Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR TERAPI BESI PARENTERAL

NO DOKUMEN: NO REVISI : A HALAMAN:

PROSEDUR TETAP
RUANG TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
HEMODIALISA
Pengertian Tata cara pemberian terapi besi parenteral pada pasien penyakit ginjal
kronis (PGK) yang sementara menjalani prosedur hemodialisis di........

Tujuan Sebagai acuan yang seragam dalam hal tata cara pemberian terapi besi
parenteral pada pasien PGK yang sementara menjalani prosedur
hemodialisis di RS....... memiliki standar prosedur yang sama dan dapat
diikuti oleh semua petugas yang terkait
Kebijakan Disesuaikan dengan kebijakan RS masing-masing

Prosedur 1. Pengkajian status besi dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb), besi


serum (SI), total iron binding capacity (TIBC), saturasi transferin (ST),
Ferritin (FS)

2. Saturasi transferin (ST) ditentukan dengan rumus :

SI

ST = TIBC x 100
%%%
3. Indikasi terapi besi yaitu :
TIBC besi absolut (ST <20% dan FS <200 ng/ml)
a. Anemia defisiensi
b. Anemia defisiensi besi fungsional (ST <20% dan FS ≥200 ng/ml)
c. Tahap pemeliharaan status besi

4. Kontraindikasi terapi besi :


a. Hipersensitifitas terhadap besi
b. Gangguan fungsi hati berat
c. Kandungan besi tubuh berlebih (iron overload)

5. Terapi besi fase koreksi :


a. Iron sucrose atau iron dextran 1 ampul (100 mg ) diencerkan dengan
100 ml Nacl 0,9 % drip intravena 20 tetes / menit
b. Bagi pasien yang baru pertama kali mendapat terapi besi diberikan
dosis uji coba (test dose), yaitu iron sucrose atau iron dextran 25 mg
dilarutkan dalam 25 ml Nacl 0,9% drip intravena selama 15 menit,
tetesan dimulai pelan – pelan yaitu 5 tetes / menit , bila tidak ada
tanda – tanda reaksi anafilaksi naikkan tetesan per lahan- lahan
c. Pemberian drip intravena zat besi diberikan pada saat hemodialisis
jam terakhir
d. Drip intravena zat besi diberikan dengan frekuensi 2 x seminggu
e. Dosis terapi besi fase koreksi : 100 mg 2 kali per minggu saat HD,
dengan perkiraan keperluan dosis total 1000 mg (10 kali
pemberian).Evaluasi besi dilakukan 1 minggu setelah pemberian
terapi besi terakhir
f. Bila status besi masih kurang, ulangi lagi pemberian terapi besi fase
koreksi
g. Bila status besi cukup, lanjutkan dengan terapi besi fase
pemeliharaan
h. Terapi besi fase pemeliharaan :
a) Target terapi :
ST : 20-50 %
FS : 200-500 mg/dl
b) Status besi diperiksa setiap 3 bulan
c) Bila saturasi transferin > 50 % suplementasi besi ditunda,
terapi ESA tetap dilanjutkan
Terapi besi IV pada ST 20-50 % :
Iron sucrose atau iron dextran
Ferritin
Lama Terapi ESA
(ng/ml) Dosis Interval
evaluasi

< 200 100 mg Tiap 2 minggu 3 bulan Lanjutkan

200-300 100 mg Tiap 4 minggu 3 bulan Lanjutkan

301-500 100 mg Tiap 6 minggu 3 bulan Lanjutkan

>500 tunda

Terapi besi IV pada ST <20% :

Iron sucrose atau iron dextran


Ferritin
Lama Terapi ESA
(ng/ml) Dosis Interval
evaluasi

1-2
< 200 100 mg Tiap HD bulan Tunda

200-300 100 mg Tiap 1 minggu 3 bulan Lanjutkan

301-500 100 mg Tiap 2 minggu 3 bulan Lanjutkan


Lihat
501-800 tunda keterangan 1 bulan Lanjutkan

Lihat
>800 tunda keterangan

Keterangan :

- Bila ST <20% dan FS 501-800 ng/ml lanjutkan terapi


ESA dan tunda terapi besi, observasi dalam 1 bulan.
Bila HB tidak naik dapat diberikan iron sucrose atau
iron dextran 100 mg satu kali dalam 4 minggu,
observasi 3 bulan.

- Bila ST <20% dan FS >800 ng/ml terapi besi ditunda.


Dicari penyebab kemungkinan adanya keadaan
infeksi-inflamasi

Unit Terkait 1. Unit Hemodialisis


2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi penyediaan alat dan bahan

Anda mungkin juga menyukai