Anda di halaman 1dari 15

-

PROFESI (1)

PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI


 Merupakan suatu bentuk / jenis pekerjaan
DAN ETOS KERJA (task, job, job, employment, occupation)
 Merupakan keahlian/keterampilan yang
Disusun dan disajikan oleh: dilandasi oleh pengetahuan dan etos kerja
Ir.H.Achmadi Partowijoto,PU-  Merupakan suatu mata pencaharian atau
SDA,IPU.MAsr.
Anggota Dewan Penilai Sertifikasi, HATHI sumber penghasilan tetap bagi seseorang
Anggota Majelis Penilai IP, PII  Merupakan pekerjaan yang ditekuni dalam
Anggota Dewan SDA Nasional jangka waktu lama, bahkan seumur hidup
Master Asesor, BNSP
1 4
.

MATERI PROFESI (2)

I. PROFESIONALISME  Memiliki standar mutu, tidak bersifat rutin


II. ETIKA PROFESI  Memiliki etika profesi / kode etik profesi
 Tidak terbatas secara vertikal dan horizontal
III. ETOS KERJA
 Tidak melanggar peraturan perundang-2an
 Tidak bertentangan dengan moralitas/budaya
 Berkembang sesuai dengan kemajuan iptek

2 5

I. PROFESIONALISME PROFESIONALISME (1)

 Kinerja (unjuk kerja, performansi), yang


menunjukkan kemampuan untuk melakukan
tugas / pekerjaan
 Mencakup tiga matra, yaitu: matra kognitif
(pengetahuan), matra afektif (sikap) dan matra
psikomotorik (keterampilan)
 Berlaku untuk semua tingkat / jenjang
pendidikan / pelatihan atau keahlian /
keterampilan
3 6

1
-

PROFESIONALISME (2) SDM PROFESIONAL (1)

 Memerlukan landasan / penguasaan ilmu Sumber daya manusia profesional :


pengetahuan tertentu/khusus  Mempraktikkan keahlian dan/atau

 Mandiri dan bertanggung jawab, terseleksi keterampilan sesuai bidang profesinya


melalui akreditasi dan sertifikasi  Memiliki sikap dan etos kerja yang

 Mengikuti kemajuan / perkembangan ilmu mencakup keahlian dan keterampilan


pengetahuan dan teknologi  Memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas

 Bertumpu pada kompetensi dan diukur dan produktivitas


berdasar bakuan kompetensi  Beda dengan orang yang mengerjakan
sesuatu sebagai hobi
7 10

PROFESIONALISME (3) SDM PROFESIONAL (2)

Menurut Prof. A. Marston (Dean of SDM profesional adalah pelaku profesi yang
Engineering, Iowa State College, USA), mampu :
profesionalisme harus:  Mengembangkan keteknikan dan menerapkan
 Merupakan suatu panggilan hati nurani secara berkelanjutan
 Terorganisasi dan dilandasi pendidikan tinggi  Mensintesiskan berbagai informasi untuk
 Mencakup pengalaman luas dan terstruktur melakukan rancangan/rekayasa
 Terseleksi melalui kompetisi yang sehat  Menerapkan kaidah keteknikan untuk tugas/
pekerjaan hal yang belum pernah ditangani

8 11

PROFESIONALISME (4) SDM PROFESIONAL (3)

Profesionalisme menuntut syarat-2 berikut:


 Dasar pengetahuan & keahlian memadai
 Menerapkan pandangan sistemik dan terpadu
dalam memanfaatkan peluang
 Orientasi pengabdian pada masyarakat
 Pengakuan, signifikansi & interdependensi
 Mengelola dan menggunakan data yang
terkait dengan profesinya
 Pengambilan keputusan & alih wewenang
 Hubungan adil antara pemberi & penerima
 Menyelenggakan manajemen dan
kepemimpinan untuk meneraplkan ilmu
 Peraturan & tata cara pelaksanaan profesi
pengetahuan guna kepentingan masyarakat

9 12

2
-

SDM PROFESIONAL (4) SDM PROFESIONAL (6)

SDM profesional dituntut berperilaku: Ciri-ciri SDM profesional :


 Proaktif, yang berarti fokus pada lingkar
 Bekerja secara efisien, efektif dan produktif
pengaruh (focus on circle of influence)
 Merespon sesuai dengan nilai (responding  Mandiri, tidak tergantung pada atasan/orang lain
to value)  Mampu bersaing melalui kompetisi yang sehat
 Menerima tanggung jawab (accepting
 Memiliki kemampuan manajemen dibidang
responsibility)
 Menjadi tokoh transisional untuk kemanfaatan
profesinya (managerial skill)
kelompok (transitional figure)  Memiliki kemauan untuk belajar seumur hidup
_____________ (life time education)
Covey, S.R. (1995)
13 16

PROAKTIF VERSUS REAKTIF PIRAMIDA PROFESIONAL

Proaktif Reaktif Attitude etika, responsibilitas,


Lingkar Pengaruh
liabilitas, akuntabilitas,
(circle of influence)
Lingkar Peduli
integritas
(circle of concern)
komunikasi teknis (teori, praktik)
interpersonal, hukum, lingkungan
Lingkar Pengaruh besar Lingkar Pengaruh kecil
manajemen sosial, ekonomi

14
Know how/Skill Know what/Knowledge 17

SDM PROFESIONAL (5) ATRIBUT PROFESIONAL

Tujuh atribut SDM profesional dibidang teknik :


Selain proaktif, tenaga profesional harus:
 Attitude (integrity,commitment,flexibility,reliability)
 Berorientasai pada hasil akhir (outcome)
 Mendahulukan hal-hal yang penting  Knowledge & skill (fundamental & application)

 Mencari penyelesaian saling menguntungkan  Intellectual skill (communication, logical thinking)


(win-win solution)  Engineering practice (standard & code of ethics)
 Memahami terlebih dulu, baru menuntut untuk  Business practice (quality control, competitive)
difahami
 History and culture (national and international)
 Senantiasa mengupayakan sinergi dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan  Foreign language (international career)
____________
15
Subroto, W. (2000) 18

3
-

PRINSIP SDM PROFESIONAL INSINYUR : PELAKU PROFESI


5-C: senantiasa bekerja:  Mengembangkan teknik keinsinyuran dan
 sesuai kompetensinya (Competency) menerapkan secara berkelanjutan
 dengan konsep matang (Conceptual)  Menerapkan kaidah keinsinyuran untuk
menanganai hal-hal yang belum pernah dialami
 secara berkesinambungan (Consistent),
 Memiliki kemampuan manajemen dan
 membangun kerja sama (Cooperative) kepemimpinan dalam pemanfaatan sumber
daya guna memenuhi kebutuhan masyarakat
 menepati kesanggupan (Committed)
 Mensintesis informasi untuk merancang/mere-
dan mampu melakukan tugas/pekerjaan dengan: kayasa guna menangani berbagai masalah
 Cepat (quickly), tetapi Akurat (accurately),  Menerapkan pandangan sistemik dan
pendekatan terpadu dalam memanfaatkan
 Ekonomis (economically), tetapi Aman (safely)
peluang untuk menghasilkan luaran nyata
19 22

PILIHAN BAGI TENAGA AHLI PARAMETER MUTU INSINYUR (1)

Seorang tenaga ahli dapat bekerja sebagai:  Penerapan Ilmu Dasar dan Keinsinyuran
 Profesional, yang memanfaatkan iptek  Kemampuan merancang dan melaksanakan
sebagai faktor ekonomi penelitian
 Teknolog, yang memanfaatkan iptek sebagai  Kemampuan merekayasa sistem, komponen dan
faktor produksi proses
 Teknokrat, yang memanfaatkan iptek sebagai  Kemampuan menangani masalah keinsinyura
faktor politik  Kemampuan bekerja sama antar kejuruan
 Ilmuwan, yang dimanfaatkan untuk melakukan  Kemampuan interaksi sosial termasuk
tugas mengembangkan iptek berkomunikasi
20 23

KOMPETEN  PROFESIONAL PARAMETER MUTU INSINYUR (2)

 Proses menuju SDM profesional :  Ketaatan pada kode etik insinyur dan tatalaku
Graduate  Expert  Professional profesional
 Orang mahir dapat disebut kompeten, belum  Pemahaman dampak sosial, lingkungan dan
pantas disebut profesional, bila tidak global
menerapkan standar teknis & etika profesi  Kesadaran dan kemauan untuk meningkatkan
 Tenaga profesional hanya menyatakan kemampuan
pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan  Pemahaman akan hal ikhwal mutakhir
 Tenaga profesional tidak bicara vokal, kecuali  Keterampilan dalam praktek keinsinyuran
bila menjadi pedagang atau politikus
21 24

4
-

INSINYUR PROFESIONAL KATEGORI KETERAMPILAN

Ketrampilan mencakup (LOMA Dictionary):


 Memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri
 Critical skill; mutlak perlu utk menghasilkan
untuk menghasilkan yang terbaik (best practice)
unjuk kerja memuaskan, menghasilkan kinerja
 Kemampuan untuk menghayati dan memenuhi secara keseluruhan dan memenuhi syarat
kepentingan umum  Key skill; sangat penting utk menghasilkan
 Kemampuan bekerja sama dalam tim atau unjuk kerja yang nyata berpengaruh thd kinerja
kelompok secara keseluruhan
 Kemampuan spesifik yang dilandasi  Important skill; cukup penting utk mencapai
kemampuan intelektual unjuk kerja yang memuaskan, berpengaruh thd
kinerja keseluruhan
 Keterampilan teknis berupa kompetensi dan  Minor skill; agak penting utk mencapai unjuk
kesiapan pelaksanaan yang dipilih secara kerja yang sedikit berpengaruh thd kinerja
kreatif 25 keseluruhan 28

PEMBENTUKAN KOMPETENSI IP II. ETIKA PROFESI


Pendidikan
 Memiliki dasar penge- Sarjana &
Profesional
tahuan profesi
 Memiliki pengalaman Pengalaman
kerja dibidang
profesi profesinya

 Memiliki kompetensi
Memenuhi
profesi bakuan
kompetensi

26 29

KEMAMPUAN INSINYUR PROFESIONAL PENGERTIAN ETIKA

Seorang Professional Engineers harus:  Ethos (Yunani), berarti karakter, tindak tanduk
 mampu menerapkan pengetahuan dan keahlian
atau perilaku yang baik/benar
mutakhir dalam keteknikan dan manajemen,  World University Encyclopedia (1965) :
Ilmu mengenai perilaku/kewajiban kemanusiaan
 memiliki tanggung jawab sosial dalam (human conduct/duty)
penyelesaian masalah  Anton Moeliono (1989) :
 dengan pengalaman & pendidikan lanjutan, (-) Ilmu tentang apa/mana yang baik dan
mampu melakukan supervisi & praktek spesialis yang buruk, serta kewajiban moral.
Sumber: Guide to Engineering Workforce, Engineers (-) Nilai benar/salah yang dianut oleh
make it happen (IEAust,1992). golongan atau kelompok masyarakat
27 30

5
-

ETHICS UNIVERSAL PRINCIPLES EMPAT PRINSIP ETIKA PROFESI

Secara universal etika mencakup :  Tanggung jawab ; memberikan yang terbaik,


 Keadilan; Kesetaraan; Kebaikan; Kejujuran; bermutu tinggi, mengurangi risiko
Kesetiaan; dan Kepedulian;  Keadilan ; adil, obyektif, rasional, tidak
 Menepati janji; Menghormati hak; diskriminatif dalam melaksanakan tugas
Peningkatan; Integritas; dan Mendunia.  Otonomi ; mengatur diri sendiri tanpa campur
_____________________ tangan atau tergantung orang lain
 Integritas moral ; senantiasa menjaga citra dan
Sumber : Indonesia Business Link
kehormatan profesi

31 34

WACANA ETIKA PROFESI LIMA AZAS ETIKA PROFESI

 Standar etika umumnya relatif dan subjektif,  Kemanfaatan (utilitarian ethics); memberikan
manfaat bagi kepentingan masyarakat
tidak mudah dapat dibedakan seperti
membedakan antara hitam dan putih  Kewajiban (duty ethics) ; mentaati dan
melaksanakan nilai-nilai moral
 Apa yang dianggap etis di suatu tempat
 Kebenaran (right ethics) ; menganggap salah
mungkin dianggap tidak etis di tempat lain hal yang melanggar moralitas
 Perilaku etika tidak mudah berubah hanya  Keunggulan (virtue ethics) ; mengutamakan
karena kondisi lingkungan setempat tindakan yang baik, benar, luhur
 Garis batas etis dan tidak etis lebih ditentukan  Kelestarian lingkungan (environmental ethics);
oleh masing-masing individu menyadari pentingnya kelestarian lingkungan
32 35

MASALAH ETIKA PROFESI PERKEMBANGAN ETIKA

Etika berkembang dalam berbagai bidang :


 Pencurian, penipuan, penyuapan, pemalsuan,
 Etika Ekonomi: membimbing manusia dalam
 Konflik kepentingan, ketidak-adilan memenuhi kebutuhan hidup
 Ketidak-jujuran dalam penelitian/pengujian  Etika Sosial : memberi arah pada keselarasan
dan keseimbangan dalam kehidupan
 Ketidak-pedulian thd perlindungan lingkungan
 Etika Politik : mengatur kesepakatan dan
 Ketidak-hati-hatian, kelambanan, kelalaian pengambilan keputusan
 Pelecehan, pelanggaran peraturan  Etika Hukum : menyediakan perlindungan dalam
tata kehidupan masyarakat
 Etika Teknologi : mengembangkan rekayasa
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
33 36

6
-

ETHICS PRINCIPLES & RULES RELATED TO BUSINESS, ETHICS IS NOT


Apllicable principles :
 Respect for other persons
 A business for experts, lawyers, and religious
authority
 Justice for all people
 Equivalent to legality/legal aspects
 Beneficiency for community
 The same as morality which is concerned to
 Equity for all stakeholders
good and bad outcome
Rules for discussion :  The same as special responsibility and
 Respect different opinions general obligation to stakeholders
 Allow uninterrupted discussion  Just about internal controls and the roles of
 Participate and contribute boards of directors and senior managers
 Allow equal time for all participants
37 40

ETHICAL DECISION MAKING PROCES KODE ETIK INSINYUR (1)

 Empat Prinsip Dasar


CHARACTERISTICS OF D-M 1. Mengutamakan keluhuran budi
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan
untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia
ETHICAL OUTCOMES
SITUATION DECISION 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk
kepentingan masyarakat sesuai tugas dan
tanggung-jawabnya
SIGNIFICANT
INFLUENCES 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat
38
berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran 41

RELATED TO BUSINESS, ETHICS IS KODE ETIK INSINYUR (2)

 Based on universal principles and reasoned  Tujuh Tuntunan Sikap


public debate 1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan
 Relations between people and the basis for keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
power sharing masyarakat
 Problem solving activity based on knowledge 2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai
and skill in the application
dengan kompetensinya
 An education process to develop insight into
3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat
responsible moral being
yang dapat dipertanggung-jawabkan
 Level of conduct acceptable in business and
community 39 42

7
-

KODE ETIK INSINYUR (3) PELANGGARAN ETIKA DI MASYARAKAT

4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari  Menurut M. Gandhi, secara umum terdapat tujuh
terjadinya pertentangan kepentingan dalam jenis pelanggaran etika di masyarakat :
tangung jawab tugasnya 1. Knowledge without character
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun 2. Science without humanity
reputasi profesi berdasarkan kemampuan 3. Commerce without morality
masing-masing 4. Wealth without work
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh 5. Pleasure without conscience
kehormatn, integritas dan martabat profesi 6. Politics without principle
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan 7. Religion without sacrifice
kemampuan profesional
43 46

ABET ENGINEERING CRITERIA (1) PELANGGARAN ETIKA PROFESI

Fundamental Principles :  Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang dijunjung


 using knowledge and skill for the tinggi oleh profesi (komersialisasi, kolusi-
enhancement of human welfare nepotisme, mark-up)
 being honest and impartial, serving with fidelity  Pelanggaran terhafap pelayanan jasa
to the public, employers and client profesional dalam hal kualitas keahlian
(mal-praktek, konflik kepentingan, penyalah-
 striving to increase the competence and gunaan data/informasi, pelanggaran HaKI)
prestige of engineering profession
 Mendiamkan terjadinya pelanggaran etika
 supporting the professional and technical profesi oleh rekan seprofesi dengan dalih
societies of their disciplines melindungi kehormatan, masa depan dan
meningkatkan kredibilitas profesi
44 47

ABET ENGINEERING CRITERIA (2) DAMPAK PELANGGARAN ETIKA

Fundamental Cannons : Pelanggaran Disikapi/ Etika Etika Etika/ Hukum


 hold the safety, health and welfare of the public in the
ditindak Hukum

performance of the dicipline Dampak

 perform servics only in the areas of competence Dibicarakan


orang
Moro roso xxxxx

 Issue publc statement only in objective and truthful Ditegur Moro xxxxx
manner suworo
 act in professional manner and avoid conflicts of interest Dihukum ringan Moro sodo xx xxx
 build professional reputation and not compete unfairly
 uphold and enhance the honor, integrity and dignity of the Dihukum berat Moro godo xxxxx
profession
*) Istilah bhs Jawa Sumber :
 continue the professional development and provide
45
Basuki, H.
48
opportunities of the staffs for professional development

8
-

ENGINEERING & PROFESSION PIRAMIDA KINERJA

 Definisi ABET criteria 2000: Presentasi Staf PT Texmaco dalam Diskusi “BNSP”

”Engineering is the profession in which knowledge of


mathematical and natural sciences gained by study, Sikap
experience and practice is applied with judgment to 1
develop ways to utilize economically the material and
forces of nature for benefit of mankind”. Pengalaman Keterampilan
 Profesi menurut diartikan sebagai:
2 3
“A profession is a calling, which is pursued only by an Pengetahuan Kerjasama
organized body of people possessed of high scientific
qualifications for the special work by reason of 4 5 6
thorough educational training and extensive
responsible experiences and from whose ranks the
unfit and the worthy are rigidly excluded”. Tanggung jawab
Buku Panduan Pengembangan Buku Panduan Pokok Pengembangan Karir Insinyur 49 52
Karir Insinyur Profesional Profesional PII

ENGINEERING & TECHNOLOGY REKRUTMEN SDM (1)


% Sikap, Pengalaman, Pengetahuan, Diklat, dan
 Engineering is:
Rekomendasi (Survey JICA, 1996)
 a process of putting technical ideas and scientific
principles to practical use for the common good 40
38%
 the professional activity that employs the material 35
and focus of nature to devise, the best and most 30
efficient system and machines for the use of man 27%
kind 25
23%
 a series of activities concern with design and 20
development which is the creative process of 15
converting theoretical concepts into useful 10%
application 10

 Technology is the transfer of scientific knowledge 5


5%
into technical practice. 0
Sikap Pengal. Penget. Diklat. Rekom.
50 53

REKRUTMEN SDM (2) KEKURANGAN YANG ADA

Syarat calon karyawan Perusahaan PMA  Identifikasi, formulasi dan solusi masalah
(Kompas, Oktober 2002) :
 Bekerja dalam tim/kelompok
 Good English in written and spoken,
 Berkomunikasi secara efektif/global
 Hardworking, team worker,
 Pengetahuan mutakhir/aktual
 Result oriented, self motivated,
 Pemahaman terhadap etika profesi
 Open to critics, quick to learn,
 Minat untuk belajar seumur hidup
 Able to work under pressure.

51 54

9
-

MENINGKATKAN KINERJA PENGERTIAN ETOS KERJA (1)

 Memperluas keahlian sesuai kebutuhan dunia  Etos kerja adalah sikap atau perilaku dan
usaha/kerja kemauan atau kerja keras untuk mencapai
 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kinerja dan luaran yang lebih baik
profesi  Prinsip “running business as usual” atau “alon-
 Mengikuti program sertifikasi agar memiliki alon asal kelakon”, harus diganti dengan kerja
kredibilitas dan akuntabilitas “keras & cerdas, proaktif, kreatif & inovatif”
 Meningkatkan kemampuan partisipatif, tugas  Moto : “hari ini harus lebih baik daripada
masa depan adalah kerja kelompok kemarin dan hari esok lebih baik daripada
 Meningkatkan kemampuan antisipatif, tugas hari ini”
masa depan makin cepat berobah 55 58

PENGERTIAN ETOS KERJA (2)


III. ETOS KERJA

 Guiding beliefs of a person, group or institution


(Webster Dictionary, Webster, 2003)
 The characteristic spirit of a culture, era or
community as manifested in its attitudes and
aspirations (New Oxford Dictionary, Mc Kean,
2005)
______________
Sinamo, J.H. (2005)

56 59

K
n
o
w
S
D
DEFINITION OF HABITS MEANING OF SPIRIT
e
l
k
s
ie
i
ld
r
lg
e
(e(

According to Mc Kean, 2005, spirit are :


(
h
w
w
o
a
h
w
n
ta
t
t
o
t
),
o

 qualities regarded as forming typical elements in


w
)
h
y
)

the character of a person, group or institutions


 a specified emotion, especially one prevailing at a
particular time
HABITS Acording to Waithe, 2005, spirit are:
 morality, moral code, beliefs, principles, standard,
ethics
 motivating force, animating principle, dominating
characteristic, prevailing tendency
 enthusiasm, eagerness, liveliness, energy, vigor,
57
passion 60

10
-

PRINSIP ETOS KERJA KONSEP ETOS KERJA

 Etos kerja mencakup 3 (tiga) unsur penting  Etos kerja menuntut perilaku: kerja tulus &
yang saling terkait dan saling mendukung, tanggung jawab, integritas & kreativitas
yaitu :
 Etos kerja adalah aktualisasi & ibadah, kerja
(1) mencetak prestasi (motivation); keras penuh semangat & kecintaan
(2) membangun masa depan (visioner);  Etos kerja adalah seni & pelayanan yang me-
(3) mencipta nilai baru (innovation) ngandung unsur keunggulan & rendah hati

61 64

TUJUH PERILAKU VISIONER FORMULASI ETOS KERJA (1)

 Bersikap Proaktif (Be proactive)  Etos 1 : kerja adalah rahmat: bekerja dengan
 Berorientasi pada hasil akhir (End in mind) tulus
 Dahulukan yang lebih pentng (First thing first)  Etos 2 : kerja adalah amanah ; bekerja dengan
 Berfikir saling menguntungkan (Think win-win) penuh tanggung jawab
 Memahami, baru difahami (Understand-stood)  Etos 3 : kerja adalah panggilan hati nurani :
 Upayakan sinergi (Synergize) bekerja dengan penuh integritas
 Tajamkan instrumen (Sharpen the instrument)  Etos 4 : kerja adalah aktualisasi; bekerja
_____________________ dengan penuh semangat
Sumber : Covey, Sandy Staton 2002

62 65

MOTIVATION FORMULASI ETOS KERJA (2)

 Motivation : emotional tendencies that guide  Etos 5: kerja adalah ibadah; bekerja dengan
or facilitate reaching goals penuh kecintaan
 Emotional awareness : recognizing one’s
emotion, and their effects  Etos 6: kerja adalah seni; bekerja dengan penuh
 Commitment : aligning with the goals of the kreativitas
group or organization  Etos 7: kerja adalah kehormatan; bekerja
 Initiative : readiness to take action on
opportunities untuk mewujudkan keunggulan
 Optimism : persistence in overcoming goal  Etos 8: kerja adalah pelayanan; bekerja dengan
obstacles and set backs kerendahan hati
63 66

11
-

KERJA ADALAH AMANAH RAHASIA SUKSES

 Bekerja: adalah amanah, dapat dipercaya Pebisnis Makato Kikuchi menurut


(teknis-kredibilitas & moral-integritas) A.G.Agustian (ESQ Power):
 Kredibilitas menyangkut kompetensi dan  Jujur (mengakui kelebihan pesaing)
integritas erat kaitannya dengan etika  Ingin dirinya bermanfaat
 Membangun kompetensi dilakukan melalui  Semangat mencipta (Research Makes
pelatihan yang efektif, Difference)
 Membangun integritas dengan komitmen  Empati dan kerjasama, rendah hati
pada nilai-nilai etika.  Suka memberi, mau mendengar
 Teliti, kebersamaan yang kuat
67 70

GAIRAH KERJA MENCAPAI SUKSES

Bergairah kerja karena memahami bahwa: Mencapai sukses dengan perilaku etos kerja:
 kerja memberi harapan atas hasil yang FQ
menyenangkan
 kerja mampu memberikan identitas dan status Kompetensi Kharisma
sosial SUKSES
 kerja memberi ruang untuk aktivitas yang SQ dengan EQ
terstruktur dan berpola perilaku EK
 kerja memberi tantangan untuk diselesaikan tepat Karakter Konfidensi
waktu dan dengan hasil baik
 kerja memberi peluang untuk mengembangkan AQ
kreativitas dan estetika SQ = Kecerdasan Spiritual FQ = Kecerdasan Finansial
68
EQ = Kecerdasan Emosional AQ = Kecerdasan Adversitas 71

MENINGKATKAN ETOS KERJA JENIS KECERDASAN

Meningkatkan etos kerja mengandung arti : Empat jenis kecerdasan (J.H. Sinamo, 2005) :
 memperteguh karakter untuk melaksanakan  Spiritual Quatient (SQ): proses transendensi
tugas/pekerjaan dari wilayah material ke wilayah spiritual
 meningkatkan kompetensi dan kemampuan  Emotional Quotient (EQ): kesadaran diri atau
penerimaan diri yang jernih dan kuat
melakukan tugas/pekerjaan
 Adversity Quotient (AQ): kecerdasan meng-
 memperkuat konfidensi atau percaya diri hadapi masalah kerja atau kesulitan hidup
dalam bertugas/bekerja  Financial Quotient (FQ): kecerdasan dalam
 Mengembangkan wibawa yang dapat memahami eksistensi & dinamika uang
menumbuhkan inspirasi bagi orang lain
69 72

12
-

TIP MENGGAPAI SUKSES PERFORMANSI & KEBERHASILAN

Tips untuk menggapai sukses (Majalah Image,Juni  Keberhasilan seseorang ditentukan oleh unsur
2004) profesiensi dan performansi
 Memiliki harga diri yang positif sebagai landasan  Profisiensi ditentukan oleh personal, social, dan
menuju sukses job maturity
 Percaya pada keyakinan, kemampuan,  Hasil penelitian menunjukan bahwa sumbangan
kecermatan & keandalan melaksanakan tugas dari profesiensi 48,3% sedangkan sumbangan
dari performansi 51,7%.
 Memiliki motivasi untuk mencapai sukses
 Pengetahuan + Keterampilan = Kemampuan
sehingga apa yang dikerjakan menjadi bermakna
Sikap + Situasi = Motivasi
 Bergabung dengan para profesional yang sukses, Kemampuan + Motivasi = Performansi
sehingga diperoleh informasi tentang langkah dan
_________________
strategi menuju sukses
73 Hadipranata, A.F. (2004) 76

THE LEADERSHIP CHALLENCE. TEORI MASLOW

Perin Character Respondent Edition Perin Character Respondent Edition Dalam kehidupan, orang dapat diibaratkan sebagai
gkat istics gkat istics
2002 1995 1987 2002 1995 1987 seorang pendaki gunung :
1 Honest 88 88 83 11 Cooperative 28 28 25
2 Forward 71 75 62 12 Determined 24 17 17 (1) Quiter : mereka yang tidak termotivasi dan tidak

3
Looking
Competent 66 63 67
13 Imaginative 23 28 34 berupaya melakukan kegiatan yang bersifat
4 Inspiring 65 68 58
14
15
Ambitious
Courageous
21
20
13
29
21
27
peningkatan
5 Intelligent 47 40 43 16 Caring 20 23 26 (2) Camper : mereka yang termotivasi melakukan
6 Fair-minded 42 49 40
7 Broad-minded 40 40 37
17 Mature 17 13 23
kegiatan tetapi cukup puas setelah mencapai
18 Loyal 14 11 11
8 Supportive 35 41 32
19 Self- 8 5 13
tingkatan/kedudukan tertentu
(3) Climber : mereka yang secara terus-menerus
9 Sraight forward 34 33 34 controlled
10 Dependable 33 32 34 20 Independent 6 5 10

J.Mc.Kouzers & B.Z.Postner berupaya dan bersemangat untuk mencapai


kedudukan dan prestasi puncak
74 77

KARAKTER CEO INDUSTRI KELAS DUNIA QUITER  CAMPER  CLIMBER

The Corporate Mystic Karakter Industrialis - Jepang Climber Puncak


1. Kejujuran sejati 1. Jujur
2. Keadilan 2. Ingin dirinya bermanfaat
3. Mengenal diri sendiri 3. Semangat mencipta
4. Fokus pada kontribusi 4. Empati dan kerja sama Camper
5. Spiritualisme Non dogmatis 5. Rendah hati
6. Bekerja Effisien 6. Azas Manfaat
7. Membangkitkan yang terbaik dalam 7. Berterima kasih
diri sendiri maupun orang lain 8. Disiplin
Quiter Lembah
8. Terbuka menerima pembahasan 9. Suka memberi
9. Memiliki cita rasa humor 10. Mau mendengar
10. Visi jauh ke depan 11. Teliti
11. Disiplin diri yang tinggi 12. Kebersamaan kuat Catatan : Rata-2, diantara 10 staf/karyawan hanya 1 (satu)
12. Keseimbangan orang yang mampu mencapai prestasi puncak
Survey CEO : The Leadership Challenge, J.Mc Kouzes & B.Z. Postner
75 78

13
-

REFERENSI (1) REFERENSI (4)

 Anonim (2002) Pengembangan dan Penyusunan  Hall, W. and M.C.Erner ( - ) Key Competencies.
Standar Kompetensi LPPM-ITB. Bandung NCVER-Depdikbud. Jakarta
 Anonim (1999) Ujian Kompetensi, Pengertian, Analisis  Haris, R. ( - ) Implementing Competency Base Training.
dan Tujuan, PPGT, Malang. NCVER-Depdikbud, Jakarta.
 Anonim (2002) Persyaratan Karyawan Baru, PMA.  HAPBI (2008) Kode Etik Himpunan Ahli Perawatan
Kompas, 8 Oktober. Bangunan Indonesia, Jakarta.
 Annonymous (2002) Expectation Regarding a National  HATHI (2005) Kode Etik Himpunan Ahli Teknik Hidraulik
Vocational Training and Education System. Malaysian Indonesia, Jakarta.
Experience. BNSP Workshop. Jakarta  IAMPI (2007) Kode Etik Ikatan Ahli Manajemen Proyek
 Annonymous (2001) Course and Careers. QUT, Qld. Indonesia, Jakarta
Australia  Istanto. O. (2003) Materi KPP “Etika Profesi”, Persatuan
Insinyur Indonesia, Jakarta
79 82

REFERENSI (2) REFERENSI (5)

 Annonymous (1998) Information that Works.  Muhammad, F. ( - ) Dialog PT & DU untuk


Competency Dictionary. LOMA. Mengatasi Kesenjangan Kualitas SDM. Kaddin
 Annonymous (2004) Behaviorial Event Interview Hay Indonesia, Jakarta
Professional Development. Hay Group. Jakarta.  Murdiono (1997) Menuju Bangsa yang Unggul
 Brojonegoro, S.S. (1999) Restrukturisasi Pendidikan dan Mandiri. Diskusi, PII. Jakarta.
Tinggi yang Bersendikan Pemberdayaan Sumberdaya  Neny Dyah (2004) Trik Menggapai Sukses.
Lokal. Simposium Industri Pertanian. PII. Jakarta Majalah Image. Edisi VI. Jakarta.
 Caroline, L dan Dewi, E. A.. (2003) Materi Pelatihan
Asesor Industri. Training Team. IAPSD - Dit.Dikmenjur.
 Oentoro, J. (2004) Satu Dasawarsa UPH.
Harian Kompas. Jakarta.
Depdiknas. Jakarta.
 Covey, S.R. (1995) The Seven Habits of Highly Effective
 Palgunadi, T. (2002) Diskusi Interaktif diambang
Fajar. SCTV, 23 Juli. Jakarta.
People. Franklin Covey Inc.
80 83

REFERENSI (3) REFERENSI (6)

 Goodbody E. (terjemahan : Sediono, CH) (2001)


Mengelola Dilema Etika dalam Bisnis. Indonesia  Partowijoto, A. (2004) Kompetensi, Profesionalisme, &
Business Links. Jakarta Etika Profesi. BP-SDM-Dep Kimpraswil. Yogyakarta.
 GSA/ETA/MH (2004) Indonesia tertinggal Jauh Laporan  Partowijoto, A. (2003) Kompetensi dan Profesionalisme
NHDR Indonesia. BPS-Bappenas-UNDP, Kompas 21 serta Kode Etik Profesi. BSA-HATHI, Pekan Baru Riau
Juli. Jakarta.  Partowijoto, A. ((2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi
 Hadipranata, A.F. (2004) Aspek Pengembangan SDM utk menyiapkan Sarjana Profesional. UNHAS. Makasar
Masa Datang. BP-SDM. Dep.Kimpraswil. Yogyakarta.  Partowijoto, A. (2002) Profesionalisme Tenaga Ahli
 Hadiwiratama, et al. (1997) Skills Toward 2020 for Teknik & Kode Etik Profesi. Seminar PJT-II, Purwakarta
Global Era, Min. of Educ. The Republic of Indonesia.  Partowijoto, A. (2002) Profesionalisme dan Eika Profesi.
 Hadiwiratama (1994) Enhancing Engineering Profession Ceramah di Forum Widyaiswara, Dep. PU , Jakarta.
PII-Institute of Engineers, Australia. Perth. WA,  Partowijoto, A. (2001) Profesionalisme Tenaga Ahli
81
Teknik Hidraulik. Seminar & Kongres HATHI. Malang 84

14
-

REFERENSI (7)

 Partowijoto, A. (2001) Kurikulum Sarjana Teknologi


Pertanian, Lokakarya Konsorsium Ilmu Teknologi
Pertanian, Kampus UGM. Yogyakarta.
 Partowijoto, A. (2001) Standar Kompetensi & Kurikulum
SP. Lokakarya Ditjen Dikti. Depdiknas. Jakarta.
 Partowijoto, A, (2000) Peningkatan Profesionalisme dan
Peran HATHI dalam Pengembangan SDA. Lustrum IV
HATHI. Jakarta..
 PII (2005) Kode Etik Persatuan Insinyur Indonesia,
Jakarta.
 Rukasah, D. (2001) Etika & Legalitas Profesi
Keinsinyuran. Lokakarya Sertifikasi IP-PII, Jakarta.
 Sinamo, J.H. (2005) Etos Kerja Profesional. PT Spirit
Mahardika, Jakarta 85

REFERENSI (8)

 Soebroto, W. (2000) Business and Professional Ethics.


Semiloka Kompetensi Dasar. PII-PT Arun. Lhoksumawe
 Spencer, L.M. & S.M. Spencer (1993) Competency at
Work. Model for Superior Performance. JW & Sons. NY.
 Umar, I. S. (2000) Etika Profesi untuk Insinyur
Indonesia. Pembekalan Anggota Baru PII. Jakarta
 Wignyosoebroto, S. (2002) Etika Profesi (Insinyur)
Perlukah diusulkan masuk dalam Kurikulum Pendidikan
Tinggi Teknologi/Teknik ? ITS. Surabaya
 Wiranto, A. (2007) Menuju keberhasilan dalam era
teknologi maju. Pengurus Pusat PII, Jakarta.
86

15

Anda mungkin juga menyukai