Oleh:
Dosen:
Lilis Sucahyo, S.TP, M.Si
Data Pengamatan
Perhitungan:
1. BM Biodiesel
Menurut Rahayu (2007), berat molekul biodiesel adalah sebesar 296.50 gram/ mol.
2. Massa Minyak
Volume minyak = 3 liter
ρ minyak = 0.899 gram/liter
Massa minyak = 3 liter x 0.899 gram/liter = 2697 gram
3. Massa Metanol
(1 mol) minyak + (6 mol) methanol (3 mol) biodiesel + (1 mol) gliserol
massa minyak BM minyak mol minyak
= x
massa metanol BM metanol mol metanol
2697 876.6 1
= x
massa metanol 32.042 6
Massa metanol = 591.4992 gram
4. Massa Gliserol
massa minyak BM minyak mol minyak
= x
massa gliserol BM gliserol mol gliserol
2697 876.6 1
= x
massa gliserol 92.1 1
Massa gliserol = 283.36 gram
5. Massa Biodiesel
Hukum kesetimbangan massa : massa reaktan = massa produk
m minyak + m metanol = m biodiesel + m gliserol
2697 g + 591.4992 g = m biodiesel + 283.36 g
Massa biodiesel = 3005.13 gram
Pembahasan
Penentuan jumlah biodiesel menggunakan perhitungan stoikiometri adalah dimana massa
minyak ditambah dengan massa methanol sama dengan massa biodiesel ditambah dengan massa
gliserol. Berdasarkan perhitungan, Massa minyak adalah sebesar 2697 gram yang diperoleh dari
hasil perkalian volume minyak dengan massa jenisnya. Massa methanol berdasarkan rumus
perhitungan adalah sebesar 591.499 gram. Untuk massa gliserol didapatkan hasil perhitungan
sebesar 283.36 gram. Dari data-data tersebut didapatkan data massa biodiesel dari rumus
perhitungan sebesar 3005.13 gram.
Percobaan pembuatan biodiesel kali ini menghasilkan data volume biodiesel setelah
pemisahan dengan gliserol dimana data dari perhitungan didapatkan sebesar 3.53 liter.
Sedangkan data dari hasil percobaan didapatkan sebesar 2.90 liter saja. Hal ini menunjukkan
bahwa percobaan pembuatan biodiesel yang dilakukan oleh praktikan masih belum optimum
sehingga data dari hasil percobaan lebih kecil dari data perhitungannya.
Produksi dan laju reaksi pembuatan biodiesel dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah waktu, pengadukan, suhu, dan katalis. Waktu sangat diperlukan untuk
melakukan reaksi kimia, dimana semakin lama proses reaksi maka interaksi antar molekul
semakin intensif dan menghasilkan produk yang lebih banyak. Pengadukan juga mempengaruhi
efektifitas reaksi kimia, karena pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antar molekul
zat pereaksi dengan zat yang bereaksi sehingga mempercepat reaksi antara minyak, katalis, dan
methanol sehingga menghasilkan campuran yang immiscible. Selanjutnya factor yang
mempengaruhi produksi dan laju reaksi biodiesel adalah suhu. Semakin tinggi suhu yang
digunakan maka semakin cepat reaksi dan semakin banyak persen konversi yang dihasilkan.
Faktor lain yang mempengaruhi produksi biodiesel adalah katalis. Katalis berfungsi untuk
mengurangi energy aktivasi pada suatu reaksi sehingga pada suhu tertentu kecepatan reaksi
menjadi semakin meningkat. Katalis yang biasanya digunakan dalam reaksi transesterifikasi
adalah berupa katalis homogen dan heterogen. Katalis homogen memiliki kelemahan dimana
katalis ini bersifat korosif, sulit dipisahkan dari produk, mencemari lingkungan, dan tidak dapat
digunakan kembali. Sedangkan katalis heterogen memiliki kelebihan dimana katalis ini memiliki
aktivitas yang tinggi, kondisi reaksi yang ringan, tidak korosif, mudah dipisahkan dari produk,
dan biaya yang murah.
Kesimpulan
Mahasiswa mengetahui secara keseluruhan dan detail langkah-langkah pembuatan
biodiesel dengan campuran katalistik dan mempraktikkannya langsung. Biodiesel yang
dihasilkan dari percobaan praktikan sedikit berbeda dari hasil perhitungannya dimana hal ini
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, katalis, pengadukkan, dan waktu.
Daftar Pustaka
Rahayu M. 2007. Teknologi Proses Produksi Biodiesel. Jakarta (ID) : Badan Penelitian dan
Pengembangan Teknologi.