MANAJEMEN PARKIR
Masalah parkir di perkotaan secara rinci yang dialami perkotaan di Indonesia adalah:
Larangan Parkir
Biaya parkir
Biaya untuk “on-street parking” harus lebih tinggii daripada “off-street parking”
karena ini berpengaruh pada pengambil alihan fungs ruas jalan Pendapatan dari
parkir setidaknya harus menutupi biaya untuk fasilitas parkir, pengumpulan uang,
dan pengawasan. Perlu adanya pendanaan untuk angkutan umum, pejalan kaki,
dan pesepeda
parking guidance
Tergantung pada
pengenaan tarif
Pembatasan Waktu
parkir (pricing)
penggunaan
Parkir
Modal Shift
KELOMPOK panjang
singkat lama
DEMAND
penduduk
karyawan, mahasiswa
pelanggan
pengunjung
penyedia layanan
supplier
Hal ini bisa dijadikan sebagai solusi lain sebagai upaya untuk mencegah
penggunaan kendaraan bermotor untuk perjalanaan komuter dan mencegah
penggunaan beberapa area parkir. Yang dikombinasikan dengan biaya parkir yang
tidak diperlukan, ketika biaya parkir yang cukup tinggi sudah dapat mencegah
penggunaan parkir dalam durasi waktu yang lama. Ketika adanya kebutuhan parkir
untuk durasi waktu yang sangat pendek, misalnya di stasiun, batasan durasi parkir
sangat ketat bahkan ketika biaya parkir sudah tercukupi.
Perizinan parkir (khusus) untuk penduduk setempat
Pada lokasi di daerah dimana masalah parkir terjadi sangat parah, maka
manajemen “on street parking” yang cocok dan sesuai perlu segera
diimplementasikan dan diterapkan dengan cepat. Pada tahap ini manajemen
parkir notabene berfungsi sebagai solusi untuk memecahkan masalah parker
Biaya parkir harus ditetapkan lebih tinggi dari sekarang. Terutama untuk biaya
parkir per hari (tarif flat) harus diganti dengan biaya per jam (linear, progresif,
atau yang turun sesuai dengan kondisi setempat) sehingga berpengaruh pada
durasi parkir yang dilakukan
Tanggung jawab untuk menyediakan area parkir yang memadai merupakan
bagian dari proyek transportasi yang berkelanjutan dan konsep parkir akan
dialihkan kepada investor atau pengembang. Standar minimum parkir harus
dibatalkan karena memiliki banyak kekurangan, anatar lain menghalangi “car-
avoiding” dan “traffic calming”
Ketika visi kota bebas mobil menjadi kenyataan, fasilitas parkir yang sudah ada akan
dkonversi/diubah menjadi fungsi yang lebih berguna. Misalkan, penggunaan area
parkir yang dirubah menjadi rumah, took, pusat hiburan, dan lain-lain. Atau
perubahan pada fasilitas “on-street parking” akan menjadi ruang tambahan untuk
pejalan kaki, persinggahan, pohon-pohon, dan tambahan jalan yang didesain
menjadi lebih menyenangkan