Anda di halaman 1dari 2

UCAPAN “SAYYIDINA” PADA SHALAWAT NABI SAW

I. LARANGAN MENAMBAH KATA : “SAYYIDINA” PADA SHALAWAT NABI ADA DUA HADIST SEPERTI
BERIKUT DIBAWAH INI :

ََ‫َفَقُ ْلنا‬.َ‫س ْوَ ِّلَااَهللاَصم‬


ُ َ‫َم ِّرَاِّلىَر‬
ِّ ‫َفىَوَفدََبنِّىَعا‬ ُ ‫َقلَأَ ِّب ْىَا ْنطَل ْق‬:َ‫عَ ْنَ ُمطَ ِّرَفٍ َقل‬
ِّ ‫ت‬
ًَ‫هللاَُتَبَاَركَوَتَ َْعاَلَىَ>َقُ ْلنََوَأَ ْفضلُناَفضالًَوَأَعضَ َُمناَطَ َْوَال‬
َ َُ‫س ِّيد‬ َّ ‫اَ ْنتَس ِّيدَُناَفقَلَ<ََاَل‬
)‫َ(حدَيثَرواَةَابىَداود‬.‫ضَق ْوَل ُك ْمَوَالََتسْتجَْ َِّرَين ُك ُمَالشيْطاَن‬ ْ ‫َقُ ْوَلُ ْواَبِّق ْو َْل َُك َْمَأ‬:َ‫فَقاَل‬
ِّ ‫َوَب ْع‬
Dari Mutharrit berkata : Ayahku mengatakan : “Saya pernah pergi ke rombongan Bani Amir kepda
Rasulallah Saw, lalu mengatakan : “Kamu adalah Sayyidina.” Maka Nabi Saw bersabda : “AS-SAYYID
ADALAH ALLAH”. Kami mengatakan, kamu adalah orang yang paling mulia dan agung diantara kami,
maka Beliau bersabda : “Katakanlah dengan ucapan kalian atau sebagai ucapan kalian tetapi janganlah
syetan menggelincirkan kalian”. (Hadits Riwayat Abu Dawud).
Penjelasan dari hadits tersebut adalah sbb : Bahwa Rasulallah Saw; menjelaskan : “Assayyidullah”
(‫ ;(السيدَهللا‬yang artinya : “ SAYYID ADALAH ALLAH”. Makan karena kata “sayyid adalah allah”, jadi ucapan
“Sayyidina Muhammad”, berarti menyamakan Nabi Muhammad Saw, sama dengan Allah. Maka jelaslah
bahwa tambahan kata “ Sayyidina” pada kalimat shalawat Nabi Muhammad dilarang mengucapkannya;
apa sebabnya?, sebabnya adalah ; segala mahluk (ciptaamn) Allah yang disamakan dengan Allah yang
Maha Kuasa dan Maha Agung, namanya menyekutukan Allah, yang berarti musyrik. Dan perbuatan
musyrik adalah dosa besar yang tidak bisa diampuni oleh Allah SWt. Kecuali tobat sebelum mati, yang
tobatnya disebut taubatan nasuha (tobat yang tidak melakukan lagi).

II. ADAPUN HADITS KEDUA RASULULLAH SAW, BERSABDA :

َ‫َع ْبدَُهَُوَر‬:َُ‫ْنَم ْرَيمَفإَِّنَّماَاَناَعَبدٌَفَقُ َْوسال‬ ْ ‫َوَ ِّنىَكَمَاَا‬


َُ ‫َطرَتَِّالنَّصاَرَىَ ِّعيْسَاب‬ ْ ُ ‫الَت‬
ْ ‫ط ُر‬
َ)‫س ُوَلُهَُ(حديثَرواهَابخاَرَى‬ ُ
“Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku seperti dilakukan nashara terhadao Isa bin
Maryam sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka ucapkanlah oleh kalian : “Hamba Allha dan
Rasul-nya”.( HR. AL – Bukhari)
Penjelasan dari kedua hadist tersebut adalah :
Rasulalloh saw, melarang kepada umatnya agar tidak memuji nabinya hingga melampaui batas,
diantaranya menambah ucapan “Sayyidina” pada bacaan sholawatnya dan jangan seperti umat Nasrani
mereka meyakini bahwa Isa bin Maryam adalah Tuhan atau anak Tuhan, itu namanya sikap ghuluw
(berlebih-lebihan); padahal Isa bin Maryam mahluk Allah juga.
Maka Rasulalloh saw semdiri bersabda bahwa “ Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba”, maka
apabila menyebut Muhammad, ucapkanlah : “Hamba Allah dan Rasul-Nya”. (‫ )عبد َه َور َسو َله‬Janganlah
diawali kata: “Sayyidina”.
Menurut cerita bahwa, lafadh sayyidina pada bacaan shalawat didalam shalat adalah dimulai pada
tahun 980 H, atau kira-kira tahun 1650 M. Adapun yang mengada-adakan lafadh sayyidina didalam
shalat adalah orang bernama “ Imam Romli “. Diterangkan didalam kitabnya yang bernama : “Nihayatul
Muhtaj” dengan maksud agar umat islam berlaku sopan dan santun terhadap nabinya. Tetapi perlu
diketahui dan dimengerti bahwa :
Mengamalkan suatu ibadah dengan dasar perkataan orang adalah “ bidrah” dan tidak sah, walaupun
perkataan itu datangnya dari ulama ustadz, ataupun kiyai. Sebab RAsulullah saw, juga bersabda pada
hadistnya :

َ‫َم ْنهَاشَيْى ٌء‬


ِّ ‫صالََة‬ ْ ‫َا‬:َ‫س ْوَلَُهللاَِّصم‬
َّ ‫َِّنَهذَِّ ِّهَال‬ ُ ‫َقَلَر‬:ََ‫ْنَ َْالحَ َِّك َْمَرَضََقَاَل‬ َُ ‫ع ْنَ َُمعاَ ِّوَيَةَب‬
‫اَن‬ ْ ُ ‫َوَقِّراَءَة‬،َ‫َوالَت َّ َْكبَِّي َُر‬،‫ح‬
َِّ َ‫َالقُر‬ َُ ‫اَسَاَِّنَّماَ ُهوَالت َّ ْسبَِّْي‬
َ ِّ َّ‫َِّم ْنَكل َِّمَالن‬
Artinya : Dan dari mu’awiyah bin Hakam RA berkata : Rasulullah saw. Bersabda : “Sesungguhnya
shalat itu tidak syah ada kata-kata manusia didalamnya ; Shalat itu adalah tasbih, takbir, dan membaca
Al-Quran. (Hadits Riwayat Muslim).َ
III. CARA MEMBACA SHALAWAT NABI YANG BENAR DIDALAM SHALAT.
Cara membaca shalawat Nabi Saw, dengan dalil sebagai berikut :

َ‫َاَللَّ ُهم‬:َِّ‫صالة‬ َّ ‫عجَْرََةََع ِّنَالنَّبِّيَِّصمَيقُ ْوَلَُفَِّىَال‬


ُ َ‫بَب ِّْن‬
ِّ ‫َِّابءنَاَِّسْحقَب ِّْنَك ْع‬
ِّ ‫ع ْنَسع ْيد‬
َ‫لَاََِّْبرَاَ ِّهيْمََـ‬
َِّ ‫لَ ُمح َّم ٍَدَكمَاَصليْتَعَلىَاََِّْبرَاَ ِّهيْمَوََعَلىَا‬ َِّ ‫ص ِّلىَعلىَ ُمح َّمدٍَوَعَلىَا‬
َِّ ‫لَ ُمح َّم ٍَدَـَكَمَاَباَرَ َْكتَ عَلىَاََِّْبرَاَ ِّهيْمَوََعَلىَا‬
َ‫لَاََِّْبرَاَ ِّهيْمََفِّى‬ َِّ ‫كَعَلىَ ُمح َّم ٍَدَوَعَلىَا‬ َْ ‫وب ِّر‬
)‫اَلعاَل ِّميْنَاِّنَّكَح ِّمدٌَم ِّج ْي ٌَدَ(رَاحمد‬
Dari Sa’id bin Ishaq bin Ka’ab, bin Ujroh dari Nabi Saw, membaca dalam shalat : “Ya Allah, berikanlah
rahmat dan kemurahan atas Muhammad berserta keluarganya, sebagaimana engkau telah memberi
rahmat kemurahan atas Ibrahim beserta keluarganya, dan berilah barokah atas Muhammad dan
keluarganya sebagaimana engakau telah memberkahi atas Ibrahim beserta keluarganya, didalam
semua alam. Sesungguhnya Engkaulah Maha Terpuji dan maha Tinggi. (Hadits Riwayat Ahmad).
KETERANGAN : pada hadits diatas, nama Muhammad dan nama Ibrahim tidak ada tambahan
kata:”Sayyidina”.
Ada sebagian orang berpendapat bahwa, boleh menambahkan kata sayyidina pada shalawat nabi
Saw, tetapi diluar shalat ;mungkin pakai dasar hadits berikut ini :

ْ ‫َُوََِّلدُاَدََمَي ْوَم‬
)‫َال ِّقياَمَ َِّةَ(رَمسلم‬ ُّ ‫َقاَلَالن ِّب‬:ََ‫ع ْنَاَ ِّبىَ ُهرَيْرَةَقاَل‬
ُ ‫َاَناَس ِّيد‬:َ‫يَصم‬ َ

Dari Abi Hurairah, Nabi Saw bersabda : “Aku adalah Sayyid anak Adam pada hari Qiyamat. (Hadits
Riwayat Muslim)
KETERANGAN : Kata-kata ; “Aku adalah sayyid anak Adam”, maksudnya; Nabi Muhammad adalah
pemimpin umat dan orang yang berkedudukan tinggi, orang paling mulia dari semua umat manusia
bisuk dihari qiyamat; Bukan dengan kata sayyidina supaya diucapkan sebagaimana tanda sopan
santun dan memuji nabinya.

KESIMPULAN; dari masah tersebut adalah :


Apabila membaca shawalat Nabi, tidak boleh ditambah dengan kata sayyidina, baik didalam shalat
maupun di luar shalat.

Wanadadi, 5 Syaban 1434 H.


14 Juni 2013 M.

- S.ABS -

Anda mungkin juga menyukai