Anda di halaman 1dari 2

Kelemahan dan keunggulan sistem pemilu orde lama, orde baru dan reformasi

Sistem pemilu orde lama


Keunggulan
1. Dilakukannya pemilu untuk pertama kali
2. Indonesia menganut sistem multi partai yang ditandai adanya 25 partai politik
Kelemahan
1. Presiden menjabat seumur hidup dan tidak dipilih melalui pemilu
2. Pemilu tidak bersifat demokrasi
3. Situasi politik tidak stabil
Sistem pemilu orde baru
Keunggulan

1. Berkurangnya partai politik memudahkan pemerintahan yang lebih stabil (integrasi)


2. Sederhana dan mudah dilaksanakan
3. Calon yang dipilih dikenal baik karena batas distrik

Kelemahan
1. Tidak adanya pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
2. Peserta pemilu ditetapkan oleh pemerintah
Hanya 3 partai yang berpartisipasi dalam pemilu yaitu, Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Golongan Karya
(GOLKAR)
3. Perekrutan politik yang tertutup
4. Pemilu kurang bersifat demokratis

Sistem pemilu era reformasi


Pemilihan langsung
Keunggulannya
1. Rakyat dapat memilih langsung kepala daerahnya sesuai penilaian pribadi
masyarakatnya. Masyarakat dapat bebas memilih sesuai hati nurani
2. Tokoh bisa terpilih walaupun dukungan partai minim. Melalui PILKADA langsung
tokoh-tokoh memungkinkan menang walau dengan dukungan partai yang minim.
Asalkan bisa menggalang dukungan yang besar dari masyarakat
3. Masyarakat tergerak untuk turut serta aktif dalam proses pemilu. Di daerah yang
cukup maju partisipasi aktif masyarakat sangat mendukung untuk keberlangsungan
demokrasi yang baik.
4. Bersifat demokratis
Karena proses demokrasi disini begitu kelihatan nyata kekuasaan tertinggi ada
langsung di tangan rakyat bukan ada di tangan wakil rakyat, sehingga rakyat pun
puas dengan apa yang mereka pilih.

Kelemahan
1. Biaya yang dikeluarkan sangat besar
Biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya penyelenggaraan, kampanye, lobi-lobi partai
pendukung sangat besar. Ini memungkinkan calon kepala daerah yang memiliki
modal besar lah yang akan menang atau mereka yang mendapat dukungan dana
dari pemodal besar.
2. Kedaulatan milik Pemodal dan Asing
Kepala daerah yang berhutang untuk biaya kampanye dan kebutuhan untuk
kemenanganya akan mengembalikannya melalui proses tender yang berkali-kali lipat
keuntungannya bagi penyokong modal ataupun memberikan kebijakan yang
mendukung kepada pemilik modal termasuk dalam hal ini kepentingan asing juga
bisa masuk terhadap penguasaan sumber-sumber kekayaan alam kita dan
mempengaruhi kebijakan kepala daerah melalui pressure yang dilancarkan.
3. Korupsi
Untuk mengembalikan modal besar pribadi, sponsor maupun partai yang telah
mengeluarkan milyaran bahkan triliunan rupiah sudah barang tentu menjadikan
korupsi sebagai jalan yang nyaman.
4. Rawan penyalahgunaan birokrasi dan minim pengawasan
Selama ini kita lemah dalam pengawasan dan punishment. Banyak penyalahgunaan
wewenang yang terjadi dalam proses pilkada.
5. Potensi Konflik
Sering terjadi konflik horizontal selama dilaksanakannya Pilkada-pilkada di daerah.
Bahkan sering terjadi Anarkistis dan Perusakan fasilitas publik. Konflik itu juga sering
menimbulkan ketegangan di masyarakat untuk waktu yang lama, bahkan mungkin
ada juga dendam.

Anda mungkin juga menyukai