Anda di halaman 1dari 26

BAB II

RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS

Capaian Pembelajaran
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan merencanakan Rambu dan Marka.

2.1. Pengertian
Sebagai alat untuk mengendalikan lalu lintas khususnya untuk
meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan maka marka yang
dapat menyampaikan informasi (larangan, perintah, peringatan, dan petunjuk)
kepada pemakai jalan serta dapat mempengaruhinya penggunan jalan.

2.2. Jenis – jenis Informasi


Tiga jenis informasi yang digunakan oleh pemakai jalan yaitu :
- Yang bersifat perintah dan larangan yang harus dipatuhi
- Peringatan berupa suatu bahaya
- Petunjuk, berupa arah, identifikasi tempat, fasilitas-fasilitas.

2.3. Alat Pengendali Lalu Lintas


Jika para pengemudi tidak dapat melihat informasi yang diberikan, atau
tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap sarana yang diberikan, maka
alat tersebut tidaklah efektif. Agar supaya alat tersebut menjadi efektif, maka alat-
alat pengendali lalu lintas tersebut harus :
- memenuhi kebutuhan tertentu
- dapat terlihat dengan jelas
- memaksakan perhatian
- menyampaikan suatu maksud yang jelas dan sederhana
- perintahnya dihormati dan dipatuhi secara penuh oleh para pemakai
jalan
- memberikan waktu yang cukup untuk menanggapinya/bereaksi
Untuk menjamin keefektifan, maka ada 4 pertimbangan yang harus
dilakukan :

21
Disain : termasuk ukuran, bentuk, warna, kemudahan membaca rambu tersebut,
ditambah penerangan dan pemantulannya (syarat-syarat 3 dan 4 diatas).
Lokasi : alat-alat tersebut harus terletak di dalam sudut penglihatan dari pemakai
jalan, dan ditempatkan sedemikian rupa agar para pengemudi mempunyai waktu
yang cukup untuk memberikan reaksi terhadap pesan-pesan tersebut (syarat 2 &
6). Faktor-faktor yang utama adalah : arah muka, tinggi, kebebasan samping
peringatan pendahuluan.

Keseragaman penggunaannya : para pemakai jalan mendasarkan reaksinya


terhadap rambu-rambu terhadap rambu atas pengalaman sebelumnya terhadap
rambu atas terhadap rambu tersebut. Rambu-rambu yang standard harus
digunakan, sedemikian pula untuk situasi-situasi lalu lintas yang sama pula setiap
saat, sehingga para pemakai jalan dapat melihat dan mengetahui apa yang harus
dilakukan pada saat mereka melihat rambu tersebut dan bereaksi dengan cepat
berdasarka pengalaman sebelumnya terhadap rambu-rambu tersebut (syarat no. 4
& 6). Rambu hanya digunakan apabila benar-benar diperlukan saat; rambu-rambu
yang tidak diperlukan (dipasang tidak pada tempatnya) akan mengakibatkan para
pengemudi kehilangan perhatianya atau kepercayaannya terhadap pentingnya
pesan yang disampaikan oleh rambu tersebut (syarat 1 & 5). Rambu-rambu yang
tidak dibutuhkan lagi dihapuskan.

Yang dimaksud dari keseragaman adalah :


1. Bentuk, misalnya segi empat (pemberitahuan), segiempat pada sumbu
diagonal (peringatan), bulat (wajib), segi delapan (stop).
2. Warna, yang biasa digunakan adalah merah, hitam, putih, biru dan kuning.
3. Dimensi (ukuran-ukuran).
4. Pesan yang disampaikan, baik melalui penulisan kata-kata maupun dengan
simbol (lambang).
5. Jenis huruf.
6. Metode penerangan dan pemantulannya
7. Lokasi (lihat diatas)

22
8. Tiang dan pemasangannya

Perawatan : rambu-rambu harus bersih, pemasangan dengan baik dan kebebasan


pandangannya dapat dijaga (syarat 2, 3 & 5). Rambu-rambu dan lampu elektis
harus dipasang secara rutin dirawat.

Standard : Standart Internasional yang utama harus untuk alat-alat lalu lintas
jalan dan pengendali lalu lintas adalah standart konvensi PBB terhadap “lalu lintas
jalan” dan “Rambu dan lampu pengatur lalu lintas jalan” dimana keduanya
disusun di Wina pada tahun 1968.
Di Indonesia standarisasi terhadap alat-alat pengendali lalu lintas adalah
merupakan tangung jawab dari Departemen Perhubungan c.q. Direktorat Jendral
Perhubungan Darat yang dibuat berdasarkan Konvensi Wina.

2.4. Aspek dan Tanggung Jawab Hukum


Alat-alat pengendali lalu lintas, khususnya perangkat-perangkat pengatur
(dan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengamatinya), harus ditetapkan
oleh hukum diumumkan dalam berita negara dan berita daerah. Jika tidak, maka
rambu-rambu tersebut tidak dapat ditegakkan pelanggarnya tidak dapat ditindak).
Setelah perangkat (alat-alat) tersebut telah ditetapkan maka ruas-ruas jalan
tertentu kemudian harus bertanggung jawab untuk menjamin bahwa rambu-rambu
lalu lintas dan marka-marka jalan tersebut tetap dapat memenuhi standart yang
tepat.
Tanggung jawab untuk menegakkan hukum di jalan raya berada pada polisi
lalu lintas setempat.

2.5. Rambu Lalu Lintas.


2.5.1. Jenis-Jenis Rambu.
2.5.1.1. Rambu peringatan,
Digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya bagian jalan di depannya. Rambu peringatan ditempatkan sekurang-
kurangnya pada 50 meter atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya dengan

23
memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang disebabkan oleh
faktor geografis, geometri, permukaan jalan, dan kecepatan rencana jalan. Rambu
peringatan dapat dilengkapi dengan papan tambahan. Jarak antara rambu dan
permulaan bagian jalan yang berbahaya tersebut tidak dapat diduga oleh pemakai
jalan dan tidak sesuai dengan keadaan biasa. Rambu peringatan dapat diulangi
dengan ketentuan jarak antara rambu dengan awal bagian jalan yang berbahaya
dinyatakan dengan papan tambahan. Warna dari rambu peringatan berwana
kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam. Bentuk rambu peringatan
adalah bujur sangkar dan empat persegi panjang.

2.5.1.2. Rambu Larangan


Digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh
pemakai jalan yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai.
Rambu larangan dapat juga dilengkapi dengan papan tambahan, warna dasar
rambu larangan mempunyai warna putih bertuliskan hitam atau merah. Bentuk
rambu larangan terdiri dari delapan sama sisi, segi tiga sama sisi larangan silang
dengan ujung-ujung yang runcing dan lingkaran.

2.5.1.3. Rambu Perintah.


Digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai
jalan yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai. Rambu
ini dapat dilengkapi dengan papan tambahan dan dilengkapi dengan rambu
petunjuk pada jarak yang layak sebelum titik kewajian dimulai. Warna dasar
rambu perintah berwarna putih serta merah untuk garis serang sebagai batas akhir
perintah.

2.5.1.4. Rambu Petunjuk.


Digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi,
kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain sebagainya bagi pemakai jalan yang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai daya guna sebesar-besarnya
dengan memperhatikan keadaan jalan yang dan kondisi lalu lintas, sedang untuk
menyatakan jarak dapat dignakan papan tambahan atau dicantumkan pada rambu

24
itu sendiri. Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas
wilayah suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat
khusus dinyatakan dengan warna dasar biru dan yang menyatakan petunjuk
jurusan dan rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk
mencapai tujuan sepeti kota daerah atau wilayah serta nama jalan yang dinyatakan
dengan warna dasar hijau dengan lambang atau tulisan warna putih, khusus rambu
peunjuk jurusan obyek wisata yang dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan
lambang atau tulisan warna putih.

2.5.2 Persyaratan Bentuk dan Warna,


Bentuk warna digunakan untuk membedakan antara kategori-kategori rambu
yang berbeda. Dimana :
- Meningkatkan kemudahan pengenalan bagi pengemudi
- Membuat pengemudi dapat labih cepat untuk beraksi
- Menetapkan reaksi-reaksi standard dan belum terdapat situasi-
situasi yang standard.
Secara khusus bentuk dan warna yang digunakan pada perambunan lalu
lintas :
1. Warna
a. Merah menunjukkan bahaya
b. Kuning menunjukkan peringatan
c. Biru menunjukkan amar (perintah)
d. Hijau menunjukkan informasi umum
2. Bentuk
a. Bulat menunjukkan larangan
b. Segi empat pada sumbu diagonal menunjukkan peringatan bahaya
dan petunjuk

Secara umum rambu-rambu menggunakan 2 warna untuk menyampaikan


pesan, suatu warna terang dan yang lain warna gelap; kadang-kadang warna yang
ketiga digunakan sebagai suatu lingkaran di sekeliling rambu. Rambu yang paling
mudah tebaca adalah apabila pesan yang berwarna terang ditulis di atas warna

25
yang gelap. Akan tetapi rambu - rambu yang kecil tergantung pada warna latar
belakang terang yang digunakan, dan biasanya tulisan hitam di atas latar belakang
terang yang digunakan, dan biasanya tulisan hitam di atas latar belakang putih
atau kuning.
Tiang penyangga rambu biasanya berwarna abu-abu. Tiang-tiang untuk
lampu pengatur lalu lintas penyeberangan zebra dan tanda-tanda bahaya lainnya
adalah hitam dan putih.

2.5.3. Ukuran Huruf


Kemudahan membaca ditentukan oleh ukran huruf, dan lebar dari ketebalan.
Ratio (perbandingan) tinggi : lebar biasanya antara 1 :1 dan 2 : 1. Ratio tinggi :
lebar ketebalan huruf biasanya antara 9 :1 dan 5:1
Ukuran huruf dapat dihitung dari rumus :

L 2tgV1  S / tanA
H= 
201 201

Dimana :
H = tinggi huruf kecil yang diperlukan (tinggi huruf besar = 1,33 H)
L = jarak dari titik rambu mulai dibaca sampai ke rambu tersebut.
1 = kemudahan membaca (legitibility)
V1 = kecepatan awal
S = tinggi rambu
A =sudut ketinggian rambu dari titik pembacaan rambu yang paling dekat
Kemudahan membaca “1” diukur dalam meter untuk suatu jarak tertentu
yang dapat membaca perusahaan 50 mm tinggi huruf. Misalnya standard
seseorang pengemudi dapat membaca huruf setinggi 90 mm pada jarak 22 meter,
atau sama dengan 1 = 22 x 50/90 = 13 meter perusahaan 50 mm tinggi huruf.

2.5.4. Lokasi dan Penempatan


1. Daerah : daerah tempat dipasangnya rambu baru dihitung dengan cara
mengaitkan jarak kebebasan pandangan terhadap waktu alih gerak (manuver).

26
Kendaraan yang diperlukan (biasanya berhenti, dan untuk itu jarak tersebut
adalah berupa jarak pandangan henti), seperti sebagai berikut (lihat gambar 2).
Kecepatan yang digunakan dapat berupa kecepatan rencana, batas kecepatan,
atau jika suatu masalah yang sifatnya praktis telah diidentifikasikan maka
berdasarkan survey dapat ditetapkan kecepatan setempat ats dasar bahwa jarak
penempatan rambu merupakan fungsi kecepatan rencana pada jalan tersebut.

2. Penempatan : rambu harus ditempatkan sesuai dengan standard kebebasan


samping sekurang-kurangnya 0,60 m dari tepi badan jalan kota yang normal,
dan meningkat hingga 1,2 m pada jalan ganda kecepatan tinggi serta 0,30
meter untuk rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median). Rambu
ditempatkan disebelah kiri menurut rah lalu lintas, diluar jarak tertentu dari
tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi
lalu lintas kendaraan dan atau pejalan kaki serta mudahdilihat dengan jelas
oleh pemakai jalan, akan tetapi dalam kendaraan tertentu denan
mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas rambu dapat ditempatkan di
sebelah kanan atau diatas daerah manfaat jalan engan memperhatikan faktor-
faktor antara lain geografis, keometri jalan, kondisi lalu lintas, jarak pandang
dan kecepatan rencana.

3. Tinggi : bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 meter, dan
tinggi maksimum 2,65 meter di atas pada sisi jalan yang tinggi yang diukur
dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan
tambahan bagian bawah apabila rambu ditambah sedangkan rambu yang
dipasang pada fasilitas pejalan kaki tinggi minimum 2,00 meter dan
maksimum 2,65 meter dari bawah atau papan tambahan khusus untuk rambu
peringatan, ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter dan rambu yang
ditempatkan di atas daerah manfaat jalan minimum 5,00 meter.

4. Orientasi : rambu-rambu pada umumnya berorientasi (mengarah) tegak lurus


terhadap arah perjalanan (sumbu jalan) untuk jalan yang melengkung/belok ke
kanan. Akan tetapi untuk jalan yang lurus atau melengkung/belok kiri

27
pemasangan posisi rambu harus digeser minimal 30 searah jarum jam dari
posisi tegak lurus sumbu jalan kecuali rambu petunjuk seperti tempat
penyeberangan orang, tempat pemberhentian bus/trem, tempat parkir dan
petunjuk fasilitas, pemasangan rambunya sejajar dengan batu (tepi) jalan, dan
arah dari rambu-rambu harus mengarah kepada arah yang tepat. Posisi rambu
tidak boleh terhalang oleh bangunan, pepohonan dan atau benda lain yang
dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti rambu tersebut.
pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) buah daun rambu.

2.5.5. Material (pemantulan & penerangan)


Rambu-rambu dapat dibuat dari logan (lempengan alumuniun atau baja),
plastik atau kayu; rambu-rambu yang melampui suatu ukuran-ukuran tertentu
akan memerlukan suatu perkuatan suatu konstruksi. Tiang rambu dapat dibuat dari
logam, beton atau kayu.
Permukaan rambu harus berupa : lapisan bahan reflektip yang tahan cuaca
ditempatkan di atas plat alumunium, cat email kering udara (air drying enemel
paint); cat selolusa; material plastik, yang memantulkan cahaya.
Rambu-rambu harus mudah terlihat baik pada siang maupun malam hari.
Untuk melihatnya pada malam hari akan membutuhkan sistem pemantulan
(reflektorisasi) atau lampu penerangan pada rambu tersebut.

Konstruksi dan pemasangan rambu


Jika memungkinkan, maka rambu harus dipasang pada tiang-tiang yang
telah ada di jalan, misalnya pada tiang-tiang lampu jalan dan tiang listrik (dengan
seijin pemiliknya). Dengan maksud untuk memperkecil jumlah perlengkapan jalan
untuk alasan-alasan estetika dan keselamatan. Jika tidak memungkinkan, maka
harus digunakan tiang bulat dari logam, rambu-rambu yang besar akan
memerlukan design yang khusus dengan material dan pondasi yang cukup kuat
untuk menahan tekan (gaya) angin.

28
2.5.6. Penyelenggara Rambu.
Perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan rambu dilakukan oleh Direktur
Jendral Perhubungan Darat atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional dan
jalan tol kecuali jalan nasional yang berada dalam ibu kpta kabupaten daerah
tingkat II atau berada dalam kotamadya daerah tingkat II, untuk jlan propinsi
kecuali jalan propinsi yang berada dalam ibu kota kabupaten daerah tingkat II dan
kotamadya daerah tingkat II. Oleh Pemerintah Daerah Tingkat I, seangkan untuk
jalan Kabupaten oleh Pemerintah Propinsi yan berada dlam ibukota Kabupaten
Daerah Tingkat II oleh Pemda Tingkat II Kabupaten dengan persetujuan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat II serta jalan Nasional yang berada dalam Ibukota
Kabupaten Daerah Tingkat II. Oleh Pemda Tingkat II Kabupaten dengan
persetujuan Direktur Jendral, demikian halnya untuk Pemerintah Daerah Tingkat
II Kotamadya.

2.5.7. KEKUATAN HUKUM RAMBU


Pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan atau larangan berupa
rambu lalu lintas sebagai hasil manajemen lalu lintas, ditetapkan dengan :
1. Keputusan Dirjen atau pejabat yang ditunjuk untuk pengaturan lalu lintas pada
jalan nasional dan jalan tol, kecuali jalan nasional yang terletak di Ibukota
Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kotamadya Daerah Tingkat II, serta
diumumkan dalam Berita Negara.
2. Peraturan Daerah Tingkat I, untuk peraturan pada jalan propinsi kecuali jalan
propinsi yang berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dan jalan
propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II, serta diumumkan
dalam Berita Daerah.
3. Peraturan Daerah Tingkat II, untuk pengaturan lalu lintas pada jalan
Kabupaten/Kotamadya, jalan nasional dan jalan propinsi serta diumumkan
dalam Berita Daerah.
Rambu dan marka atau pemberi isyarat lain tersebut mempunyai kekuatan
hukum setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pemasangan yang mana tanggal
pemasangan rambu sebagaimana dimaksud harus diumumkan keadaan pemakai
jalan, oleh instansi yang berwenang menyelenggarakan rambu.

29
2.5.8. PERAWATAN
Rambu yang rusak karena tertabrak atau karena pengrusakan, hilangnya
warna, kotor harus segera diperbaiki dan dibersihkan. Rambu dalam kondisi jelek
akan mengurangi rasa hormat para pengemudi terhadap rambu tersebut, dan juga
terhadap instansi pengelola lalu lintas. Oleh karena itu pemeriksaan yang rutin
terhadap rambu diperlukan, dan rambu harus secara rutin dibersihkan.

2.6. MARKA DAN TANDA JALAN


Marka jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan di tas
permukaan jalan yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan
membatasi daerah kepentingan lalu lintas, marka ini terdiri dari :
a. Marka garis membujur
b. Marka garis melintang
c. Marka garis serong
d. Marka lambang
e. Marka lainnya
Marka jalan di atas permukaan perkerasan jalan terutama marka garis mempunyai
pesan perintah, peringatan, maupun larangan. Marka garis-garis pada permukaan
jalan tersebut di atas dapat digantikan dengan paku jalan atau kerucut lalin ke atas.
Marka-marka ini harus digunakan bersama-sama dengan rambu jalan-jalan
(bukan salah satu saja); kadang-kadang marka ini dapat terlihat apabila rambu-
rambu jalan sebaliknya, rambu jalan kadang-kadang dapat terlihat apabila marka
tidak dapat terlihat. Masalah yang utama pada marka jalan adalah bahwa marka
tersebut sudah hilang dengan cepat.

2.6.1. UKURAN MARKA JALAN


Ukuran marka jalan untuk garis melintang, membujur dan serong dengan
menggunakan garis utuh, putus-putus maupun ganda serta seimbang dan marka
lainnya dapat digunakan standard yang telah ditetapkan sesuai dengan kepuusan
menteri Perhubungan KM 60 tahun1993 tentang Marka Jalan.

30
2.6.2. FUNGSI UTAMA MARKA JALAN
2.6.2.1. Marka membujur garis utuh, garis putus-putus dan garis ganda
- Marka membujur garis utuh, berfungsi sebagai larangan bagi
kendaraan yang melintasi garis tersebut, disamping itu juga untuk
menandakan tepi jalur lalu lintas dan untuk pengaturan lalu lints dalam
keadaan darurat atau sementara waktu dapat digunakan alat pemisah lajur
yang berfungsi sebagai marka.
- Marka membujur garis putus-putus, berfungsi mengarahkan lalu lintas
dan memperingatkan pengendara akan ada marka membujur berupa garis
utuh di depan serta sebagai pembatas jalur pada dua arah.
- Marka membujur garis ganda, terdiri dari utuh dan putus-putus maka
fungsinya adalah lalu lintas dapat melintasi yang berada pada sisi garis
putus-putus dapat melintasi garis ganda tersebut dan lalu lintas yang berada
pada sisi utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut.

2.6.2.2. Marka melintang garis utuh dan garis ganda putus-putus


- Marka melintang berupa garis utuh, menyatakan garis berhenti
kendaraan yang diwajibkan oleh alat pemberi isyarat lalu lintas atau rambu
larangan.
- Marka melintang berupa garis ganda putus-putus, menyatakan batas
henti kendaraan sewaktu mendahului kendaraan lain yang diwajibkan oleh
rambu larangan apabila tidak dilengkapi dengan rambu larangan maka
berupa segitiga yang salah satu alasnya sejajar dengan marka melintang
tersebut.

2.6.2.3. Marka serong


Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan dan untuk
menyatakan pemberitahuan awal atau akhir pemisah jalan, pengarah lalu lintas
dan pulau lalu lintas, sedang marka serong yang dibatasi dengan marka garis utuh
digunakan untuk menyatakan daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan dan
sebagai pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu lintas. Tetapi marka

31
serong yang dibatasi dengan garis putus-putus digunakan untuk menyatakan
kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat kepastian
selamat.

2.6.2.4. Marka lambang


Marka lambang berupa panah, segi tiga atau tulisan digunakan untuk
mengulangi maksud dari rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberi tahu
pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu lalu lintas. Marka
lambang seperti dinyatakan di atas digunakan khusus untuk menyatakan
tempat pemberhentian mobil bus, untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang, disamping itu pula menyertakan pemisah arus lalu lintas sebelum
mendekati persimpangan yang tanda lambangnya berbentuk panah.

2.6.2.5. Marka lainnya


Marka lainnya diantaranya adalah marka untuk penyeberangan pejalan kaki
yang dinyatakan dengan zebra cross yaitu marka berupa garis-garis utuh yang
membujur tersusun melintang jalur lalu lintas dan marka berupa sedang untuk
menyatakan tempat penyeberangan sepeda dipergunakan dua garis putus-
putus berbentuk bujur sangkar atau belah ketupat dan paku jalan yang
memantulkan cahaya dapat disebut dengan marka lainnya.

2.6.3. MATERIAL DAN WARNA MARKA


Semua marka dan tanda-tanda jalan harus menggunakan warna yang
memantul. Putih dan kuning merupakan warna yang umum digunakan, dimana
dapat terlihat pada malam hari, dan juga perlawanan (kontras) dengan warna
permukaan hitam. Bahan-bahan pemantul cahaya dapat digunakan, biasanya
berwarna merah dan putih. Marka dan aku jalan secara khusus harus dapat
bertahan lama, memantul, dan tak licin.
Material-material marka jalan yang utama adalah :
Cat : banyak digunakan untuk marka-marka memanjang pada daerah yang lalu
lintasnya tidak padat. Manik-manik kaca biasanya dapat ditambahkan guna
memberikan ketahanan dan pemantulannya

32
Material termoplastik (cairan panas, tuangkan atau semprotan plastik yang
dibuat dari damar termoplastik dengan campuran plastik. Pewarna and agregat) :
terutama digunakan pada lokasi-lokasi yang tinkat penggunaannya tinggi seperti
misalnya pada persimpangan.
Materialan lembaran : pita yang memiliki perekat dan material lembaran
(sheet) telah dikembangkan dimana khususnya berguna untuk situasi yang
sifatnya sementara.
Material konstruksi perkerasan yang mempunyai bergam warna seperti
misalnya blok beton (stone block/corn block). Atau pelapis warna permukaan
jalan

2.6.4. FASILITAS PENDUKUNG MARKA


1. Paku jalan (road studs), dapat dari logam, plasik atau keramik. Paku jalan
terutama digunakan sebagai tanda garis tengah jalan hevron. Karena dapat
menganggu kestabilan pengendara sepeda motor jika dipasang pada lokasi-lokasi
yang lain maka paku jalan ini tidak boleh menonjol 15 milimeter di atas
permukaan jalan apabila dilengkapi dengan flektor maksimal tingginya adalah 40
milimeter di atas prmukaan jalan. Alat pemantul (reflektor) agar dapat terlihat
pada malam hari. Paku jalan ini biasanya digunakan pda marka garis membujur
sebagai batas pemisah lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan jalan.

2. Delineator, dibuat dari bahan plastik atau fiber glas, digunakan sebagai tanda
pembatas tepi jalan biasanya berbentuk lempengan tiang-tiang dan
mempergunakan cat berwarna merah atau putih yang memantulkan cahaya saat
terkena cahaya lampu kendaraan di malam hari.

3. Traffic cones, merupakan alat pengendali lalu lintas yang bersifat sementara
yang berbentuk kerucut berwarna merah dan dilengkapi dengan plat pemantul
cahaya (reflektor).

33
2.6.5. PENYELENGGARA MARKA DAN TANDA JALAN
Perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan marka jalan
dilakukan oleh :
Direktur Jendral atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional dan jalan tol
kecuali jalan nasional yang berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II
atau yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II. Pemerintah Daerah
Tingkat I untuk jalan propinsi kecuali jalan propinsi yang berada dalam Ibukota
Kabupaten Kabupaten Daerah Tingkat II atau jalan propinsi yang berada dalam
Kotamadya Kabupaten Daerah Tingkat II untuk jalan kabupaten, jalan propinsi
yang berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dengan persetujuan
Gubernur kepala daerah tingkat I dan jalan nasional yang erada dalam Ibukota
Kabupaten Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jendral.
Pemerintah Daerah Tingkat II kotamadya untuk jalan kotamadya , jalan
propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II dengan persetujuan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jendral.
Penyelenggaraan jalan tol dapat melakukan perencanaan, pengadaan,
pemasangan dan pemeliharaan marka jalan di jalan tol setelah mendengar
pendapatan Direktur Jendral. Instansi, badan usaha atau warga negara indonesia
dapat melakukan pengadan, pemasangan dan pemeliharaan marka jalan dengan
memenuhi standard teknis dan mendapat persetujuan sesuai dengan poin 1 s/d 5.

2.6.6. KEKUATAN HUKUM MARKA JALAN


Marka jalan yang bersifat pengatur lalu lintas yang bersifat perintah dan
atau larangan sebagai hasil dari manajemen lalu intas ditetapkan dengan :
1. Keputusan Direktur Jendral atau pejabat yang ditunjukkan untuk mengatur
lalu lintas pada jalan nasional dan jalan tol kecuali jalan yang nasional yang
terletak di Ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kotamadya Daerah
Tingkat II, serta diumumkan di berita negara.
2. Peraturan Daerah Tingkat I, untuk pengaturan pada jalan propinsi, kecuali
jalan propinsi yang berada dalam ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II dan
jalan propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II serta
diumumkan dalam berita daerah.

34
3. Peraturan Daerah Tingkat II untuk pengaturan lalu lintas pada jalan kabupaten
atau kotamadya, jalan nasional dan jalan propinsi, serta di umumkan dalam
berita daerah.
4. Marka yang bersifat perintah atau larangan mempunyai kekuatan hukum
setelah 30 hari sejak tanggal pemasangan dan diumumkan kepada pemakai
jalan oleh instansi yang berwenang menyelenggarakan marka jalan melalui
media massa cetak atau media massa elektronik atau media lain yang
dikeluarkan pemerintah.

2.6.7. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS


Direktur Jendral Perhubungan Darat melaksanakan pembinaan dan
pengawasan teknis atas penyelenggaraan marka jalan yang meliputi :
1. penentuan persyaratan teknis marka jalan
2. penentuan petunjuk teknis yang mencakup penetapan pedoman, prosedur dan
tata cara penyelenggaraan marka jalan
3. pemberian bimbingan teknis dalam ketrampilan teknis para penyelenggara
marka jalan
4. pemantauan dan penilaian ataspenyelenggaran marka jalan
5. pemberian saran teknis dalam penyelenggaraan jalan

2.7. PENDUKUNG RAMBU DAN MARKA


2.7.1. LAMPU (LANTERNS)
 Lampu menyampaikan isyarat pengatur lalu lintas kendaraan dan pejalan
kaki.
 Yang mencakup untuk lalu lintas kendaraan :
- Merah.
- Kuning.
- Hijau.
Aspeknya adalah lingkaran, memperlihatkan symbol yang berbeda
seperti yang diilustrasikan dalam gambar 9.28
Yang mencakup untuk pejalan kaki:
- Merah.

35
- Hijau.
Aspeknya adalah memperlihatkan seorang laki-laki sedang berjalan (aspek
hijau) dan seorang laki-laki sedang menunggu (aspek merah) seperti
terlihat dalam gambar 9.28

2.7.2. Papan Target/Box Lampu.


Tampilan untuk kendaraan boleh disusun dalam sebuah papan target untuk
memperbaiki pandangan dari tampilan tersebut. Lampu untuk pejalan kaki tidak
disusun dalam papan target. Papan target diperlihatkan dalam gambar. 9.31
Lampu untuk lalu lintas kendaraan.

2.7.3. Tiang
Tampilan dan papan target diikatkan pada sebuah tiang lampu. Tampilan
dan papan target dapat dikombinasikan dengan tiang lampu penerangan seperti
diperlihatkan dalam gambar. 9.30
Penentuan lokasi tampilan adalah sebuah elemen yang penting dalam
lampu pengatur dan ini diilustrasikan dalam gambar,9.31 dan gambar.9.32. lampu
harus berhenti bila lampu merah menyala. Dalam prinsip tiga jenis lampu dapat di
identifikasi. Tiga type ini, yang mencakup sub type, dengan lokasi yang benar
pada persimpangan adalah:
 Lampu Primer .
Lampu primer dipasang pada sebuah tiang pada sisi yang mendekati
persimpangan atau dekat garis stop yang didekati. Lampu primer dapat
dibedakan dalam bentuk:
- lampu primer ganda (dual), yang dilokasikan pada sisi kanan dari
jalan yang mendekati kepersimpangan.
- Lampu primer tinggi (over head), yang dilokasikan pada, atau yang
melampaui garis stop pada jalan yang mendekati ke
persimpangan.itu.
 Lampu Sekunder
Lampu sekunder untuk setiap approach dilokasikan pada sisi seberang dari
persimpangan itu dilokasikan pada sisi sebelah kanan dari kaki approach

36
pada sisi yang berlawanan dari persimpoangan. Sebuah lampu sekunder
overhead dapat juga dibedakan. Kembali lokasinya pada sisi yang
berlawanan dari persimpangan dan pada sisi kanan dari kaki approach, dan
seperti namanya itu dipasang diatas.
 Lampu Tersier.
Lampu tersier pada setiap approach dilokasikan pada bagian kiri
dari approach pada sisi dari persimpangan. Sebuah lampu sekunder
overhead juga dapat dibedakan. Apakah ituberlawanan atau pada sisi kiri
dari approach, tapi lagi-lagi dilokasikan pada sisi seberang dari
persimpangan.
Lokasi-lokasi dan lampu-lampu ini, detailnya dalam gambar 9.34, dan
contoh-contah lain dari lokasi lampu lalu lintas diberikan dalam gambar
9.35
Tampilan pejalan kaki dilokasikan pada akhir dari marka penyeberangan
jalan, dan harus diarahkan pada akhir yang berlawanan dari
penyeberangan. Itu harus dekat pada tepi lajur lalu lintas, tetapi diluar
ruang bebas standart untuk perlengkapan / perambuan jalan. Contoh-
contoh lokasi itu di beri dalam gambar. 9.36. lokasi rambu push bottom
untuk mengaktifkan lampu tekan tombol diilustrasikan dalam gambar 937.

2.8. Contoh-contoh Bentuk Rambu dan Marka.

37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai