Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Inkompatibilitas merupakan pencampuran antara dua reaksi atau lebih di
antara obat-obatan ataupun bahan kimia obat dan menimbulkan
ketidakcocokan atau ketidaksesuaian. Atau bisa dikatakan terjadinya suatu
inkompatibilitas disebabkan karna terjadinya suatu interaksi obat yang tidak
diinginkan/dikehendaki. Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat
mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau
mengurangi aktivitas obat,atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki
sebelumnya. Interaksi ini bisa terjadi tidak hanya antara satu obat dengan obat lain
Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan
herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus.
Karena kebanyakan interaksi obat memiliki efek yang tak dikehendaki,umumnya
interaksi obat dihindari karena kemungkinan mempengaruhi prognosis.
Namun, ada juga interaksi yang sengaja dibuat, misal pemberian
probenesid dan penisilin sebelum penisilin dibuat dalam jumlah besar.
Contoh interaksi obat yang kini digunakan untuk memberikan manfaat adalah
pemberian bersamaan antara karbidopa dan levodopa (tersedia sebagai
karbidopa/levodopa). Levodopa adalah obat anti Parkinson dan untuk
menimbulkan efek harus mencapai otak dalam keadaan tidak termetabolisme. Bila
diberikan sendiri, levodopa dimetabolisme di jaringan tepi di luar otak,sehingga
mengurangi efektivitas obat dan malah meningkatkan risiko efek samping.
Namun, karena karbidopa menghambat metabolisme levodopa di perifer, lebih
banyak levodopa mencapai otak dalam bentuk tidak termetabolisme
sehingga risiko efek samping lebih kecil.
Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain
perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi, Distribusi,
Metabolisme, dan Ekskresi (ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat
merupakan hasil dari sifat-sfat farmakodinamik obat tersebut, misal,

1
pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk reseptor yang
sama.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan inkompatibilitas?
2. Apa saja macam-macam inkompatibilitas dan pengentasannya?
3. Apa saja contoh obat yang inkompatibel?

1.3. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian inkompatibilitas.
2. Untuk mengetahui macam-macam inkompatibilitas serta cara pengentasannya.
3. Untuk mengetahui contoh obat yang inkompatibel.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Inkompatibilitas


Inkompatibilitas adalah suatu fenomena fisika kimia seperti
presipitasi terkait konsentrasi, dan reaksi asam basa dengan manifestasi produk
hasil reaksi berupa perubahan status fisik atau keseimbangan protonasi-
deprotonasi. Inkompatibilitas ini terjadi diluar tubuh (sebelum obat
diberikan/diminum) antara obat yang tidak dapat dicampur (inkompatibel).
Pencampuran obat yang demikian ini menyebabkan terjadinya interaksi
langsung secara fisika atau kimia, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai
pembentukan endapan, perubahan warna, dan lain-lain, atau mungkin juga tidak
terlihat dan interaksi ini biasanya akan berakibat in aktivasi obat.
Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk dari
lingkungan atau dengan obat lain. Interaksi antara obat dengan obat
didefinisikan sebagai modifikasi efek dari suatu obat karena kehadiran obat yang
lain, baik diberikan sebelumnya atau bersama-sama
Warna zat adalah termasuk dalam sifat fisika sediaan obat.
Adanya inkompatibilitas tidak selalu merubah warna sediaan obat karena
inkompatibilitas dapat terjadi secara kimia yaitu inkompatibilitas
farmakokinetika ataupun farmakodinamika .Inkompatibilitas yang terjadi akan
mempengaruhi kualitas obat sediaan parenteral serta efek
terapeutiknya.
2.2. Macam-Macam Inkompatibilitas
Inkompatibilitas farmasetis dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
a) Inkompatibilitas fisika
Inkompatibilitas fisika atau tak tercampuraya obat secara fisika adalah
peristiwa terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada waktu
mencampurkan obat atau bahan obat secara fisika tanpa ada perubahan
susunan kimianya. Bahan obat yang dicampurkan tidak menghasilkan suatu
campuran yang homogen dan efek yang tidak sesuai dengan tujuan terapi.

3
Obat tidak dapat larut (insolubility), Obat tidak dapat campur
(immiscibility), Terjadinya pengendapan secara fisika (precipitation),
Terjadinya pencairan zat padat (liquifaction), Pemadatan (solidification), Adsorpsi
(adsorption).
Adapun pengentasan dalam inkompatibilitas Fisika yaitu:
1. Modifikasi urutan pencampuran
2. Penambahan pelarut
3. Pergantian btk eksipien/bhn aktif (Asetosal tdk boleh dlm larutan karena
akan terurai menjadi as. salisilat + as. Asetat
4. Memperbesar volume
5. Emulsifikasi (cairan-cairan tdk mau gabung + emulgator)
6. Pembuatan suspensi (suspensi : padatan – cairan, sukar larut +
suspending agent)
7. Penambahan / pengurangan bahan
8. Pemisahan obat (obat 1 diminum dl, sedang bbrp jam obat 2 baru
diminum)
b) Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas kimia atau tak tercampurkan obat secara kimia
adalah peristiwa terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada
waktu mencampurkan obat atau bahan obat karena reaksi kimia sehingga
terjadi perubahan susunan kimia. Bahan obat yang dicampurkan tiak memberikan
hasil yang homogen dan efek yang tidak sesuai dengan tujuan terapi.
Beberapa peristiwa yang terjadi pada inkompatibilitas kimia antara lain reaksi
pengendapan, Asam dengan basa, Oksidasi atau reduksi, Terjadinya perubahan
warna, Terjadinya peruraian, Reaksi dengan sediaan galenik
Inkompatibilitas farmasetis dapat terjadi baik pada sediaan padat seperti
sediaan pulveres, pulvis, kapsul, pil, supositoria maupun sediaan semi
padat seperti unguenta dan sediaan cair.

4
2.3. Contoh Obat yang Inkompatibel
a) Inkompatibilitas Fisika Sediaan Pulveres dan Pulvis
Pada prinsipnya sediaan pulveres dan pulvis harus memenuhi
persyaratan yaitu halus, kering dan homogen, sehingga dapat dihasilkan
suatu sediaan yang memenuhi persyaratan dan keadaannya tetap utuh sesuai
dengan tertulis dalam suatu resep. Inkompatibilitas fisika yang sering terjadi
pada sediaan pulveres dan pulvis adalah :
1). Melelehnya atau melembabnya campuran serbuk, akibat terjadinya proses.
a. Penurunan titik lebur campuran serbuk
b. Penurunan tekanan uap relatif
c. Bebasnya air hablur
2). Terjadinya adsorbsi
Inkompatibilitas kimia pada sediaan pulveres dan pulvis terjadi akibat
pengaruh dari sifat asam atau basa dari obat. Faktor yang berperan dalam reaksi
antara lain adalah derajat keasaman atau kebasahan, kelembaban. Inkompatibilitas
farmasetis yang terjadi pada sediaan pulveres dan pulvis dapat diatasi dengan
cara:
1. Memodifikasi cara pencampuran bahan.
2. Mengganti bahan yang menyebabkan inkompatibilitas dengan bahan lain.
3. Pemisahan obat secara langsung ataupun tidak langsung.
Contoh:
 Penurunan titik lebur campuran serbuk
 Penurunan tekanan uap relatif
Disebabkan oleh:
1. Higroskopisitas tergantung dari tekanan uap relative
2. Derajat kelembaban rata-rata
3. Kotoran-kotoran yg ada (CaCl2/MgCl2)
 Adsorbsi
Terjadinya proses adsorbsi sering diikuti oleh suatu reaksi kimia
(terjadi penukaran ion). Macam-macam bahan yang mengabsorbsi:

5
1. Carbo adsorbens
2. Carbo ligni
3. Bolus alba
4. Kaolin
b) Inkompatibilitas Kimia Pulvis & Pulveres
R/ Acid acetyl salycyl (asam)
Natrii carbonat (basa)
 Terjadi reaksi, asam basa : asetosal terurai mengeluarkan asam salisilat
yang menyebabkan nyeri lambung
 Pengatasan : dicampur secara tidak langsung
– Kedua bahan sebelum dicampur masing-masing ditambah bahan
netral (lactosum), digerus hingga homogen
– Kedua bahan dicampurkan
R/ Calcii carbonat
MgO
Ext. Belladon
 Alkaloid (Ext.Bellad) terurai oleh MgO (basa) : jadi inaktif
 Pengatasan : konsul ke dokter MgO utk apa Jika tdk terlalu
perlu, dikeluarkan saja.
c) Inkompatibilitas Fisika & Kimia Kapsul
Syarat Kapsul :
 sediaan kapsul tetap utuh
 tidak lembek/pecah/benyek
Permasalahan :
 Adanya obat yang mengandung fenol tinggi (kreosot)
 Adanya campuran obat benyek/meleleh
 Adanya peristiwa adsorbsi
 Adanya reaksi akibat pengaruh sifat asam atau basa

6
Contoh:
R/ Aminophillin 0,2
Ephedrin 0,015
Prednison 0,005
Phenobarb 0,05
Vit.C 0,05
m.f.l.a.pulv. da.in. capsl.dtd. No. xxx
S. t. dd. cap I
• Vit. C (asam) & Aminophillin (basa) :
– mempercepat terjadinya oksidasi aminophillin
– Vit. C berubah warna menjadi kuning
• Ephedrin & luminal : terjadi lique faction à kapsul menjadi lembek
• Pengatasan :
– Vit C dikeluarkan dibuat serbuk tersendiri
– Ephedrin diganti btk garamnya : Eph. HCl
d) Inkompatibilitas Pada Sediaan Pil
Permasalahan :
 Bentuk pil lembek akibat campuran obat lembek atau meleleh
 Bentuk pil rusak, sehingga mudah pecah akibat peristiwa
inkompatibilitas kimia sehingga pil menjadi berubah warna :
– Reaksi kimia karn sifat oksidator-reduktor obat
– Reaksi kimia krn sifat asam-basa obat
Pengatasan:
1. Menggunakan bahan pengikat pil tanpa pembasah, bagi pil
yang dengan pembasahan akan terurai & rusak zat aktifnya
(digitalis, asetosal)
2. Penjenuhan bagi obat yg higroskopis
3. Penggantian bentuk obat (asam diganti bentuk garamnya)
e) Inkompatibilitas farmasetik pada sediaan semi padat

7
Pada salep:
1. Keluarnya air :
• adanya air
• larutan obat tdk terserap oleh basis
2. Obat tdk atau sukar campur dgn basis
3. Terbentuknya senyawa lain karena reaksi kimia

8
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Inkompatibilitas adalah suatu fenomena fisika kimia seperti presipitasi
terkait konsentrasi, dan reaksi asam basa dengan manifestasi produk hasil
reaksi berupa perubahan status fisik atau keseimbangan protonasi-
deprotonasi.
2. Macam-macam inkompatibilitas farmasetis yaitu inkompatibilitas kimia dan
fisika.
3. Penanganan inkompatibilitas yaitu memodifikasi cara pencampuran
bahan, mengganti bahan yang menyebabkan inkompatibilitas dengan
bahan lain dan pemisahan obat secara langsung ataupun tidak langsung.

3.2. SARAN
Makalah ini telah dibuat dengan sebaik mungkin namun diharapkan saran
dan kritik yang membangun

9
DAFTAR PUSTAKA
Kee, J.L., Evelyn R.H., 1994, Farmakologi Pendekatan Untuk
Keperawatan,Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kurniawan, B.R., 2013, Stabilitas Resep Racikan yang Berpotensi
Mengalami Inkompaibilitas Farmasetika yang Disimpan Pada Wadah Tertutup
Baik, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya Vol. 2 No. 2.
Melsugen, B.B., 2011, Drug Incompability Risk Prevention in Infusion
Therapy, Hospital Care, Germany
Trissel, L. A., 2003, Handbook on Injectable Drugs 12th Edition,
American Society of Health-System Pharmacists, USA

10

Anda mungkin juga menyukai