0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
70 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat dari praktek kerja profesi apoteker di Instalasi Farmasi Kabupaten. Instalasi Farmasi bertugas mengelola obat untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan dipimpin oleh apoteker. Tujuan praktek kerja ini adalah memahami peran Instalasi Farmasi dan apoteker serta sistem pengelolaan obat di Kabupaten Jember.
Dokumen ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat dari praktek kerja profesi apoteker di Instalasi Farmasi Kabupaten. Instalasi Farmasi bertugas mengelola obat untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan dipimpin oleh apoteker. Tujuan praktek kerja ini adalah memahami peran Instalasi Farmasi dan apoteker serta sistem pengelolaan obat di Kabupaten Jember.
Dokumen ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat dari praktek kerja profesi apoteker di Instalasi Farmasi Kabupaten. Instalasi Farmasi bertugas mengelola obat untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan dipimpin oleh apoteker. Tujuan praktek kerja ini adalah memahami peran Instalasi Farmasi dan apoteker serta sistem pengelolaan obat di Kabupaten Jember.
Obat adalah bahan baku atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi ataupun keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan pemulihan peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk juga produk biologi. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan habis pakai yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sistem pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan perlu diterapkan secara tepat dan benar, karena obat dan perbekalan kesehatan merupakan komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan tersebut diupayakan dapat menjamin ketersediaan, distribusi (penyebaran dan pemerataan), keterjangkauan obat dengan jenis dan jumlah yang cukup, keamanan, mutu dan efektifitas. Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta (Kemenkes, 2006). Fungsi pengelolaan obat di seluruh kabupaten/kota dilaksanakan oleh Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) yang bertanggung jawab sepenuhnya atas kebutuhan obat di tingkat kabupaten/kota. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 633/MENKES/SK/IV/2000 dalam memelihara mutu obat dan alat kesehatan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan upaya kesehatan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu perlu dibentuk gudang perbekalan kesehatan di bidang farmasi di kabupaten/kota. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota berperan dalam mengelola obat dan perbekalan kesehatan yang meliputi penyediaan dan pengelolaan obat PKD (Pelayanan Kesehatan Dasar), Alkes, Reagensia dan vaksin dalam skala kabupaten/kota. Sumber obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota diperoleh dari pengadaan pusat (Binfar dan Program), pengadaan Provinsi, pengadaan kabupaten/kota dan lembaga donor. Pengelolaan obat kabupaten/kota merupakan tanggung jawab penuh dari pemerintah kabupaten/kota, mulai dari aspek perencanaan kebutuhan obat untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) berdasarkan sistem bottom up dari Puskesmas, perhitungan rencana kebutuhan obat, serta mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan obat dari beberapa sumber dana. Setiap kabupaten/kota mempunyai struktur dan kebijakan sendiri dalam pengelolaan obat, selanjutnya Pengelola Obat Kabupaten disebut dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) (Rumbay dkk, 2015). Instalasi farmasi dan perbekalan kesehatan merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala instalasi farmasi dan perbekalan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas. Instalasi farmasi dan perbekalan kesehatan mempunyai tugas melaksanakan analisis kebutuhan, penerimaan, pengelolaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian obat, dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan. IFK dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan kabupaten. Apoteker di IFK bertugas melaksanakan distribusi obat kepada Puskesmas-puskesmas yang ada di kabupaten berdasarkan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) sebagai pengelolaan logistik. Selain itu, apoteker di IFK juga berperan dalam perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pencatatan, evaluasi dan pengawasan obat dan perbekalan farmasi. Instalasi Farmasi Kabupaten Jember merupakan Dinas Kesehatan yang bertugas mengelola obat, diantaranya melakukan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pemantauan dan evaluasi obat yang diperlukan untuk layanan kesehatan di Puskesmas. Instalasi Farmasi dalam melaksanakan tugasnya melayani sekitar 50 Puskesmas di Kabupaten Jember. Pengelolaan data obat yang dilakukan diantaranya saat menerima obat dari Pemasok, menerima data LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dalam bentuk lembaran kertas dari 50 Puskesmas di Kabupaten Jember, melakukan pendistribusian obat ke Puskesmas, mengelola persediaan Instalasi Farmasi/Puskesmas, dan pembukuan laporan. Praktek Kerja Profesi Apoteker di IFK Jember yang dilakukan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jember, bertujuan untuk mengetahui berbagai peran apoteker dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di Instalasi Farmasi Kabupaten Jember serta tata cara pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan sampai dengan cara pendistribusiannya ke seluruh puskesmas di wilayah Kabupaten Jember. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kinerja dan tanggung jawab apoteker di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. 1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker Tujuan melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Instalasi Farmasi Kabupaten yaitu: 1. Memahami tinjauan umum Instalasi Farmasi Kabupaten. 2. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di Instalasi Farmasi Kabupaten Jember. 3. Mengetahui berbagai kegiatan kefarmasian dan sistem manajemen pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Kabupaten Jember.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker
Manfaat melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Instalasi Farmasi Kabupaten yaitu: 1. Untuk memahami tinjauan umum Instalasi Farmasi Kabupaten. 2. Untuk mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di Instalasi Farmasi Kabupaten Jember. 3. Untuk mengetahui berbagai kegiatan kefarmasian dan sistem manajemen pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Kabupaten Jember.
Rumbay, Ingrid N., G. D. Kandou., T. Soleman. 2015. Analisis Perencanaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. JIKMU, Vol. 5, No. 2b
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 633/MENKES/SK/IV/2000.
Pembentukan Gudang Perbekalan Kesehatan di Bidang Farmasi di Kabupaten/Kota Tertentu. Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 189/Menkes/SK/III/2006. Kebijakan