A. KASUS
Kepala Puskesmas X, dr. Andri dipanggil oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten X pagi tadi karena
adanya laporan dari Rumah Sakit Daerah bahwa seorang wanita usia 65 tahun, Ny Ani Sutrisna,
mengalami coma selama dua minggu dan terpaksa dirawat di ICU sebuah rumah sakit daerah tersebut
akibat kesalahan mendapatkan obat gliklazid 80 mg yang diberikan tiga kali sehari dari Puskesmas X.
Wanita tersebut adalah rujukan balik dari dokter spesialis THT kepuskesmas X tersebut, yang berobat
pada hari Kamis, tanggal 19 mei 2016 yang lalu. Wanita tersebut diperiksa oleh dokter Slamet yang
bertugas di Puskesmas X. Sesuai dengan rujukan balik dari dokter spesialis, dr. Slamet meresepkan obat
prednisolone 5 mg tiga kali sehari sehubungan dengan rhinitis alergi yang diderita oleh Ny.Ani Sutrisna.
Dr. Andri segera membentuk tim RCA untuk melakukan tindak lanjut terhadap kejadian tersebut,
karena selama tiga bulan terakhir terjadi tiga kali kesalahan pemberian obat meskipun tidak berakibat
fatal. Kejadian yang menimpa Ny Ani Sutrisna tersebut merupakan kejadian yang keempat.
Hari Kamis merupakan hari pasaran di Kecamatan X, sehingga pasien pada hari Kamis biasanya lebih
dari 200 pasien sehari. Pada hari tersebut tercatat ada 235 pasien yang dilayani, dan Ny Ani Sutrisna
merupakan pasien dengan antrian di apotik nomor211. Pada hari tersebut ada empat orang dengan
nama Ani yang berobat ke Puskesmas X, salah satu pasien yang juga bernama Ani, yaitu Ny. Ani Saputra.
Ny. Ani Saputra adalah pasien penderita diabetes yang sudah cukup lama dengan usia 70 tahun, dengan
antrian di apotik nomor 205.
Ny. Ani Sutrisna diantar oleh anak perempuannya yang berulang kali menanyakan kapan obat untuk
ibunya akan diberikan, karena ia harus segera masuk kerja pada jam 13.00 di sebuah pabrik garment di
Kecamatan tsb.
Ternyata terjadi resep yang tertukar antara resep yang diberikan kepada Ny Ani Sutrisna dan Ny.Ani
Saputra, yang kebetulan kedua pasien tersebut adalah pasien yang diperiksa oleh Dr. Slamet. Ketika
kedua resep tersebut diteliti, ternyata kedua resep tersebut tertuliskan Nama: Ny. Ani. S. (tidak
dituliskan dengan nama lengkap).
Di tempat pelayanan obat Puskesmas X pada hari itu dilayani oleh seorang Apoteker, dibantu oleh
seorang tenaga tehnis kefarmasian, dan dua orang petugas cleaning service: Sulastri dan Retno, yang
diminta untuk membantu karena banyaknya pasien pada hari tersebut. Petugas cleaning service
tersebut belum pernah mendapat pelatihan penyediaan obat. Obat yang diberikan kepada Ny Ani
Sutrisna ternyata disiapkan dan diserahkan oleh Retno, karena tenaga tehnis kefarmasian sibuk
melayani obat-obat racikan yang banyak diresepkan pada hari tersebut.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.15 siang, dan pada saat tersebut terjadi kejadian seorang
anak balita terpeleset jatuh di kamar mandi, meskipun tidak mengalami cedera, sehingga Sulastri
diminta oleh salah satu perawat untuk membersihkan kamar mandi yang licin.
Puskesmas X sedang dalam persiapan akreditasi, baru dimulai 3 bulan yang lalu, sehingga belum
semua kebijakan, pedoman, dan prosedur pelayanan disusun dan disahkan. Farmasi merupakan salah
satu unit kerja yang sebenarnya cukup aktif dalam persiapan akreditasi, tetapi karena banyaknya pasien
dan terbatasnya petugas, dokumen-dokumen yang harus disusun masih dalam bentuk draft.
B. MATRIKS GRADING RESIKO
DAMPAK
1 2 3 4 5
P 5
R
O
B 4
A
√
B
I 3
L
I
2
T
A
S 1
2. Tim RCA :
Ketua: dr. E (Ketua Tim Mutu)
Anggota:
- dr. Slamet
- Apoteker
- Tenaga Teknis Kefarmasian
- Sulastri
- Retno
PENGUKURAN MUTU
SDM PENYEDIAAN OBAT
Petugas farmasi tdk melakukan kontroling
Obat disediakan& didistribusikan obat Glikazid 80mg & Prednisolon
Kurangnya tenaga farmasi
dr Dinkes ke Puskes X sebelum diberikan kpd pasien.
Pasien Koma