Anda di halaman 1dari 7

Hidrolisis Garam dalam

Kehidupan Sehari-Hari
Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di

daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu

diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa.

Biasanya para petani menggunakan pelet padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH

tanah. Garam (NH 4 ) 2 SO 4bersifat asam, ion NH 4 + akan terhidrolisis dalam tanah

membentuk NH 3 dan H + yang bersifat asam.

Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita.

Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat

menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam ini

terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis

menjadi HOCl dan OH -, sehingga garam NaOCl bersifat basa.

 Posted: Thu 28 Jan, 2010 GMT

 In: Hidrolisis Garam

 Permalink : Hidrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-


Hari

 Comments: 1

 Viewed 5533 times.


Menentukan pH Larutan Garam
Garam yang mengalami hidrolisis membentuk suatu reaksi kesetimbangan. Pada

reaksi kesetimbangan anion basa atau kation asam, akan dibebaskan OH - atau H + .

Ion OH - dan ion H + inilah yang dapat menentukan apakah larutan tersebut bersifat

asam, basa atau netral. Karena hidrolisis garam merupakan reaksi refersibel

(bolak-balik), maka reaksi ini mempunyai tetapan kesetimbangan yang disebut

tetapan hidrolisis (Kh). Besarnya Kh bergantung pada harga tetapan ionisasi asam

(Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb). Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk

menentukan pH larutan garam.

1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan dalam air

menunjukkan reaksi netral, karena anion maupun kationnya masing-masing tidak

ada yang bergabung dengan ion hidrogen atau hidroksida. Untuk menentukan

produk yang sangat sedikit berdisosiasi. Karena itu kesetimbangan air tidak

terganggu.

H 2 O (l) → H + (aq) + OH - (aq)

Karena konsetrasi H + dan OH - dalam larutan sama, maka larutan bersifat netral

(pH=7)

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah

Jika garam yang berasal dari asam kuat dengan basa lemah dilarutkan ke dalam

air, maka larutan tersebut bersifat asam (pH < 7). Kation asam (BH + ) dari garam

bereaksi dengan air yang menghasilkan ion H 3 O + .

BH + (aq) + H 2 O (l) → B (aq) + H 3 O + (aq) .


Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis (Kh) sebagai berikut.

Konsentrasi BH + semula, sama dengan konsentrasi garamnya. Jika konsentrasi

BH + mula-mula sebesar M dan hidrolisis sebesar α, maka konsentrasi semua

komponen dalam persamaan tersebut adalah:

Karena nilai α sangat kecil, maka besarnya α pada M-α diabaikan, sehingga untuk

M-α = M. Besarnya konsentrasi B dan H 3 O + adalah sama. Karena H 3 O + dapat

diganti H +, persamaan tetapan hidrolisis dapat ditulis.

Suatu basa dapat mengalami kesetimbangan sebagai berikut.


B (aq) + H 2 O (l) → BH + (aq) + OH - (l)

Selanjutnya konsentrasi ion H + dapat ditulis:


Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Kb : tetapan ionisasi basa
[BH + ] : konsentrasi kation dari garam

3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat jika dilarutkan dalam air

maka larutan tersebut bersifat basa (pH > 7). Anion basa (A - ) dari garam bereaksi

dalam air yang menghasilkan ion OH - .

A- (aq) + H2 O (l) → HA (aq) + OH - (aq)

Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis sebagai berikut.

Konsentrasi A - semula sama dengan konsentrasi garamnya. Jika konsentrasi

A - mula-mula sebesar M dan terhidrolisis sebesar α, maka untuk konsentrasi semua

komponen dalam persamaan tersebut adalah:

Karena nilai α relatif kecil (dapat diabaikan) sehingga nilai (M-α) sama dengan M.
Asam lemah akan terionisasi menjadi:

HA → H + + A -
Konsentrasi HA sama dengan konsentrasi OH -, sehingga diperoleh persamaan

tetapan:

Selanjutnya konsentrasi OH - dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

Kh : tetapan hidrolisis

Kw : tetapan kesetimbangan air

Ka : tetapan ionisasi asam

[A-] : konsentrasi anion dari garam

4. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutkan dalam air

dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada kekuatan relatif asam dan
basa penyusunnya. Larutan garam ini akan terhidrolisis sempurna baik kation

[BH + ] maupun anionnya [A - ].

Tetapan hidrolisis (Kh) dari hidrolisis di atas dapat ditulis sebagai berikut.

Selanjutnya untuk menghitung [H + ] adalah sebagai berikut.


Keterangan:

Kh : tetapan hidrolisis

Kw : tetapan kesetimbangan air

Ka : tetapan ionisasi asam

Kb : tetapan ionisasi basa

 Posted: Thu 28 Jan, 2010 GMT

 In: Hidrolisis Garam

 Permalink : Menentukan pH Larutan Garam

 Comments: 3

 Viewed 4358 times.

Anda mungkin juga menyukai