Anda di halaman 1dari 4

Pendalaman Major I.

Latihan Kasus Individu


KASUS I
PHK

Seorang Manajer SDM pada perusahaan BUMD X (Badan Usaha Milik Daerah) --yang
tergolong perusahaan kelas menengah, bergerak dalam lingkup Aneka Usaha yang salah
satunya adalah industri yang memproduksi sepatu militer-- mempunyai keluhan sbb:

.....arena berbagai alasan yang telah dipertimbangkan secara masak-masak, perusahaan


tempat saya bekerja harus melaksanakan kebijakan mem PHK sejumlah tenaga
kerjanya (40 orang atau 50% dari jumlah tenaga kerja operasional dan akan dilakukan
dalam 2 tahap).
Celakanya saya sebagai orang SDM mendapat tugas untuk menyampaikan berita PHK
tersebut kepada orang-orang yang sudah ada dalam daftar. Beberapa diantaranya
adalah orang yang saya kenal dengan baik, dan ada pula yang telah banyak berjasa
kepada saya. Sementara pihak Direksi telah mengatur bahwa berita PHK tidak boleh
disampaikan melalui surat saja, harus bertemu langsung tatap muka satu persatu. .
Perlu diketahui bahwa pengambilan keputusan mengenai siapa- siapa yang akan di PHK
sepenuhnya dilakukan oleh pihak Direksi, saya sebagai Manajer SDM hanya terlibat
menyediakan data hasil asesmen kompetensi karyawan yang dilakukan beberapa waktu
yang lalu, dan pernah ikut sekali dalam proses sosialisasi PHK dengan Serikat Pekerja
beberapa waktu sebelum proses asesmen karyawan dilakukan. Dalam hal PHK ini saya
lebih banyak berperan sebagai pelaksana yang diminta untuk mengeksekusi kebijakan
perusahaan sesuai dengan perintah atasan. Kebijakan tentang PHK ini sudah dikaji oleh
Lawyer yang berwenang, dinyatakan tidak menyalahi aturan hukum. Walaupun
demikian, namun saya tetap sedih mendapatkan tugas seberat ini.
Beberapa hari ini saya menjadi gelisah, tidur tidak nyenyak, kadang mimpi buruk, makan
tidak enak, merasa amat sangat tertekan. Akhir-akhir ini leher terasa tegang dan kepala
pusing-pusing.Saya tidak bisa membayangkan reaksi dari orang-orang yang di PHK
nanti, bagaimana perasaan mereka, bagaimana nasib mereka selanjutnya, belum lagi
dampak terhadap keluarganya (memang ada pesangon, tetapi tidak seberapa).
Sementara ini saya merasa sebagai orang yang tidak tegaan dan kurang asertif.
Menegur anak buah yang jelas-jelas salah saja saya harus ”mlipir-mlipir” (jawa; =

Magister Psikologi Profesi UGM– Minat Bidang PIO - 2019


Pendalaman Major I.
Latihan Kasus Individu

secara tidak langsung ). Menolak tugas ini juga saya tidak berani karena ini sudah
menjadi keputusan Direksi , dan lagi tugas ini memang menjadi tanggungjawab saya
sebagai manajer SDM.
Saya tidak tahan berlama-lama dengan keadaan seperti ini, padahal waktu yang
dijadwalkan untuk menyampaikan berita PHK ini masih sepuluh hari lagi. Tambahan
lagi kemarin sore saya diingatkan oleh teman saya bahwa saya harus berhati-hati,
karena beberapa tahun yang lalu sebelum saya masuk di perusahaan ini ada peristiwa
bekas karyawan yang di PHK mencederai atasan (sampai akhirnya meninggal), padahal
atasan itu dikenal sebagai orang baik dan orang banyak tahu bahwa bekas karyawan itu
telah banyak ditolong oleh atasan tersebut. Saya jadi ngeri membayangkan kejadian itu.
Bagaimana penjelasan sebenarnya mengapa ada anak buah (mantan) yang sudah
banyak ditolong kok tega-teganya membunuh atasan yang telah banyak jasanya?
Memikirkan hal tersebut perasaan saya makin tidak karu-karuan dan pagi tadi ketika
hendak bangun badan dan kepala saya terasa berat,.
Apa yang harus saya lakukan agar keadaan tidak menjadi lebih buruk dan peristiwa
sejenis tidak terjadi? Saya betul-betul tertekan.

Jika yang mendapat keluhan tersebut adalah anda yang posisinya sebagai psikolog PIO
konsultan part time perusahaan tersebut, maka

Lakukan identifikasi masalah untuk kasus di atas, bagaimana analisis anda terhadap
masalah tersebut, lalu ajukan alternatif solusi yang dapat anda sarankan.

Magister Psikologi Profesi UGM– Minat Bidang PIO - 2019


Pendalaman Major I.
Latihan Kasus Individu

KASUS II
Pengelolaan SDM di Perusahaan X.

Perusahaan X merupakan sebuah perusahaan perbankan multinasional. Perusahaan


tersebut baru saja merekrut belasan karyawan baru yang merupakan fresh grad lulusan
program sarjana terbaik dari berbagai PT di Indonesia. Latar belakang akademik para
rekrutan baru pun beragam, mulai dari keuangan, manajemen, komunikasi hingga
psikologi.
Karyawan-karyawan baru ini diharapkan mampu menjadi jawaban bagi kebutuhan SDM
berkualitas di masa mendatang untuk menjalankan perusahaan. Tidak hanya itu,
tantangan di masa mendatang yang semakin tinggi dan komplekspun juga tentu
membutuhkan para pemimpin yang kompeten dan hebat di bidangnya. Perusahaan sangat
menyadari bahwa meskipun para rekrutan muda tersebut memiliki kemampuan akademik
yang tinggi dengan kecerdasan di atas rata-rata, mereka tetap masih memerlukan banyak
bekal untuk mencapai profil pemimpin berkualitas di masa depan yang diharapkan oleh
perusahaan.

Anda adalah seorang psikolog dan juga konsultan SDM bagi perusahaan tersebut. Pihak
perusahaan kemudian meminta saran dan masukan Anda terkait kondisi perusahaan saat
ini dalam hal pengelolaan SDM seperti dijabarkan di atas.
1. Uraikan situasi perusahaan tersebut!
2. Rekomendasi kegiatan yang Anda usulkan? Apa alasannya?
3. Bagaimana langkah-langkah dari kegiatan yang Anda usulkan?
4. Jabarkan langkah-langkah tersebut dan tujuan yang ingin dicapai?

Magister Psikologi Profesi UGM– Minat Bidang PIO - 2019


Pendalaman Major I.
Latihan Kasus Individu
KASUS III

Peneliti : Kasus Bunuh Diri Tinggi Karena Kelelahan dan Stres Kerja
Menurut sebuah studi, bunuh diri telah menelan 1 juta korban setiap tahun. Angka
tersebut terus menanjak dari waktu ke waktu. Para peneliti di Bureo of Labor Statistic’s
Census of Fatal Occupational Injury melaporkan sebanyak 1700 peristiwa bunuh diri
terjadi di tempat kerja atau kantor. Laporan ini berasal dari data tahun 2003 hingga 2010.
Selain itu, studi mengimbuhkan bahwa potensi karyawan pria bunuh diri 15 kali lebih
tinggi ketimbang karyawan wanita.
Menurut investigasi lebih rinci, para korban bunuh diri mengalami kelelahan dan stres
kerja yang berkepanjangan. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Rasanya,
sudah saatnya perusahaan besar atau kecil yang ada di dunia memperbaiki manajemen
waktu dan jumlah pekerjaan yang diberikan pada karyawan. Sebab, tanggung jawab
berlebih pada karyawan bisa mengakibatkan mereka merasa tertekan hingga berujung
pada depresi.
Salah satu ketua peneliti bernama Hope Tiesman, Ph.D, Epidomologist, National Institue
for Occupational Safety and Health, menyarankan agar perusahaan terutama divisi SDM
mulai menyadari bahwa kesehatan dan keseimbangan mental karyawan bukanlah
persoalan pribadi, melainkan gangguan yang harus disikapi layaknya kesehatan secara
fisik.
“Urusan kondisi mental karyawan tidak bisa dianggap enteng. Sebab, itu berkaitan
dengan kinerja mereka sekaligus kesehatan secara menyeluruh. Jika perusahaan tak juga
menyikapinya dengan serius, imbasnya pada korban bunuh diri di kantor yang terus
meningkat,” ujar Tiesman.
Tingkat stres dan tekanan berlanjut yang dirasakan karyawan, kata Tiesman, lebih kurang
sama dengan kondisi mental pengangguran yang lelah tak kunjung mendapatkan
pekerjaan. Namun, jumlah dan peristiwa bunuh diri yang terjadi di kantor biasanya
ditutup-tutupi sehingga tidak terdokumentasi secara resmi oleh pihak berwajib.
“Batasan antara isu personal dan persoalan yang dihadapi karyawan di kantor, sekarang
ini benar-benar tipis. Memang benar bahwa pemicu orang untuk bunuh diri sangat
beragam. Namun, tidak ada salahnya pihak kantor menyediakan terapis atau orang
berkeahlian khusus sebagai tempat konsultasi karyawan,” urainya.

Studi menunjukkan bahwa perusahaan dan kantor yang bergelut di bidang hukum,
pertanian, kesehatan, dan angkatan bersenjata, merupakan industri dengan jumlah korban
karyawan bunuh diri paling tinggi.

(Sumber : http://bali.tribunnews.com/2015/04/01/peneliti-kasus-bunuh-diri-tinggi-
karena-kelelahan-dan-stres-kerja)

Magister Psikologi Profesi UGM– Minat Bidang PIO - 2019

Anda mungkin juga menyukai