PROFESI (1)
2 5
1
-
Menurut Prof. A. Marston (Dean of SDM profesional adalah pelaku profesi yang
Engineering, Iowa State College, USA), mampu :
profesionalisme harus: Mengembangkan keteknikan dan menerapkan
Merupakan suatu panggilan hati nurani secara berkelanjutan
Terorganisasi dan dilandasi pendidikan tinggi Mensintesiskan berbagai informasi untuk
Mencakup pengalaman luas dan terstruktur melakukan rancangan/rekayasa
Terseleksi melalui kompetisi yang sehat Menerapkan kaidah keteknikan untuk tugas/
pekerjaan hal yang belum pernah ditangani
8 11
9 12
2
-
14
Know how/Skill Know what/Knowledge 17
3
-
Seorang tenaga ahli dapat bekerja sebagai: Penerapan Ilmu Dasar dan Keinsinyuran
Profesional, yang memanfaatkan iptek Kemampuan merancang dan melaksanakan
sebagai faktor ekonomi penelitian
Teknolog, yang memanfaatkan iptek sebagai Kemampuan merekayasa sistem, komponen dan
faktor produksi proses
Teknokrat, yang memanfaatkan iptek sebagai Kemampuan menangani masalah keinsinyura
faktor politik Kemampuan bekerja sama antar kejuruan
Ilmuwan, yang dimanfaatkan untuk melakukan Kemampuan interaksi sosial termasuk
tugas mengembangkan iptek berkomunikasi
20 23
Proses menuju SDM profesional : Ketaatan pada kode etik insinyur dan tatalaku
Graduate Expert Professional profesional
Orang mahir dapat disebut kompeten, belum Pemahaman dampak sosial, lingkungan dan
pantas disebut profesional, bila tidak global
menerapkan standar teknis & etika profesi Kesadaran dan kemauan untuk meningkatkan
Tenaga profesional hanya menyatakan kemampuan
pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan Pemahaman akan hal ikhwal mutakhir
Tenaga profesional tidak bicara vokal, kecuali Keterampilan dalam praktek keinsinyuran
bila menjadi pedagang atau politikus
21 24
4
-
Memiliki kompetensi
Memenuhi
profesi bakuan
kompetensi
26 29
Seorang Professional Engineers harus: Ethos (Yunani), berarti karakter, tindak tanduk
mampu menerapkan pengetahuan dan keahlian
atau perilaku yang baik/benar
mutakhir dalam keteknikan dan manajemen, World University Encyclopedia (1965) :
Ilmu mengenai perilaku/kewajiban kemanusiaan
memiliki tanggung jawab sosial dalam (human conduct/duty)
penyelesaian masalah Anton Moeliono (1989) :
dengan pengalaman & pendidikan lanjutan, (-) Ilmu tentang apa/mana yang baik dan
mampu melakukan supervisi & praktek spesialis yang buruk, serta kewajiban moral.
Sumber: Guide to Engineering Workforce, Engineers (-) Nilai benar/salah yang dianut oleh
make it happen (IEAust,1992). golongan atau kelompok masyarakat
27 30
5
-
31 34
Standar etika umumnya relatif dan subjektif, Kemanfaatan (utilitarian ethics); memberikan
manfaat bagi kepentingan masyarakat
tidak mudah dapat dibedakan seperti
membedakan antara hitam dan putih Kewajiban (duty ethics) ; mentaati dan
melaksanakan nilai-nilai moral
Apa yang dianggap etis di suatu tempat
Kebenaran (right ethics) ; menganggap salah
mungkin dianggap tidak etis di tempat lain hal yang melanggar moralitas
Perilaku etika tidak mudah berubah hanya Keunggulan (virtue ethics) ; mengutamakan
karena kondisi lingkungan setempat tindakan yang baik, benar, luhur
Garis batas etis dan tidak etis lebih ditentukan Kelestarian lingkungan (environmental ethics);
oleh masing-masing individu menyadari pentingnya kelestarian lingkungan
32 35
6
-
7
-
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari Menurut M. Gandhi, secara umum terdapat tujuh
terjadinya pertentangan kepentingan dalam jenis pelanggaran etika di masyarakat :
tangung jawab tugasnya 1. Knowledge without character
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun 2. Science without humanity
reputasi profesi berdasarkan kemampuan 3. Commerce without morality
masing-masing 4. Wealth without work
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh 5. Pleasure without conscience
kehormatn, integritas dan martabat profesi 6. Politics without principle
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan 7. Religion without sacrifice
kemampuan profesional
43 46
Issue publc statement only in objective and truthful Ditegur Moro xxxxx
manner suworo
act in professional manner and avoid conflicts of interest Dihukum ringan Moro sodo xx xxx
build professional reputation and not compete unfairly
uphold and enhance the honor, integrity and dignity of the Dihukum berat Moro godo xxxxx
profession
*) Istilah bhs Jawa Sumber :
continue the professional development and provide
45
Basuki, H.
48
opportunities of the staffs for professional development
8
-
Definisi ABET criteria 2000: Presentasi Staf PT Texmaco dalam Diskusi “BNSP”
Syarat calon karyawan Perusahaan PMA Identifikasi, formulasi dan solusi masalah
(Kompas, Oktober 2002) :
Bekerja dalam tim/kelompok
Good English in written and spoken,
Berkomunikasi secara efektif/global
Hardworking, team worker,
Pengetahuan mutakhir/aktual
Result oriented, self motivated,
Pemahaman terhadap etika profesi
Open to critics, quick to learn,
Minat untuk belajar seumur hidup
Able to work under pressure.
51 54
9
-
Memperluas keahlian sesuai kebutuhan dunia Etos kerja adalah sikap atau perilaku dan
usaha/kerja kemauan atau kerja keras untuk mencapai
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kinerja dan luaran yang lebih baik
profesi Prinsip “running business as usual” atau “alon-
Mengikuti program sertifikasi agar memiliki alon asal kelakon”, harus diganti dengan kerja
kredibilitas dan akuntabilitas “keras & cerdas, proaktif, kreatif & inovatif”
Meningkatkan kemampuan partisipatif, tugas Moto : “hari ini harus lebih baik daripada
masa depan adalah kerja kelompok kemarin dan hari esok lebih baik daripada
Meningkatkan kemampuan antisipatif, tugas hari ini”
masa depan makin cepat berobah 55 58
56 59
K
n
o
w
S
D
DEFINITION OF HABITS MEANING OF SPIRIT
e
l
k
s
ie
i
ld
r
lg
e
(e(
10
-
Etos kerja mencakup 3 (tiga) unsur penting Etos kerja menuntut perilaku: kerja tulus &
yang saling terkait dan saling mendukung, tanggung jawab, integritas & kreativitas
yaitu :
Etos kerja adalah aktualisasi & ibadah, kerja
(1) mencetak prestasi (motivation); keras penuh semangat & kecintaan
(2) membangun masa depan (visioner); Etos kerja adalah seni & pelayanan yang me-
(3) mencipta nilai baru (innovation) ngandung unsur keunggulan & rendah hati
61 64
Bersikap Proaktif (Be proactive) Etos 1 : kerja adalah rahmat: bekerja dengan
Berorientasi pada hasil akhir (End in mind) tulus
Dahulukan yang lebih pentng (First thing first) Etos 2 : kerja adalah amanah ; bekerja dengan
Berfikir saling menguntungkan (Think win-win) penuh tanggung jawab
Memahami, baru difahami (Understand-stood) Etos 3 : kerja adalah panggilan hati nurani :
Upayakan sinergi (Synergize) bekerja dengan penuh integritas
Tajamkan instrumen (Sharpen the instrument) Etos 4 : kerja adalah aktualisasi; bekerja
_____________________ dengan penuh semangat
Sumber : Covey, Sandy Staton 2002
62 65
Motivation : emotional tendencies that guide Etos 5: kerja adalah ibadah; bekerja dengan
or facilitate reaching goals penuh kecintaan
Emotional awareness : recognizing one’s
emotion, and their effects Etos 6: kerja adalah seni; bekerja dengan penuh
Commitment : aligning with the goals of the kreativitas
group or organization Etos 7: kerja adalah kehormatan; bekerja
Initiative : readiness to take action on
opportunities untuk mewujudkan keunggulan
Optimism : persistence in overcoming goal Etos 8: kerja adalah pelayanan; bekerja dengan
obstacles and set backs kerendahan hati
63 66
11
-
Bergairah kerja karena memahami bahwa: Mencapai sukses dengan perilaku etos kerja:
kerja memberi harapan atas hasil yang FQ
menyenangkan
kerja mampu memberikan identitas dan status Kompetensi Kharisma
sosial SUKSES
kerja memberi ruang untuk aktivitas yang SQ dengan EQ
terstruktur dan berpola perilaku EK
kerja memberi tantangan untuk diselesaikan tepat Karakter Konfidensi
waktu dan dengan hasil baik
kerja memberi peluang untuk mengembangkan AQ
kreativitas dan estetika SQ = Kecerdasan Spiritual FQ = Kecerdasan Finansial
68
EQ = Kecerdasan Emosional AQ = Kecerdasan Adversitas 71
Meningkatkan etos kerja mengandung arti : Empat jenis kecerdasan (J.H. Sinamo, 2005) :
memperteguh karakter untuk melaksanakan Spiritual Quatient (SQ): proses transendensi
tugas/pekerjaan dari wilayah material ke wilayah spiritual
meningkatkan kompetensi dan kemampuan Emotional Quotient (EQ): kesadaran diri atau
penerimaan diri yang jernih dan kuat
melakukan tugas/pekerjaan
Adversity Quotient (AQ): kecerdasan meng-
memperkuat konfidensi atau percaya diri hadapi masalah kerja atau kesulitan hidup
dalam bertugas/bekerja Financial Quotient (FQ): kecerdasan dalam
Mengembangkan wibawa yang dapat memahami eksistensi & dinamika uang
menumbuhkan inspirasi bagi orang lain
69 72
12
-
Tips untuk menggapai sukses (Majalah Image,Juni Keberhasilan seseorang ditentukan oleh unsur
2004) profesiensi dan performansi
Memiliki harga diri yang positif sebagai landasan Profisiensi ditentukan oleh personal, social, dan
menuju sukses job maturity
Percaya pada keyakinan, kemampuan, Hasil penelitian menunjukan bahwa sumbangan
kecermatan & keandalan melaksanakan tugas dari profesiensi 48,3% sedangkan sumbangan
dari performansi 51,7%.
Memiliki motivasi untuk mencapai sukses
Pengetahuan + Keterampilan = Kemampuan
sehingga apa yang dikerjakan menjadi bermakna
Sikap + Situasi = Motivasi
Bergabung dengan para profesional yang sukses, Kemampuan + Motivasi = Performansi
sehingga diperoleh informasi tentang langkah dan
_________________
strategi menuju sukses
73 Hadipranata, A.F. (2004) 76
Perin Character Respondent Edition Perin Character Respondent Edition Dalam kehidupan, orang dapat diibaratkan sebagai
gkat istics gkat istics
2002 1995 1987 2002 1995 1987 seorang pendaki gunung :
1 Honest 88 88 83 11 Cooperative 28 28 25
2 Forward 71 75 62 12 Determined 24 17 17 (1) Quiter : mereka yang tidak termotivasi dan tidak
3
Looking
Competent 66 63 67
13 Imaginative 23 28 34 berupaya melakukan kegiatan yang bersifat
4 Inspiring 65 68 58
14
15
Ambitious
Courageous
21
20
13
29
21
27
peningkatan
5 Intelligent 47 40 43 16 Caring 20 23 26 (2) Camper : mereka yang termotivasi melakukan
6 Fair-minded 42 49 40
7 Broad-minded 40 40 37
17 Mature 17 13 23
kegiatan tetapi cukup puas setelah mencapai
18 Loyal 14 11 11
8 Supportive 35 41 32
19 Self- 8 5 13
tingkatan/kedudukan tertentu
(3) Climber : mereka yang secara terus-menerus
9 Sraight forward 34 33 34 controlled
10 Dependable 33 32 34 20 Independent 6 5 10
13
-
Anonim (2002) Pengembangan dan Penyusunan Hall, W. and M.C.Erner ( - ) Key Competencies.
Standar Kompetensi LPPM-ITB. Bandung NCVER-Depdikbud. Jakarta
Anonim (1999) Ujian Kompetensi, Pengertian, Analisis Haris, R. ( - ) Implementing Competency Base Training.
dan Tujuan, PPGT, Malang. NCVER-Depdikbud, Jakarta.
Anonim (2002) Persyaratan Karyawan Baru, PMA. HAPBI (2008) Kode Etik Himpunan Ahli Perawatan
Kompas, 8 Oktober. Bangunan Indonesia, Jakarta.
Annonymous (2002) Expectation Regarding a National HATHI (2005) Kode Etik Himpunan Ahli Teknik Hidraulik
Vocational Training and Education System. Malaysian Indonesia, Jakarta.
Experience. BNSP Workshop. Jakarta IAMPI (2007) Kode Etik Ikatan Ahli Manajemen Proyek
Annonymous (2001) Course and Careers. QUT, Qld. Indonesia, Jakarta
Australia Istanto. O. (2003) Materi KPP “Etika Profesi”, Persatuan
Insinyur Indonesia, Jakarta
79 82
14
-
REFERENSI (7)
REFERENSI (8)
15