyebabkan kebiasaan
tidak sehat di masa depan.
"Waktu mereka akan habis di depan televisi dan tidak ada waktu untuk terlibat dalam
aktifitas lain yang mendorong perekembangan kognitif."
Dan ia menambahkan :"Walaupun dampak nonton TV pada usia dini akan hilang
setelah tujuh setengah tahun, dampak negatifnya masih cukup mencemaskan."
"Temuan kami merupakan argumen kuat atas dampak nonton TV pada anak-anak."
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine.
Lembaga Inggris National Literacy Trust mengupayakan sejumlah langkah untuk
meningkatkan pengawasan anak terkait TV.
Badan itu menyebutkan orang tua harus "membatasi anak nonton TV dan mendorong
aktifitas lain yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa, seperti membaca
bersama, berbincang dan melakukan permainan lain".
Namun badan tersebut menambahkan: "Anak-anak bisa didorong untuk menyaksikan
program televisi edukatif bagi mereka yang berusia dua sampai lima tahun."
Anggota lembaga badan perkembangan mentalitas Inggris, British Psychological
Society, Dr Aric Sigman telah melakukan penelitian sendiri, terkait dampak TV pada
anak-anak.
Ia mengatakan: "Rekomendasi saya kepada pemerintah lima tahun lalu dan juga tiga
tahun lalu adalah agar mereka mengeluarkan garis besar aturan tentang waktu nonton
TV pada anak dianggap radikal dan kontroversial.
"Namun bukti menunjukkan bahwa pemerintah dan pejabat departemen kesehatan
memang harus melakukan hal itu.
"Hasil ini merupakan penelitian lain yang membuktikan bahwa masyarakat perlu
menerima bahwa waktu anak-anak menontot televisi adalah masalah besar dalam
kesehatan."
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Dari beberapa uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa membaca adalah
kegiatan yang memiliki manfaat lebih banyak dibandingkan dengan menonton.
Karena dengan membaca, otak kita menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengolah
kata. Berbeda dengan menonton, yang membuat otak kita cenderung lebih pasif
karena hanya mengolah apa yang kita lihat pada gambar, juga membuat kita lebih
“terkotak” pada sajian yang ditayangkan.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa membaca cenderung membuat
seseorang menjadi lebih aktif dan kreatif dalam melakukan sesuatu.
B. Saran
Kita telah mengetahui manfaat membaca yang lebih baik jika dibandingkan
menonton. Menonton memang sebuah aktivitas yang mengasyikan dan cepat dan
praktis dalam mendapatkan hiburan. Sedangkan membaca memerlukan waktu dan
tenaga lebih banyak jika dibandingkan dengan menonton. Walaupun demikian,
membaca membuat kita lebih leluasa dalam mengimajinasikan isi cerita.
Jika membaca sudah menjadi kebiasaan, maka akan ada banyak dampak
positif yang muncul seperti berpengetahuan luas, lebih kreatif dan imajinatif.

Anda mungkin juga menyukai