Makalah Kanker Payudara
Makalah Kanker Payudara
“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Penyakit
Degeneratif”
Disusun Oleh:
Rifqi Abdul Fattah 2009710033
Isti`anah Surury 2009710048
Riza Fauzi 2009710051
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Gizi dan
Penyakit Degeneratif sebagai syarat untuk memenuhi sebagian nilai tugas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga
penulis mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang membangun demi memperbaiki kekurangan makalah ini.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen Gizi dan Penyakit
Degeneratif, Ibu Tria Astika Enda Permatasari, SKM, MKM yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini.
Terakhir kalinya penulis berharap semoga makalah yang disusun ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Hlm.
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Pengertian Pelayanan Kesehatan ................................................. 3
2.2 Perbedaan Pelayanan Kedokteran dan kesehatan Masyarakat .......................... 3
2.3Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ................................................................... 5
2.4Masalah Pelayanan Kesehatan ........................................................................... 6
2.5 Pelayanan Kesehatan Menyeluruh Dan Terpadu ............................................. 7
2.6 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan ..................................................................... 9
2.7 Batasan Dan Jenis Pelayanan Kedokteran ....................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 18
3.2 Saran .................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan jenis kanker payudara
2. Mengetahui prevalensi kanker payudara di Indonesia dan dunia
3. Mengetahui faktor resiko dari kanker payudara
4. Mengetahui kaitan kanker payudara dengan gizi
5. Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara
BAB II
PEMBAHASAN
Enlargement:
A. Normal duct cells
B. Duct cancer cells
C. Basement membrane
D. lumen ( centre of duct )
Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak
menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium
awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari
kanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada
juga yang berkembang menjadi kanker payudara yang invasife. Karsinoma
duktus in situ dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca-
menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.
Enlargement :
A. Normal lobular cells
B. Lobular cancer cells
C. Basement membrane
Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air susu, dan
tidak menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi terutama pada wanita
pre-menopause. Apabila setelah menopause, biasanya dihubungkan dengan
adanya karsinoma infiltratif. LCIS ditemukan pada 6% dari seluruh
karsinoma mamae. Masalah utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba,
dan ditemukan pada hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista
atau lesi palpabel jinak lainnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-ahli
kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat awal dari kanker
ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang akan berubah
menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila seseorang
mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko untuk
mempunyai kanker pada salah satu payudaranya. Pada payudara yang
terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila
kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi Invasife
Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.
Enlargement :
A. Normal duct cells
B. Ductal cancer cell breaking through basement membrane
C. Basement membrane
Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive (85%). Jika
seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di sepanjang saluran
air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar
payudara. Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau
menyebar ( metastasis ) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau
system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi
masih lumayan terkendali dibanding jenis invasive lain.
b. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )
Enlargment :
A. Normal cells
B. Lobular cancer cells breaking through the basement membrane
C. Basement membrane
Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai sifat yang mirip.
ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian menyerang
jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya.
Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang
dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang
berbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang
juga bisa tidak terlihat dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau
payudara kanan ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada.
Stadium 0 :
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker
tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar
(lobules) susu pada payudara.
Stadium I:
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada
pembuluh getah bening.
Stadium IIA :
Pasien pada kondisi ini :
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-
titik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes )
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke
titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ).
Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di
pembuluh getah bening ketiak.
Stadium IIB :
Pasien pada kondisi ini :
1. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.
2. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
3. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
Stadium III A :
Pasien pada kondisi ini :
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening ketiak.
Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening ketiak.
Stadium III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer.
Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening
di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
Stadium IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah
bening dibawah tulang selangka ).
Stadium IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu :
Tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.
Grade
Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsy dipelajari dibawah
microscope. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana
bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan
memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang.
Berikut adalah Grade dalam kanker payudara :
Grade 1 :
Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang, biasanya
tidak menyebar.
Grade 2 :
Ini adalah grade tingkat sedang.
Grade 3 :
Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya menyebar.
2.5. Kaitannya dengan Gizi (Current Issue)
“Kanker Payudara Incar Wanita Gemuk”
Lifestyle + / Minggu, 22 Mei 2011 10:48 WIB (metrotvnews.com)
Anda sedang berusaha keras menurunkan bobot tubuh? Yes! Jangan ragu,
teruskan 'perjuangan' tersebut. Karena berdiet sehat dan seimbang itu tak hanya
akan membuat Anda memiliki tubuh yang lebih keren, namun juga bisa
menyelamatkan nyawa Anda. Fakta mengejutkan baru saja terungkap: semakin
berat bobot tubuh Anda, maka semakin besar pula risiko terserang berbagai
macam penyakit, termasuk kanker payudara.
Novi Audriana menderita kanker payudara di usianya yang terbilang sangat
muda. Vonis itu jatuh pada tahun 2000 saat usianya baru menginjak 22 tahun.
Setelah berjuang dan sembuh di tahun 2004, dan memiliki anak pertama, kanker
tersebut timbul lagi. Hingga kini wanita muda ini masih berjuang melawan
kanker stadium 2. "Kalau sedang kambuh, sakitnya luar biasa. Nyeri dari tangan
hingga tulang belakang," ujar Novi. Penyakit ini menyebabkan ia kehilangan
pekerjaannya. "Setiap kali usai mengonsumsi obat dan menjalani terapi, tubuh
saya sangat lemah, tak kuat beraktivitas. Tapi sekarang saya lebih punya alasan
kuat untuk sembuh. Saya harus sembuh demi anak," lanjutnya mantap.
Kanker payudara. Penyakit yang satu ini memang menjadi momok bagi
wanita. Apalagi bagi wanita dengan sejarah salah satu anggota keluarga ada
yang terkena kanker. Faktor genetik memang jadi salah satu risiko penyebab.
Namun ini bukanlah faktor utama pemicu kanker. Karena sebenarnya kanker
bisa dicegah bila Anda rajin menjalani gaya hidup sehat.
"Masih banyak di antara kita, wanita beranggapan kanker payudara sangat
terkait dengan sejarah keluarga," jelas Melinda Irwin, Ph.D., profesor di Yale
School of Medicine, AS. "Tetapi sebenarnya, faktor genetik hanya menyumbang
10% saja dari keseluruhan risiko. Sisanya 90% penyebab kanker payudara dipicu
oleh faktor gaya hidup, lingkungan dan berat badan berlebih."
Berat Badan? Betul. Jadi salah satu risiko menjauhkan kanker payudara
adalah menjaga berat badan dalam skala ideal. Studi yang dipublikasikan New
England Journal of Medicine baru-baru ini menyatakan, para wanita yang
kelebihan bobot tubuh lebih banyak meninggal akibat kanker payudara,
mencapai angka 62% dibanding wanita dengan berat tubuh ideal.
Bukan hanya itu, hasil riset dari University of California, Berkeley As
menyebutkan bahwa wanita gemuk cenderung malas melakukan mamogram
yang padahal bisa mendeteksi dini munculnya kanker payudara. Jadi tunggu
apalagi? Jika saat ini bobot tubuh Anda masih jauh di atas angka ideal, segera
ikuti panduan gerak di FITNESS. Dan mulailah menjalani gaya hidup lebih
sehat!
The Fat Trap
Lemak bukan hanya berarti naiknya berat badan, tetapi juga merupakan
substansi biologi aktif yang memproduksi hormon seperti estrogen, yang
menjadi salah satu pemicu pertumbuhan tumor. "Semakin banyak lemak
terutama yang berada di sekitar abdomen (perut) maka semakin banyak pula
estrogen yang diproduksi," kata Sharon Rosenbaum Smith, M.D., direktur
Comprehensive Breast Center di New York, AS.
Dalam sebuah studi, para peneliti di Harvard menemukan wanita yang berat
tubuhnya bertambah minimal sekitar 25 kilogram setelah menginjak usia 18,
berisiko terkena kanker payudara pada saat nanti mengalami menopause.
Tingkat risiko ini mencapai satu setengah kali lebih banyak dibanding wanita
yang berat tubuhnya stabil. Selain itu, lemak juga sangat mungkin menimbulkan
inflamasi kronis, yang bisa mencetuskan beragam penyakit kronis lainnya.
"Jaringan lemak mempunyai koneksi langsung pada sistem kekebalan."
"Belum cukup? Kelebihan berat badan juga bisa membawa kepada
gangguan metabolisme, kombinasi kondisi tingginya tekanan darah dan
kolesterol, yang akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke,
diabetes dan lagi-lagi kanker payudara. Namun tak berarti, situasi ini membuat
Anda yang bertubuh cenderung kurus bisa melompat kegirangan. Ingat,
walaupun Anda bertubuh kurus namun doyan menjalani gaya hidup tak sehat
(merokok, gemar minuman beralkohol dan malas berolahraga) maka kanker
payudara juga bisa mengintai!" Hal ini terjadi lantaran, pada tubuh wanita yang
malas bergerak akan menyimpan glukosa sebagai lemak, bukan di otot," jelas
Irwin.
Step It Up
Hmm, penjelasan di atas terdengar seram? Jangan khawatir, karena
pemecahan masalahnya sangat mudah, semudah melakukan latihan jalan atau
lari selama tiga kali seminggu!
"Penelitian kami menemukan wanita yang melakukan latihan aerobik rutin
60 menit, tiga kali seminggu secara signifikan menurunkan risiko terkena kanker
saat mereka memasuki 30 tahun," ujar Losa Sprod Ph.D., peneliti dari University
of Rochester, New York, AS.
Khasiat olah tubuh dalam memproteksi diri adalah karena aktivitas ini bisa
memangkas kelebihan bobot tubuh dan lemak. Tetapi lebih dari itu, wanita yang
aktif juga biasanya mempunyai kadar estrogen yang rendah. Bukan itu saja, olah
tubuh juga mengurangi risiko inflamasi dan menurunkan level insulin. "Hormon
insulin sangat sensitif kepada perubahan gaya hidup, sehingga merupakan faktor
kuat pemicu kanker payudara." tambah Irwin.
2.6. Diagnosa
Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnose kanker
payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada metastasis ke organ lain.
Beberapa test juga berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektive
untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker, biopsi (mengambil sedikit jaringan,
untuk diteliti dibawah mikroskop, yang dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan
satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy
tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu
diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi
metastasis.
Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika akan
memutuskan test diagnostic :
Usia dan kondisi medis pasien
Type kanker
Beratnya gejala
Hasil test sebelumnya
Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter
menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil
dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ), pada screening mammogram.
Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada
pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa test mungkin dilakukan
untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan
dilakukan seluruh test dibawah ini :
Imaging Test :
Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak
gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-
tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru.
Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang
mencurigakan ditemukan pada saat screening mammogram.
Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi
dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara.
Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid,
yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya
bukan kanker.
lumpectomy biopsy
Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk
mendapatkan clear margin area ( area jaringan disekitar tumor dimana
dipastikan sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan, sekalian mengambil
jaringan kelenjar getah bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk
menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat:
Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive (biasanya menyebar) atau In situ
(biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam
kelenjar susu). Grade (seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat)
dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh
getah bening. Margin dari tumor juga di amati.
Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progesteron (PR) test. Sel kanker
payudara apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR
(+) berarti sel kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut.
Biasanya diadakan terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ).
Test HER2 neu.(C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata
25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positive atau
negative) maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan
menggunakan obat yang disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. (
mengenai HERCEPTIN akan dibahas tersendiri )
Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari
tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype
DX adalah test untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.
Test Darah:
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test
itu antara lain :
Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di
dalam sel darah merah
Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam
seluruh badan
Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah )
Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )
Jumlah Alkaline Phosphatase
Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver,
hati dan saluran empedu dan tulang.
SGOT & SGPT
Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu
test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal
adanya penyebaran ke liver
Tumor Marker Test
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah,
kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu
proses tidak normal dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga
bukan. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA
15.3 dengan mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker
tidak boleh melebihi angka 30
Test-Test Lain:
Test-test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru
Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada
bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang
natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena
kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam.
Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat
adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang
yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang
normal.
Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan. Untuk melihat secara detail
letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena,
tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah
disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga
dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan
terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
Positron Emission Tomography ( PET ) scan. Untuk melihat apakah
kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung
radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat
cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna
kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data
dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik.
2.8 Prognosis
Dua faktor utama yang mempengaruhi prognosis pasien dengan kanker
payudara invasif adalah:
a. stadium diferensiasi histologis dari tumor.
b. Stadium tumor pada saat ditemukan.
Kehidupan:
Semua kasus yang tidak diobati: 22% pada 5 tahun dan 5% pada 10
tahun.
Semua kasus yang diobati: 40% pada 5 tahun dan 25% pada 10 tahun.
Stadium 1 histologis, diobati: 80% pada 5 tahun
Stadium 3 histologis, diobati: 25% pada 5 tahun.
Semua stadium, limfe nodul tidak terlibat: 75% pada 5 tahun
Semua stadium, limfe nodul terlibat: 30% pada 5 tahun
Pasien dengan hanya karsinoma intraduktus (karsinoma in situ), dan
tanpa bukti karsinoma invasif, mempunyai prognosis yang baik sekali-
lebih dari 95% pada 5 tahun.
Karsinoma yang terjadi selama kehamilan dan laktasi, terutama
mempunyai prognosis yang buruk.
Malah pada kelompok kecil pasien yang bertahan hidup sampai 20
tahun atau lebih, kematian masih terjadi sebagai akibat kanker
payudara, menunjukkan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan
secara menyeluruh.
2.9 Pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone.
Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi
kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini.
Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain
berupa:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa
pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara
rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasiat risk dari kanker payudara.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa
metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui
mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker
payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita
yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer
risk assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker
payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun
sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila
dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara
dini menjadi 75%
c. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker
payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit
dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi
walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila
kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan
sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa
simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
3.1 Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemic
pada wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam factor,
diantaranya faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara, walaupun wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Oleh
karena itu, sangat diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri dengan
SADARI, memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurut
penelitian World Cancer Research Fund (WCRF), memperbaiki gizi dan lifestyle
dapat mencegah kanker payudara hingga 42%.
3.2 Saran
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis memberi saran agar
setiap wanita dan laki-laki hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau
menjauhi factor resiko yang bisa menyebabkan kanker payudara dan
menjaga/memperbaiki pola makan/gizi serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya
dilakukan sejak dini, sebab kebanyakan kanker payudara berkembang dalam jangka
waktu yang lama, dan sering kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala
pada stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan protektif ini hendaknya ada
kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah serta komponen
lainnya demi menurunkan prevalensi di Indonesia mengingat kemungkinan kecil
untuk sembuh total jika sudah terkena penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
Thomson, A.D. 1997. Catatan Kuliah Patologi Edisi III. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
http://saputra83.blog.friendster.com/kanker-payudara/
http://kankerpayudara.wordpress.com/2007/12/25/kanker-payudara-gejala-penyebab-
dan-diagnosa/
http://www.blogdokter.net/2007/03/13/kanker-payudara/
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/05/22/52363/Kanker-Payudara-Incar-
Wanita-Gemuk/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16747/5/Chapter%20I.pdf
http://rumahabi.info/cara-mencegah-kanker-payudara-untuk-wanita.html
http://www.hompedin.org/download/kankerpayudara.pdf