BGI Pasir Kuarsa
BGI Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa merupakan salah satu dari jenis bahan galian industri yang juga dikenal
dengan nama pasir putih. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-krisatal silika
(SiO2), yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti
kuarsa dan feldspar yang kemudian hasil pelapukannya diendapkan di tepi-tepi sungai,danau,
atau laut. Pada saat proses pengendapan pasir kuarsa bercampur dengan senyawa pengotor,
material pengotor ini bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa. Pasir kuarsa juga
memiliki kemurnian serta ukuran butir yang bervariasi.
Sementara itu, hasil survei Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dalam
kurun waktu yang sama, produksi pasir kuarsa meningkat sekitar 28,30% per tahun. Peningkatan
produksi ini karena didukung pula oleh sumberdaya pasir kuarsa yang sangat melimpah.
BAB II
GEOLOGI
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan
batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan felspar. Hasil pelapukan kemudian
tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang diendapkan di tepi-tepi sungai, danau, atau laut.
Di alam pasir kuarsa dittemukan dengan kemurnian yang bervariasi bergantung kepada
proses terbentuknya , disamping adanay material lain yang ikut selama proses pengendapan.
Material pengotor tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna
tersebut dapat diperkirakan derajat kemurniannya.
Pada umumnya, di alam pasir kuarsa ditemukan dengan ukuran butir bervariasi dalam
distribusi yang melebar, mulai dari fraksi halus (0,06 mm) sampai dengan ukuran kasar (2 mm).
2.2 Mineralogi
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pada umumnya,
senyawa pengotor tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, oksida
magnesium, lempung, dan zat organik hasil pelapukan sisa-sisa hewan, serta tumbuhan.
Secara umum, pasir kuarsa Indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai berikut:
SiO2 : 55,30-99,87%
Fe2O3 : 0,01-9,14%
Al2O3 : 0,01-18,00%
TiO2 : 0,01-0,49%
CaO : 0,01-3,24%
MgO : 0,01-0,26%
K2O : 0,02-17,00%
Sifat-sifat fisik dari mineral pasir kuarsa ini adalah sebagai berikut:
Warna : putih bening atau warna lain bergantung kepada senyawa pengotornya,
misalnya warna kuning mengandung Fe-oksida, warna merah
mengandung Cu-Oksida
3.1 Penambangan
Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan cara seluri ataupun tambang semprot,
bergantung pada letak dan penyebaran endapan. Tahapan penambangan meliputi pengupasan
lapisan tanah penutup, pemuatan dan pengangkutan
Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan dan skala produksi tambang.
Apabila digunakan bulldozer yang dilengkapi garu, tahapan penambangan dapat meliputi:
penggaruan , pendorongan dan pengumpulan material tanah penutup yang dapat
dimanfaatkan untuk menutup lubang bekas penambangan.
3.1.2 Pembongkaran
Magnetic separator
Pengayakan
PENGGUNAAN
Pasir kuarsa banyak digunakan di industri gelas kaca, semen, bata tahap api (refraktori),
pengecoran logam, bahan baku pembuatan legel dan mosaik keramik, bahan baku fero silikon,
silikon carbida, ampelas, pasir filter, glass wool, dan lain-lain.
Persyaratan pasir kuarsa yang dipakai oleh setiap industri tidak dapat ditetaplan secara
pasti. Yang paling utama adalah harus menjamin kemurnian mininum dengan pembatas pada
oksida pengotornya.
Sebagian besar formula gelas kaca yang diproduksi untuk komersil terdiri dari
kuarsa/silika, soda, dan garam dapur. Sebagai bahan baku, pasir kuarsa merupakan oksida
pembentuuk gelas. Pada proses pembuatannya terhadap formula gelas kaca kadang-kadang
ditambahkan oksida-oksida lain untuk mendapatkan sifat produk gelas kac yang diinginkan,
seperti:
Dalam industri gelas kaca, spesifikasi pasir kuarsa yang digunakan bergantung kepada
jenis produknya. Ada empat jenis produk gelas kaca yang beredar di pasaran , yaitu kaca
lembaran, gelas kemasan, gelas rumah tangga, dan gelas ilmu pengetahuan dan keteknikan.
Untuk menghasilkan kaca dengan mutu yang tinggi (misalnya cermin), kaca
lembaran harus dipoles rata-halus kedua permukaan dan mengkilap dengan cara polished
plate glass, tetapi harganya mahal karena membutuhkan banyak waktu dan biaya dalam
pemolesannya, walau menggunakan mesin sekalipun. Setelah tahun 1959, ditemukan
kaca mutu prima denga cara float process (proses pengambangan) dengan biaya lebih
rendah dari polished plate glass.
Ada dua jenis kaca lembaran yang sudah diketahui, yaitu jenis indoflot (kaca
polos/bening) dan panasap (kaca berpola atau kaca es). Keduanya sudah dikembangkan
dengan teknik yang lebih modern di PT. Asahimas.
Kaca indoflot dibuat dengan cara pengambangan cairan kaca di atas cairan
logam. Sifat istimewa yang dimilikinya adalah:
1. Kedua permukaannya rata, sejajar sempurna, dan bebas distorsi, baik untuk
bayangan langsung maupun dipantulkan.
2. Benda yang ada di balik kaca akan terlihat terang dan jernih karena kaca ini
bersifat transparansi dan transmitansi yang tinggi.
3. Permukaan lebih berkilau daripada polished plate glass karena dipoles dengan
api.
4. Tebal kaca dimungkinkan sampai 19mm dengan dimensi lebih besar sehingga
memudahkan perencanaan dinding kaca yang besar.
Kaca panasap dapat mengurangi panas dan silau cahaya yang masuk, serta
mempunyai daya tembus pandang rendah sekali yang memberi rasa nyaman bagi
yang ada di dalam ruangan. Kaca jenis ini sangat cocok dipakai di daerah tropis,
terutama untuk pemakaian:
Tabel 3.Spesifikasi pasir kuarsa sebagai bahan pengecoran dan bata tahan api (refraktori)
1. Zirkonia dan sialon untuk industri otomotif (blok mesin, gear), mata pisau dan
gunting
2. Barium titanat untuk industri elektronika (sebagai kapasitor, resistor)
3. Keramik nir-oksida (Zirkon nitrida, magnesium nitrida, silikon karbida, silikon
nitrida) digunakan untuk high technology kiln furnitur, cutting tools, komponen
mesin, alat ekstrasi, dan pengolahan logam
4. Fibre optic di industri telekomunikasi, penerangan, gedung pencakar langit, dan
tenaga surya.
Badan keramik terdiri atas dua bagian, yaitu badan yang memberi bentuk
kekuatan, dan glasir sebgai penutup badan sehinga tampak lebih indah, menarik, dan
muda dibersihkan. Persentase penggunaan pasir kuarsa dalam keramik tergantung dari
jenis badan keramik yang dibuat.
Pasir kuarsa memiliki peranan penting sebagai pembentuk badan keramik karena
mempunyai fungsi sebagai pengendali sifat pasir kuarsa dalam keadaan mentah dan
setelah dibakar. Sebagai pengendali, pasir kuarsa harus memenuhi persyaratan standar.