Spesifikasi Jembatan PDF
Spesifikasi Jembatan PDF
1. PENDAHULUAN
Jadi, spesifikasi teknik dalam bidang pekerjaan struktur jembatan adalah dengan
maksud:
Persyaratan teknis yang disusun oleh perencana untuk mencapai mutu
bangunan sesuai dengan yang diinginkan oleh Pemilik
Bagian dari perjanjian kerja antara Pemilik dan Pelaksana
Acuan pelaksana untuk menyusun strategi dalam penyusunan harga penawaran
pada proses tender
Acuan prosedur kerja untuk mewujudkan rencana perencana, pelaksana dan
pengawas untuk mencapai mutu, waktu pelaksanaan dan dana yang telah
disepakati bersama dalam perjanjian kontrak.
Acuan pokok pelaksana, memberikan batas-batas bagi usahanya yang kreatif
untuk melakukan penghematan sumber daya, pengehematan waktu
pelaksanaan dan meningkatkan keuntungan bagi pelaksana.
Sebagai seorang pelaksana, yaitu penyedia jasa dapat dikatakan wajib memahami
spesifikasi sebagi dokumen resmi kesepakatan bersama, mengerti bagian-bagian
yang harus dicapai dan dipatuhi, selalu mengusahakan cara-cara dan alternatif
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan tanpa menyalahi
ketentuan yang tertera di dalam spesifikasi. Menyusun usulan kesepakatan baru
(change order) yang akan mendukung pekerjaan secara efektif dan efisien.
Juga pelaksana harus dapat melakukan pekerjaan dengan pedoman spesifikasi atau
dengan cara lain yang lebih baik dan disepakati bersama. Pelaksana juga harus
mempunyai visi mewujudkan bangunan sesuai persyaratan minimum yang diminta
oleh spesifikasi, namun selalu berusaha untuk bekerja lebih capat, efektif dan
efisien, mampu menghemat sumber daya dan berusaha meningkatkan keuntungan
dengan cara-cara yang sehat.
1
Spesifikasi Jembatan
2. SISTEMATIKA SPESIFIKASI
2.1. Umum
Dalam bagian umum ini menjelaskan tentang ruang lingkup yang tercakup dalam
seksi yang bersangkutan, yang akan ada hubungannya dengan analisa harga satuan
yang harus dipahami pengguna jasa dalam melakukan penawaran. Karena tanpa
hal ini penawaran akan menjadi salah dan kemungkinan besar penyedia jasa dapat
mengalami kerugian yang cukup besar.
2.2. Persyaratan
Dalam bagian persyaratan dijelaskan tentang standar rujukan atau acuan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, serta toleransi-toleransi yang diizinkan
atau yang menjadi acuan dalam hasil pelaksanaan untuk pengukuran dan
penerimaan hasil kerja. Demikian juga dengan bahan yang harus digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan-persyaratan kerja sebelum pelaksanaan
pekerjaan tersebut dimulai.
2
Spesifikasi Jembatan
2.3. Pelaksanaan
Pada pasal pelaksanaan dijelaskan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan yang
mengacu pada pedoman pelaksanaan atau standar-standar yang ada.
Pada pasal ini dijelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup
penggunaan bahan sampai dengan persyaratan pernggunaan peralatan atau
manajemen peralatan yang harus digunakan dan tata cara pelaksanaannya.
Jadi bagi seorang penyedia jasa wajib memahami permasalahan pelaksanaan ini
agar produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu sesuai dengan
spesifikasi atau persyaratan pengguna jasa.
Spesifikasi jembatan terdiri atas 18 seksi yang tercakup dalam divisi 7 sebagai
berikut :
7.1. Beton
7.2. Beton prategang
7.3. Baja tulangan
7.4. Baja struktur
7.5. Kayu
7.6. Tiang pancang
7.7. Sumuran
7.8. Adukan semen
7.9. Pasangan batu
7.10. Pasangan batu kosong dan bronjong
7.11. Sambungan siar muai
7.12. Landasan jembatan
7.13. Sandaran
7.14. Papan nama jembatan
7.15. Pembongkaran struktur
7.16. Turap
7.17. Pipa cucuran
7.18. Parapet
Berikut akan dijelaskan secara garis besar tentang isi dari masing-masing seksi
yang tercakup dalam spesifikasi jembatan. Selain dari seksi tersebut dalam
pekerjaan struktur masih terkait juga dengan divisi 1, yang secara umum akan
mengikat pada pekerjaan jalan dan jembatan.
3
Spesifikasi Jembatan
3. BETON
3.1. UMUM
Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan beton sebagai
berikut:
struktur beton bertulang,
Beton tanpa tulangan,
beton prategang,
struktur beton pracetak,
beton untuk struktur komposit
Pekerjaan beton ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pemeliharaan pondasi, pengadaan penutup beton, lantai kerja, pemompaan dan lain
sebagainya.
3.2. PERSYARATAN
Standar rujukan yang digunakan dalam seksi ini adalah :
SNI
AASHTO
ASTM
3.2.1. Persyaratan
Persyaratan ini mencakup untuk hal-hal sebagai berikut:
o Cakupan Jaminan Mutu
o Mutu bahan yang dipasok,
o proses pelaksanaan
o hasil akhir
4
Spesifikasi Jembatan
5
Spesifikasi Jembatan
Agregat harus terlindung dan tidak langsung terkena matahari dan hujan
sepanjang waktu pengecoran.
Campuran percobaan
Penyedia jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan sesuai SNI
03-2834-2000
Disaksikan oleh Direksi pekerjaan
Menggunakan jenis instalasi dan peralatan sesuai lapangan
6
Spesifikasi Jembatan
7
Spesifikasi Jembatan
3.3.3. Pencampuran
Mesin yang digunakan harus mekanis yang menjamin distribusi merata
Alat dilengkapi dengan tanki air dan alat ukur yang akurat
Cara pencampuran – pertama masukkan sebagian air + agregat kasar + agregat
halus sampai mencapai kondisi cukup basah sampai merata + semen – campur
dan terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran
Waktu pencampuran dimulai sejak sisa air dimasukkan. Untuk kapasitas < ¾
m3 sekira 1,5 menit dan untuk mesin lebih besar ditingkatkan 15 detik untuk
setiap penambahan 0,5 m3
3.3.4. Acuan
Acuan tanah, harus dipastikan bahwa semua tebing dalam kondisi stabil dan
tidak ada tanah yang lepas
Acuan kayu, baja pastikan semua sambungan tidak bocor dan kaku sehingga
posisinya tetap selama pengecoran, pemadatan dan perawatan
Acuan kayu yang permukaannya tidak diserut dapat digunakan untuk bagian
yang tidak ekspos
Harus dapat dibongkar tanpa merusak permukaan struktur, perlu diberi oil
form
Seluruh sudut acuan harus dibulatkan atau tidak ada sudut acuan yang tajam
Acuan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar tanpa merusak beton
3.3.5. Pengecoran
Penyedia jasa memberitahu Direksi pekerjaan minimal 24 jam sebelum
pekerjaan dimulai dan meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan
tanggal serta waktu pencampuran dimulai atau adanya penundaan pengecoran
> 6 jam
Penyedia jasa tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum ada persetujuan dari
Direksi Pekerjaan secara tertulis
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila, Direksi pekerjaan atau wakilnya
tidak menyaksikan, walau sudah ada persetujuan pengecoran
Acuan harus diolesi minyak atau oilform sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai
Beton yang dicorkan tidak boleh berumur lebih dari 1 jam setelah
pencampuran, dan berdasarkan waktu pengerasan semen, apabila terjadi maka
campuran beton harus ditambah retarder
Pengecoran harus berkesinambungan sampai lokasi sambungan pelaksanaan
Pengecoran harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan segregasi
Untuk bagian yang rumit dan tulangan yang rapat beton harus dicor dalam
lapisan yang tidak lebih dari 15 cm. Untuk dinding tinggi boleh 30 cm
Tinggi jatuh beton ke dalam cetakan tidak lebih dari 150 cm
kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga beton masih dalam
kondisi plastis
Beton lama yang akan disambung dengan beton baru harus dikasarkan,
dibersihkan dan dilapisi dengan bonding agent
Perawatan beton dimulai segera setelah terjadinya pengikatan akhir (final
setting)
Apabila digunakan ready mix, perhatikan kapasitas, daya pemompaan,
kelecakan beton
3.3.6. Pemadatan
Harus menggunakan alat penggetar mekanis
Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton
daari satu titik ke titik yang lain
Pemadatan pada daerah antar tulangan harus hati-hati sehingga tulangan tidak
bergeser
Waktu penggetaran harus dibatasi untuk mengihidari terjadinya segregasi
Putaran alat penggetar minimum 5000/menit dengan berat efektif 0,25 kg
8
Spesifikasi Jembatan
Alat penggetar harus vertikal hingga dapat penetrasi sampai 10 cm dari dasar
beton
Pemadatan harus selesai sebelum terjadi pengikatan awal (initial setting)
Volume batu pecah ukuran besar maksimum 1/3 dari volume total
Untuk dinding penahan tanah, ukuran batu 25 cm
Tiap batu terlindungi adukan beton setebal 15 cm
Letak batu terhadap permukaan tidak kurang dari 30 cm atau 15 cm terhadap
permukaan yang akan dilindungi
9
Spesifikasi Jembatan
3.3.10. Perawatan
3.3.10.1. Tujuan perawatan
Memperbaiki kualitas beton dan menjadikan beton lebih awet terhadap agresi
kimia
Menjadikan beton lebih tahan terhadap aus karena lau lintas dan lebih kedap
air
Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton
tergantung pada pengadaan airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa air
masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan reaksi kimia
Penguapan menyebabkan beton kehilangan air sehingga terhenti proses hidrasi
dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan
Penguapan menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat,
sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang dapat menyebabkan retak.
10
Spesifikasi Jembatan
3.4.2. Pengawasan
Adanya personil dengan keahlian khusus untuk melakukan pengawasan
11
Spesifikasi Jembatan
Pengujian merupakan uji tekan dengan sepasang benda uji silinder diameter
150 mm dan tinggi 300 mm
Mutu beton yang diterima apabila
Rata-rata nilai hasil uji kuat tekan dari benda uji > (fc’ + k.S.r) di mana S =
nilai deviasi dan tidak ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc’, k =
1,64 dan r = faktor koreksi untuk jumlah benda uji < 30 buah
Pengambilan benda uji yang mewakili
Menggunakan statistik sesuai dengan standar deviasi
fc’= fcm – ( k.S).r
Nilai k adalah 1,64 untuk jumlah benda uji 30 buah
Jumlah benda uji 1 set (3 buah) setiap 10 m3 pada setiap jenis struktur. Benda
uji yang diuji adalah 2 buah, apabila dari 2 buah benda uji tersebut terdapat
perbedaan > 5%, maka benda uji ke-3 diuji, dan untuk perhitungan S
digunakan 2 buah benda uji dengan nilai terdekat
Syarat tidak boleh ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc’,
f f c.m
2
ci
S 1
n 1
dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata
n = Jumlah benda uji
Tabel Error! No text of specified style in document.3 - Angka koreksi deviasi “r”
Jumlah Faktor Jumlah Faktor Jumlah Faktor
benda uji koreksi benda uji koreksi benda uji koreksi “r”
“r” “r”
10 1,36 17 1,14 24 1,05
11 1,31 18 1,12 25 1,04
12 1,27 19 1,11 26 1,03
13 1,24 20 1,09 27 1,02
14 1,21 21 1,08 28 1,02
15 1,18 22 1,07 29 1,01
16 1,16 23 1,06 > 30 1,00
Untuk benda uji kurang dari 10 buah atau data pengujian tidak tersedia, maka
dilakukan koreksi dengan menambahkan nilai kekuatan lebih minimal sesuai Tabel
4
12
Spesifikasi Jembatan
Jika hasil dari 3 buah core drill rata-rata > 0,85 fc dan tidak ada satupun <
0,75 fc maka secara struktural beton dianggap baik
Pengujian tambahan dapat dilakukan apabila diperlukan, dengan alat impact
echo, UPV, core drill dll.
4. BETON PRATEGANG
4.1. UMUM
fabrikasi struktur beton pratekan pracetak,
bagian beton pratekan pracetak dari struktur komposit dan
tiang pancang pracetak
mencakup pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang pancang,
pelat dan elemen struktur dari beton pracetak, yang dibuat dengan cara pre-
tension (penegangan sebelum pengecoran) maupun post-tension (penegangan
setelah pengecoran)
4.2. PERSYARATAN
Standar rujukan
SNI, AASHTO, ASTM
Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
Beton, baja tulangan
Toleransi
Persyaratan bahan
Persyaratan kerja
4.2.1. Toleransi
untuk gelagar dan lantai
Dimensi – 0,06% arah memanjang
Bentuk – Lebar < 6m = 3mm; > 6 m = 5 mm; tinggi total 5 mm
Rongga – vertikal = 10 mm; melintang = 5 mm
Ketidaksikuan – < 4 m = 5 mm; > 4m = 15 mm
Lendutan – 20 mm
Kelengkungan – 0,06% dari panjang
Puntir – 5 mm/ meter
Kabel – lubang kabel 2 mm dan selimut kabel 5 mm
13
Spesifikasi Jembatan
Acuan
Harus cukup kuat, tidak melendut, kedap air
Pada sambungan harus dipasang seal agar tidak bocor
Ujung acuan ditumpulkan
Pembentukan rongga harus sedemikian untuk mencegah masuknya adukan
pasta semen
Acuan dipasang setelah tulangan terpasang
Toleransi sesuai dengan ketentuan
Acuan harus bersih sebelum pengecoran beton
Grouting
Rasio air semen maksimum 0,45
Boleh menggunakan bahan tambah untuk peningkatan kinerja
Sebelum grouting baja prategang harus tersisa 3 cm dari tepi luar baji, angkur
Selongsong harus bersih dan kering
campuran grouting dicorkan secara menerus sampai penuh
Bekas acuan angkur, setelah selesai grouting harus ditutup dengan adukan
dengan tebal selimut minimum 3 cm
Setelah pelaksanaan grouting, tidak boleh terjadi deformasi tambahan pada
struktur selama 3 hari dari selesainya pekerjaan grouting berakhir
Baja tulangan
Sesuai seksi 7.3.
Baja prategang
Strand terdiri dari 7 wire dengan kuat leleh minimum 160 kg/mm2 dan
kekuatan batas minimum 190 kg/mm2
Wire tidak boleh disambung
Kuat tarik tinggi harus bebas tegangan yang diregangkan secara dingin sebesar
91 kg/mm2
Sifat fisik setelah peregangan dingin:
Kekuatan batas tarik minimum 100 kg/mm2
Kekuatan leleh minimum 910 kg/mm2
Modulus elastisitas minimum 25*106 kg/cm2
Elongation minimum rata2 terhadap 20 batang 4%
Toleransi diameter + 0,76 mm dan – 0,25 mm
Baja prategang
Pemasokan
Dipasok dalam gulungan
Gulungan untuk wire diamater 1,5 m
Gulungan untuk strand diameter 0,75 m
Stress bas dalam bentuk ikatan
Kondisi baik, tidak tertekuk atau bengkok, bersih dari karat dan bahan lepas,
minyak, gemuk, cat atau lumpur
Pemberian tanda
Disimpan dalam kelompok menurut ukuran dan panjangnya, diikat, diberi label
14
Spesifikasi Jembatan
Label berisi informasi spesifikasi teknis, no. sertifikat sesuai hasil pengujian
Penyimpanan
Disimpan dibawah atap dan tidak langsung terkena tanah
Stress bar diberi ganjal
Identitas pada wire, strand dan stress bar harus tetap ada selama penyimpanan
Pengangkuran
Kekuatan angkur minimal 95% kuat tarik minimum baja prategang
Dapat memberikan penyebaran tegangan yang merata
Alat pengangkuran sesuai dengan cara penegangan
Angkur dilengkapi dengan selongsong atau penghubung lain yang cocok dalam
pelaksanaan grouting
Selongsong
Untuk sistem post tension, digunakan selongsong bergelombang
Ujung selongsong harus sedemikian rupa sehingga bagian ujung kabel bebas
bergerak
Selongsong bebas dari retak, belah
Mempunyai lubang udara
Kuat menahan tekanan sebesar 4 bar
Untuk sistem eksternal stressing kabel dilindungi dengan HDPT, tahan korosi
dan stabil
Pekerjaan lain-lain
Alir pembilas selongsong harus mengandung kapur sirih (kalsium oksida) atau
kapur tohor (kalsium hidro-oksida) sebanyak 12 gram/liter.
Kesiapan kerja
Rincian sistim, peralatan dan bahan.
Meliputi metode dan urutan penegangan, rincian lengkap untuk baja pra-
tegang, perkakas penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya
untuk operasi pra-tegang.
Rincian tersebut harus menunjukkan setiap susunan dari baja tulangan yang
bukan pra-tegang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Rincian sistim, peralatan dan bahan.
Meliputi metode dan urutan penegangan, rincian lengkap untuk baja pra-
tegang, perkakas penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya
untuk operasi pra-tegang.
Rincian tersebut harus menunjukkan setiap susunan dari baja tulangan yang
bukan pra-tegang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
4.3. PELAKSANAAN
15
Spesifikasi Jembatan
16
Spesifikasi Jembatan
Pengawasan dalam pengendalian mutu ini sangat penting, sehingga diperlukan ahli
dalam bidang sistem penegangan kabel prategang, dan dilengkapi dengan benda
uji, rakitan angkur, penerimaan unit-unit sebelumnya dengan lengkap
Dasar pembayaran
Unit beton pracetak
Furnished
Material on site
Beton cor di tempat dengan sistem pasca tarik
Sesuai seksi 7.1. dan 7.3.
17
Spesifikasi Jembatan
5. BAJA TULANGAN
5.1. UMUM
Mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi,
penerbitan detail pelaksanaan, detail pelaksanaan baja tulangan yang tidak
termasuk dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh
Direksi pekerjaan setelah peninjauan lapangan
5.2. PERSYARATAN
Standar rujukan
SNI, AASHTO, ACI, AWS
Toleransi
Sesuai ACI 315
Mempunyai selimut beton:
3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos
7,5 cm untuk beton yang terendam/tertanam
Persyaratan bahan
Persyaratan kerja
18
Spesifikasi Jembatan
5.3. PELAKSANAAN
5.3.1. Penyimpanan dan penanganan
Tulangan diberi label untuk identifikasi yang menunjukkan ukuran batang,
panjang dan informasi lainnya
Ditangani dan disimpan untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi atau
kerusakan
5.3.2. Pembengkokan
Dibengkokkan dengan cara dingin sesuai ACI 315
Diemeter > 20 mm dibengkokkan dengan mesin pembengkok
5.3.4. Pelaksanaan
Mutu, dimensi dan bentuk sesuai dengan gambar rencana
Toleransi
Tidak boleh dilakukan pembengkokan ulang
Apabila akan dilakukan pengelasan, usulkan pada Direksi
Pastikan perancah, acuan sudah disetujui Direksi
Material bersih
Overlap sesuai dimensi
Tidak bergeser
Selimut beton sesuai
5.4.2. Pembayaran
Kompensasi penuh terhadap pemasokan, pembuatan, pemasangan termasuk
pekerja, perkakas, pengujian dan pelengkap lainnya
6. BAJA STRUKTUR
6.1. UMUM
Mencakup pekerjaan struktur baja komposit
Pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan struktur
Penyediaan, fabrikasi, pemasangan, galvanisasi dan pengecatan
Baja termasuk baut sambung, paku keling, pengelasan dll
6.2. PERSYARATAN
Standar rujukan
SNI, AASHTO, ASTM, AWS
Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
Beton, baja tulangan, siar muai, landasan
19
Spesifikasi Jembatan
Toleransi
Persyaratan bahan
Persyaratan kerja
6.2.1. Toleransi
Diameter lubang
Lubang pada elemen utama + 1,2 mm dan – 0,4 mm
Lubang pada elemen sekunder + 1,8 mm dan -0,4 mm
Alinyemen lubang
Elemen utama (di bengkel) ± 0,4 mm
Elemen sekunder di lapangan ± 0,6 mm
Gelagar
Camber 0,2 mm per meter panjang balok atau 6 mm
Penyimpangan lateral as ke as landasan 0,1 mm
Penyimpangan lateral web dan as flens max 3 mm
Baja struktur
Sesuai dengan design mutunya
Lapisan pelindung
Cat
Cek persyaratan gambar rencana
Cek jenis cat yang digunakan serta ketebalannya
Digunakan untuk struktur jembatan pada daerah yang bebas polusi
Galvanis
Cek ketebalan galvanis yang disyaratkan
6.3. PELAKSANAAN
Pelaksanaan baja struktur pada umumnya melibatkan fabrikasi yang akan
melaksanakan pekerjaan pemotongan profil, pelubangan untuk baut dan lain
sebagainya.
20
Spesifikasi Jembatan
Jenis perakitan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa tergantung pada
kondisi lokasi dimana jembatan akan dipasang, dan seharusnya dalam tahap
perencanaan atau dalam gambar rencana hal tersebut sudah dijelaskan. Jenis
perakitan struktur rangka baja pada umumnya adalah:
Peluncuran
Kantilever
perancah
Bagi komponen baja struktur disediakan oleh pemilik, maka penyedia jasa perlu
melakukan pengangkutan dan pengiriman yang tidak terlepas dengan masalah
keamanan yaitu dengan melibatkan asuransi all risk.
6.3.1. Fabrikasi
Dalam hal fabrikasi perlu diperhatikan beberapa hal yang mencakup jaminan mutu
baik bahan maupun ketepatan pemasangan dan pembeli dapat melakukan
peninjauan ke pabrik pembuat.
Kesiapan material, alat
Pemotongan sesuai dimensi, perlu diperhatikan keakuratan ukuran
Lubang baut, perhatikan dimensi lubang dan jarak harus sesuai dengan gambar
dan toleransi yang diizinkan
Pengelasan profil, perlu diperhatikan tebal las, panjang las, serta bahan las
yang digunakan
Perlu percobaan perakitan untuk pembuatan struktur jembatan baja secara
utuh, sebelum dikirim ke lokasi
21
Spesifikasi Jembatan
Perakitan
Pastikan manual perakitan
Pastikan jumlah komponen sesuai
Pastikan jumlah baut sesuai
22
Spesifikasi Jembatan
pemasangan berdasarkan berat total rangka baja yang akan dipasang. Rangka
pemberat, pembantu tidak dimasukkan dalam berat volume yang dipasang
Pengangkutan dan pengiriman, berdasarkan berat total yang diangkut,
termasuk rangka pembantu yang harus dikembalikan ke depot peralatan yang
disyaratkan
Pemasokan komponen pengganti
Perbaikan komponen yang rusak
Lantai kayu jembatan
Pembayaran
Berdasarkan pekerjaan yang diterima dalam kilogram
Pengadaan dan pemasangan dibayar secara terpisah
7. KAYU
7.1. UMUM
Bahan kayu yang digunakan untuk lantai kayu jembatan atau struktur jembatan
kayu
Mencakup pengadaan, penyimpanan, perlindunganm pemasangan sesuai
dengan gambar rencana
Mencakup pekerjaan persiapan yaitu pembongkaran struktur lama
7.2. PERSYARATAN
jenis kayu yang digunakan adalah jenis kelas
Toleransi
Paku yang digunakan dengan diameter 2,75 mm – 8 mm, panjang 40
mm – 200 mm
Pelat baja sudah digalvanis dengan ketabalan 0,9 mm – 2,5 mm
Baut dengan kepala segi 4 atau segi 8, diameter antara 12 mm – 30
mm, toleransi lubang baut 1 mm
Sekrup, diameter 6mm – 20 mm, panjang 25 mm – 300 mm
Persyaratan bahan
Mutu kayu yang digunakan adalah kayu kelas I atau setara kelas I yang
dibuktikan dengan pengujian
Bahan pendukung mencakup pelat baja, baut sambungan, palu, klem
sesuai dengan gambar rencana
Persyaratan kerja
Pengajuan kesiapan kerja, pengajuan program pekerjaan pemasangan
struktur termasuk metoda pelaksanaannya
8. TIANG PANCANG
8.1. UMUM
Mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancangkan
Jenis tiang pancang:
Tiang kayu – crucuk
Tiang baja profil
Tiang pipa baja
Tiang beton bertulang pracetak
Tiang beton prategang pracetak
Tiang bor beton cor langsung di tempat
23
Spesifikasi Jembatan
8.2. PERSYARATAN
8.2.1. Standar rujukan
SNI,
AASHTO,
ASTM
8.2.2. Toleransi
Lokasi tiang pancang tidak boleh melampaui 75 mm dalam segala arah
Kemiringan tiang pancang, penyimpangan max arah vertikal 20 mm per meter
Kelengkungan max 1% dari panjang tiang
Kelengkungan lateral 0,7%o panjang total tiang
Diameter lubang tiang bor +0 sampai +5% dari diameter nominal
8.3. PELAKSANAAN
8.3.1. Tiang pancang beton pracetak
Umum
Selimut beton min 40 mm dan yang terekspos air laut 50 mm
Penyambungan, metode penyambungan harus disetujui Direksi Pekerjaan
24
Spesifikasi Jembatan
Pemancangan
Umum
Alat pancang harus sesuai dengan jenis dan berat tiang yang dipancang
Penghantar tiang pancang (leads)
Letaknya harus bebas untuk palu dan penghantar dan diperkaku selama
pemancangan
Bantalan topi tiang pancang panjang (followers)
Tiang pancang yang naik
Akibat adanya pemancangan yang terlalu dekat
Harus dipancang kembali atau diuji
Pemancangan dengan water jet
Tiang pancang yang cacat
Catatan kalendering
Rumus dinamis untuk perkiraan kapasitas tiang pancang
Pencatatan Data
No. tiang
Posisi
Jenis dan ukuran
Panjang aktual
Tanggal pemancangan
Jumlah pukulan setiap 50 cm penetrasi
Energi pukulan
Perpanjangan
Panjang potongan
Rumus dinamis pemancangan seperti Hiley, Janbu
Cek kedalaman tiang
Pelaksanaan
Pengeboran sampai kedalaman yang disyaratkan, tetapi harus ada kepastian
sudah mencapai tanah keras
Pemasangan tulangan, dan dipasang dalam kondisi bersih
Pembuatan beton dengan mutu sesuai persyaratan
Pengecoran beton (tinggi jatuh atau langsung dengan pemompaan – W/C ratio)
Waktu pengecoran dan syarat pendukung lainnya
25
Spesifikasi Jembatan
Kasus II
Perencana sudah konsultasi dengan analis TPD untuk menentukan jenis TP
yang paling efisien.
Ahli teknik sistem ATPD melakukan studi untuk beberapa jenis TP untuk
menentukan pilihan yang akan digunakan
Kasus III
Pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi, TP tidak sesuai desain
Dilakukan pengujian sebelum pelaksanaan pemancangan dilanjutkan
Kasus IV
Adanya kerusakan pada TP
Ahli teknik melakukan pemeriksaan keutuhan dengan menggunakan pengujian
dinamis
Dasar pembayaran
Kompensasi penuh terhadp penyediaan, penanganan, pemancangan,
penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan,
perawatan, pengujian, baja tulangan , pemboran, hilangnya casing dll
Untuk tiang bor cor ditempat, beton dibayar sesuai seksi 7.1. dan baja tulangan
seksi 7.3.
26
Spesifikasi Jembatan
9. SUMURAN
9.1. UMUM
Fondasi sumuran adalah komponen struktur fondasi yang berinteraksi dengan
tanah secara loangsung dan menyalurkan beban ke dalam tanah
9.2. Persyaratan
Standar rujukan
Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
Toleransi
Sesuai dengan toleransi beton
Persyaratan bahan
Sesuai dengan seksi 7.1. dan 7.3.
Persyaratan kerja
Sesuai dengan seksi 7.1.
9.3. Pelaksanaan
9.3.1. Umum
Unit beton pracetak
Dinding sumuran dan unit beton pracetak
Dinding sumuran cor ditempat
Dimensi sesuai gambar rencana
Acuan tidak boleh dibuka sebelum 3 hari
Penurunan minimal beton sudah mencapai kuat tekan 70% terhadap kuat tekan
rencana
Pengisian sumuran dengan beton siklop
Galian dan penurunan
Sumbat dasar sumuran
Pengisian sumuran
Pekerjaan penahan rembesan
Pembongkaran bagian atas sumuran
Pengendalian keselamatan
9.3.2. Persiapan
Lokasi fundasi (staking out)
Pembuatan cincin sumuran (sebelum mempunyai kekuatan 85% fc’ tidak boleh
dipasang)
Alat untuk penggalian (manual atau konvensional, alat besar)
Pompa, apabila diperlukan untuk menjaga kestabilan tinggi air tanah
9.3.3. Pelaksanaan
Penurunan cincin sumuran
Penggalian dengan cara gravitasi
Pengecoran beton kedap air dengan fc’ 20 MPa
Pengecoran beton siklop (volume batu besar 1/3 dan volume beton fc’ 15 MPa
2/3)
Stek tulangan pada bagian teratas cincin sumuran dan bagian beton kedap air
sebagai penghubung antara poer dan fundasi
27
Spesifikasi Jembatan
Dalam pelaksanaan juga perlu diperhatikan masalah unit beton pracetak yang telah
dibuat sebelumnya:
Unit beton pracetak dicetak pada landasan pengecoran
Tidak boleh diangkut sebelum berumur 14 hari atau mencapai 85% dari kuat
tekan
Tidak boleh diturunkan sebelum sambungan berumur 24 jam
Penurunan sumuran disesuaikan dengan kondisi tanah
Dinding sumuran diturunkan dengan gravitasi (akibat berat sendiri)
Dasar sumuran diberi beton
Sumuran diisi dengan mutu beton K-250 sampai 1 m di bawah poer bangunan
bawah
Bagian atas sumuran tidak boleh lebih tinggi daripada dasar poer
Baja tulangan dari sumuran harus dimasukkan dalam poer 40 x diameter
Dasar pembayaran
Berdasarkan kompensasi penuh penyediaan pekerja, bahan, peralatan, galian
untuk penurunan dan pembuangan bahan galian, pembongkaran (jika perlu),
penghubung, sambungan dan semua pekerjaan pelengkap.
Pembayaran berdasarkan :
Pengadaan dinding sumuran
Penurunan dinding sumuran
11.1. PERSYARATAN
Batu
Bersih, keras, tanpa bagian tipis atau retak
Bentuk rata, lancip atau lonjong
Lebar > 1,5 x tebal
Adukan
Sesuai dengan persyaratan adukan semen
11.2. PELAKSANAAN
Persiapan pondasi
Bila diperlukan landasan yang permeable perlu disyaratkan
Pemasangan batu
28
Spesifikasi Jembatan
Penempatan adukan
Sebelum dipasang, permukaan batu harus bersih dan dibasahi
Tebal landasan adukan antara 2 – 5 cm
12.1. PERSYARATAN
Pasangan batu kosong
Keras, awet dan bersudut tajam
Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton K175
Bronjong
Kawat Bronjong
baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279 Kelas 1, dan ASTM A239.
Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2
Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga
lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm
Batu
batu yang keras dan awet
Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous
12.2. PELAKSANAAN
Persiapan
Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu
kosong dan bronjong
Penempatan bronjong
Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat sehingga bentuk serta
posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil
sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan
maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi
setengah dari tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang
harus dipasang
29
Spesifikasi Jembatan
Mortar
Epoxy resin mortar dengan flexural strength 5 MPa
Diberi CFRP untuk menahan geser
Joint sealant rubber
Mempunyai elongation > 300%
Aging test dengan variasi tensile strength 20%
Hardness < 10 Hs
Hubungan antara rubber dengan mortar dengan perekat yang mempunyai
elongation > 100% dan tensile strength > 5MPa
Bahan dasar sambungan
Joint priming compound sesuai spesifikasi pabrik
14.1. UMUM
Pergerakan jembatan pada umumnya diakibatkan oleh:
Muai dan susut yang disebabkan oleh temperatur
Lendutan akibat beban
Pergerakan tanah
30
Spesifikasi Jembatan
Landasan adalah sistem keseluruhan dari suatu bagian jembatan yang meneruskan
gaya, meredam getaran dari bangunan atas ke bangunan bawah. Landasan terdiri
atas bantalan (karet, logam lain-lain), dudukan bantalan (adukan mortar atau lain-
lain). Bantalan adalah bagian struktur dari landasan yang meredam getaran dan
menyalurkan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah. Bantalan dapat terbuat
dari bahan karet (alam atau sintetis), logam, bahan lainnya. Jenis bantalan
bermacam-macam sesuai dengan keperluannya (jenis sendi, rol, pot atau lainnya)
Pelaksanaan
Persiapan landasan bantalan
Baji
Leveling
Jenis bahan
Karet alam
Karet sintetis
Campuran karet alam dan sintetis
Penggunaan bahan aditif dan filler yang berlebihan dalam bahan karet
Komposisi kimia, reaksi kimia >> retak, permukaan menggelembung, hilangnya
elastisitas oleh karena pengaruh ozone
31
Spesifikasi Jembatan
Secara visual tidak boleh ada yang cacat (benjol, gelembung, sobek)
Sesuai dengan spesifikasi dan desain
15. SANDARAN
15.1. UMUM
• Termasuk penyediaan, fabrikasi dan pemasangan sandaran baja
• Didalamnya termasuk galvanisasi atau pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar,
baut angker dsb
15.2. PERSYARATAN
15.2.1. Toleransi
diameter lubang + 1 mm s/d -0,4 mm
Tiang sandaran tegak < 3 mm/m’ tinggi
Railing segaris dalam rentang 3 mm
Tampak halus dan seragam dalam posisi akhir
32
Spesifikasi Jembatan
18. TURAP
Lingkup pekerjaan adalah turap kayu, baja dan beton pracetak
Lokasi kepala turap sesuai gambar rencana dan pergeseran lateral maksimum
75 mm
Bahan turap sebelum dipasang harus disetujui terlebih dahulu
Apabila perlu dapat dilakukan tiang uji turap untuk menentukan panjang turap
yang diperlukan
20. PARAPET
Adalah bagian dari jembatan yang berguna untuk mengarahkan lalu lintas
sebelum masuk ke jembatan
Bahan yang digunakan adalah pasangan batu dengan ketinggian dan dimensi
sesuai dengan gambar rencana
Harga terpasang dalam meter kubik sesuai gambar rencana
33