Anda di halaman 1dari 33

TANAMAN LAVENDER

Bunga Lavender nama latinnya Lavandula afficinalis syn.L. angustifolia (Lamiaceae),


berbentuk kecil dan berwarna ungu, itulah penampakan bunga lavender. Tanaman
lavender ini berasal dari Eropa, tepatnya di wilayah Perancis.

tanaman lavender

HABITAT DAN PENANAMAN TANAMAN LAVENDER


Tumbuh baik di ketinggian 600 –1.350 m dpl di mana semakin tinggi tempat tumbuhnya,
semakin baik kualitas minyak yang dihasilkannya. Perbanyakan tanaman lavender
biasanya dengan menggunakan bijinya. Biji-biji yang tua dan sehat di-semaikan. Bila
sudah tumbuh, dipindahkan ke polibeg. Ketika tingginya mencapai 15 – 20 cm, dapat
dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah.
Untuk cara penanaman bunga lavender tergolong sangat mudah dan murah, tinggal
sebar bijinya yang sudah tua, maka tumbuhlah dia. Harganya juga terjangkau,
harganya sekitar 5-7 ribu rupiah per kantong plastik ukuran 3 x 5 cm, kira-kira isinya 30-
50 biji lavender siap tanam dan mudah didapat.

MANFAAT TANAMAN LAVENDER


Lavender efektif untuk mengusir berbagai macam nyamuk. Bunganya menghasilkan
minyak yang mengeluarkan aroma yang tak disukai nyamuk. Senyawa yang
dikandungnya terutama linalool dan linalool asetat. Semakin tinggi tempat hidup
lavender, maka kualitas minyaknya semakin baik. Kandungan zat aktif dapat berbeda
tergantung dari spesies lavendernya. Misalnya Lavandula officinalis memiliki
kandungan 50-55% senyawa aktif. sedangkan Lavandula latifolia mengandung
senyawa aktif sebesar 2-3%. Kualitas lavender sebagai pengusir nyamuk meningkat
seiring semakin tingginya tempat penanaman.
Tumbuhan berbunga ungu ini kini telah dikenal memiliki berbagai manfaat yang dapat
digunakan atau diolah. Diantaranya penggunaannya sebagai pengusir nyamuk. Pada
zaman dahulu, bunga lavender dioleskan ke seluruh tubuh untuk menghindari nyamuk.
Sedangkan kini, telah banyak lotion nyamuk yang memiliki kandungan ekstrak bunga
lavender.

Bagi kamu yang belum tahu, ini dia 7 tanaman yang bisa digunakan sebagai pengusir
nyamuk.

1.Geranium

Nama lainnya Tapak Dara. Tanaman ini mengandung geraniol dan sitronelol yang dapat
mengusir nyamuk. Kedua zat yang dimiliki Geranium dapat dengan mudah terbang
memenuhi udara. Tanam saja Geranium ke dalam pot atau langsung di tanah.
Tempatkan di tempat yang mudah terkena tiupan angin, saat daun-daun Geranium
bergesakan, aroma zat yang ada di tanaman ini akan tercium, membuat nyamuk
menjauh dari ruangan.
Bunganya memiliki banyak variasi warna dengan kelopak bunga bertumpuk. Geranium
mengandung geraniol dan sitronelol yang juga bersifat antiseptik yang dapat
menyebabkan nyamuk tidak mau mendekat. Cara memanfaatkan tanaman ini dengan
ditempatkan di tempat yang terkena tiupan angin karena aroma geranium akan tercium
bila daunnya bergesekan.
Tanaman geranium (Pelargonium citrosa) adalah tanaman perdu yang tumbuh
berumpun, banyak mempunyai tunas anakan. Daunnya hijau berbentuk menjangkar
tepi daunnya bergerigi. Batangnya banyak mengandung air. Tanaman ini biasanya
diperbanyak dengan menggunakan stek anakan.
Tanaman geranium sekurang-kurangnya memiliki tiga varian, yakni Citrosa mosquito
fighter, Citrosa queen of lemon, dan Citrosa lady Diana. Citrosa mosquito fighter dulu-
dulunya cukup mudah ditemukan di kawasan sekitar Bandung dan Sukabumi. Tumbuh
liar di seputar sawah dan digunakan oleh penduduk kampung. Daunnya diambil lalu
diselipkan diantara pakaian di dalam almari. Khasiatnya mampu mengusir nyamuk dan
ngengat, juga memberikan aroma yang khas. Sekarang tanaman ini kembali diburu
orang, terlebih di zaman di mana pola hidup kembali ke alam semakin populer

2.Zodia

Tanaman ini asli dari Indonesia berasal dari Papua, dimana orang-orang Papua akan
menggosok-gosokkan daun ini sebelum masuk hutan agar terlindung dari serangga
terutama nyanuk. Zodia memiliki dua zat yang dapat membuat nyamuk kabur, yaitu
Evodiamine dan Rutaecarpine. Untuk merasakan manfaatnya, Zodia bisa ditanam di
ruang yang banyak tertiup angin agar aromanya tercium dan mengusir nyamuk.
Zodia merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari daerah Irian (Papua). Oleh
penduduk setempat tanaman ini biasa digunakan untuk menghalau serangga,
khususnya nyamuk apabila hendak pergi ke hutan, yaitu dengan cara menggosokkan
daunnya ke kulit.
Selain itu, tanaman yang mempunyai tinggi antara 50 cm hingga 200 cm (rata-rata
75cm), dipercaya mampu mengusir nyamuk dan serangga lainnya dari sekitar tanaman.
Oleh sebab itu tanaman ini sering ditanam di pekarangan ataupun di pot untuk
menghalau nyamuk. Aroma yang dikeluarkan oleh tanaman Zodia cukup wangi.
Biasanya tanaman itu mengeluarkan aroma apabila tanaman tergoyah oleh tiupan
angin sehingga di antara daunnya saling menggosok, maka keluarlah aroma yang
wangi.
Saat ini sebagian masyarakat menyimpan tanaman zodia pada pot di dalam ruangan,
sehingga selain memberikan aroma yang khas, juga aromanya dapat menghalau
nyamuk dari ruangan. Namun demikian tidak berarti bahwa nantinya di dalam ruangan
terdapat beberapa bangkai nyamuk sebagai akibat dari tanaman ini, nyamuk hanya
terusir karena tidak menyukai aroma dari tanaman ini. Penyimpanan tanaman juga
sering diletakkan di sekitar tempat angin masuk ke dalam ruangan, nyamuk yang
hendak masukpun jadi terhalau.

Zodia (Evodia suaveolens) yang termasuk ke dalam keluarga Rutaceae, dikatakan


mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa literatur, tanaman ini
bermanfaat sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan gas kromatografi, minyak yang
disuling dari daun tanaman ini mengandung linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) di
mana linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir (repellent) nyamuk.
Dari pengujian yang dilakukan penulis terhadap nyamuk demam berdarah (Aedes
aegypti) yang sering membuat heboh masyarakat, yaitu dengan cara menggosokkan
daun zodia ke lengan, lalu lengannya dimasukkan ke kotak yang berisi nyamuk demam
berdarah dan dibandingkan dengan lengan yang tanpa digosok dengan daun zodia,
menunjukkan bahwa daun zodia mampu menghalau nyamuk selama enam jam dengan
daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70%.
Selain itu, lengan yang digigit oleh nyamuk demam berdaarah akan cepat sembuh
(bentol dan gatal) apabila digosok dengan daun zodia. Hal ini merupakan harapan baru
untuk menghalau serangan nyamuk demam berdarah di masa mendatang, yaitu
dengan gerakan kembali ke alam dengan memanfaatkan tanaman di sekitar kita untuk
memerangi penyakit demam berdarah.
Tanaman ini sangat mudah diperbanyak, yaitu melalui biji dan stek ranting. Biasanya
apabila kita sudah memiliki tanaman yang sudah berbunga dan berbiji, maka bijinya
akan jatuh dan tumbuh disekitar tanaman.
3.Seraiwangi

Serai akrab dikenal sebagai salah satu bumbu dapur, tapi ia memiliki zat Geraniol dan
Sitronelal yang tidak disukai nyamuk. Menanam serai cukup mudah, tinggal tempatkan
di pekarangan rumah saja.
Serai telah dikenal sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk bumbu masak.
Tetapi sebenarnya ada manfaat lain yang tidak kalah penting yaitu sebagai tanaman
pengusir nyamuk. Tanaman yang termasuk bangsa rumput rumputan ini tidak disukai
nyamuk karena mengandung geraniol dan sitronelol. Ekstrak serai juga telah
dimanfaatkan dalam pembuatan lotion anti nyamuk dengan aromanya yang khas.
Tanaman serai wangi tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 50-100 cm. Daun tunggal
berjumbai, panjang sampai 1 meter, lebar 1.5 cm, bagian bawahnya agak kasar, tulang
daun sejajar. Batang tidak berkayu, berusuk-rusuk pendek, dan berwarna putih.
Akarnya serabut.
cara memperbanyak dilakukan dengan pemisahan stek anakan. Stek diperoleh dengan
cara memecah rumpun yang berukuran besar namun tidak beruas. Potong sebagian
daun stek atau kurangi hingga 3-5 cm dari pelepah daun. Sebagian akar juga dikurangi
dan ditinggalkan sekitar 2.5 cm di bawah leher akar. Setelah itu, ditanam di halaman
rumah. Aromanya yang sangat wangi akan menyebabkan nyamuk menyingkir
4.AkarWangi

Tanaman ini dapat mengeluarkan aroma menyengat yang tidak disukai nyamuk Aedes
Aegypti. Tanam akar wangi di pekarangan rumah untuk merasakan manfaatnya.
5.Lavender

Tanaman ini aslinya dari Swiss, dan telah dimanfaatkan sebagai bahan pembuat lotion
anti nyamuk. Bunga Lavender yang berwarna ungu memiliki zat Linalool dan Lynalyl
acetate yang tidak disukai nyamuk. Tanam Lavender dalam pot atau tanah, untuk
merasakan manfaatnya ambil bunganya dan gosok-gosokkan ke kulit.
Tanaman yang merupakan keluarga Lamiaceae ini berbentuk seperti semak atau pohon
kecil. Daunnya bertulang sejajar, memiliki bunga kecil berwarna ungu kebiruan yang
tumbuh di ujung cabang. Aroma bunga ini sangat harum mirip kamper, yang tidak
disukai serangga. Lavender selain bisa digunakan langsung untuk pengusir nyamuk,
bunganya juga menghasilkan minyak yang digunakan sebagai bahan penolak serangga
(repellant dan antifeedant), bahkan termasuk bahan yang sering digunakan sebagai
lotion anti nyamuk. Komposisi utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat.
Lavender yang bisa ditanam dalam pot ini bisa ditaruh dalam ruang tamu untuk
menambah kenyamanan sekaligus untuk menghalau nyamuk dan serangga. Lavender
dapat juga digunakan untuk aroma terapi dengan cara memasukkan 4-5 tetes minyak
lavender ke dalam wadah berisi air panas. Biarkan menguap sehingga aromanya
menyebar ke seluruh ruangan.Lavender tumbuh baik di ketinggian 500-1300 m dpl.
Semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin baik kualitas minyaknya. Tanaman ini dapat
diperbanyak secara stek batang dan biji
6.Rosemary

Bunga Rosemary menghasilkan bau seperti aroma minyak kayu putih. Aroma yang
tidak disukai oleh nyamuk karena mengacaukan penciumannya. Tanaman ini dapat
ditanam ke dalam pot atau tanah. Di dekat jendela. Untuk pemanfaatannya, ambil
daunnya yang berbentuk jarum dan digosokkan ke kulit.
Tanaman ini dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk dengan menggosok gosokkan
daunnya ke kulit. Aroma yang dihasilkan mirip aroma kayu putih. Aroma ini dapat
mengacaukan penciuman nyamuk dan daya efektivitas “radar” sang nyamuk. Bunganya
kecil-kecil warna ungu, daun berbentuk jarum tapi lembut, panjang 2-2,5 cm. Bisa
diperbanyak dengan stek batang.
Tanaman famili lamiaceae ini perlu cukup air dan sinar matahari. Untuk dipajang dalam
ruangan, sebaiknya diposisikan dekat jendela, agar mendapat sinar matahari.
7. Kecombrang

Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera eliator; sinonim Nicolaia elatior, Phaeomeria
speciosa) adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan
berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran.
Bunga ini juga dapat mengusir nyamuk. Nama lainnya adalah kincung (Medan) serta
siantan (Malaya). Orang Thai menyebutnya kaalaa, harga tanaman ini cuma
1500/satuannya.
8. SELASIH (Ocimum spp)

Tanaman perdu ini dari keluarga Labiatae. Tanaman ini sangat banyak variasinya dan
sering berubah-ubah penampilan, khususnya warna daun jika ditanam di lingkungan
yang berbeda-beda. Selasih tumbuh di daerah dengan ketinggian 1 – 1.100 m dpl.
Tempat favoritnya adalah daerah yang teduh dan lembab. Perkembangbiakan selasih
adalah dari bijinya. Daya adaptasi tanaman ini dengan lingkungan cukup baik, sehingga
mudah tumbuh di hampir semua tempat.
Selasih mengandung eugenol, linalool dan geraniol yang dikenal sebagai zat penolak
serangga, sehingga zat-zat tersebut juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Bau
daun selasih tercium sangat tajam, bahkan jika tercium agak lama atau disimpan dalam
ruangan, dapat mengakibatkan rasa mual dan pening. Komponen-komponen utama
selasih yang bersifat volatil (menguap), menyebabkan nyamuk enggan mendekati
tanaman ini. Biji selasih rmanfaat untuk menurunkan kolesterol, membantu pencernaan,
mengobati kram usus dan melancarkan buang air besar.
CARA PENANAMAN
LAVENDER

Penanaman lavender adalah cara yang bagus untuk memulai musim semi berkebun
musim. Sebuah usaha kecil sekarang akan membayar off untuk tahun-tahun
mendatang karena ini hasil abadi perawatan aromatik rendah dan berguna bunga.
Membeli tanaman dari pembibitan, memilih lokasi yang tepat, mempersiapkan tanah
dan tanaman. Hanya menambahkan sedikit pupuk dan air dan menonton tumbuh.
Berikut ini tips sederhana akan memberikan kemungkinan keberhasilan yang tinggi.
Cara termudah untuk lavender tanaman adalah untuk mulai dengan tanaman pot
didirikan dibeli dari pembibitan. Banyak varietas lavender dapat dimulai dari biji, tapi
yang lebih sulit dan tidak memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Pilih tanaman dalam 4 "sampai 8" pot dengan daun yang hijau sehat (atau abu-abu
tergantung dari varietas) tapi bukan cokelat.

Pilih lokasi yang mendapat banyak sinar matahari, seperti lavender adalah tanaman
matahari penuh kasih. Ini akan melakukannya dengan baik dengan naungan beberapa
tapi perlu beberapa jam dari matahari setiap hari untuk berkembang. Daerah ini juga
harus menjadi salah satu yang mengalir dengan baik. Lavender adalah tanaman
membutuhkan sedikit air, dan pada kenyataannya tidak akan bertahan jika tetap basah
terlalu lama.

KeperluanPernanaman
Seperti menanam pokok yang lain, kejayaan kita dalam menanam pokok adalah
bergantung kepada keadaan dimana kita hendak menanamnya dan varieties yang kita
pilih untuk ditanam. Lavender adalah sejenis pokok yang boleh hidup dikebanyakan
keadaan cuaca, tetapi ia hendaklah dijaga didalam keadaan yang cuaca yang tidak
begitu panas, tanah yang menampung air dan cahaya matahari yang cukup. Seperti
kebanyakan pokok pertumbuhan banyak bergantung kepada keadaan tanah, tanah
yang sesuai akan mengalakan tumbuh besar sesuatu tumbuhan. Tanah yang berakali
dan berkapur akan meningkatkan lagi minyak dan kewangian pokok lavender.
Lavender merupakan pokok yang mempunyai ketahanan yang kuat walaupun di musim
kemarau apabila ia sudah cukup matang. Walau bagaimanapun, pada permulaan kita
hendaklah menjaga ia dengan betul, jangan takut menanamkan bersama sedikit
kompos dan menyiram dengan air yang cukup semasa musim tumbuh besar pertama.

KeadaanYangPerluDiambilKira
Jika didalam keadaan cuaca yang sangat lembab. Kita hendaklah meletakan pokok
pada ruang/jarak yang lebih luas supaya dapat memberi ruang kepada udara melalui
pokok tersebut. Kita tidak boleh membiarkan akar pokok lavender terlalu basah.

Mencantas
Walaupun cara mudah untuk mencantas lavender boleh dilakukan dengan memetik
bunganya, tetapi untuk memastikan ia didalam keadaan yang terurus dan bagi
mengalakan tumbuh besar yang baru, mencantas batang adalah cara yang terbaik.
Cara mencantas yang terbaik adalah mencantas 1/3 daripada ketinggian pokok
tersebut. Cantasan tersebut juga boleh digunakan semula bagi mendapatkan anak
pokok yang baru.
KalangPokok
Anda boleh menanam pokok lavender didalam pasu bagi memudahkan penjagaanya.
Perlu di ingat walaupun lavender mempunyai sistem akar yang besar, ia amat sesuai
ditanam ditempat yang sempit. Pasu yang boleh memuatkan beberapa inci tumbuh
besar akar sudah mencukupi. Pasu yang terlalu besar boleh meningkatkan
kelembabpan pokok tersebut dan ia tidak sesuai.

Pastikan pasu tersebut mempunyai pengaliran air yang baik. Untuk memastikan air
tidak bertakung didalam pasu anda perlu masukkan satu inci batu krikil didalam pasu.
Ingat bahawa lavender memerlukan air yang cukup daripada pokok yang lain. Berapa
banyak ia bergantung kepada pasu yang anda gunakan.
PETUNJUK OPERASIONAL
PENANGGULANGAN FOKUS
DBD

Pengertian
Penanggulangan fokus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang
dilaksanakan dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN-DBD ),
Larvasidasi, Penyuluhan dan Penyemprotan ( Fogging ) menggunakan insektisida
yang sesuai.

Tujuan
Penanggulangan Fokus dilaksanakan untuk membatasi penularan DBD dan mencegah
terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD ( Fokus-DBD ) dan rumah /
bangunan sekitarnya serta tempat – tempat umum yang berpotensi menjadi sumber
penularan DBD lebih lanjut.

Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan setelah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi ( PE ) yaitu
kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainnya ( kasus Panas tanpa
sebab ) dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita
dan rumah/bangunan sekitarnya, termasuk tempat-tempat umum dalam radius 200
meter atau minimal 100 meter oleh tenaga Puskesmas.

Hasil PE direkomendasikan sebagai berikut :

Bila ditemukan kasus penderita DBD lainnya ( 1 atau lebih ) atau ditemukan
lebih dari 3 kasus panas tanpa sebab yang jelas ( Tidak Batuk, Tidak Pilek )
dan ditemukan Jentik > 5 % dari rumah bangunan yang diperiksa, maka
dilakukan tindakan fogging focus ( Pengasapan DBD dan Penyuluhan ) di
lokasi Fokus dengan radius 200 meter ( luas area 16 Ha ).
Bila tidak ditemukan penderita lainnya seperti tersebut di atas tetapi ditemukan
jentik maka dilakukan : ( Larvasidasi, Penggerakan Peranserta masyarakat
dalam PSN-DBD, dan Penyuluhan ).
Bila tidak ditemukan penderita lainnya dan juga tidak ditemukan jentik maka
dilakukan cukup Penyuluhan saja.

Langkah-Langkah Pelaksanaan
Setelah Kades/Lurah menerima laporan hasil PE dari Puskesmas dan rencana
koordinasi penanggulangan focus, meminta Ketua RT/RW agar warga
membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan fokus.
Ketua RT/RW menyampaikan jadwal kegiatan yang diterima dari petugas
Puskesmas setempat dan mengajak warga untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penanggulangan fokus.
Kegiatan penanggulangan focus DBD merupakan rekomendasi hasil PE dengan
tahap kegiatan sebagai berikut :
Penggerakan masyarakat dalam PSN-DBD dan Larvasidasi :
1). Ketua RT/RW, Toma, Kader memberikan pengarahan langsung kepada
warga pada waktu pelaksanaan PSN-DBD
2). Penyuluhan dan penggerakan peranserta masyarakat dalam PSN-DBD serta
Larvasidasi dilaksanakan sebelum dilakukan Pengasapan Insektisida
b. Penyuluhan
Penyuluhan dilaksanakan oleh petugas kesehatan/kader atau kelompok kerja
( Pokja DBD ) desa/kelurahan berkoordinasi dengan petugas Puskesmas,
dengan materi antara lain :
- Situasi DBD di wilayahnya.
- Tanda-tanda penderita DBD serta cara pencegahannya yang dapat dilakukan
oleh individu, keluarga dan masyarakat.
c. Pengasapan Insektisida
1). Dilakukan oleh petugas Puskesmas atau kerjasama dengan Dinas Kesehatan
Kab/Kota dengan menggunakan tenaga penyemprot yang sudah terlatih
( Petugas adalah Petugas Puskesmas, atau Petugas Dinas Kesehatan
atau Tenaga Harian Lepas yang sudah dilatih )
2). Ketua RT, Toma, atau Kader mendampingi petugas dalam kegiatan
pengasapan.
Pelaporan
1. Lokasi Fokus

a). RT : ………………………………………

b). RW : ………………………………………

c). Desa/Kelurahan : ………………………………………

d). Kecamatan : ………………………………………


2. Nama Penderita yang jadi titik fokus : ………………………………………

3. Waktu Pelaksanaan :
4. Jumlah Rumah/Bangunan di Fogging : ………………………………………

5. Jumlah sekolah di Fogging : ………………………………………

6. TTU/TTI lainnya di fogging : ………………………………………

7. Jumlah KK yang diberi Penyuluhan : ………………………………………

8. Jumlah KK yang diberi Larvasida : ………………………………………


Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Penyelidikan Epidemiologi merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau survey yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit
secara lebih menyeluruh.

Tujuan dalam Penyelidikan Epidemiologi : Mendapatkan besaran masalah yang


sesunguhnya, Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit, Mendapatkan
gambaran kasus menurut variabel Epidemiology, Mendapatkan informasi tentang faktor
risiko (lingkungan, vektor, perilaku, dll) dan etiologi, Dari ke empat tujuan di tersebut
dapat dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan
dari penyakit itu.
AIR
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang sangat vital untuk kelangsungan hidup manusia
dan organisme hidup lainnya, oleh karena itu keberadaannya perlu dipertahankan, baik
secara kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya. Disamping bermanfaat secara positif
yang dapat mempertahankan kehidupan, namun apabila pengelolaannya kurang baik
dan air menjadi tercemar oleh bahan-bahan yang berbahaya, maka air tersebut dapat
berakibat buruk bagi kehidupan.
Terdapat berbagai macam cara dan upaya yang bisa ditempuh dalam rangka
mendapatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah dengan cara
mengali tanah untuk memperoleh air dalam tanah dengan kedalaman tertentu, yang
biasa disebut dengan Sumur Gali (SGL), menampung air hujan dalam suatu bangunan
tertentu yang disebut Penampungan Air Hujan (PAH), menampung mata air yang biasa
sisebut Perlindungan Mata Air (PMA). Selain itu dapat juga diperoleh dengan cara
menyalurkan air dari sumbernya dengan sitem perpipaan. Dalam pengelolaannya ada
dua jenis system perpipaan ini yaitu yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat
dan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Sebagai air minum yang dikonsumsi mayarakat untuk keperluan hidup sehari-hari,
seyogyanyalah air ini secara kuantitas dan kualitas dapat dijamin keberadaannya
sehingga dapat memberikan rasa aman dan aman bagi masyarakat yang
menggunakannya.
II. PERSYARATAN DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM
Persyaratan Kualitas Air Minum meliputi persyaratan fisika, kimiawi, mikrobiologis dan
radioaktif sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.
Air minum sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan ini adalah air yang melalui
proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum. Agar air minum tersebut aman bagi kesehatan
masyarakat yang mengkonsumsinya, maka air minum tersebut harus memenuhi
persyaratan fisika, kimiawi, mikrobiologis dan radio aktif.
Adapun Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum tertuang dalam Permenkes
Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010. Agar supaya mencapai kualitas air minum yang
memenuhi persyaratan kesehatan, maka perlu dilakukan pengawasan, baik secara
internal maupun eksternal. Kedua pengawasan ini dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu
pengawasan berkala dan pengawasan atas indikasi adanya pencemaran.
Kegiatan Pengawasan Kualitas Air Minum ini meliputi :
1. Inspeksi Sanitasi (IS) yang dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian
kualitas fisik air minum dan faktor risikonya;
2. Pengambilan sampel air minum berdasarkan hasil inspeksi sanitasi;
3. Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;
4. Analisis hasil pengujian laboratorium;
5. Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut; dan
6. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.
Pelaksanaan inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air minum dan pengujian kualitas
air minum dilaksanakan oleh tenaga terlatih seperti sanitarian, petugas laboratorium,
dan tenaga lain yang mempunyai keterampilan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut.
TTU
Dalam rangka penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan
Makanan (TPM), maka Puskesmas Banjarangkan I melaksanakan pemeriksaan TTU
dan TPM yang dilaksanakan oleh Petugas Kesehatan Lingkungan. Adapun indikator
pemeriksaan TTU adalah : adanya jamban sehat, sarana air bersih, tempat sampah
dan lingkungan bersih. Indikator pemeriksaan TPM adalah : adanya tempat air bersih,
tempat penyimpanan bahan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan siap saji,
penyimpanan peralatan bebas pencemaran, ada tempat cuci tangan, ada tempat
sampah, bebas lalat, tikus, dan binatang lainnya, ada Spal dan lingkungan bersih.
Adapun TTU yang diperiksa adalah Pura yang ada di wilayah Puskesmas
Banjarangkan I, dimana dari & pura yang diperiksa, semua pura sudah memenuhi
syarat. TPM yang diperiksa dengan jumlah 20 TPM, dengan hasil pemeriksaan 17 TPM
sudah memenuhi syarat, 3 TPM belum memenuhi syarat. Untuk TPM yang belum
memenuhi syarat akan ditindaklanjuti dengan penyuluhan atau pembinaan secara
berkala sehingga TPM yang memenuhi syarat di wilayah Puskesmas Banjarangkan I
mencapai 100%.

Sanitasi Tempat-tempat Umum


A. Pengertian-Pengertian
1. Sanitasi
Sanitasi menurut WHO (World Health Organisation) adalah suatu usaha
untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia,
terutama pada hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan,
dan kelangsungan hidup.
2. Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum adalah tempat berkumpulnya orang banyak atau
masyarakat umum untuk melakukan kegiatan/aktivitas tertentu, yang berarti akan
meningkatkan juga hubungan atau kontak antara orang yang satu dengan yang lain,
baik hubungan antara pengusaha atau karyawan dengan pengunjung maupun antara
pengunjung dengan pengunjung. Oleh sebab itu, maka tempat umum merupakan
tempat yang sangat berpotensi untuk terjadinya penyebaran segala penyakit terutama
penyakit-penyakit yang medianya adalah makanan, minuman, udara dan air. Tempat-
tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum artinya masyarakat umum boleh keluar masuk
ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
b. Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.
c. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempattempat
umum tersebut.
d. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan
ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yangmutlak diperlukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.
3. Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Sanitasi tempat-tempat umum adalah usaha untuk mengawasi dan mencegah
akibat dari tempat-tempat yang diperuntukkan bagi masyarakat umum terutama yang
erat kaitannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Pentingnya
pengawasan tempat-tempat umum karena ;
a. Tempat umum yang tidak saniter dapat menjadi tempat perkembangbiakan bibit
penyakit dan vektor penyakit, sehingga akan memperluas penyebaran penyakit.
b. Kontruksi bangunan tempat umum yang tidak memenuhi syarat akan dapat
menimbulkan bahaya dan kecelakaan.
B. Pengelolaan Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Dalam pelaksanaan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum ada beberapa
langkah yang perlu dilakukan. Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
1. Identifikasi Masalah Higiene dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Pelaksanaan identifikasi masalah dilakukan dengan melihat secara garis besar
untuk mengetahui permasalahan sanitasi pada tempat umum yang diperiksa
menyangkut permasalahan umum sanitasi yang ada. Tahap ini merupakan survey
pendahuluan (preliminary survey) pada tempat umum. Pelaksanaan identifikasi
masalah dapat dilakukan dengan cara wawancara dengan pengusaha/pengelola atau
karyawan pada tempat umum tersebut dan melakukan peninjauan lapangan. Dalam
peninjauan lapangan dimulai dari bagian luar (halaman dan pekarangan), kemudian ke
bagian dalam (ruangan-ruangan). Peninjauan dilakukan di seluruh wilayah tempat
umum dan diutamakan pada lokasi yang dipergunakan sebagai pelayanan umum
(public area).
2. Pemeriksaan Sanitasi (Sanitary Inspections)
Dalam pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum ada 2 tahapan yang dilakukan
yaitu:
a. Langkah persiapan pemeriksaan
Kegiatan yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah mengadakan peninjauan
lokasi (areal survey), mencari dan menentukan barang-barang sanitasi (sanitary items)
dan membuat formulir pemeriksaan (sanitary inspection sheet).
b. Langkah pelaksanaan pemeriksaan
Dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan ada dua tindakan yang dilakukan yaitu:
1) Penilaian adalah pengujian sesuatu dengan menggunakan alat ukur atau standart
ukuran tertentu apakah obyek yang diuji sesuai dengan ketentuan atau persyaratan
yang berlaku.
2) Pemberian saran perbaikan (order for improvement)
Dalam pelaksanaan pemberian saran dapat dilakukan dengan cara langsung secara
lisan atau tidak langsung yaitu menuliskan saran pada formulir perbaikan yang dapat
ditempel pada unit wilayah yang didapatkan ada permasalahannya. Cara pemberian
saran mencakup beberapa hal yaitu tentang 4W + 1H: apa yang harus diperbaiki
(what); dimana tempatnya (where); mengapa harus diperbaiki, apa masalahnya (why);
kapan waktu harus selesai memperbaiki (when); bagaimana cara memperbaikinya
(how).
3. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sanitasi (Follow Up Inspections)
Pengertian tindak lanjut hasil pemeriksaan sanitasi adalah suatu pemeriksaan
yang dilakukan dalam rangka pengamatan terhadap hasil pelaksanaan perbaikan
sanitasi setelah pemberian saran pada pemeriksaan sebelumnya. Maksud dan tujuan
dari tindak lanjut ini adalah mengadakan penilaian secara terus menerus mengenai
keadaan sanitasi suatu tempat umum, memperoleh data pembanding dari kegiatan
sanitasi saat ini (dibandingkan dengan sebelumnya), memperoleh gambaran keadaan
sanitasi tempat umum sepanjang tahun terus menerus, memperoleh data untuk
kepentingan penelitian dan pengembangan.
4. Sistem penilaian (Evaluation Methode)
Permasalahan yang didapatkan pada saat diadakan pemeriksaan sanitasi
maupun pemeriksaan tindak lanjut perlu dipertimbangkan penyelesaiannya apakah hal-
hal yang berhubungan dengan:
a. Adanya klasifiasi permasalahan, apakah kesalahannya menyangkut konstruksi,
pengaturan, tidak memenuhi persyaratan, tidak memenuhi peraturan, terbatasnya
anggaran, dan sikap karyawan.
b. Adanya penentuan prioritas, mana yang perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu,
disesuaikan dengan kemampuan pengelola tempat umum.
5. Sistem Pencatatan dan Pelaporan
a. Pencatatan (recording)
Setiap pelaksanaan dan hasil yang didapatkan dari pengawasan sanitasi harus dibuat
pencatatan. Catatan ini nanti nya dipergunakan untuk menilai kembali keadaan sanitasi
selanjutnya (pembanding). Hal-hal yang perlu dicatat adalah data hasil pemeriksaan
dan pengawasan, nilai keadaan sanitasi yang diperoleh pada waktu pemeriksaan dan
pemeriksaan tindak lanjut, dan data untuk keperluan statistik yang akan digunakan
sebagai dasar pelaporan.
b. Pelaporan (reporting)
Dari hasil pencatatan yang diolah selanjutnya disusun sebagi pelaporan. Dengan
adanya pelaporan ini maka pihak-pihak lain akan dapat mengetahui dan dapat
memanfaatkan untuk mengembangkannya
C. Inspeksi Sanitasi Masjid
Masjid adalah suatu tempat/bangunan termasuk fasilitasnya, dimana masyarakat
umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan
Islam.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebuah masjid agar dapat menjadi masjid yang
laik sehat adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a. Letak
Tidak terletak pada daerah banjir dan sesuai dengan rencana tata kota.
b. Halaman
Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.
c. Tempat sampah
Tersedia tempat sampah dalam jumlah yang cukup, tertutup rapat, kedap air dan
mudah dibersihkan.
d. Pembuangan air kotor/limbah.
Air mengalir dengan lancar, saluran bersabung dengan saluran air kotor umum yang
kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana
penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup.
e. Persediaan air bersih
Kualitas air harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat
diperlukan. Air wudhu keluar melalui kran-kran khusus.
f. Jamban dan peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang saniter, minimal 1 buah yang dilengkapi
dengan air yang cukup.
g. Ruang tempat mengambil wudhu
Terpisah dari jamban atau peturasan dan ruang masjid.
2. Bagian Dalam
a. Lantai, dinding dan langit-langit bersih.
Lantai bersih, dinding dan langit-langit bersih dari kotoran serta berwarna terang.
b. Alas sholat
Bersih dan bebas dari kutu busuk serta serangga lainnya. Sepanjang bagian depan tiap
shaf dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm yang dipergunakan sebagai
tempat sujud.
c. Lantai
Mudah dibersihkan dan tidak lembab.
d. Ventilasi
Jumlah ventilasi/lubang perhawaan disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak,
bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
e. Pencahayaan
Cukup terang dan tidak menyilaukan
f. Tempat sandal dan sepatu
Tersedia tempat sandal dan sepatu khusus.
D. Inspeksi Sanitasi Gereja
Gereja adalah suatu tempat/bangunan termasuk fasilitasnya dimana masyarakat
umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan
Kristen atau Katolik.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebuah masjid agar dapat menjadi masjid yang
laik sehat adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a. Letak
Tidak terletak pada daerah banjir dan sesuai dengan rencana tata kota.
b. Halaman
Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.
c. Pagar
Pagar kuat dan terpelihara.
d. Tempat sampah
Tersedia tempat sampah dalam jumlah yang cukup, tertutup rapat, kedap air dan
mudah dibersihkan.
e. Pembuangan air kotor/limbah.
Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran air kotor umum dan
kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana
penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup.
f. Persediaan air bersih
Kualitas air harus memeuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat diperlukan.
g. Jamban dan peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang saniter, minimal 1 buah yang dilengkapi
dengan air yang cukup.
2. Bagian Dalam
a. Lantai
Mudah dibersihkan dan tidak lembab.
b. Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa
Bersih dan bebas dari kutu busuk serta serangga lainnya.
c. Dinding dan langit-langit
Dinding dan langit-langit bersih dari kotoran serta berwarna terang.
d. Ventilasi
Jumlah ventilasi/lubang perhawaan disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak,
bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
e. Pencahayaan
Cukup terang dan tidak menyilaukan
E. Inspeksi Sanitasi Salon
Salon kecantikan adalah sarana pelayanan umum untuk pemeliharaan kecantikan
khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit dan rambut dengan menggunakan
kosmetik secara manual, preparative, aparatif dan dekoratif tanpa tindakan operasi.
Klasifikasi Salon Kecantikan:
1. Salon Kecantikan Tipe D.
Salon kecantikan tipe D ini merupakan usaha kecil-kecilan. Salon kecantikan kulit
atau rambut tipe D memberikan pelayanan perawatan sederhana (dasar) manual,
preparative, aparatif dan dekoratif.
Secara fisik salon kecantikan tipe D mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 9 m 2.
b. Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 4 kursi,dan untuk perawatan kulit
maksimal 2 dipan.
2. Salon kecantikan Tipe C
Salon kecantikan kulit atau rambut tipe C memberikan pelayanan perawatan
secara manual, preparative, aparatif, dan dekoratif untuk kulit/rambut dengan kelainan
ringan.
Secara fisik salon kecantikan tipe C mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 30 m 2.
b. Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 6 kursi, dan untuk perawatan kulit
maksimal 3 dipan.
3. Salon Kecantikan Tipe B
Salon kecantikan kulit atau rambut tipe B memberikan pelayanan kecantikan dan
rambut dengan cara perawatan secara manual, preparative, aparatif, dan dekoratif.
Disini alat kecantikan (alat listrik) yang digunakan masih terbatas.
Secara fisik salon kecantikan tipe B mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 50 m 2.
b. Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 8 kursi, dan untuk perawatan kulit
maksimal 4 dipan dengan penyekat atau merupakan kabin.
4. Salon Kecantikan Tipe A.
Salon kecantikan kulit atau rambut tipe A merupakan pusat pelayanan kecantikan
kulit dan rambut (beauty center) yang memberi pelayanan perawatan lengkap baik
secara manual, preparative, aparatif, dan dekoratif, dtambah perawatan khusus seperti
obesitas, diet dan senam. Peralatan listrik yang digunakan lebih lengkap. Salon
kecantikan tipe A dikelola secara institusional dengan menejemen yang baik seperti
Tipe B tetapi disini lebih lengkap terytama staf ahli teknis.
Secara fisik salon kecantikan tipe A mempunyai ciri sebagai berikut:
a) Rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 75 m 2.
b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 8 kursi, dan untuk perawatan kulit
maksimal 4 dipan dengan penyekat atau merupakan kabin.
Persyaratan kesehatan dan bangunan harus dipenuhi sebuah salon agar dapat
menjadi salon yang laik sehat adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a. Lokasi
Lokasi terhindar dari pencemaran lingkungan dan tidak terletak di daerah banjir.
b. Lingkungan dan halaman
Lingkungan dan halaman bersih, tidak terdapat genangan air dan air limbah mengalir
dengan lancar.
c. Penyediaan air
Air tersedia dengan jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan fisik.
d. Air limbah
Air limbah dapat mengalir dengan lancar dan saluran air limbah tertutup dan kedap air.
e. Toilet
Toilet bersih dan tidak berbau, lantai kedap air, miring ke arah saluran pembuangan dan
toilet pria tidak bergabung dengan toilet wanita.
f. Tempat sampah
Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan dengan penutup, dengan
jumlah yang cukup.
2. Bagian Dalam
a. Lantai
Lantai bersih, bahan kuat, kedap air, permukaan rata dan tidak licin serta mudah
dibersihkan.
b. Dinding
Dinding bersih dan berwarna terang.
c. Atap
Atap kuat, tidak bocor, tidak memungkinkan terjadi genangan air dan tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya serangga dan tikus.
d. Langit-langit
Langit-langit berwarna terang, mudah dibersihkan dan mempunyai tinggi lebih dari 2,5
m dari lantai.
e. Pintu
Pintu kuat dan dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.
f. Pagar
Mempunyai pagar yang kuat dan terpelihara.
g. Pencahayaan
Tersedia pencahayaan yang cukup terang/dengan intensitas yang cukup.
h. Ventilasi/Penghawaan
Dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik. Bila lubang ventilasi tidak
dapat menjamin pergantian udara dengan baik, maka dapat digunakan peralatan
ventilasi
3. Alat Kerja dan Bahan
a. Sisir, gunting, mesin cukur, tempat bedak dan tempat sabun selalu dalam keadaan
bersih dan baik.
b. Handuk bersih dan tersedia dengan jumlah yang cukup.
c. Kain penutup bersih, berwarna putih/terang, tersedia dengan jumlah yang cukup
(berjumlah rata-rata tamu/pengunjung).
d. Pisau, gunting dan lain-lain didesinfeksi dengan larutan kimia atau air panas.
e. Kosmetik/wangi-wangian diperoleh dari sumber yang terpercaya.
4. Karyawan
a. Pemangkas rambut/juru rias dalam keadaan sehat.
b. Karyawan dilengkapi dengan pakaian kerja khusus.
c. Lain-lain
5. Tersedia kotak P3K
F. Inspeksi Sanitasi Pasar
Pasar adalah suatu tempat yang sebagian terdiri atas pelataran terbuka dan
sebagian lagi atas bangunan-bangunan yang digunakan untuk menjual dan meragakan
barang-barang dagangannya kepada masyarakat umum. Selain itu, pasar juga
merupakan segenap kelompok pelataran yang sebagian beratap dan sebagian terbuka
tanpa atap yang ditunjuk dengan keputusan Pemerintah Daerah, dimana pedagang –
pedagang berkumpul untuk memerdagangkan dan menjual barang-barang
dagangannya.
Pasar perlu adanya pengawasan dan pemeriksaan terhadap sanitasi
lingkungannya, sebab pasar dapat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan
kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun pengaruh
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pasar yang kurang diperhatikan akan kebersihannya seperti pembuangan sampah dan
air limbah, akan menjadi tempat perkembangbiakan vector penyakit dan gangguan
estetika.
2. Pasar merupakan tempat paling baik untuk penularan penyakit dari seseorang ke
orang lain dengan cara melalui;
a. Penularan langsung, misalnya karena padatnya pengunjung di pasar yang berdesakan
sehingga terjadi sentuhan maka akan terjadi penularan secara langsung dari penderita
penyakit kulit.
b. Penularan tidak langsung, yaitu melalui air dan alat makan.
c. Percikan ludah.
Untuk pemeriksaan sanitasi pasar, titik berat pemeriksaan adalah pada letak atau
lokasi, konstruksi bangunan, fasilitas sanitasi tempat berjualan dan perlengkapan
kebersihan.
Persyaratan kesehatan dan bangunan harus dipenuhi sebuah pasar agar dapat
menjadi pasar yang laik sehat adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a. Lokasi
Lokasi tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan perencanaan tata kota, jauh
dari tempat pembuangan akhir (TPA) maupun tempat pengolahan limbah.
b. Halaman
Halaman bersih dan tertata rapi, sistim drainase berfungsi baik serta tidak terdapat
genangan air.
c. Air bersih
Air tersedia dengan jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan fisik.
d. Air limbah
Air limbah diolah sendiri atau dilakukan pengolahan perkotaan, dapat mengalir dengan
lancar dan saluran air limbah tertutup serta kedap air.
e. Jamban dan urinoir
Jamban dan urinoir bersih dan tidak berbau, jamban pria terpisah dengan jamban
wanita. Selain itu jumlah jamban juga mencukupi, untuk setiap 40 pedagang wanita
minimal 1 buah jamban, untuk setiap 60 pedagang pria minimal 1 buah jamban dan 1
buah urinoir.
f. Tempat sampah
Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan dalam halus dan
rata, serta berpenutup, jumlahnya ketersediaannya pun cukup.
2. Bagian Dalam
a. Bangunan
Susunan bangunan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan arus lalu lintas
orang menjadi lancar, tempat usaha yang sejenis seperti penjualan daging, sayur
mayur, kain, warung makan, dll, dikelompokkan tidak bercampur. Permukaan bangunan
tempat penjualan rata, miring, dan lebih tinggi dari lantai.
b. Lantai
Lantai bersih, bahan kuat, kedap air, permukaan rata namun miring ke arah saluran
pembuangan dan tidak licin.
3. Lain-lain
a. Alat-alat pembersih
Tersedia alat pembersih dengan jumlah yang cukup dan alat pembersih masih berfungsi
dengan baik.
b. Kotak P3K
Tersedia minimal 1 kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana yang masih dalam
keadaan baik.
c. Pemadam kebakaran
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik dan mudah dijangkau, serta
terdapat penjelasan tentang cara penggunaannya.
d. Pengeras suara
Tersedia alat pengeras suara untuk memberikan penerangan/pengumuman dan alat
masih berfungsi dengan baik.

G. Inspeksi Sanitasi Sekolah


Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau
murid di bawah pengawasan guru.
Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang
umumnya wajib sekolah dasar untuk anak-anak dan sekolah menengah
untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses
dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan
menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang
sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun).
Kebijakan dalam penyelenggaraan sanitasi dan higiene sekolah sejalan dengan
kebijakan program Lingkungan Sehat, Kepmenkes Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan lingkungan di sekolah, kebijakan
Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat dan
Kepmenkes Nomor 582/Menkes/SK/IX/2009 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM).
Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan melalui tiga program pokok
yang meliputi:
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat
Strategi dalam penyelenggaraan Sanitasi dan Higiene Sekolah adalah bagian dari
strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui kemitraan
pemerintah-swasta melalui pembinaan yang dilaksanakan secara lintas program dan
lintas sektor melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan. Lingkungan
sekolah yang aman, nyaman dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung proses
belajar mengajar. Fasilitas sanitasi sekolah yang meliputi sir bersih, toilet (kamar mandi,
WC dan urinoir), sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah dan
pengendalian vektor di lingkungan sekolah perlu mendapatkan perhatian. Fasilitas
sanitasi atau kesehatan lingkungan yang tidak memadai merupakan faktor risiko
terjadinya berbagai gangguan kesehatan termasuk kecelakaan dan berbagai penyakit
berbasis lingkungan seperti diare, DBD, ISPA,dll.
Di samping itu bangunan gedung sekolah ini memenuhi persyaratan keselamatan
yakni memiliki struktur yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi
pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan
mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya, serta dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau
proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
Sedangkan persyaratan kesehatan yang hendak dipenuhi adalah bahwa
bangunan gedung sekolah ini mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi
udara dan pencahayaan yang memadai. Ia memiliki sanitasi di dalam dan di luar
bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor
dan/atau air limbah, kotoran dan tempat sampah, serta penyaluran air hujan. Bahan
bangunan pun merupakan bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Bangunan gedung sekolah ini akan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang
mudah, aman, dan nyaman. Adapun faktor kenyamanan yang penting diperhatikan
adalah bangunan gedung ini mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran. Setiap ruangan memiliki temperatur dan
kelembaban yang tidak melebihi kondisi di luar ruangan, serta setiap ruangan
dilengkapi dengan lampu penerangan. Sebagai bangunan gedung bertingkat bangunan
gedung sekolah ini tidak melebihi dari tiga lantai serta dilengkapi tangga yang
mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna.
H. Inspeksi Sanitasi Hotel Melati
Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil.
Hotel merupakan bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan
fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan beberapa fasilitas jasa
penginapan, pelayanan makanan dan minuman, pelayanan barang bawaan, pencucian
pakaian, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no
22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978, klasifikasi hotel dibedakan dengan
menggunakan simbol bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu
hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun sekali
dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata.
Beberapa persyaratan kesehatan dan bangunan harus dipenuhi sebuah hotel
melati agar dapat menjadi laik sehat adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a. Lokasi
Lokasi terhindar dari pencemaran fisik, kimia, bakteriologis, serta tidak terletak pada
daerah banjir
b. Lingkungan
Lingkungan aman dari kemungkinan sebagai sarang vektor, dan dapat mencegah
masuknya binatang pengganggu. Memiliki pagar yang kuat.
c. Bangunan
Bangunan kokoh dan kuat serta tidak memungkinkan sebagai tempat berkembangnya
serangga dan tikus.
2. Bagian Dalam
a. Lantai
Latai bersih , tidak licin, terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air, permukaan rata
serta tidak memungkinkan adanya genangan air.
b. Dinding
Dinding berwarna terang, bersih, kedap air, dan bagian dalam mudah dibersihkan.
c. Atap
Atap tidak bocor dan tidak memungkinkan adanya genangn air.
d. Langit-langit
Langit-langit memiliki tinggi minimal 2,5m serta bersih.
e. Pintu
Pintu dapat dibuka dan ditutup dengan baik dan dapat mencegah masuknya binatang
pengganggu.
f. Kondisi Ruang
Kondisi ruang tidak pengap, bebas dari kuman patogen. Ruangan tidak berbau amoniak
serta gas eracun yang melampaui batas. Tingkat kebisingan ruang tidak melebihi
persyaratan.
3. Fasilitas sanitasi
a. Kualitas air
Kualitas air memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologis serta radioaktif.
b. Kuantitas air
Jumlah air yang tersedia setiap kamar minimal 120 L/hari/kamar, dan tersedia pada
setiap tempat kegiatan.
c. Pembuangan air limbah
Memiliki sarana pengolahan air limbah dimana air limbahnya mengalir dengan lancar,
saluran air limbah dengan sistim tertutup dan kedap air.
d. Toilet
Toilet bersih dan tidak berbau, terpisah dengan dapur, kamar tidur dan ruang tamu,
lantainya kedap air, tidak licin dan miring ke arah saluran pembuangan.
e. Pengolahan Sampah
Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air dan tertutup yang letaknya mudah
dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah. Sampah dari tiap ruangan
diangkut/dikosongkan tiap hari.
I. Inspeksi Sanitasi Gedung Bioskop
Gedung bioskop adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana umum dengan
membayar dapat menonton film di tempat tersebut. Dasar pelaksanaan Penyehatan
Lingkungan Bioskop adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman
Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum
Gedung pertunjukan merupakan suatu tempat yang punya bangunan/gedung
dengan konstruksi tertentu dimana umum berkumpul dengan dapat melihat pertunjukan
pada sebuah panggung.
Sanitasi Bioskop memberikan berbagai indikator/parameter yang harus
diperhatikan. Beberapa persyaratan kesehatan dan bangunan harus dipenuhi sebuah
gedung bioskop agar dapat menjadi laik sehat adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a. Lokasi
Lokasi terhindar dari pencemaran lingkungan dan tidak terletak di daerah rawan banjir.
b. Lingkungan/halaman
Lingkungan/halaman bersih, tidak terdapat genangan air dan air limbah pun dapat
mengalir dengan lancar.
2. Bagian Dalam
a. Lantai
Lantai bersih, berbahan kuat, kedap air dengan permukaan yang rata, tidak licin dan
tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
b. Dinding dan langit-langit
Dinding dan langit-langit bersih, kuat dan berwarna terang.
c. Atap
Atap tidak bocor/kuat dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
d. Pintu
Pintu kuat serta dapat mencegah masuknya serangga dan binatang pengganggu.
e. Pagar
Pagar kuat dan terpelihara.
f. Kursi
Kursi kuat dengan sandaran yang ergonomic.
g. Pintu bahaya/darurat
Pintu bahaya/darurat terletak di sebelah kanan dan kiri, membuka ke arah luar dan
terdapat lampu merah dengan tulisan “Pintu Darurat”.
h. Ventilasi
Terdapat perlengkapan untuk sirkulasi udara dan udara pun terasa nyaman/tidak panas.
i. Pencahayaan
Tersedia penerangan untuk pembersihan dan pencahayaan di dalam ruang tidak
menimbulkan kesilauan.
j. Proyektor
Tidak bergetar, gambar yang ditampilkan terlihat jelas.
k. Layar
Layar berwarna putih dengan pinggiran berwarna gelap, tinggi dasar layar sejajar
dengan pemandangan kursi terdepan.
l. Suara
Suara jelas, tidak terlalu keras dan tidak bergema.
3. Fasilitas Sanitasi
a. WC/jamban
WC/jamban bersih terpelihara, terpisah antara jamban pria dengan jamban wanita, dan
jumlah jamban serta air bersih yang tersedia cukup.
b. Peturasan
Peturasan/urinoir bersih dan tidak berbau, jumlah peturasan serta air bersih yang
tersedia cukup.
c. Tempat sampah
Tersedia dengan jumlah yang cukup, permukaan bagian dalam halus dan dilengkapi
dengan penutup.
d. Pembuangan limbah
Saluran air limbah dengan sistim tertutup dan kedap air yang dihubungkan dengan riol
kota atau diolah dalam SPAL, air limbah mengalir dengan lancar
4. Lain-lain
a. Kotak P3K
Tersedia minimal 1 kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana.
b. Alat pemadam kebakaran
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik dan mudah dijangkau,
dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai