Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN

GENERATOR MAGNET PERMANEN DENGAN MOTOR DC


SEBAGAI PRIME MOVER
Oleh :
1)
Mustofa, Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. , Ir. Dede Suhendi, MT.2)
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan Bogor, Jl. Pakuan, Bogor
16143
e-mail : mustofaelektro@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia adalah negara yang sangat luas dan berpulau-pulau yang membutuhkan suplai
listrik yang sangat besar. Sebagai negara berkembang krisis energi di indonesia masih dirasakan,
baik di daerah terpencil, kota kecil sampai besar sekalipun, dampaknya sangat terasa. Daya listrik
saat ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Kelangkaan energi serta
mahalnya biaya listrik terkadang menjadi masalah bagi kalangan menengah ke bawah. Dari
permasalahan tersebut dapat dirumuskan pada bagaimana membuat model pembangkit listrik yang
prime mover atau energi potensialnya mudah ditemukan di alam. Model generator magnet
permanen yang dibutuhkan adalah yang mempunyai kehandalan dan efisiensi yang baik pada
putaran rendah, sehingga bisa digunakan untuk memanfaatkan energi potensial kecil yang ada di
alam. Generator magnet permanen sederhana ini dirancang mampu mengeluarkan daya dan voltase
yang cukup untuk mengisi baterai/accumulator agar kemudian bisa dimanfaatkan energi listriknya
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi daerah terpencil dan kalangan menengah kebawah.
Dengan merancang generator magnet permanen neodymium sederhana sebagai alat pembangkitan
energi listrik, diharapkan dapat menjadi salah satu dari alternatif teknologi dan solusi krisis energi
listrik pada kehidupan masyarakat. Dalam hal ini telah dirancang model generator magnet
permanen sederhana dengan magnet neodymium 1 fasa yang mampu menghasilkan tegangan 230
Vac, 0,8 A serta mampu mensuplai beban sebesar 150 watt pada putaran 2000 rpm.
Kata Kunci : krisis Energi, Putaran Rendah, Generator Magnet Permanen Neodymium,
Accumulator.

1. PENDAHULUAN dibutuhkan generator yang berjenis low speed


1.1 Latar Belakang dan tanpa energi listrik awal, agar bisa
Perkembangan teknologi di era ditempatkan di daerah-daerah terpencil yang
globalisasi saat ini berimbas pada tidak memiliki aliran listrik.
peningkatan kebutuhan energi listrik yang Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan
sangat besar, baik itu di negara maju maupun untuk memaparkan tentang penggunaan
negara berkembang seperti indonesia. magnet permanen dalam pemanfaatanya
Pembangkit listrik terbarukan atau energi untuk membangkitkan energi listrik.
alternatif merupakan pilihan terbaik untuk Pemanfaatan magnet permanen sangat
memenuhi kebutuhan energi listrik dunia berguna dalam penerapan pembangitan listrik
mengingat mahal dan langkanya energi skala kecil, karena generator magnet
minyak bumi yang selama ini selalu menjadi permanen mempunyai keunggulan ketika
pilihan utama pada sistem pembangkitan hanya mendapatkan putaran rendah tapi bisa
energi listrik. mengeluarkan energi listrik yang cukup
Untuk membangkitkan listrik dari besar.
energi alternatif yang ada biasanya tetap Perancangan generator magnet
menggunakan generator untuk proses permanen ini menggunakan magnet
pembangkitan listrik. Generator yang tersedia permanen jenis neodymium dikarenakan
banyak dipasaran biasanya berjenis high mempunyai kerapatan fluks magnet yang
speed induction generator dimana pada sangat tinggi, sehingga sangat baik digunakan
generator jenis ini membutuhkan putaran untuk merancang generator magnet
tinggi dan juga membutuhkan energi listrik permanen.
awal untuk membuat medan magnetnya. Dalam perancangan pembangkit listrik
Sedangkan pada perancangan alat ini skala kecil ini generator magnet permanen

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


digerakan oleh motor DC sebagai prime 2. Kecepatan magnet dalam menginduksi
mover. Motor DC dikopel terhadap generator kumparan.
dengan bantuan pulley sebagai rasio 3. Kekuatan magnet yang digunakan.
perbandingan putaran. Besarnya gaya gerak listrik atau
Perancangan alat pembangkit listrik tegangan yang menimbulkan arus listrik
menggunakan magnet permanen skala rumah sebanding dengan laju perubahan fluks
sederhana ini dapat bermanfaat bagi magnetik yang melalui kumparan. Jika
penerapan pencahayaan bagi daerah-daerah dituliskan secara matematis adalah sebagai
terpencil yang sangat susah untuk dijangkau berikut :
dalam proses penyaluran listrik negara.

1.2 Tujuan Dimana :


Perancangan alat ini bertujuan untuk Ei = GGL Induksi
memahami perinsip kerja dari pembangkitan N = Lilitan (Weber atau Wb)
energi listrik dengan memanfaatkan generator ∆t = Perubahan Waktu (second)
magnet permanen neodymium. Dengan ∆ϴ = Fluks Magnetik (Weber atau Wb)
membuat desain awal pembangkit listrik
sederhana yang memanfaatkan magnet 2.3. Generator
permanen sebagai generator, diharapkan Generator adalah salah satu mesin listrik
menjadi salah satu alternatif teknologi dan yang dapat mengubah energi mekanik
solusi dari krisis energi saat ini serta berguna menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator
bagi kehidupan masyarakat. berdasarkan pada teori induksi medan
elektromagnetik. Bagian utama generator
2. TEORI DASAR terdiri dari kumparan medan dan kumparan
2.1. Pembangkitan Listrik Melalui Proses jangkar yang diletakan di rotor dan stator.
Kimia Rotor adalah bagian generator yang berputar
Menurut Alesandro Volta dengan sedangkan stator adalah bagian generator
menggunakan proses kimia kita juga dapat yang diam. Hubungan antara frekuensi dan
menghasilkan listrik DC. kecepatan putar generator dapat dirumuskan
Proses kimia pembangkitan listrik pada persamaan berikut ini :
(discharging) pada accumulator adalah
sebagai berikut :
Dimana :
PbO2 + Pb + 2 H2SO4 2 PbSO4 + 2 n = kecepatan putaran rotor (rpm)
H 2O f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub rotor
Reaksi kimia yang terjadi pada proses
pengisian accumulator (charging) adalah Tegangan rms yang dibangkitkan dapat
sebagai berikut : dirumuskan dengan persamaan sebagai
berikut :
PbSO4 + 2 H2O + PbSO4 PbO2 + Pb + 2
H2SO4.

2.2. Pembangkitan Listrik Melalui Proses Dimana :


Induksi Elektromagnetik Erms= tegangan induksi
Menurut Hukum Faraday apabila n = putaran (rpm)
sebuah kumparan atau belitan kawat dan N = jumlah lilitan
kemudian ada magnet yang digerakan keluar f = frekuensi (Hz)
masuk pada kumparan tersebut maka akan Ns = jumlah kumparan stator
ada fluks magnet yang mengalir pada P = jumlah kutub
kumparan tersebut yang diakibatkan oleh ϴmax = fluks magnetik (weber)
GGL induksi, aliran fluks magnet yang Nph = jumlah fasa
mengalir pada kumparan kita sebut sebagai Fluks (ϴ) maksimum yang dihasilkan
aliran arus listrik (A). Sedangkan GGL adalah :
induksi yang berubah-ubah pada ujung-ujung
kumparan ketika kita menggerak-gerakan Dimana :
magnet disebut sebagai beda potensial atau Amagn = Area luas magnet
tegangan (V). Besar kecilnya GGL Bmax = Densitas fluks magnet
tergantung dari 3 hal, yaitu : Luasan magnet sebagai berikut :
1. Banyaknya lilitan kawat atau kumparan.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


Dimana : 2.5. Mesin Fluks Aksial
ro = Radius luar magnet Menurut (Purnawan Budi Setia, 2012,
ri = radius dalam magnet hal 25-26) mesin fluks aksial merupakan
f = jarak antar magnet salah satu tipe alternatif selain mesin silinder
Nm= jumlah magnet fluks radial. Mesin jenis ini memiliki
konstruksi yang kompak, berbentuk piringan
Nilai kerapatan fluks magnet maksimum dan kerapatan daya yang besar. Pada mesin
(Bmax) : listrik berjenis fluks aksial digunakan magnet
permanen. Penggunaan magnet permanen
pada mesin listrik ini dapat menghasilkan
Dimana : medan magnet pada celah udara tanpa perlu
Br = Densitas fluks magnet eksitasi dan tanpa disipasi daya listrik.
lm = Panjang magnet Magnet permanen yang digunakan
= Jarak antara rotor dan stator secara umum antara lain :
1. Alnico (Al, Ni, Co, Fe)
2. Keramik/Besi (ferrites), seperti barium
Berdasarkan tegangan dan arus listrik
ferrite (BaOx6Fe2O3) dan stronitium
yang dibangkitkan generator dibedakan
ferrite (SrOx6Fe2O3)
menjadi dua jenis, yaitu :
3. Material rare earth seperti samarium
1. Generator AC (arus bolak-balik)
cobalt (SmCo) dan neodymium-iron-
2. Generator DC (arus searah)
boron (NdFeB)
Kelebihan penggunaan magnet
2.4. Motor Arus Searah (DC)
permanen pada konstruksi mesin listrik ini
Motor arus searah (DC) adalah mesin
adalah :
listrik yang dapat merubah energi listrik arus
1. Tidak ada energi yang diserap sistem
searah menjadi energi mekanik yang berupa
medan eksitasi sehingga tidak ada
putaran.
kerugian eksitasi yang artinya dapat
Motor arus searah bekerja berdasarkan
meningkatkan efisiensi.
hukum lorentz atau prinsip interaksi antara
2. Menghasilkan torsi yang lebih besar
dua fluks magnet. Dimana kumparan medan
daripada menggunakan eksitasi
akan meghasilkan fluks magnet yang arahnya
elektromagnet.
dari kutub utara menuju kutub selatan dan
3. Menghasilkan performa dinamis yang
kumparan jangkar akan menghasilkan fluks
lebih besar (kerapatan fluks magnet
magnet yang melingkar. Interaksi antara
lebih besar pada celah udara)
kedua fluks magnet ini menimbulkan suatu
dibandingkan dengan menggunakan
gaya.
eksitasi.
Bagian utama motor arus searah (DC)
4. Menyederhanakan konstruksi dan
terdiri dari kumparan medan dan kumparan
perawatan.
jangkar yang diletakan di stator dan rotor.
5. Mengurangi biaya pemeliharaan pada
Rotor adalah bagian yang berputar sedangkan
beberapa tipe mesin.
stator adalah bagian yang diam.
Pada mesin fluks aksial ini ada beberapa
Besarnya gaya yang dibangkitkan
desain, antara lain adalah :
motor dapat dirumuskan melalui persamaan
1. Mesin Sisi Ganda Rotor Tunggal
sebagai berikut :
2. Mesin Sisi Ganda Stator Tunggal
3. Mesin Tunggal
Dimana : 4. Mesin Sisi Ganda Tanpa Besi
F = gaya lorentz (Newton) 5. Mesin Sisi Banyak
Ia= arus yang mengalir pada konduktor
jangkar (ampere) 2.5.1. Magnet Neodymium
ϴ= kerapatan fluks magnet (weber/m2) Magnet neodymium dikenal juga
l = panjang konduktor jangkar (m) sebagai magnet NdFeB, NIB atau magnet
Neo dan merupakan magnet yang paling
Sedangkan torsi yang dihasilkan motor sering digunakan dalam dunia industri.
dapat ditentukan dengan :
Magnet ini terbuat dari campuran magnet
Dimana : jarang bumi, magnet ini adalah jenis magnet
T = torsi motor (N.m) permanen yang terbuat dari perpaduan
F = gaya lorentz yang dihasilkan motor neodymium, besi, dan boron untuk
(Newton) membentuk struktur kristal tetragonal
r = jari-jari motor (m) NdFe14B. Magnet neodymium adalah
magnet tipe terkuat yang tersedia secara

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


komersil dalam pemanfaatanya dalam dunia listrik input (DC) menjadi listrik output (AC)
teknologi karena magnet ini juga mempunyai simetris dengan besar dan frekuensi yang
ketahanan terhadap kehilangan sifat diinginkan. Tegangan outputnya bisa tertentu
kemagnetan yang sangat tinggi. Magnet ini dan bisa juga diubah-ubah dengan frekuensi
juga mempunyai potensi untuk menyimpan tertentu atau frekuensi yang diubah-ubah.
energi magnet dalam jumlah yang sangat
besar, lebih baik dari pada magnet samarium 2.8. Kawat Email
cobalt. Kawat email adalah kawat tembaga
murni yang bagian luarnya dilapisi dengan
2.5.2. Baterai (accumulator) lumen sebagai isolator dan penahan korosi.
Baterai atau accumulator adalah suatu Penggunaan kawat email dalam pembuatan
alat yang berfungsi menyimpan energi listrik motor atau generator mempunyai beberapa
dalam energi kimia, dimana akan keunggulan, antara lain adalah konduktivitas
mengeluarkan energi listrik bila diperlukan. listrik tinggi, tahan korosi, ekspansi panas
tinggi, konduktivitas panas tinggi, bisa
2.6. Penyearah (rectifier) disolder, mudah dipasang.
Menurut (Yustinus Swidyatmoko, 2010) Kawat email mempunyai kemampuan
penyearah adalah alat pengubah sumber hantar arus (khA) sesuai dengan diameter
listrik bolak-balik (AC) menjadi listrik arus kawat tersebut, berikut adalah daftar khA dari
searah (DC). Alat tersebut berupa rangkaian kawat email :
elektronik dengan komponen utama dioda.
Dalam penyearahan tegangan bolak-balik Tabel 2.2 Kemampuan Hantar Arus Kawat
(AC) digunakan sebuah dioda jembatan Email
(bridge) atau empat buah dioda penyearah. No Diameter Kemampuan
Gelombang keluaranya lebih baik bila Kawat Hantar Arus (khA)
dibandingkan dengan penyearah setengah (mm) (Ampere)
gelombang. Berikut adalah jenis-jenis 1. 0,1 0,016 s/d 0,024
penyearah : 2. 0,2 0,064 s/d 0,094
1. Rangkaian penyearah setengah 3. 0,3 0,141 s/d 0,212
gelombang satu fasa 4. 0,4 0,251 s/d 0,377
2. Rangkaian penyearah gelombang penuh 5. 0,5 0,390 s/d 0,588
satu fasa 6. 0,6 0,566 s/d 0,849
3. Rangkaian penyearah gelombang penuh 7. 0,7 0,770 s/d 1,160
tiga fasa 8. 0,8 1,010 s/d 1,510
Berikut adalah contoh rangkaian
9. 0,9 1,270 s/d 1,910
penyearah gelombang penuh yang biasa
10. 1,0 1,570 s/d 2,360
digunakan untuk menyearahkan tegangan
11. 1,5 3,530 s/d 5,300
bolak balik (AC) menjadi tegangan arus
searah (DC). 12. 2,0 6,280 s/d 9,420
Sumber : Author

3. PERANCANGAN ALAT
3.1 Gambaran Umum Perancangan
Dalam perancangan alat untuk aplikasi
pemanfaatan generator magnet permanen dan
motor DC magnet permanen. Perancangan
dimulai dengan merancang generator magnet
permanen yang dibagi menjadi beberapa
bagian, antara lain adalah :

1. Perancangan Stator Generator.


2. Perancangan Rotor Generator.
3. Perancangan Pulley.
Gambar 2.16 Rangkaian Rectifier 1 fasa 4. Perancangan Rectifier.

Sistem kerja dari alat pemanfaatan


2.7. Inverter generator magnet permanen dan motor DC
Menurut (Yustinus Swidyatmoko, 2010) magnet permanen dapat disimulasikan
konverter DC ke AC dinamakan inverter. dengan gambar di bawah ini :
Fungsi sebuah inverter adalah mengubah

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


Tabel 3.1 Spesifikasi Kumparan Stator
No Spesifikasi Nilai
1. Panjang Kawat Email 15 m
2. Diameter Kawat Email 0,8 mm
3. Banyak Lilitan 275
4. Jumlah Kumparan 32
Sumber : Author

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Kerja Alat

3.2 Perancangan Generator Magnet


Permanen
Generator ini dirangkai sebagai sumber
energi listrik dalam perancangan alat secara
keseluruhan. Dalam perancagan generator Gambar 3.5 Kumparan Stator
sendiri terdapat dua komponen penting dalam Sumber : Author
perancanganya, diantaranya adalah :
1. Perancangan Stator generator. Bentuk dari stator secara keseluruhan
2. Perancangan Rotor Generator. dalam pembuatan dapat dilihat pada gambar
Dalam perancangan, generator dibawah ini :
dirancang agar bisa dibongkar dan pasang
sehingga dapat dilakukan perawatan dan
penggantian komponen dengan mudah ketika
ada kerusakan.

Gambar 3.6 Stator


Sumber : Author
Gambar 3.2 Genertor Magnet Permanen
Sumber : Author 3.2.2. Rotor Generator
Rotor adalah bagian dari generator yang
3.2.1. Stator Generator berupa susunan dari beberapa magnet yang
Stator generator adalah bagian dari berbentuk lingkaran dengan kutub yang
generator berupa kumparan kawat tembaga berbeda-beda pada masing-masing sisi rotor
yang dirancang berbentuk silindris dan akan (N S N). Rotor generator terdiri dari beberapa
menerima induksi magnet dari rotor sehingga bagian, antara lain adalah :
terdapat aliran fluks magnet yang mengalir
pada kumparan tersebut atau arus listrik (A), 1. Rumah magnet
sedangkan perbedaan jenis kutub magnet Rumah magnet berfungsi sebagai
yang menginduksi kumparan stator dapat tempat dimana magnet ditempelkan
menyebabkan GGL induksi yang berubah- melingkar dengan susunan kutub yang
ubah pada ujung-ujung kumparan yang biasa berbeda-beda pada masing-masing
kita sebut sebagai beda potensial atau sisinya. Rumah magnet yang digunakan
tegangan (V). berbahan acrylic.
Dalam perancangan Stator terdapat dua 2. Magnet
bagian, antara lain adalah Magnet pada rotor berfungsi sebagai
1. Rumah Stator penginduksi kumparan stator. Magnet
2. Kumparan Stator yang digunakan dalam perancangan alat
ini menggunakan magnet neodymium
(NdFeB) grade N35.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


3. Poros Mesin
Poros AS berfungsi sebagai dudukan Kapasitor berfungsi sebagai filter, dan
rumah rotor yang digunakan untuk diharapkan pemasanganya dapat mengurangi
memutarkan rumah rotor. Poros AS ripel tegangan output dari penyearah.
terbuat dari besi dengan panjang 15 cm.
4. PENGUJIAN DAN ANALISA
Bentuk dari rotor terdapat pada gambar PERANCANGAN ALAT
dibawah ini : 4.1. Perhitungan Output Alat
Analisa perhitungan output alat
generator magnet permanen ini didasarkan
pada spesifikasi perancangan generator
magnet permanen. Perhitungan output alat
menggunakan teori pembangkitan tegangan
induksi. Berikut adalah spesifikasi
perancangan generator :
Gambar 3.9 Rotor
Sumber : Author
Tabel 4.1 Data Spesifikasi Perancangan
Generator
3.3. Motor DC
Motor DC digunakan untuk Parameter Lambang Nilai
menggerakan rotor generator pada kecepatan Kerapatan Fluks
Br 1170 mT
konstan, sehingga akan didapatkan tegangan Magnet
yang konstan pula. Dalam memutar generator Dimensi Magnet :
motor dibantu dengan pulley agar dapat a. Diameter Magnet D 2,5 cm
menentukan rasio perbandingan putaran b. Tinggi Magnet T 0,5 cm
antara motor dan rotor generator. Jenis dari Jumlah Magnet Nm 16
motor DC yang dipakai adalah motor DC Radius Dalam Magnet ri 4,75 cm
yang menggunakan magnet permanen Radius Luar Magnet ro 7,25 cm
sebagai kutub. Motor DC yang digunakan Jarak Antar Magnet τf 2,25 cm
dalam perancangan alat ini menggunakan Celah Udara δ 0.5 cm
motor DC berjenis penguatan sendiri seri. Jumlah Kumparan Ns 32
Jumlah Fasa Nph 1
Jumlah Lilitan N 275
Sumber : Author

Nilai kerapatan fluks magnet (Bmax) :

Gambar 3.10 Motor DC


Sumber : Author

3.4. Rangkaian Pengisian Baterai


(rectifier)
Penyearahan digunakan untuk merubah
tegangan AC pada perancangan generator Luasan Magnet (Amagn) sebagai berikut
magnet permanen 1 (satu) fasa menjadi :
tegangan DC. Penyearahan tegangan AC
menjadi DC menggunakan 4 (empat) dioda
penyearah, atau 1 (dioda) bridge dan 1 (satu)
kapasitor pada bagian output. Berikut adalah
gambar rangkaian penyearah :

Fluks magnet maksimun yang


dihasilkan (ϴmax) :

Gambar 3.11 Penyearah Gelombang Penuh 1 Phasa


Sumber : Author

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


Apabila tegangan induksi yang 4.1.2. Pengujian Generator Tanpa Beban
dihasilkan pada generator magnet permanen Dalam pengujian generator tanpa beban
didesain untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz, perlatan yang digunakan adalah mesin bor
dengan jumlah kutub 16 pasang, maka dan motor DC agar putaran dapat bervariasi,
diperoleh putaran sebagai berikut : berikut adalah perbandingan data hasil
perhitungan dengan pengukuran dengan
putaran bervariasi :

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Dengan Mesin Bor

Tegangan Tegangan Persentase


Putaran
No Perhitungan Pengukuran Perbedaan
(rpm)
(V) (V) (%)
Tegangan induksi yang dihasilkan pada 1. 100 16 12,46 22
2. 200 32 24,89 “
generator magnet permanen ini apabila 3. 300 48 37,43 “
dianalisa untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz, 4. 400 64 49,9 “
dapat dihitung melalui persamaan di bawah 5. 500 80 62,3 “
ini : 6. 600 96 74,86 “
7. 700 112 87,34 “
8. 800 128 99,6 “
9. 900 144 112,4 “
10. 1000 160 124,5 “
11. 1100 176 137,3 “
12. 1200 192 149,73 “
13. 1300 208 162,4 “
14. 1400 224 174,5 “
15. 1500 240 187,5 “
Dari hasil analisa perhitungan tegangan 16. 1600 256 199,78 “
induksi di atas kita ketahui bahwa generator 17. 1700 272 212,2 “
18. 1800 288 224,7 “
magnet permanen ini pada putaran 187,5 rpm 19. 1900 304 237,2 “
dan frekuensi 50 Hz dapat digunakan untuk 20. 2000 320 249,8 22
mengisi accu. Sumber : Author
Setelah dilakukan pengukuran tegangan
output generator magnet permanen pada
putaran 187,5 rpm dapat diketahui bahwa Tabel 4.4 Hasil Percobaan dengan Motor DC
tegangan yang dibangkitkan adalah sebesar
23,45 V. Berikut adalah perbandingan antara Tegangan Tegangan Persentase
tegangan output hasil pengukuran dan Putaran
Perhitungan Pengukuran Perbedaan
(rpm)
perhitungan dari generator magnet permanen (Volt) (Volt) (%)
rakitan : 188 30 23,45 22
Sumber : Author

Setelah dilakukan percobaan beberapa


kali dengan bor pada putaran bervariasi mulai
dari 100 sampai 2000 rpm generator hasil
perancangan mampu mengeluarkan tegangan
maksimal tanpa beban sebesar 250 V. Dari
data hasil percobaan dapat diketahui
hubungan antara putaran dengan output dari
generator. Berikut adalah grafik pengaruh
putaran terhadap tegangan output generator :
Tabel 4.2 Tabel Perbedaan Hasil Perhitungan
Dan Pengukuran
Tegangan Tegangan Persentase
Putaran
Perhitungan Pengukuran Perbedaan
(rpm)
(Volt) (Volt) (%)
188 30 23,45 22
Sumber : Author

4.1.1. Uji Coba Generator


Pengujian dan pengukuran pada
generator hanya dibatasi pada pada beberapa
percobaan, diantaranya adalah : Gambar 4.5 Grafik Hubungan Tegangan dan
Putaran

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


Sumber : Author impedansi dan rugi-rugi tegangan stator
generator terhadap beban pada :
4.1.3. Pengujian Generator Berbeban 1. Resistansi jangkar ( ).
Dalam pengujian generator berbeban 2. Reaktansi bocor jangkar ( .
dengan hubungan satu fasa. Beban yang 3. Reaksi jangkar ( .
diberikan yaitu beban resistif berupa 6 buah
Besarnya impedansi pada stator
lampu pijar 25 Watt 220 Volt yang dipasang
tergantung dari besarnya beban yang
secara paralel. Dengan nilai putaran konstan
terpasang pada stator generator.
di 2000 rpm disesuaikan dengan daya putar
maksimal dari mesin bor. Berikut adalah data
hasil percobaan :

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Dengan Beban

Gambar 4.7 Grafik Hubungan Beban dan


Arus
Sumber : Author Sumber : Author
Dari percobaan di atas bisa diamati Sedangkan pada grafik hubungan beban
bahwa kapasitas beban penuh dari generator dan arus dapat diamati bahwa semakin besar
untuk mensuplai daya pada keadaan normal beban yang diberikan terhadap generator
adalah sebesar 75 Watt. maka semakin besar pula arus yang
Pada percobaan generator dengan beban dihasilkan oleh generator. Hal ini disebabkan
lampu pijar yang dipasang paralel 150 Watt, oleh upaya generator untuk memenuhi
intensitas cahaya lampu hampir redup, hal ini kebutuhan arus dan tegangan terhadap beban
diakibatkan oleh tegangan output dari generator. Sesuai dengan persamaan dari
generator tidak bisa memenuhi kebutuhan beban resistif berikut ini :
standar dari lampu pijar, yaitu bekerja pada
tegangan >220 Volt karena adanya jatuh
tegangan.
Melihat data teknis saat perancangan,
Dalam percobaan generator berbeban
generator tidak mampu mengeluarkan arus
dengan putaran konstan 2000 rpm yang diberi
lebih dari 1,1 Ampere (Tabel 2.2
beban 5 lampu pijar 25 Watt dengan hubung
Kemampuan Hantar Arus Kawat Email),
paralel. Pada beban 150 Watt generator
sekalipun diputar dengan kecepatan yang
mampu mensuplai arus sebesar 0,82 A.
tinggi. Bila dipaksa bisa berakibat panas pada
Berikut adalah grafik hubungan antara
lilitan dan mengakibatkan kumparan terbakar.
tegangan, arus dan beban :
Setelah dilakukan percobaan berbeban
beberapa kali daya maksimal generator ketika
diputar konstan 2000 rpm, generator hasil
perancangan mampu mengeluarkan daya
sebesar 150 watt.

4.2. Menjaga Keseimbangan Tegangan


Terhadap Beban
Dari hasil percobaan generator berbeban
dapat kita ketahui bahwa semakin besar
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Beban dan beban yang terpasang pada stator generator
Tegangan maka akan berbanding terbalik terhadap
Sumber : Author tegangan yang dihasilkan oleh generator atau
adanya tegangan turun (drope voltage).
Pada grafik hubungan beban dan Penurunan tegangan pada sumber listrik
tegangan dapat diamati bahwa semakin besar dapat berdampak buruk terhadap peralatan
beban yang diberikan terhadap generator elektronik, ketidak seimbangan tegangan bisa
maka tegangan akan turun. Hal ini menyebabkan peralatan elektronik menjadi
diakibatkan karena adanya tegangan jatuh cepat rusak. Pada perancangan generator
pada generator yang disebabkan oleh adanya magnet permanen, penurunan tegangan ketika

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


dibebani dapat dihindari dengan berbagai
cara, antara lain adalah : Ketika pengisian dan pemakaian
accumulator dilakukan secara bersamaan
1. Pengaturan Kecepatan Putaran Motor maka lama waktu pemakaian akan
DC (prime mover) bertambah. Sehingga generator magnet
2. Pemasangan Automatic Voltage permanen hasil perancangan dapat digunakan
Regulator (AVR) untuk menambah effisiensi pemakaian
accumulator.
4.2.1. Uji Coba Motor DC
Motor DC yang digunakan adalah jenis
motor DC starter sepeda motor dengan 5. KESIMPULAN DAN SARAN
dengan penguatan sendiri seri. Berikut adalah 5.1. Kesimpulan
data spesifikasi dari motor DC : Berdasarkan hasil perancangan
generator magnet permanen neodymium
Tabel 4.6 Data Spesifikasi Motor DC dengan prime mover motor DC dapat ditarik
No Spesifikasi Nilai kesimpulan sebagai berikut :
1. Putaran 2000 (rpm) 1. Menurut perhitungan secara teoritis
2. Arus 15 (A) apabila generator magnet permanen
3. Tegangan 12 (V) neodymium didesain bekerja pada
Sumber : Author frekuensi 50 Hz pada putaran 190 rpm
didapatkan tegangan sebesar 30 Volt,
4.2.2. Analisa Pengisian dan Pemakaian sedangkan pada pengukuran didapatkan
Accumulator hasil tegangan sebesar 23,45 Volt.
Berdasarkan analisa generator berbeban, Generator magnet permanen
didapatkan kemampuan generator dalam neodymium hasil perancangan
menghantarkan arus adalah sebesar 0,8 A. mempunyai perbedaan pengukuran
Dengan kapasitas kemampuan accumulator sebesar 22%.
adalah sebagai berikut : 2. Pada putaran 190 rpm generator magnet
permanen neodymium sudah bisa
Tabel 4.7 Kapasitas Accumulator digunakan untuk mengisi accumulator
No Spesifikasi Nilai dengan tegangan sebesar 23,45 Volt dan
Accumulator arus sebesar 0,82 A.
1. Daya 60 Watt 3. Pada percobaan generator magnet
2. Kapasitas Arus 5 Ah permanen neodymium tanpa beban,
3. Tegangan Output 12 V generator dapat menghasilkan tegangan
4. Faktor Diefisiensi 20% 249,8 Volt pada putaran maksimal
mesin bor 2000 rpm.
Sumber : Author
4. Pada percobaan generator magnet
permanen neodymium berbeban dapat
Dari data yang kita dapatkan di atas
dilihat bahwa tegangan berbanding
bisa kita ketahui lamanya waktu accumulator
terbalik dengan beban, sedangkan arus
dalam pengisian adalah sebagai berikut :
berbanding lurus dengan beban.
5. Kapasitas beban penuh dari generator
magnet permanen neodymium untuk
mensuplai beban pada keadaan normal
adalah sebesar 75 Watt.
6. Generator magnet permanen
neodymium hasil perancangan dapat
mensuplai arus sebesar 0,8 A dengan
tegangan 187 Volt pada beban lampu
Sesuai dengan pemakaian pijar 150 Watt (6 x 25 Watt) dengan
accumulator dengan beban motor DC 15 A, intensitas cahaya hampir padam.
12 V bisa diketahui lama pemakaian 7. Generator dapat mengisi accumulator
accumulator adalah sebagai berikut : kapasitas 5Ah dengan arus input sebesar
0,8 A dalam waktu 8 jam. Sedangkan
lama waktu pemakaian tergantung dari
arus beban yang terpasang pada
accumulator.
8. Generator magnet permanen
neodymium dapat digunakan untuk

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


menambah effisiensi lama waktu [6] Ramadhan, Fajar. 2012. Analisa
pemakaian accumulator. Perancangan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro di Desa Karang
5.2 Saran Tengah. Universitas Pakuan. Bogor.
1. Pada pengembangan perancangan [7] Siswoyo. 2008. Teknik Listrik Industri.
generator magnet permanen neodymium Direktorat Pembinaan Sekolah
selanjutnya diharapkan untuk Menengah Kejuruan. Jakarta.
memperhatikan beberapa faktor, [8] Suryatmo, F. 1992. Dasar-Dasar Teknik
diantaranya adalah coil, susunan magnet Listrik. PT. Rineka Cipta. Jakarta
permanen, putaran rotor dan celah [9] Zein, Hermagasantos. 1996. Teknik
udara. Tenaga Listrik. PT. Rosda Jaya Putra.
2. Untuk mendapatkan tegangan yang Jakarta.
stabil pada output generator magnet [10] .........., Generator Listrik Sederhana.
permanen neodymium hasil http://tonytaufik.wordpress.com/Genera
perancangan harus dipasang automatic tor-listrik-sederhana/ (Februari, 2014).
voltage regulator (AVR).
3. Diperlukan energi potensial dari alam RIWAYAT PENULIS
sebagai prime mover untuk
memaksimalkan penggunaan generator 1) Mustofa, ST.
magnet permanen neodymium. Alumni (2014)
Program Studi
Teknik Elektro,
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Tekik –
Universitas Pakuan.
[1] .........., 2003. Teknik Listrik.
Departemen Pendidikan Nasional. 2) Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono,
Jakarta. M.Sc. Guru Besar Staf Dosen
[2] Dimas, W. J., Sukamdi, T., dan Program Studi Teknik Elektro
Karnoto. 2011. Jurnal. Perancangan Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Generator Fluks Aksial Putaran Rendah Bogor.
Magnet Permanen Jenis Neodymium
3) Ir. Dede Suhendi, MT. Staf Dosen
(NdFeB) Dengan Variasi Celah Udara.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Universitas Diponegoro. Semarang.
Teknik Universitas Pakuan Bogor.
[3] Fahey, Steven. 2006. Basic Principle Of
The Homemade Axial Flux Alternator.
[4] Nurhadi, Arif. 2011. Jurnal.
Perancangan Generator Putaran Rendah
Magnet Permanen Jenis FE Fluks
Aksial. Universitas Diponegoro.
Semarang.
[5] Purnawan, B. S. 2012. Perancangan
Pembangkit Listrik Sederhana
Menggunakan Generator Mini Magnet
Permanen. Universitas Pakuan. Bogor.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10

Anda mungkin juga menyukai