BAB II Rambu Dan Marka
BAB II Rambu Dan Marka
Capaian Pembelajaran
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan merencanakan Rambu dan Marka.
2.1. Pengertian
Sebagai alat untuk mengendalikan lalu lintas khususnya untuk
meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan maka marka yang
dapat menyampaikan informasi (larangan, perintah, peringatan, dan petunjuk)
kepada pemakai jalan serta dapat mempengaruhinya penggunan jalan.
21
Disain : termasuk ukuran, bentuk, warna, kemudahan membaca rambu tersebut,
ditambah penerangan dan pemantulannya (syarat-syarat 3 dan 4 diatas).
Lokasi : alat-alat tersebut harus terletak di dalam sudut penglihatan dari pemakai
jalan, dan ditempatkan sedemikian rupa agar para pengemudi mempunyai waktu
yang cukup untuk memberikan reaksi terhadap pesan-pesan tersebut (syarat 2 &
6). Faktor-faktor yang utama adalah : arah muka, tinggi, kebebasan samping
peringatan pendahuluan.
22
8. Tiang dan pemasangannya
Standard : Standart Internasional yang utama harus untuk alat-alat lalu lintas
jalan dan pengendali lalu lintas adalah standart konvensi PBB terhadap “lalu lintas
jalan” dan “Rambu dan lampu pengatur lalu lintas jalan” dimana keduanya
disusun di Wina pada tahun 1968.
Di Indonesia standarisasi terhadap alat-alat pengendali lalu lintas adalah
merupakan tangung jawab dari Departemen Perhubungan c.q. Direktorat Jendral
Perhubungan Darat yang dibuat berdasarkan Konvensi Wina.
23
memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang disebabkan oleh
faktor geografis, geometri, permukaan jalan, dan kecepatan rencana jalan. Rambu
peringatan dapat dilengkapi dengan papan tambahan. Jarak antara rambu dan
permulaan bagian jalan yang berbahaya tersebut tidak dapat diduga oleh pemakai
jalan dan tidak sesuai dengan keadaan biasa. Rambu peringatan dapat diulangi
dengan ketentuan jarak antara rambu dengan awal bagian jalan yang berbahaya
dinyatakan dengan papan tambahan. Warna dari rambu peringatan berwana
kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam. Bentuk rambu peringatan
adalah bujur sangkar dan empat persegi panjang.
24
itu sendiri. Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas
wilayah suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat
khusus dinyatakan dengan warna dasar biru dan yang menyatakan petunjuk
jurusan dan rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk
mencapai tujuan sepeti kota daerah atau wilayah serta nama jalan yang dinyatakan
dengan warna dasar hijau dengan lambang atau tulisan warna putih, khusus rambu
peunjuk jurusan obyek wisata yang dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan
lambang atau tulisan warna putih.
25
yang gelap. Akan tetapi rambu - rambu yang kecil tergantung pada warna latar
belakang terang yang digunakan, dan biasanya tulisan hitam di atas latar belakang
terang yang digunakan, dan biasanya tulisan hitam di atas latar belakang putih
atau kuning.
Tiang penyangga rambu biasanya berwarna abu-abu. Tiang-tiang untuk
lampu pengatur lalu lintas penyeberangan zebra dan tanda-tanda bahaya lainnya
adalah hitam dan putih.
L 2tgV1 S / tanA
H=
201 201
Dimana :
H = tinggi huruf kecil yang diperlukan (tinggi huruf besar = 1,33 H)
L = jarak dari titik rambu mulai dibaca sampai ke rambu tersebut.
1 = kemudahan membaca (legitibility)
V1 = kecepatan awal
S = tinggi rambu
A =sudut ketinggian rambu dari titik pembacaan rambu yang paling dekat
Kemudahan membaca “1” diukur dalam meter untuk suatu jarak tertentu
yang dapat membaca perusahaan 50 mm tinggi huruf. Misalnya standard
seseorang pengemudi dapat membaca huruf setinggi 90 mm pada jarak 22 meter,
atau sama dengan 1 = 22 x 50/90 = 13 meter perusahaan 50 mm tinggi huruf.
26
Kendaraan yang diperlukan (biasanya berhenti, dan untuk itu jarak tersebut
adalah berupa jarak pandangan henti), seperti sebagai berikut (lihat gambar 2).
Kecepatan yang digunakan dapat berupa kecepatan rencana, batas kecepatan,
atau jika suatu masalah yang sifatnya praktis telah diidentifikasikan maka
berdasarkan survey dapat ditetapkan kecepatan setempat ats dasar bahwa jarak
penempatan rambu merupakan fungsi kecepatan rencana pada jalan tersebut.
3. Tinggi : bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 meter, dan
tinggi maksimum 2,65 meter di atas pada sisi jalan yang tinggi yang diukur
dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan
tambahan bagian bawah apabila rambu ditambah sedangkan rambu yang
dipasang pada fasilitas pejalan kaki tinggi minimum 2,00 meter dan
maksimum 2,65 meter dari bawah atau papan tambahan khusus untuk rambu
peringatan, ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter dan rambu yang
ditempatkan di atas daerah manfaat jalan minimum 5,00 meter.
27
pemasangan posisi rambu harus digeser minimal 30 searah jarum jam dari
posisi tegak lurus sumbu jalan kecuali rambu petunjuk seperti tempat
penyeberangan orang, tempat pemberhentian bus/trem, tempat parkir dan
petunjuk fasilitas, pemasangan rambunya sejajar dengan batu (tepi) jalan, dan
arah dari rambu-rambu harus mengarah kepada arah yang tepat. Posisi rambu
tidak boleh terhalang oleh bangunan, pepohonan dan atau benda lain yang
dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti rambu tersebut.
pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) buah daun rambu.
28
2.5.6. Penyelenggara Rambu.
Perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan rambu dilakukan oleh Direktur
Jendral Perhubungan Darat atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional dan
jalan tol kecuali jalan nasional yang berada dalam ibu kpta kabupaten daerah
tingkat II atau berada dalam kotamadya daerah tingkat II, untuk jlan propinsi
kecuali jalan propinsi yang berada dalam ibu kota kabupaten daerah tingkat II dan
kotamadya daerah tingkat II. Oleh Pemerintah Daerah Tingkat I, seangkan untuk
jalan Kabupaten oleh Pemerintah Propinsi yan berada dlam ibukota Kabupaten
Daerah Tingkat II oleh Pemda Tingkat II Kabupaten dengan persetujuan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat II serta jalan Nasional yang berada dalam Ibukota
Kabupaten Daerah Tingkat II. Oleh Pemda Tingkat II Kabupaten dengan
persetujuan Direktur Jendral, demikian halnya untuk Pemerintah Daerah Tingkat
II Kotamadya.
29
2.5.8. PERAWATAN
Rambu yang rusak karena tertabrak atau karena pengrusakan, hilangnya
warna, kotor harus segera diperbaiki dan dibersihkan. Rambu dalam kondisi jelek
akan mengurangi rasa hormat para pengemudi terhadap rambu tersebut, dan juga
terhadap instansi pengelola lalu lintas. Oleh karena itu pemeriksaan yang rutin
terhadap rambu diperlukan, dan rambu harus secara rutin dibersihkan.
30
2.6.2. FUNGSI UTAMA MARKA JALAN
2.6.2.1. Marka membujur garis utuh, garis putus-putus dan garis ganda
- Marka membujur garis utuh, berfungsi sebagai larangan bagi
kendaraan yang melintasi garis tersebut, disamping itu juga untuk
menandakan tepi jalur lalu lintas dan untuk pengaturan lalu lints dalam
keadaan darurat atau sementara waktu dapat digunakan alat pemisah lajur
yang berfungsi sebagai marka.
- Marka membujur garis putus-putus, berfungsi mengarahkan lalu lintas
dan memperingatkan pengendara akan ada marka membujur berupa garis
utuh di depan serta sebagai pembatas jalur pada dua arah.
- Marka membujur garis ganda, terdiri dari utuh dan putus-putus maka
fungsinya adalah lalu lintas dapat melintasi yang berada pada sisi garis
putus-putus dapat melintasi garis ganda tersebut dan lalu lintas yang berada
pada sisi utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut.
31
serong yang dibatasi dengan garis putus-putus digunakan untuk menyatakan
kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat kepastian
selamat.
32
Material termoplastik (cairan panas, tuangkan atau semprotan plastik yang
dibuat dari damar termoplastik dengan campuran plastik. Pewarna and agregat) :
terutama digunakan pada lokasi-lokasi yang tinkat penggunaannya tinggi seperti
misalnya pada persimpangan.
Materialan lembaran : pita yang memiliki perekat dan material lembaran
(sheet) telah dikembangkan dimana khususnya berguna untuk situasi yang
sifatnya sementara.
Material konstruksi perkerasan yang mempunyai bergam warna seperti
misalnya blok beton (stone block/corn block). Atau pelapis warna permukaan
jalan
2. Delineator, dibuat dari bahan plastik atau fiber glas, digunakan sebagai tanda
pembatas tepi jalan biasanya berbentuk lempengan tiang-tiang dan
mempergunakan cat berwarna merah atau putih yang memantulkan cahaya saat
terkena cahaya lampu kendaraan di malam hari.
3. Traffic cones, merupakan alat pengendali lalu lintas yang bersifat sementara
yang berbentuk kerucut berwarna merah dan dilengkapi dengan plat pemantul
cahaya (reflektor).
33
2.6.5. PENYELENGGARA MARKA DAN TANDA JALAN
Perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan marka jalan
dilakukan oleh :
Direktur Jendral atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional dan jalan tol
kecuali jalan nasional yang berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II
atau yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II. Pemerintah Daerah
Tingkat I untuk jalan propinsi kecuali jalan propinsi yang berada dalam Ibukota
Kabupaten Kabupaten Daerah Tingkat II atau jalan propinsi yang berada dalam
Kotamadya Kabupaten Daerah Tingkat II untuk jalan kabupaten, jalan propinsi
yang berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dengan persetujuan
Gubernur kepala daerah tingkat I dan jalan nasional yang erada dalam Ibukota
Kabupaten Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jendral.
Pemerintah Daerah Tingkat II kotamadya untuk jalan kotamadya , jalan
propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II dengan persetujuan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jendral.
Penyelenggaraan jalan tol dapat melakukan perencanaan, pengadaan,
pemasangan dan pemeliharaan marka jalan di jalan tol setelah mendengar
pendapatan Direktur Jendral. Instansi, badan usaha atau warga negara indonesia
dapat melakukan pengadan, pemasangan dan pemeliharaan marka jalan dengan
memenuhi standard teknis dan mendapat persetujuan sesuai dengan poin 1 s/d 5.
34
3. Peraturan Daerah Tingkat II untuk pengaturan lalu lintas pada jalan kabupaten
atau kotamadya, jalan nasional dan jalan propinsi, serta di umumkan dalam
berita daerah.
4. Marka yang bersifat perintah atau larangan mempunyai kekuatan hukum
setelah 30 hari sejak tanggal pemasangan dan diumumkan kepada pemakai
jalan oleh instansi yang berwenang menyelenggarakan marka jalan melalui
media massa cetak atau media massa elektronik atau media lain yang
dikeluarkan pemerintah.
35
- Hijau.
Aspeknya adalah memperlihatkan seorang laki-laki sedang berjalan (aspek
hijau) dan seorang laki-laki sedang menunggu (aspek merah) seperti
terlihat dalam gambar 9.28
2.7.3. Tiang
Tampilan dan papan target diikatkan pada sebuah tiang lampu. Tampilan
dan papan target dapat dikombinasikan dengan tiang lampu penerangan seperti
diperlihatkan dalam gambar. 9.30
Penentuan lokasi tampilan adalah sebuah elemen yang penting dalam
lampu pengatur dan ini diilustrasikan dalam gambar,9.31 dan gambar.9.32. lampu
harus berhenti bila lampu merah menyala. Dalam prinsip tiga jenis lampu dapat di
identifikasi. Tiga type ini, yang mencakup sub type, dengan lokasi yang benar
pada persimpangan adalah:
Lampu Primer .
Lampu primer dipasang pada sebuah tiang pada sisi yang mendekati
persimpangan atau dekat garis stop yang didekati. Lampu primer dapat
dibedakan dalam bentuk:
- lampu primer ganda (dual), yang dilokasikan pada sisi kanan dari
jalan yang mendekati kepersimpangan.
- Lampu primer tinggi (over head), yang dilokasikan pada, atau yang
melampaui garis stop pada jalan yang mendekati ke
persimpangan.itu.
Lampu Sekunder
Lampu sekunder untuk setiap approach dilokasikan pada sisi seberang dari
persimpangan itu dilokasikan pada sisi sebelah kanan dari kaki approach
36
pada sisi yang berlawanan dari persimpoangan. Sebuah lampu sekunder
overhead dapat juga dibedakan. Kembali lokasinya pada sisi yang
berlawanan dari persimpangan dan pada sisi kanan dari kaki approach, dan
seperti namanya itu dipasang diatas.
Lampu Tersier.
Lampu tersier pada setiap approach dilokasikan pada bagian kiri
dari approach pada sisi dari persimpangan. Sebuah lampu sekunder
overhead juga dapat dibedakan. Apakah ituberlawanan atau pada sisi kiri
dari approach, tapi lagi-lagi dilokasikan pada sisi seberang dari
persimpangan.
Lokasi-lokasi dan lampu-lampu ini, detailnya dalam gambar 9.34, dan
contoh-contah lain dari lokasi lampu lalu lintas diberikan dalam gambar
9.35
Tampilan pejalan kaki dilokasikan pada akhir dari marka penyeberangan
jalan, dan harus diarahkan pada akhir yang berlawanan dari
penyeberangan. Itu harus dekat pada tepi lajur lalu lintas, tetapi diluar
ruang bebas standart untuk perlengkapan / perambuan jalan. Contoh-
contoh lokasi itu di beri dalam gambar. 9.36. lokasi rambu push bottom
untuk mengaktifkan lampu tekan tombol diilustrasikan dalam gambar 937.
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46