PEKERJAAN :
Pembangunan Rumah Singgah Operator PT. PLN (Persero) Sektor Papua dan
Papua Barat.
Lokasi :
DAFTAR ISI :
DAFTAR ISI
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
DIVISI I
UMUM
SEKSI 1.1
RINGKASAN PEKERJAAN
1) Umum
Cakupan pekerjaan dari Kontrak ini meliputi Kelompok Pekerjaan yang berbeda
yaitu : 1) Pekerjaan Persiapan dan Akhir serta Commisioning; 2) Pekerjaan
Struktur; 3) Pekerjaan Arsitektur; 4) Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing; 5)
Pekerjaan Luar (External Work); 5) Pekerjaan Site & Landscape; tetapi tidak
terbatas pada salah satu atau semua klasifikasi pekerjaan yang tertera di
VI-1-1/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
2) Pekerjaan Sipil
a) Pekerjaan Sub Struktur mencakup pekerjaan :
i.) Pekerjaan Galian Tanah dan Pondasi; Pasangan Pondasi Batu Kali dan
Struktur Pondasi Beton Bertulang serta pekerjaan pendukung lainnya
yang ditunjukkan dalam Gambar Struktur maupun Spesifikasi.
ii.) Pekerjaan Beton; Struktur Lantai dan Kolom & Ground Water Tank;
hingga memenuhi syarat-syarat fungsional dan keamanan bangunan
yang diharapkan, sesuai Gambar Sub Struktur berikut gambar-gambar
kerja selama masa konstruksi.
b) Pekerjaan Super Struktur mencakup pekerjaan :
i) Pekerjaan Super Struktur Beton Bertulang (Kolom, Balok, Plat);
Pasangan Dinding; Pekerjaan Sipil Non Struktural seperti Kolom Praktis,
Latei dan Ring; serta pekerjaan pendukung lainnya yang ditunjukkan
dalam Gambar Struktur maupun Spesifikasi.
ii) Pekerjaan Super Struktur Baja dan Atap Genteng, hingga memenuhi
syarat-syarat fungsional dan keamanan bangunan yang diharapkan,
sesuai Gambar Super Struktur berikut gambar-gambar kerja selama
masa konstruksi.
3) Pekerjaan Arsitektur mencakup pekerjaan :
a) Pekerjaan Komponen & Finishing Arsitektural Gedung Eksterior dan
Interior;
b) Pekerjaan Luar (Eksternal);
c) Pekerjaan Site & Landscape;
d) Pekerjaan Art Work dan;
e) Pekerjaan Pelengkap Lainnya.
f) Sesuai Gambar Arsitektur berikut gambar-gambar kerja selama masa
konstruksi.
VI-1-2/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
a) Pekerjaan baru berupa sarana dan prasarana fisik berupa Pagar Proyek;
Pos Keamanan; Sistim Dewatering; Direksi Keet dan pekerjaan Persiapan
lainnya yang dibuat sesuai Kontrak atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Melakukan pembersihan akhir dan uji coba/commisioning sarana dan
prasarana yang telah dibuat, termasuk pemeliharaan rutin selama kurun
waktu yang ditentukan dalam Kontrak.
VI-1-3/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
SEKSI 1.2
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1.2.1. UMUM
1) Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan
secara umum harus memenuhi berikut :
a) Ketentuan hal-hal Mobilisasi untuk semua Kontrak
i) Penyewaan sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.
VI-1-4/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
VI-1-5/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
a) Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detail di
lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, bengkel, gudang,
Mesin-mesin, fasilitas dan utilitas pendukungnya bila memungkinkan dibuat
dalam Site.
b) Jadual pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadual
kedatangan peralatan di lapangan.
c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.
d) Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan
agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan
jadual tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur .
e) Suatu jadual kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart)
yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva “S”
kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
1) Pengukuran
VI-1-6/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
2) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadual pembayaran
yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua
pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal 1.2.1.(1) dari Spesifikasi
ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Kontraktor untuk menambah peralatan
yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk
Mobilisasi dan Demobilisasi.
3) Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai
berikut:
50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau
fasilitas lainnya telah lengkap dimobilisasi.
20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamana Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu
dari kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.(3) maka jumlah
yang disahkan Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase
angsuran penuh dari harga lump sum.
Mobilisasi dan Demobilisasi dikurangi sejumlah dari 1% (satu persen) nilai
angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai
maksimum 50 (lima puluh) hari.
SEKSI 1.3
KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA
1.3.1. UMUM
1) Uraian Pekerjaan
Menurut Seksi ini, Kontraktor harus membangun, menyediakan, memasang,
memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus
memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-
gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang
dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek.
VI-1-7/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
3) Ketentuan Umum
a) Kontraktor harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan pada suatu Lokasi dan Denah
Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program
Mobilisasi seperti dirinci dalam Pasal 1.2.2.(2), di mana penempatannya
harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Bangunan untuk Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa,
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan dan
lingkungan sekitar.
d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik,
tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya
(bebas banjir).
e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang
cocok, sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami
kerusakan.
f) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat lain atau dirakit
dari komponen-komponen pra-fabrikasi.
g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.
h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan harus
baru dan memenuhi syarat dapat berfungsi sesuai dengan maksud
pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku.
i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan
diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan
air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari
kerikil serta tempat parkir.
j) Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K
yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.
1) Umum
Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang memadai
dan memenuhi kebutuhan proyek sesuai Seksi dari Spesifikasi ini.
2) Ukuran
Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Kontraktor dan
harus menyediakan sebuah ruangan yang memadai digunakan untuk rapat
kemajuan pekerjaan.
VI-1-8/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
3) Alat Komunikasi
Kontraktor harus menyediakan saluran langsung berupa telepon atau radio.
Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau tidak
dapat disediakan dalam periode mobilisasi. maka Kontraktor harus
menyediakan suatu sistem komunikasi 2 arah (2-way) sejenis Telepon Flexi/HT
dan dapat diandalkan antara kantor Pemilik/Pemberi Tugas dan titik terjauh di
lapangan. Sistem komunikasi ini harus paling sedikit mempunyai 2 (dua) line
yang mampu untuk mengirim dan menerima pesan secara lisan dan tertulis,
dipasang dan digunakan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
4) Perlengkapan dalam Ruang Rapat dan Ruang Penyimpanan Dokumentasi
Proyek
Meja rapat dengan kursi untuk paling sedikit 12 orang
Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Proyek
secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan
ruang rapat.
VI-1-9/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Umum
Kontraktor tidak diperkenankan membangun akomodasi penginapan para
pekerjanya dilapangan pada site proyek untuk keamanan proyek. Untuk itu
Kontraktor dapat mengupayakan dengan menyewa lahan di sekitar site proyek
atau pada daerah yang belum terbangun dan atas persetujuan/Ijin tertulis dari
Direksi Pekerjaan .
2) Lingkungan Akomodasi
Akomodasi yang disediakan oleh Kontraktor harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan tampak tidak kumuh. Di dalam fasilitas akomodasi para pekerja
harus disediakan fasilitas MCK dan air bersih secukupnya, penerangan listrik,
dan fasilitas lain yang dianggap perlu.
SEKSI 1.4
PEMBAYARAN SERTIFIKAT BULANAN
1.4.1. UMUM
1) Uraian
Seksi ini merinci ketentuan dan prosedur untuk pelaksanaan pembayaran
bulanan sementara secara teratur melalui usulan Sertifikat Bulanan yang harus
disiapkan dan diajukan oleh Kontraktor, diperiksa dan dievaluasi oleh Tim
Direksi Pekerjaan disahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan dengan seksi ini
a) Syarat-syarat kontrak (Bab III dari Dokumen Kontrak ) : Pasal-pasal yang
berkaitan
VI-1-11/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
b) Prosedur variasi
c) Penutupan kontrak
d) Pasal-pasal yang berkaitan dengan pengukuran dan pembayaran untuk
setiap Seksi dalam Spesifikasi ini.
VI-1-12/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Waktu
a) Direksi Pekerjaan dan/atau Wakilnya akan memeriksa detail dan
perhitungan setiap usulan Sertifikat Bulanan, kemudian Kontraktor harus
diberitahu akan persetujuan atau penolakan dalam waktu 7 (tujuh) hari
setelah tanggal penyerahan usulan Sertifikat Bulanan tersebut
b) Tanpa memandang apakah diadakan koreksi atau tidak terhadap usulan
Sertifikat Bulanan, sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan
selama pemeriksaannya, setiap Sertifikat Bulanan harus dilengkapi dengan
tanda tangan dari semua pihak, dan harus siap untuk disampaikan kepada
Pemilik Proyek paling lambat hari kesepuluh bulan berikutnya
VI-1-13/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1.4.4. PEMBAYARAN
1) Jika tidak ditentukan lain dalam surat perjanjian kerja pelaksanaan
pembangunan (kontrak) antara Pemilik dan Pemenang Lelang, maka
pembayaran angsuran harga borongan dapat ditetapkan menurut prestasi
pelaksanaan yang perinciannya akan ditentukan di dalam kontrak tersebut.
2) Prestasi yang diperhitungkan adalah prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan
di lapangan ditambah prestasi bahan yang dinilai berdasarkan urutan
pekerjaan yang siap dilaksanakan disebut material on site dapat diperhitungkan
sebagai claim pembayaran bila hal ini dimufakati dalam proses negosiasi.
SEKSI 1.5
STANDAR RUJUKAN
1.5.1. UMUM
VI-1-14/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Uraian
Bilamana bahan atau pekerjaan yang diisyaratkan oleh spesifikasi ini harus
memenuhi atau melebihi peraturan atau standar yang disebutkan, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan bahan dan sistem
pengerjaan yang sedemikian.
Keberlakuan dokumen pelaksanaan pada hakekatnya berlaku secara terpadu,
namun secara hirarkis urutan keberlakunya : Kontrak, RKS, Dokumen Gambar,
Peraturan dan Standar, Risalah Rapat, dan Instruksi Direksi Pekerjaan. Apabila
ada perbedaan di antara Dokumen Proyek, Kontraktor wajib dan bertanggung
jawab untuk meminta kejelasan kepada Direksi Pekerjaan.
Peraturan dan standar yang disebutkan ini akan menetapkan ketentuan mutu
untuk berbagai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan cara pengujian
untuk menentukan mutu yang diisyaratkan dapat dicapai.
2) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan dengan seksi ini
a) Syarat – syarat kontrak ( Bab III dari Dokumen Kontrak ) : Pasal – pasal
yang berkaitan
b) Nama peraturan atau standar yang disebutkan dalam gambar dan dalam
Seksi lain dari Spesifikasi ini.
1) Sewaktu Pengadaan
Dalam pengadaan seluruh jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini,
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memeriksa dengan detail
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan dan standar yang
disebutkan, dan memeriksa bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan
2) Sewaktu Pelaksanaan
Direksi Pekerjaan berhak untuk menolak hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan minimum yang disyaratkan. Direksi Pekerjaan juga berhak, dan
tanpa merugikan pihak lain, untuk menerima hasil pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan dengan cara mengadakan penyesuaian terhadap Harga
Satuan atau nilai pekerjaan tersebut.
4) Standar
VI-1-15/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
5) Tanggal Penerbitan
Tanggal pada saat penerbitan Dokumen Kontrak harus diambil sebagai tanggal
penerbitan, kecuali bilamana disebutkan tanggal penerbitan tertentu maka
tanggal penerbitan tersebut harus diambil sesuai dengan standar yang
berkaitan.
SEKSI 1.6
BAHAN DAN PENYIMPANAN
1.6.1. UMUM
VI-1-16/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Sumber Bahan
Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah
diidentifikasi serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi
bagi Kontraktor. Kontraktor tetap harus bertanggungjawab untuk
mengidentifikasi dan memeriksa bahan, apakah bahan tersebut cocok untuk
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3) Persetujuan
a) Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan
tertulis dan Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya.
Bahan tidak boleh dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan
yang telah disetujui.
b) Jika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan
yang sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus
VI-1-17/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
ditolak, dan harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48 jam, kecuali
terdapat persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan.
1) Umum
Bahan harus disimpan sedemikian rupa (sesuai dengan anjuran
pabrik/produsen) sehingga mutunya terjamin dan terpelihara, serta siap
dipergunakan untuk pekerjaan. Bahan yang disimpan harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi
Pekerjaan. Tanah dan bangunan (property) orang lain tidak boleh dipakai
sebagai tempat penyimpanan bahan tanpa ijin tertulis dari pemilik atau
penyewanya.
1.6.5. PEMBAYARAN
VI-1-18/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
SEKSI 1.7
JADWAL PELAKSANAAN
1.7.1. UMUM
1) Uraian
Jadual pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadual tersebut diperlukan
untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam
program mobilisasi telah selesai.
3) Pengajuan
a) Kontraktor harus menyiapkan Jadual pelaksanaan dalam batas waktu 14
hari setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadual pelaksanaan itu harus
diserahkan dan mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan, dengan detail
yang disyaratkan dalam Pasal 1.7.2 dari Spesifikasi ini, di mana detail
tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan oleh
Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan.
b) Setiap bulan Kontraktor harus melengkapi Jadual Pelaksanaan untuk
menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual
sampai tanggal 25 pada bulan bersangkutan.
c) Kontraktor harus menyerahkan Interval Mingguan pada setiap hari Senin
pagi, Jadual kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi
dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
d) Jadual Pelaksanaan untuk Sub Kontraktor harus diserahkan terpisah atau
menjadi satu dalam seluruh Jadual Pelaksanaan.
VI-1-19/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
3) Jadual Produksi Untuk Instalasi Pencampur Ready Mix Beton dan Peralatan
Pendukung
1) Waktu
Revisi semua Jadual pelaksanaan yang diuraikan pada Pasal 1.7.2 harus
dilaksanakan bilamana kemajuan keuangan aktual berbeda lebih dari 15 (lima
belas) persen dari kemajuan keuangan rencana atau bilamana terdapat
perubahan kuantitas yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau
Addenda.
2) Laporan
VI-1-20/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
SEKSI 1.8
PROSEDUR VARIASI
1.8.1. UMUM
1) Uraian
VI-1-21/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
4) Pengajuan
a) Pihak Kontraktor harus menunjuk secara tertulis salah seorang anggota
dalam perusahaannya untuk menerima variasi dalam Pekerjaan dan
bertanggung jawab untuk memberitahu kepada para pelaksana lainnya
tentang adanya variasi tersebut.
b) Direksi Pekerjaan akan menunjuk secara tertulis orang yang diberi
wewenang untuk mengurus prosedur Variasi atas nama Pemilik.
c) Kontraktor harus melengkapi perhitungan untuk setiap usulan pekerjaan
yang akan dibayar lump sum, dan untuk setiap Harga Satuan yang belum
ditetapkan sebelumnya dengan data pendukung yang lengkap sehingga
dapat dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan.
VI-1-22/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
Pembayaran yang ada, bersama dengan setiap Harga Satuan baru atau
Jumlah Harga yang dipandang Kontraktor memerlukan kesepakatan.
2) Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Variasi dan memberi nomor unit Variasi
tersebut. Variasi akan menguraikan perubahan dalam Pekerjaan, baik
penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran Dokumen Kontrak yang
direvisi seperlunya untuk mencantukan detail perubahan tersebut.
1) Isi Addendum akan didasarkan pada salah satu dari hal-hal berikut:
VI-1-23/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
SEKSI 1.9
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
1.9.1. UMUM
Laporan ini berisikan kondisi dan kejadian faktual yang terjadi pada setiap
kurun waktu yang telah ditentukan yang sangat bermanfaat bagi dasar
pengambilan keputusan dan langkah-langkah atau kebijakan dalam
Pelaksanaan Proyek.
4) Pihak pemborong wajib menyediakan Buku Catatan Harian Direksi yang akan
diisi pula oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam proyek. Kontraktor
wajib mempelajari catatan-catatan harian tersebut dan menandatangani
sebagai tanda setuju.
VI-1-24/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
3) Jika Pemborong lalai melakukan hal tersebut seperti ayat 1, 2, ataupun Direksi
Pekerjaan lalai melakukan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, maka
masing-masing pihak dapat mengadakan kesepakatan baru sesuai peraturan
yang berlaku.
SEKSI 1.10
PENUTUPAN KONTRAK
1.10.1. UMUM
1) Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang
berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak dan bilamana Kontraktor menganggap
bahwa Pekerjaan tersebut telah selesai, termasuk semua kewajiban dalam
periode pemeliharaan, maka Kontraktor harus mengajukan permohonan untuk
penyerahan akhir. Setelah penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial
work) yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan akhir dan Pekerjaan tersebut dapat diterima, maka Direksi
Pekerjaan harus menyiapkan dan menerbitkan Berita Acara Penyelesaian Akhir.
2) Permohonan Kontraktor
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor berikut:
VI-1-25/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Waktu
a) Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang
berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pembayaran akhir bersama dengan semua detail pendukung
sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Setelah ditelaah oleh Direksi Pekerjaan dan jika perlu diamandemen oleh
Kontraktor, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara Pembayaran
Akhir oleh Pemilik.
Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi
Pekerjaan tidak terbatas pada hal-hal berikut :
i) Jumlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam Kontrak.
ii) Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang dibuktikan
dalam berita acara pengukuran dan hasil perhitungan pada pekerjaan yang
bersangkutan
iii) Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam Addenda
selama Periode Kontrak.
iv) Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap Jumlah Harga Kontrak
sebagai akibat dari:
(1) Denda akibat keterlambatan, bila ada.
(2) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar.
(3) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam
Addendum.
(4) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan
persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
v) Perhitungan Jumlah Harga Kontrak akhir.
VI) Ringkasan lembaran neraca yang menunjukkan selesainya Pengembalian
Semua Uang Muka dan pencairan semua Uang Yang Ditahan (Retention
Money).
VII) Jadual tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
VI-1-26/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
VIII) Jumlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Kontraktor.
Berdasarkan detail Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi
Pekerjaan, Direksi Pekerjaan harus juga menyiapkan Addendum Penutup yang
harus ditandatangani Pemilik dan Kontraktor, dilengkapi dengan perhitungan
akhir dari Jumlah Harga Kontrak. Setelah memperoleh tanda tangan
Kontraktor, selanjutnya Direksi Pekerjaan menyerahkan Addendum Penutup
tersebut ke Pemilik untuk ditandatangani bersama-sama dengan Berita Acara
Pembayaran Akhir yang telah disetujui.
SEKSI 1.11
DOKUMEN REKAMAN PROYEK
1.11.1. UMUM
1) Uraian
Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga rekaman yang akurat
dari semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam satu set
Dokumen Rekaman Proyek, dan harus memindahkan informasi akhir tersebut
ke dalam Dokumen Rekaman Akhir sebelum penyelesaian Pekerjaan.
3) Pengajuan
a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan satu set Dokumen
Rekaman Proyek yang dalam keadaan terpelihara pada setiap bulan tanggal
25 untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Dokumen Rekaman
Proyek yang telah disetujui Direksi Pekerjaan ini, menjadi prasyarat untuk
pengesahan Sertifikat Bulanan.
b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Rekaman Proyek akhir pada
saat permohonan Berita Acara Penyelesaian Akhir untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, disertai dengan surat pengantar yang
berisi :
Tanggal.
Nomor dan Nama Proyek
Nama dan Alamat Kontraktor.
Judul dan Nomor tiap Dokumen Rekaman.
Berita Acara yang menyatakan bahwa setiap dokumen yang diserahkan
telah lengkap dan benar.
Tanda tangan Kontraktor, atau wakilnya yang sah.
VI-1-27/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Penanggungjawab
Kontraktor harus melimpahkan tanggung jawab pemeliharaan Dokumen
Rekaman kepada salah seseorang staf yang ditunjuk sebagaimana yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelumnya.
2) Pemberian Tanda
Segera setelah diterimanya Dokumen Kerja (Job Set), Kontraktor harus
memberi tanda pada setiap dokumen dengan judul "Dokumen Rekaman
Proyek-Dokumen Kerja", dalam huruf cetak setinggi 5 cm.
3) Pemeliharaan
Pada saat penyelesaian Kontrak, kemungkinan sejumlah Dokumen Kerja harus
dikeluarkan untuk mencatat masukan-masukan baru dan untuk pemeriksaan
dan dalam kondisi-kondisi yang demikian kegiatan seperti ini akan
VI-1-28/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
5) Waktu Pencatatan
Semua catatan harus dibuat dalam jangka waktu 24 jam terhitung sejak
diterimanya informasi :
a) Keakuratan :
Gunakan semua sarana yang diperlukan termasuk perlengkapan khusus
yang dipakai pengukuran, untuk menentukan lokasi bagian-bagian yang
terpasang dan untuk memperoleh data masukan yang akurat.
1) Umum
VI-1-29/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
Seluruh perubahan data yang ditunjukkan dalam Dokumen Kerja dan Gambar
Rekaman harus dipindahkan dengan teliti ke dalam “Gambar Rekaman Akhir”
menurut masing masing gambar aslinya (sesuai Nomor dan Code Gambar serta
pengembangannya), dan penjelasan yang lengkap dari semua perubahan
selama pelaksanaan dan lokasi aktual dari semua jenis pekerjaan harus
ditunjukkan dengan jelas.
Berilah tanda perhatian pada setiap catatan dengan tanda "awan" yang
mengelilingi tempat atau tempat-tempat yang mengalami perubahan.
Buatlah semua catatan perubahan pada dokumen yang asli dengan rapi,
konsisten, dan ditulis dengan tinta atau pinsil keras hitam.
VI-1-30/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Umum
SEKSI 1.12
PEKERJAAN RUTIN PEMELIHARAAN
SELOKAN, SALURAN AIR GALIAN DAN TIMBUNAN
1.12.1. UMUM
VI-1-31/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
SEKSI 1.13
TRANSPORTASI DAN PENANGANAN
1.13.1. UMUM.
1) Uraian
1.13.2. PELAKSANAAN
1) Standar
2) Koordinasi
VI-1-32/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
SEKSI 1.14
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1.14.1. UMUM
1) Uraian
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara
Pekerjaan bebas dan akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah,
yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan,
semua sisa bahan bangunan dan bahan - bahan tak terpakai, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh
permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal
dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
VI-1-33/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus mengembalikan
VI-1-34/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
2) Pada saat pembersihan akhir, semua bagian pekerjaan fisik, instalasi, dan
perlengkapan lainnya harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik
yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di
tempat kerja dan semua lokasi yang diperkeras untuk persiapan dan tempat
kerja harus digali dan dibersihkan. Semua permukaan lahan site maupun sekitar
site lainnya kondisi permukaannya harus dikembalikan seperti semula, bersih
dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang ke luar kawasan proyek.
1) Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pembersihan
yang dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan atau menurut Seksi dari
Spesifikasi ini. Biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke dalam
berbagai harga penawaran lump sum, untuk operasi pemeliharaan rutin
sebagaimana disyaratkan dalam Seksi 10.1 dari spesifikasi ini.
SEKSI 1.15
ASPEK LINGKUNGAN HIDUP
1.15.1. UMUM
1) Uraian
a) Kontraktor harus memahami dampak lingkungan yang mungkin terjadi
akibat pelaku kegiatan konstruksi, serta cara penanganannya sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
VI-1-35/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisi
Bab VI - Divisi I : Umum
-
mesin harus menghasilkan gas buang yang cocok dengan mutu udara yang
ada. Operasi dan pemeliharaan semua kendaraan dan mesin-mesin harus
dilaksanakan sesuai ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan
tanah.
2) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka semua kegiatan
pekerjaan dilaksanakan bukan pada malam hari.
3) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai
dengan yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja
setempat.
4) Dalam pemilihan lokasi sumber bahan (quarry) untuk urugan lokasi
pembuangan galian, beberapa arahan di bawah ini prioritas harus diberikan
pada lokasi sumber bahan dan lokasi pembuangan yang sudah dibuka, bila
semua jumlah/ kapasitas dan mutunya memenuhi.
5) Lokasi sumber bahan harus dipilih yang memberikan rasio tertinggi antara
kapasitas bahan yang digali (baik kuantitas maupun kualitas) dan kehilangan
sumber daya negara.
6) Pembuangan galian di daerah sumber daya alam yang vital harus dihindari,
seperti persawahan, hutan tanaman keras dan hutan lebat lainnya maupun
daerah-daerah penghasil bahan makanan untuk burung dan hewan lainnya.
VI-1-36/37
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
DIVISI II
PEKERJAAN TANAH
SEKSI 2.1
PEKERJAAN GALIAN
2.1.1. UMUM
1. Pekerjaan tanah yang spesifikasinya tercantum dalam bab ini berlaku untuk
seluruh pekerjaan tanah.
VI-2-1/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
2.1.2. STRUKTUR
a. Penggalian untuk Pekerjaan Struktur Beton
Jika tidak ditentukan lain, Kontraktor harus menjaga agar galian selalu
kering dan tidak digenangi air selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung termasuk untuk waktu-waktu selanjutnya yang memang
diperlukan untuk menghindarkan agar struktur bangunan tidak terendam
air. Metoda untuk menjaga agar galian tidak digenangi air, dewatering dan
pembuangan airnya harus mendapat persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang selalu siap sedia dan dalam
jumlah yang mencukupi dilapangan untuk selalu berjaga-jaga dan
menjamin agar pelaksanaan dewatering jika sedang berlangsung tidak
terganggu.
Hasil galian pada akhirnya harus dirapikan dengan tangan, atau dengan
cara lain yang disetujui dan diarahkan oleh Direksi, sebelum pelaksanaan
konstruksi beton dimulai. Pada akhirnya pelaksanaan permukaan tanahnya
harus digali atau diurug sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
VI-2-2/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
e. Perataan Kawasan
Kawasan di sekitar atau distruktur harus diratakan sesuai dengan gambar.
Kontraktor harus mengatur pengurugan kembali sedemikian rupa agar
pelaksanaannya tidak membahayakan struktur. Perataan kawasan disekitar
struktur harus dilaksanakan dengan metoda yang telah disetujui oleh
Direksi. Jika terjadi kerusakan harus diganti atau diperbaiki dengan biaya
yang ditanggung oleh Kontraktor dan hasilnya memuaskan Direksi.
VI-2-3/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-4/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan setelah pekerjaan tiang
pada lokasi yang ditentukan telah selesai. Pekerjaan galian harus
meliputi pekerjaan pekerjaan berikut :
a. Persiapan.
b. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan pekerja.
c. Pembongkaran bangunan lama dan penebangan pohon yang
terdapat pada lokasi rencana bangunan.
d. Pekerjaan untuk struktur bawah harus memenuhi metode
pelaksanaan galian dan deskripsi tahapan di atas seperti yang
terdapat pada gambar, hingga level yang diinginkan sesuai dengan
gambar.
e. Ketentuan dari sistem dewatering adalah untuk menjaga level
muka air tanah pada 1 m di bawah dasar galian dan menjaga dasar
galian selalu dalam keadaan kering setiap saat. Detail persyaratan
untuk sistem dewatering terdapat pada bagian 3.2. dari spesifikasi
ini.
f. Proteksi slope galian menggunakan shotcrete dengan chicken mesh
atau metode lain diusulkan oleh kontraktor dengan persetujuan
Pengawas.
g. Kontraktor harus merencanakan pekerjaan stockpile yang
disesuaikan dengan material galian untuk digunakan sebagai
backfill. Semua material yang berlebihan harus dipindahkan dari
lokasi, yang akan menjadi tanggung jawab kontraktor.
2.2. Semua pekerjaan yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan engan pekerjaan di atas harus disertakan sebagai bagian
scope pekerjaan.
VI-2-5/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
2.3. Catatan pada gambar harus menjadi bagian dari spesifikasi ini.
3. Peralatan
Semua peralatan yang diajukan oleh Kontraktor harus sesuai dengan
pekerjaan dan harus disetujui oleh Pengawas. Kontraktor harus menjaga
peralatan dalam kondisi layak pakai.
4. Pelaksanaan
4.1. Pekerjaan Galian
a. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus menyerahkan
gambar detail lengkap shop drawing untuk semua tahap pekerjaan
sebagai metode pelaksanaan galian untuk memperoleh persetujuan
Pengawas yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor
belum dapat memulai pekerjaan sebelum mengubah metode hingga
memperoleh ijin dari Pengawas.
b. Tahapan pelaksanaan galian dan kedalaman galian harus disetujui oleh
Pengawas sebelum dimulainya kegiatan penggalian. Kontraktor harus
mempersiapkan gambar rencana yang menunjukkan kedalaman di
lapangan dari semua galian.
c. Kontraktor harus menyerahkan estimasi volume pekerjaan galian
berdasarkan data tanah dan dimensi area galian sesuai dengan
gambar yang ada.
d. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus memberitahukan
kepada Pengawas agar dilakukan Inspeksi.
e. Masing-masing tahap dari pekerjaan galian harus disertai dengan
sistem dewatering.
f. Kontraktor harus menyediakan jalan untuk pelaksanaan pekerjaan
Inspeksi.
g. Jika terdapat pergerakan tanah atau pergerakan lainnya pada struktur
atau jalan didekatnya selama pelaksanaan pekerjaan galian, maka
pekerjaan galian harus segera dihentikan dan perhitungan yang cukup
harus dilakukan untuk mencegah pergerakan lebih lanjut dengan
persetujuan Pengawas. Tidak akan ada tambahan biaya perpanjangan
waktu dalam laporan untuk kasus semacam ini.
h. Setelah pekerjaan galian mencapai level dasar galian akhir, dasar
galian harus dilindungi dengan menggunakan lapisan lean concrete
dengan tebal minimum 10 cm, seperti yang terdapat dalam gambar.
i. Apabila terdapat level galian yang berada di bawah level yang terdapat
pada gambar, maka Kontraktor dengan biaya sendiri harus mengurug
galian tersebut hingga elevasi rencana dengan material yang telah
disetujui seperti lean concrete atau kerikil berpasir, yang dipadatkan
hingga dapat mendukung minimal beban yang sama dengan tanah
disekitarnya.
VI-2-6/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-7/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
6. Toleransi Dimensi
a. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selesai tidak boleh
berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar atau
sesuai yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik.
Sedang untuk galian saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari
yang disyaratkan dengan kemiringan yang telah ditetapkan.
b. Permukaan galian Biasa maupun galian Struktur yang telah selesai dan
terbuka terhadap aliran air, permukaannya harus cukup rata dan harus
memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas
dari permukaan tersebut tanpa terjadi genangan.
VI-2-8/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-9/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
9. Jadwal Kerja
a. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi
sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam
kondisi yang stabil deng+an mempertimbangkan akibat dari
pengeringan, perendaman akibat hujan/ rembesan dan gangguan
lainnya dari operasi pekerjaan berikutnya.
b. Pelaksanaan pekerjaan Galian di luar jadwal Kerja Harian antara pk.
08.00 s.d. 17.00 WITA, harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan dan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
VI-2-10/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-11/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-12/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-13/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-14/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
SEKSI 2.2
PEKERJAAN TIMBUNAN
2.2.1. UMUM
VI-2-15/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
2.2.2. BAHAN
VI-2-16/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-17/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
2.2.4. GRADING
VI-2-18/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi II : Pekerjaan Tanah
-
VI-2-19/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
DIVISI III
PEKERJAAN BETON
SEKSI 3.1
PEKERJAAN BETON BERTULANG
3.1.1 UMUM
1) Uraian
VI-3-1/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
4) Toleransi
a) Toleransi Dimensi :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5 mm
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m +15 mm
Panjang balok, plat dek, kolom dinding - 0 dan +10mm
b) Toleransi Bentuk :
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10mm
Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang
Dimaksud) untuk panjang s.d. 3 m 2 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m 15 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm
VI-3-2/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
VI-3-3/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
3.1.2 BAHAN
1) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA DAN IV. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
VI-3-4/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
2) A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula, atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus
memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu
air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau air
minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90% kuat tekan
mortar dengan air suling atau minimum pada periode perawatan yang sama.
5) Sifat-sifat Agregat
a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri atas partikel yang bersih,
keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal
(boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan
pasir sungai.
VI-3-5/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang
diberikan dalam tabel 3.1.2. (2) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai
dengan prosedur SNI (AASHTO) yang berhubungan.
1) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang diisyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang
diberikan dalam tabel 3.1.3.(1).
2) Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan
dengan membuat dan menguji campuran percobaan, disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan, dengan menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama
seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan
sifat-sifat campuran yang diisyaratkan dalam Tabel : 3.1.3.( 3) di bawah.
VI-3-6/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
VI-3-7/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
4) Penyesuaian campuran
a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang
semula dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan
perubahan pada berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal
apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air
semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang
menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air
atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk
meninggalkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui,
kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
pekerjaan
c) Penyesuaian Untuk bahan-bahan Baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa peberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan bahan baru tidak
boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara
VI-3-8/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
5) Penakaran Agregat
a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan
semen bukan kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur
beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
b) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan di
pertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan
jenuh-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan
air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi
paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang
memadai dari tumpukan agregat .
6) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari
jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang
merata dari seluruh bahan.
b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang akurat untuk
mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air di
tambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus di masukan
sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapsitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5
menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik
untuk setiap penambahan 0,5 m3
e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat
mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton
dengan cara manual harus dibatasi pada beton non struktural.
VI-3-9/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
VI-3-10/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
3) Perancah
a) Perancah harus dibuat dengan terencana sehingga tidak
mengganggu/menghambat aliran air.
b) Perancah harus dibuat di atas pondasi yang kuat dan kokoh serta terhindar
dari bahaya penggerusan dan penurunan.
c) Konstruksi perancah harus kokoh terhadap pembebanan yang akan
dipikulnya. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-
langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan pelendutan perancah.
d) Konstruksi perancah harus menjamin bahwa permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang
seharusnya menurut Gambar Rencana.
e) Perancah harus dibuat dari baja dan atau kayu. Pemakaian bambu untuk
hal ini tidak diperbolehkan.
f) Bila perancah terpasang sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukkan tanda-tanda adanya penurunan sehingga
menurut pendapat Direksi Pekerjaan hal itu akan menyebabkan kedudukan
(peil) akhir tidak akan dapat dicapai sesuai dengan gambar rencana atau
penurunan tersebut akan sangat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Akibat dari
semua ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g) Gambar Kerja perancah dan sistim pondasinya, secara detail harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui.
h) Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan sebelum gambar kerja tersebut
disetujui serta perancah telah dianggap cukup kuat dan kokoh untuk
dipergunakan.
i) Setelah mutu beton memenuhi dan umur beton tercapai (dengan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan) maka perancah harus dibongkar dan
diangkut keluar proyek.
j) Kegagalan pelaksanaan konstruksi perancah, seluruhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
4) Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus di bentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara
manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas
harus dibuang sebelum pengecoran beton.
b) Acuan dapat dibuat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan
yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan
selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan
akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi untuk “Beton Exposed”
digunakan multiplex lapis film tebal 15 mm dibuat serapi mungkin untuk
menghasilkan kualitas performance beton yang bagus. Seluruh
penyelesaian sudut-sudut tajam harus sesuai gambar rencana.
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.
5) Bagian Pekerjaan Lain Terkait
VI-3-11/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
6) Pengecoran
a) Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
lambat 3x24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24
jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton
dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut
dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan
persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan
seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh melaksanakan
pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk
memulai pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana
Direksi pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi
pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan
air atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak khusus (form oil)
yang tidak meninggalkan bekas.
d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak di
cor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah
pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik
waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan
bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan
(retarder) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai sambungan
konstruksi (construction joint ) yang telah di setujui sebelumnya atau
sampai pekerjaan selesai.
f) Beton harus di cor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus di cor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk
VI-3-12/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui 1 meter dari tempat awal
pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus di cor dalam lapisan-
lapisan horisontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm. Untuk dinding
beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm. Beton tidak boleh di cor langsung dalam air.
i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa, sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis agar dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan
dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang
lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum
pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus
disapu/dilepa dengan adukan semen dengan campuran air secukupnya.
k) Permukaan beton tidak boleh digenangi air dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran.
7) Sambungan Konstruksi
a) Jadual pengecoran beton yang berkaitan/merupakan satu kesatuan struktur
yang diusulkan, Direksi Pekerjaan harus menetapkan lokasi sambungan
(pengecoran) konstruksi atau seperti ditunjukkan pada Gambar, dan harus
mengikuti Pasal 5.8. dan 6.5. dari P.B.I.1971. Sambungan konstruksi tidak
boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur kecuali
disyaratkan demikian.
b) Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap
monolit.
c) Khusus untuk struktur kedap air seperti Retaining Wall, Ground Water
Tank/Water Tower dan Septic Tank, sambungan konstruksi harus
menggunakan Water Stop khusus dari karet dengan kualitas baik dan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.
d) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) dapat
diguinakan untuk pelekatan pada sambungan konstruksi, cara
pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk pabriknya.
e) Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja dan bahan tambahan
sebagaimana yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi
tambahan, bilamana pekerjaan pengecoran mendadak harus dihentikan
akibat hujan, terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan
oleh Direksi Pekerjaan.
f) Bahan Pengisi Sanbungan (Joint Filler)
Bahan pengisi sambungan harus dari jenis kenyal yang tidak dikeluarkan
pracetak (premolded non extruding resilent type) atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
g) Penutup Sambungan (Joint Sealer)
Bahan untuk penutup sambungan horizontal harus sesuai dengan Hot
Poured Elastic Sealer.
VI-3-13/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
sebagai alternatif penutup dari bitumen karet yang dicor panas seperti
Expanded Plastic Grade 99 atau sejenis dapat digunakan dengan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sambungan vertical dan miring harus
ditutup dengan sambungan expanded Plastic atau bahan sejenis yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
8) Konsolidasi
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan
alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari
satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk
menentukan bahwa semua sudut, di antara dan sekitar besi tulang, benar-
benar diisi beton tanpa harus memindahkan kerangka penulangan, dan
setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.
d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh
diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis
pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghsilkan sekurang-kurangnya
5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai
slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang
dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam
beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi
sampai ke dasar beton yang harus dicor, dan menghasilkan kepadatan pada
seluruh ke dalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus
ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari
45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih
dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton
ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulang beton.
g) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam tabel
3.1.4.(5).
VI-3-14/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
9) Beton Siklop
Pengecoran beton siklop yang terdiri atas campuran beton kelas K175 dengan
batu-batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak
boleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan
yang dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain
yang berdekatan. Semua batu-batu pecah harus cukup basah sebelum
ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total
volume pekerjaan beton siklop.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau got yang lebih tebal dari 60 cm
dapat digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus
cukup dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm, batu pecah jaraknya
tidak boleh lebih dekat dari 30 cm terhadap permukaan atau 15 cm jaraknya
terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup ( coping).
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal dari 30 jam setelah pengecoran beton.
Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah plat, gelegar atau struktur
busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling
sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
VI-3-15/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
VI-3-16/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar
(medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk mengerjakan akhir
beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan,
ketidakrataan, tonjolan hilang dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh
permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus
dibiarkan tertinggal ditempat.
VI-3-17/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
3) Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan
tersebut meliputi :
a) Pengujian yang tak merusak, menggunakan “sclerometer” atau perangkat
pengujian lainnya;
VI-3-18/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
1) Cara Pengukuran
a) Beton akan diukur dengan jumlah “Meter Kubik” untuk pekerjaan beton
yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa-pipa
dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti : baja tulangan, selonsong pipa ( conduit), angkur-angkur
atau Water Stop.
b) Tidak ada pengukuran tambahan yang dilakukan untuk cetakan/acuan,
perancah, pengangkutan, penyelesaian akhir permukaan, perawatan, dan
pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian beton. Semua biaya-biaya
tersebut sudah termasuk dalam harga penawaran Pekerjaan Beton.
c) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
struktur dan beton non struktur. Beton struktur adalah beton yang
disyaratkan atau disetujui Direksi Pekerjaan sebagai K 250 atau F’c 20 Mpa
atau yang lebih tinggi. Beton non struktur adalah beton yang disyaratkan
atau disetujui sebagai K175 atau K125. Apabila beton yang karakteristiknya
lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan pada lokasi mutu/karakteristik
beton lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton non
struktur dengan mutu yang lebih rendah.
3) Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari berbagai klasifikasi mutu beton yang telah
ditentukan/ disyaratkan akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran “Meter Kubik”.
VI-3-19/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
SEKSI 3.3
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH BETON
3.3.1. UMUM
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
SNI 03.2847.2002. NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
VI-3-20/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-
standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
a. SNI 03.2847.202 : Tata Cara Pe rencanaan Struktur Beton untuk
: Bangunan Gedung.
b. S.I.I : Standard Industri Indonesia.
c. ACI-301 : Specification for Sructural Concrete Building.
d. ACI-318 : Building Code Requirement for Reinforced
Concrete Building.
e. ACI-347 : Recommended Practice for Concrete Formwork.
B. Data Pabrik
C. Gambar kerja
VI-3-21/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
Hanya gambar kerja untuk cetakan beton ekspose yang perlu persetujuan
dari arsitek.
D. Contoh
Lengkapi cetakan dengan “cone” untuk mengencangkan cetakan.
SEKSI 3.4
BAHAN-BAHAN / PRODUK
A. Definisi perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh “pengawas yang
ditunjuk”. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan
perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah.
B. Perancangan/ Design
1. Perancangan/ design dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggung jawab penuh kepada
kontraktor.
2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton
waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan
getaran alat penggetar. Apabila dipakai penggetar dari luar,
perkuatan/penyokong harus memadai dan diperhitungkan baik-baik
serta menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada
cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
VI-3-22/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
C. Acuan
1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat
teknis pelaksanaan.
A. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang
kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua
papan harus bebas dari mata kayu yang besar, tarikan, goncangan kuat,
lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
VI-3-23/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
B. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-
sudut dan perubahan bidang.
B. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/ gemuk
(oli bekas) atau suatu bahan agar beton tidak menempel pada cetakan
dari pabrik, khusus untuk cetakan dari besi pakai lapisan sesuai dengan
spesifikasi pabrik sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan
dipasang.
VI-3-24/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam
beton .
VI-3-25/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
SEKSI 3.5
PELAKSANAAN
3.5.1. Umum
VI-3-26/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
B. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berlebihan
sehingga menurut pendapat “pengawas yang ditunjuk” hal itu akan
menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan
tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi
konstruksi, maka “pengawas yang ditunjuk” dapat memerintahkan
untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan
mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut
sehingga dianggap cukup kuat.
3.5.2. Pemasangan
VI-3-27/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
H. Cetakan kolom sudah boleh dipasang dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari permukaan rencana balok diatasnya) segera setelah
penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri.
Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor
sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
VI-3-28/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
3.5.5. Chamfers
Garis/ lajur chamfers haruslah hanya yang ditunjukkan pada gambar-
gambar arsitek saja.
3.5.8. Pembersihan
A. Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan
terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk
pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan
kolom dan cetakan-cetakan dinding serta pada titik-titik lain dimana
diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan pada bagian
sisi dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/ tempat
dari bukaan-bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan
“pengawas yang ditunjuk”.
VI-3-29/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
3.5.10. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/ lubang-
lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/ lubang-
lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam
cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di
dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
VI-3-30/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
A. tegak dari duct; pipa-pipa; conduit dan Buatlah semua lubang pada
cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan sebagainya.
B. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas
secara berhati-hati tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap
sudut-sudut, off sets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati
lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau
permukaan beton expose dengan menggunakan peralatan ataupun
description apapun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari
beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari design.
VI-3-31/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi III : Pekerjaan Beton Bertulang
-
D. Agar cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton expose
pada bagian yang terlihat boleh dipakai ulang hanya pada potongan-
potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu
dan hasil, pada bagian permukaan yang tampak dari beton expose
akibat cetakan yang ada bekas jalur dari plywood yang robek atau lepas
seratnya.
VI-3-32/38
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
DIVISI IV
PEKERJAAN BAJA
SEKSI 4.1
BAJA TULANGAN
4.1.1. UMUM
1) Uraian
2) Standar Rujukan
A.C.I.315 : Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced
Concrete Structures, American Concrete Institut.
AASHTO M31 – 90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete
Reinforcement. Ukuran diameter dan panjang : sesuai
dengan diameter yang tertera dalam gambar dan
panjang rata-rata satu batang baja tulang 12,00 m’
atau setara produk Krakatau Steel (KS).
3) Toleransi
a) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315
b) Baja Tulangan harus terpasang sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan yaitu 4 cm untuk beton yang tidak terekspos
langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya
kebakaran; dan 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam dan tidak bisa
dicapai atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada
selokan atau cairan korosif lainnya.
VI-4-1/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
persetujuan Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan baja tulangan yang
dipesan sebelum daftar pesanan dan diagram pembengkokan disetujui.
b) Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disyahkan pabrik baja yang
memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan
mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam
pekerjaan.
6) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan atas Pekerjaan yang tidak Memenuhi Ketentuan
a) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas baja
tulangan yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan
Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
b) Persetujuan daftar pesanan dan diagram pembengkokan besi dalam segala
hal tidak membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk
memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang
disediakan dengan daftar dan diagram untuk memenuhi rancangan dalam
Gambar, adalah atas biaya Kontraktor.
c) Baja Tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dipakai
dalam pekerjaan:
i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi yang
disyaratkan dalam ACI 315;
ii) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau
Gambar Kerja Akhir.
iii) Batang dengan penampang mengecil akibat karat yang berlebih atau
sebab lainnya.
d) Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan. Pembengkokan kembali dari batang
tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain
oleh Direksi Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh
pembengkokan kembali atau bilamana pembengkokan kembali tidak
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, baja tulangan tersebut harus diganti
dengan yang baru dan dibengkokkan sebagaimana diperlukan dengan
benar.
e) Kontraktor harus menyediakan fasilitas/peralatan di tempat kerja untuk
pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan
tulangan yang telah dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan
persediaan yang cukup sebagai pengganti atas kekeliruan pengerjaan baja
tulangan.
b) Penggantian Besi
a) Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
b) Dalam hal di mana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka :
VI-4-2/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
d) Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat Toleransi diameter
(atau jarak antara dua yang diperbolehkan
permukaan yang berlawanan)
10 mm sampai 16 mm
(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm) +/- 5% +/- 0.4 mm
16 mm sampai 28 mm
(tapi tidak temasuk
diameter 28 mm) +/- 4% +/- 0.5. mm
28 mm sampai dengan
32 mm +/- 2% +/- 0.6 mm
4.1.2. BAHAN
1) Baja Tulangan
a) Baja tulangan harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Memenuhi syarat SII 0136-84. Kecuali
ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis BJTP. 24 untuk
diameter < dan sama dengan 12 mm dan besi dari jenis BJTD.40 untuk
diameter > 12 mm.
VI-4-3/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
1) Pembengkokan
a) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan seluruh baja tulangan
harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-
lekukan, pembengkokan atau kerusakan.
b) Batang tulangan dengan diameter 16 mm dan lebih besar harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
VI-4-4/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
SEKSI 4.2
BAJA STRUKTUR
4.2.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup struktur baja yang dilaksanakan memenuhi garis,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditunjuk
oleh Direksi Pekerjaan. Terdiri atas pekerjaan : penyediaan, pengujian,
fabrikasi, pemasangan, galvanisasi dan pengecetan logam struktur sebagai
mana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar. Logam struktur terdiri atas baja struktur, baut,
pengelasan, baja khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan.
Pekerjaan ini harus juga mencakup setiap pelaksanaan logam tambahan yang
tidak disyaratkan, semua sesuai dengan Spesifikasi ini dan Gambar Rencana.
2) Pengendalian Mutu
Mutu bahan yang di pasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam
pasal 4.1.1.(5) di bawah
3) Toleransi
a) Diameter Lubang
Lubang pada elemen utama : + 1,2 mm – 0,4 mm
Lubang pada elemen sekunder : + 1,8 mm – 0,4 mm
b) Alinyemen Lubang
Elemen Utama dibuat di bengkel : + 0,4 mm
Elemen Sekunder dibuat di lapangan : + 0,6 mm
c) Gelagar
Lendutan Balik : Penyimpangan dari lendutan balik (Camber) yang
disyaratkan + 0,2 mm per meter panjang balok atau + 6mm, dipilih yang
lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat perletakan 0,1
mm per meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan (Web ) dan sumbu flens dalam
gelagar susun : maksimum 3 mm
Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok
yang di las akan ditentukan dengan pengukuran pangkal flens terhadap
bidang badan (Web) pada pertemuan sumbu badan ( Web ) dengan
permukaan luar dari plat flens. Penyimpangan ini tidak boleh melebihi
1/200 dari lebar flens total atau 3 mm. Dipilih yang lebih besar.
VI-4-5/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
4) Standar Rujukan
AASHTO M 160M –90 :General Requirement for Rolled Steel Plates, Shapes,
Sheet Pailing and Bar for structural Use.
AASHTO M164M –90 : High Strength Bolts for structural steel Joints.
AASHTO M169M –83 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality.
AASHTO M183M –90 : Structural Steel
ASTM A233 : Mild Steel, arc Welding Electrode
ASTM A307 : Mild Steel Bolts and Nuts ( Grade A )
AWS D20 : Bridges
VI-4-6/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
4.2.2. BAHAN
1) Baja Struktur
a) Kecuali ditunjukan lain dalam gambar, Jenis Baja yang dipakai adalah Baja
setara “Krakatau Steel” sebagai berikut :
1. Kuda-kuda/Kap baja dipakai : Baja Siku-Siku Sama Kaki L 80.80.6,
60.60.6 dan 50.50.5; Bj.37 atau Fe 360; Tegangan dasar ijin = 1600
kg/cm2 dan Modulus elastisitas bahan = 2.1 E 6 kg/cm2.
2. Gording : Baja Canal C150 (150.65.20.3,2); Bj 37 atau Fe 360;
Tegangan dasar ijin = 166 kg/cm2; dan Modulus elastisitas bahan = 2.1
E 6 kg/cm2.
3. Trackstang dia 12 mm
4. Ikatan Angin M 20 mm
VI-4-7/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
4) Sertifikat
Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya
yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah diproduksi sesuai dengan
formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian mutu
dari pabrik pembuatannya. Sertifikat harus menunjukan semua hasil pengujian
sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa
biaya tambahan.
1) Fabrics
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang
disyaratkan dalam pasal 4.1.1.(4).
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan pelat packing jika
diperlukan, untuk menjamin agar celah yang mungkin timbul antar permukaan
VI-4-8/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
bidang yang berdampingan tidak melampaui 1mm untuk baut geser tegangan
tinggi, dan 2 mm untuk jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki
akibat kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak
melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm. Akan
tetapi, baik perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses rolling
maupun kombinasi toleransi akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran
yang diijinkan di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mm harus
diperhalus dengan suatu kelandaian yang tidak curam dari 1 : 4.
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan dengan akurat, hati-hati dan rapi. Setiap
deformasi yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut
tepi-tepi potongan pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah
selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau
ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral
dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian
yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus di buang.
Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut
ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius maksimal 1,0 mm.
VI-4-9/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
4) Pengaku ( Stiffer )
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai
penunjang beban terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik
yang dirakit di pabrik, di lapangan atau baja yang dapat di las dan terletak di
daerah tekan dari flens, dilas sebagaimana yang di tunjukkan dalam rancangan
atau diisyaratkan) pada flens di mana beban-beban tersebut diteruskan atau
dari mana diterimanya beban. Pengaku yang tidak dimaksudkan untuk
menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukan atau diisyaratkan lain, dipasang
dengan cukup rapat untuk menahan air setelah di galvanasi.
4.2.4. PELAKSANAAN
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit konstruksi harus
dirakit di bengkel sebelum dikirim ke lapangan.
tidak kurang dari 38 cm untuk diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala
baut harus diketuk dengan palu pada saat mur sedang dikencangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang, Ring harus digunakan kecuali
di tentukan lain.
VI-4-11/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
4) Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk
keterangan tentang persiapan permukaan-permukaan yang akan di sambung
harus diserahkan secara tertulis, untuk persetujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum memulai fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui atau
detail yang ditunjukkan dalam Gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus di setujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pekerjaan. Setiap goresan pada pelengkap sementara harus
diperbaiki sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana perbaikan dengan
pengelasan diperlukan, maka perbaikan ini harus dilaksanakan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Permukaan las yang tampak harus diberikan residu kerak. Semua percikan
pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan
dengan pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung “ run-on” dan “
run off” pada bagian ujung elemen.
6) Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan
untuk identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus disediakan oleh
kontraktor dengan tanda-tanda pemasangan yang ditunjukan di dalamnya.
Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian hingga dapat
diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tanpa mengalami tegangan,
deformasi, atau kerusakan lainnya yang berlebihan.
Baut dengan panjang dan diameter yang sama, dan mur yang terlepas dari
baut atau ring harus dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan
paket baut, ring dan mur harus dikirim dalam suatu kotak, krat atau tong,
tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan
uraian dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian
luar dari setiap kemasan.
VI-4-12/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Bab VI - Divisi IV : Pekerjaan Baja
.
VI-4-13/13
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
DIVISI V
PEKERJAAN PASANGAN
SEKSI 5.1
BATU KOSONG
5.1.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan batu kosong meliputi semua pekerjaan hamparan/ isian batu kali
dan/ atau jenis batu lain yang diisi dengan meterial pasir urug yang difungsikan
sebagai landasan pondasi batu kali atau landasan pondasi yang disebut lain
dalam Gambar kerja Spesifikasi ini.
5.1.2. PELAKSANAAN
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Seksi 2-1 Galian Tanah, semua
permukaan galian yang dipersiapkan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan, sebelum lapisan pasir ditebar.
2) Lapisan Pasir
Sebelum pekerjaan pasangan batu kosong dimulai Kontraktor harus
memastikan lapisan pasir urug sebagai landasan pasangan batu kosong
mencapai ketebalan padat yang disyaratkan dalam Gambar dan mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Pasangan Batu Kosong
Batu kali dipasang berdiri dimulai dari lapisan yang paling besar, kemudian
diurug pasir dan disiram air agar mengisi semua celah-celah batu kali pada
lapisan pertama. Lapisan berikutnya dipasang lapisan batu kali yang lebih kecil
sebagai pengunci lapisan pertama, kemudian ditebar pasir hingga mengisi
penuh celah-celah batu serta disiram air sampai jenuh. Demikian seterusnya
hingga mencapai ketinggian lapisan yang rata sesuai disyaratkan dalam
Gambar.
VI-5-1/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
4) Selisih permukaan pasangan batu kali dan/atau batu jenis lain yang digunakan
tidak lebih dari 5 cm atau mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
SEKSI 5.2
PASANGAN BATU KALI
5.2.1. UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan struktur penyangga yang dibuat dari
pasangan batu kali dengan perekat mortar sesuai ditunjukkan dalam
Gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan
ini harus termasuk pemasokan semua bahan, galian, pelaksanaan
pekerjaan, dan alat bantu lain yang diperlukan.
b) Umumnya pasangan batu kali dibutuhkan sebagai dasar penyangga dinding
penyekat ruang yang tidak lebih dari ketinggian 4 m’, dinding penahan,
got/saluran, dinding penahan plat gorong-gorong dan pekerjaan lain yang
ditunjuk dalam Gambar dan Spesifikasi ini.
2) Toleransi Dimensi
a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan
mortar tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan
batu dengan mortar disekitarnya.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan
dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak
boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang
ditentukan atau yang telah disetujui, juga tidak boleh bergeser lebih dari 5
cm dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar minimal 15
cm.
4) Jadual Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap
satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan
pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasangan dengan
adukan mortar baru.
VI-5-2/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
5.2.2. BAHAN
1) A d u k a n
Jenis Komposisi
No. Keterangan
Adukan
1. A1 1 pc : 2 ps
2. A2 1 pc : 3 ps
3. A3 1 pc : 4 ps
4. A4 1 pc : 5 ps
- pc = portland cement.
- ps = pasir pasang
harus sesuai dengan PBI-'71
2) B a h a n
a) Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu
gunung yang keras dan tidak porous, bersih dan besarnya tidak lebih dari
30 cm.
b) Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan.
Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bouwplank bangunan.
c) Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan
dalam pekerjaan beton. Penggunaan adukan :
A2= Digunakan untuk kepala pondasi yang dibuat setinggi 20 cm, diukur
dari permukaan atas pondasi ke bawah.
A4= Digunakan untuk pasangan batu kali secara umum atau sesuai
dengan gambar kerja.
VI-5-3/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
5.2.3. PELAKSANAAN
1) Pada setiap pokok galian harus dibuat profil pondasi/pasangan batu terbuat
dari kayu/reng atau bambu dengan ukuran /dimensi sesuai Gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang batu harus bersih dari bahan-bahan yang dapat mengurangi
kelekatan adukan, serta dibasahi dengan air secukupnya.
3) Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom dan sloof beton bertulang harus
dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter sama dengan
tulangan kolom yang akan ditumpunya pada setiap jarak 1,50 m’ dan dicor
beton K175.
4) Lapis pertama di atas lapisan batu kosong harus ditebar mortar dengan
ketebalan 60% dari ukuran maksimum batu yang akan digunakan, kemudian
dengan segera dipasang lapisan batu di atas adukan yang belum mengeras
secara merata. Selanjutnya adukan/mortar harus segera ditambahkan dan
proses tersebut dilakukan secara berulang sampai celah batu terisi penuh
hingga mencapai ukuran pasangan sesuai Gambar dengan permukaan atas
yang rata.
5) Jarak celah antara batu minimal 2,5 cm dan terisi penuh dengan mortar. Untuk
pasangan batu expose permukaan batu harus rata dengan menggunakan batu
pecah yang dipasang saling mengunci antara satu batu dengan batu lainnya.
6) Permukaan batu muka dengan mortar untuk struktur yang ter-expose harus
diselesaikan dengan pasta semen naad/siar yang rapi serta dirawat dengan
baik.
7) Penimbunan kembali lubang di sekeliling pasangan batu harus diselesaikan
dengan ketentuan Seksi 2-2 Pekerjaan Timbunan.
SEKSI 5.3
PASANGAN BATA
5.3.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan pasangan bata meliputi semua pekerjaan dinding bata merah setebal
setengah batu, satu batu, dan ketebalan lain sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar kerja.
2) Toleransi Dimensi
a) Ukuran bata harus seragam dengan toleransi perbedaan dimensi tidak lebih
dari 5 mm untuk ukuran tiga dimensional.
b) Sisi muka masing-masing bata dari permukaan pasangan bata dengan
mortar tidak boleh melebihi 2,5 mm dari profil permukaan rata-rata
pasangan bata dengan mortar di sekitarnya.
VI-5-4/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
c) Untuk pasangan bata siar jarak siar horizontal dan vertikal rata-rata 12,5
mm dengan toleransi 2,5 mm
d) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal pasangan bata adalah 1 mm
per 1 m’ atau satuan tinggi atau panjang per seribu.
5.3.2. BAHAN
1) A d u k a n
Jenis Komposisi
No. Keterangan
Adukan
1. A1 1 pc : 2 ps
2. A2 1 pc : 3 ps
3. A3 1 pc : 4 ps
4. A4 1 pc : 5 ps
- pc = portland cement.
- ps = pasir pasang
sesuai dengan PBI-'71
VI-5-5/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
2) Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton. Penggunaan adukan :
A1 = Digunakan untuk pasangan dinding kedap air yang dibuat setinggi
minimal 25 cm atau 5 lapis yang diukur dari batas daerah sumber resapan air.
A4 = Digunakan untuk pasangan bata secara umum atau sesuai dengan
gambar rencana.
3) Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas satu, padat, keras,
presisi ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan Gambar
dan Sepesifikasi ini.
4) Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat
produksi untuk mendapatkan kualitas dan ukuran yang seragam serta harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5) Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
5.3.3. PELAKSANAAN
1) Pada setiap pokok formasi dinding dibuat profil pasangan bata terbuat dari
kayu/reng dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang, bata harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-bahan
yang dapat mengurangi kelekatan adukan, serta direndam dengan air hingga
jenuh. Pasangan bata setengah ukuran hanya diperkenankan pada pasangan
ujung, sudut-sudut dan pertemuan.
3) Untuk pasangan bata yang menempel kolom dan sloof beton bertulang harus
dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter minimal 12 mm
dengan jarak maksimal 80 cm’ kemudian dicor beton K175 sehingga terjangkar
kuat pada beton kolom, sloof dan ring.
4) Baik tertera dalam Gambar ataupun tidak, pasangan bata harus diperkuat
dengan kolom praktis ataupun ring beton untuk setiap satuan luas maksimum
12 m2.
5) Setiap pasangan bata yang langsung berdiri di atas landasan lembab sebagai
sumber resapan air, harus dipasang lapis pasangan bata kedap air, minimal
setinggi 5 lapis atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
6) Jarak celah antara bata rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5, mm dan terisi
penuh dengan mortar, bagian bawah permukaan bata harus menempel merata
pada mortar.
7) Untuk pasangan bata siar expose permukaan bata harus rata dengan
menggunakan bata kualitas klas I utuh, tidak cacat, sudut tajam, dan dipasang
saling mengunci antara satu bata dengan bata lainnya. Sebelum mortar kering
siar bata harus dikerok atau disapu dengan sapu lidi kaku sedalam 10 mm dan
difinishing dengan mortar ayakan halus menggunakan besi beton bengkok
berdiameter 14 mm, digosokkan pada celah siar hingga halus dan rata.
8) Permukaan bata siar expose dengan mortar halus diselesaikan dengan rapi
serta dirawat dengan baik keutuhan pasangan.
VI-5-6/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
SEKSI 5.4
PASANGAN BATACO/BETON CETAK
5.4.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan pasangan bataco meliputi semua pekerjaan dinding bataco yang
dipasang setebal setengah bataco, satu bataco atau peruntukan lain sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar Kerja.
2) Toleransi Dimensi
a) Ukuran bataco harus seragam dengan toleransi perbedaan dimensi tidak
lebih dari 5 mm untuk ukuran tiga dimensional.
b) Sisi muka masing-masing bataco dari permukaan pasangan bataco dengan
mortar tidak boleh melebihi 1,5 mm dari profil permukaan rata-rata
pasangan bataco dengan mortar di sekitarnya.
c) Untuk pasangan bataco jarak siar horizontal dan vertikal rata-rata 12,5 mm
dengan toleransi 2,5 mm
d) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal pasangan bataco adalah 1 mm
per 1 m’ atau satuan tinggi atau panjang per seribu.
4) Jadual Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasangan bataco dengan mortar yang dilaksanakan
setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan
pemasangan untuk menjamin agar seluruh bataco hanya dipasangan
dengan adukan mortar baru.
b) Tinggi maksimum untuk setiap tahap pasangan bataco tidak boleh lebih
dari 1 m’ untuk setiap hari guna memberikan kesempatan mengeringnya
mortar sebelum pekerjaan pasangan bataco dilanjutkan.
c) Setiap memulai pekerjaan pasangan bataco harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
VI-5-7/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
5.4.2. BAHAN
1) A d u k a n
Jenis Komposisi
No. Keterangan
Adukan
1. A1 1 pc : 2 ps
2. A2 1 pc : 3 ps
3. A3 1 pc : 4 ps
4. A4 1 pc : 5 ps
- pc = portland cement.
- ps = pasir pasang
sesuai dengan PBI-'71
2) Semen, pasir dan air pasangan adalah kualitasnya sama dengan yang
ditentukan dalam Pekerjaan Beton. Penggunaan adukan :
A1 = Digunakan untuk pasangan dinding kedap air yang dibuat setinggi
minimal 40 cm atau 2 lapis yang diukur dari batas daerah sumber resapan air.
A4 = Digunakan untuk pasangan bataco secara umum atau sesuai dengan
gambar kerja.
3) Semua bataco yang digunakan harus dari mutu klas satu press mesin setara
K125, padat, keras, presisi ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus
sesuai dengan Gambar dan Sepesifikasi ini.
4) Semua bataco yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat produksi
untuk mendapatkan kualitas dan ukuran yang seragam serta harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5) Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bataco mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
5.4.3. PELAKSANAAN
1) Pada setiap pokok formasi dinding dibuat profil pasangan bataco terbuat dari
kayu/reng dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang, bataco harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-bahan
yang dapat mengurangi kelekatan adukan, serta direndam dengan air hingga
jenuh. Pasangan bataco setengah ukuran hanya diperkenankan pada pasangan
ujung, sudut-sudut dan pertemuan.
3) Untuk pasangan bataco yang menempel kolom dan sloof beton bertulang harus
dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter minimal 12 mm
dengan jarak maksimal 80 cm’ kemudian dicor beton K175 sehingga terjangkar
kuat pada beton kolom, sloof dan ring.
4) Baik tertera dalam Gambar ataupun tidak, pasangan bataco harus diperkuat
dengan kolom praktis ataupun ring beton untuk setiap satuan luas maksimum
12 m2.
5) Setiap pasangan bataco yang langsung berdiri di atas landasan lembab sebagai
sumber resapan air, harus dipasang lapis pasangan bataco kedap air, minimal
setinggi 2 lapis atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
VI-5-8/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
6) Jarak celah antara bataco rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5, mm dan
terisi penuh dengan mortar, bagian bawah permukaan bataco harus menempel
merata pada mortar.
7) Untuk pasangan bataco siar expose permukaan bataco harus rata dengan
menggunakan bataco kualitas klas I utuh, tidak cacat, sudut tajam, dan
dipasang saling mengunci antara satu bataco dengan bataco lainnya. Sebelum
mortar kering siar bataco harus dikerok atau disapu dengan sapu lidi kaku
sedalam 10 mm dan difinishing dengan mortar ayakan halus menggunakan
besi beton bengkok berdiameter 14 mm, digosokkan pada celah siar hingga
halus dan rata.
8) Permukaan bataco siar expose dengan mortar halus diselesaikan dengan rapi
serta dirawat dengan baik keutuhan pasangan.
SEKSI 5.5
PASANGAN BATA BALI DAN PARAS BALI
5.5.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan pasangan bata Bali dan paras Bali meliputi semua pekerjaan
dinding/pelapis dinding bata Bali dan paras Bali yang dipasang setebal
setengah lebar bata Bali atau paras Bali atau peruntukan lain sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar Kerja.
2) Toleransi Dimensi
a) Ukuran bata Bali dan paras Bali harus seragam dengan toleransi perbedaan
dimensi setelah dibentuk tidak lebih dari 2,5 mm untuk ukuran tiga
dimensional.
b) Sisi muka masing-masing bata Bali atau paras Bali dari permukaan
pasangan bata Bali atau paras Bali lainnya yand dipasang dengan air semen
(expose atau terap nges) tidak boleh melebihi 0,75 mm dari profil
permukaan rata-rata pasangan bata Bali di sekitarnya.
c) Untuk pasangan bata Bali atau paras Bali jarak siar horizontal dan vertikal
rata-rata 0,5 mm dengan toleransi 0,25 mm
d) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal pasangan bata Bali atau paras
Bali adalah 1 mm per 1 m’ atau satuan tinggi atau panjang per seribu.
VI-5-9/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
4) Jadual Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasangan bata Bali atau paras Bali dengan pengresek
adukan yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai
dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh bata
Bali atau paras Bali hanya dipasangan dengan adukan mortar baru.
b) Tinggi maksimum untuk setiap tahap pasangan bata-bali atau paras-bali
tidak boleh lebih dari 1 m’ untuk setiap hari guna memberikan kesempatan
mengeringnya mortar sebelum pekerjaan pasangan bataco dilanjutkan.
c) Setiap memulai pekerjaan pasangan bata Bali atau paras Bali harus
sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan.
5.5.2. BAHAN
Jenis Komposisi
No. Keterangan
Adukan
1. A1 1 pc : 2 ps
2. A3 1 pc : 4 ps
- pc = portland cement.
- ps = pasir pasang sesuai dengan PBI-'71
2) Semen, pasir dan air pasangan adalah kualitasnya sama dengan yang
ditentukan dalam Pekerjaan Beton. Penggunaan adukan :
A1 = Digunakan untuk adukan pengresek di daerah lembab yang dibuat
setinggi minimal 25 cm atau 5 lapis yang diukur dari batas daerah
sumber resapan air.
A3 = Digunakan untuk pengisi pasangan bata Bali atau paras Bali secara
umum atau sesuai dengan gambar kerja.
3) Semua bata Bali atau paras Bali yang digunakan harus dari mutu klas satu,
warna matang dan rata, padat dengan butiran halus, tidak lunak, ukurannya
presisi, mempunyai ujung tajam dan dipasang harus sesuai dengan Gambar
dan Sepesifikasi ini.
4) Semua bata Bali atau paras Bali yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu
tempat produksi untuk mendapatkan kualitas, ukuran dan warna yang seragam
serta harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5) Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pengisi pasangan bata Bali
atau paras Bali mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
VI-5-10/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
5.5.3. PELAKSANAAN
1) Pada setiap pokok formasi lapisan bata Bali atau paras Bali dibuat profil
pasangan (gegulak) terbuat dari bambu dengan ukuran dipasang menurut tata-
cara pasang tradisional Bali dan dipasang sesuai Gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang, bata Bali atau paras Bali harus tidak cacat dan utuh, dibelah
dengan mesin pemotong, kemudian diserut/diketam hingga rata, serta
direndam dengan air hingga jenuh. Pasangan bata-bali atau paras-bali
setengah ukuran panjang hanya diperkenankan pada pasangan ujung, sudut-
sudut dan pertemuan.
3) Untuk pasangan bata Bali atau paras Bali yang menempel beton kolom atau
dinding dipakai adukan A1 (1pc : 2 ps)
4) Setiap pasangan bata Bali atau paras Bali yang langsung berdiri di atas
landasan lembab sebagai sumber resapan air, harus dipasang lapis plesteran
kedap air 1pc : 2ps, minimal setinggi 5 cm atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
5) Setelah bata Bali atau paras Bali dipasang harus dibersihkan dari sisa-sisa air
semen, diratakan dengan ketam khusus sesuai bentuk dan ketebalan
(pepalihan) yang ditentukan dalam gambar.
6) Permukaan bata Bali atau paras Bali harus diselesaikan dengan rapi, bersih
dari kotoran serta dirawat dengan baik keutuhan dan sudut-sudut pasangan.
7) Untuk Pasangan Paras Bali yang permukaannya diukir harus memiliki daya
rekat dan kerapatan bagus, sehingga hasil ukirannya nampak sempurna atau
rapi.
SEKSI 5.6
PASANGAN PARAS KEROBOKAN
5.6.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan pasangan Paras Kerobokan meliputi semua pekerjaan pasangan
dinding atau hiasan kolom Paras Kerobokan yang dipasang setebal setengah
lebar Paras Kerobokan atau peruntukan lain sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar Kerja.
2) Toleransi Dimensi
a) Ukuran Paras Kerobokan harus seragam dengan toleransi perbedaan
dimensi setelah di bentuk tidak lebih dari 5 mm untuk ukuran tiga
dimensional.
b) Sisi muka masing-masing Paras Kerobokan dari permukaan pasangan Paras
Kerobokan lainnya yang dipasang dengan air semen (expose atau terap
VI-5-11/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
5.6.2. BAHAN
Jenis Komposisi
No. Keterangan
Adukan
1. A1 1 pc : 2 ps
2. A2 1 pc : 4 ps
- pc = portland cement.
- ps = pasir pasang sesuai dengan PBI-'71
2) Semen, pasir dan air pasangan adalah kualitasnya sama dengan yang
ditentukan dalam Pekerjaan Beton. Penggunaan adukan :
VI-5-12/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
5.6.3. PELAKSANAAN
1) Pada setiap pokok formasi lapisan Paras Kerobokan dibuat profil pasangan
(gegulak) terbuat dari bambu dengan ukuran dipasang menurut tata-cara
pasang tradisional Bali dan dipasang sesuai Gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang, Paras Kerobokan harus tidak cacat dan utuh, dibelah
dengan mesin pemotong, kemudian ditatah/diketam hingga rata, serta
direndam dengan air hingga jenuh. Pasangan Paras Kerobokan setengah
ukuran panjang hanya diperkenankan pada pasangan ujung, sudut-sudut dan
pertemuan.
3) Untuk pasangan Paras Kerobokan yang menenpel kolom atau dinding beton
dipakai adukan A2 (1pc : 3 ps)
4) Setiap pasangan Paras Kerobokan yang langsung berdiri di atas landasan
lembab sebagai sumber resapan air, harus dipasang lapis plesteran kedap air
1pc : 2ps , minimal setinggi 5 cm atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
5) Setelah Paras Kerobokan dipasang harus dibersihkan dari sisa-sisa air semen,
diratakan dengan ketam khusus/ditatah sesuai bentuk dan ketebalan
(pepalihan) yang ditentukan dalam gambar.
6) Permukaan Paras Kerobokan harus diselesaikan dengan rapi, bersih dari
kotoran serta dirawat dengan baik keutuhan dan sudut-sudut pasangan.
7) Finishing pasangan Paras Kerobokan harus disesuaikan atau difinishing dengan
cara ditekstur (Koprak) dengan arah yang seragam (terarah)
VI-5-13/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
SEKSI 5.7
PASANGAN BATU PALIMANAN ATAU BATU ALAM
5.7.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan pasangan Batu Palimanan atau Batu Alam meliputi semua pekerjaan
pasangan penutup dinding atau hiasan kolom dan bidang-bidang lainnya yang
ditunjuk dalam Gambar Rencana. Batu Palimanan atau Batu Alam yang
dipasang sesuai dengan ukuran dan bentuk yang tertera dalam Gambar atau
peruntukan lain sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi
a) Ukuran Batu Palimanan harus seragam untuk setiap penggunaan dengan
toleransi perbedaan dimensi setelah dibentuk tidak lebih dari 2,5 mm untuk
ukuran tiga dimensional.
b) Sisi muka masing-masing Batu Palimanan atau Batu Alam dari permukaan
pasangan Batu Palimanan atau Batu Alam lainnya yang dipasang dengan air
semen (expose atau terap nges) tidak boleh melebihi 0,5 mm dari profil
permukaan rata-rata pasangan di sekitarnya.
c) Untuk pasangan Batu Palimanan atau Batu Alam jarak siar horizontal dan
vertikal rata-rata 0,5 mm dengan toleransi 0,25 mm
d) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal pasangan Batu Palimanan atau
Batu Alam adalah 1 mm per 1 m’ baik Tinggi atau Panjang per seribu.
4) Jadual Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasangan Batu Palimanan atau Batu Alam “terap nges”
yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan
tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh Batu
Palimanan atau Batu Alam hanya dipasang dengan adukan mortar baru.
VI-5-14/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
b) Tinggi maksimum untuk setiap tahap pasangan Batu Palimanan atau Batu
Alam tidak boleh lebih dari 1 m’ untuk setiap hari guna memberikan
kesempatan mengeringnya pengresek sebelum pekerjaan pasangan Batu
Palimanan atau Batu Alam dilanjutkan.
c) Setiap memulai pekerjaan pasangan Batu Palimanan atau Batu Alam harus
sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan.
5.7.2. BAHAN
1. A1 1 pc : 2 ps
2. A2 1 pc : 4 ps
5.7.3. PELAKSANAAN
1) Pada setiap pokok formasi lapisan Batu Palimanan atau Batu Alam dibuat profil
pasangan (gegulak) terbuat dari bambu dengan ukuran dipasang menurut tata-
cara pasang tradisional Bali dan dipasang sesuai Gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang, Batu Palimanan atau Batu Alam harus tidak cacat dan utuh,
dibelah dengan mesin pemotong, kemudian ditatah/diketam hingga rata, serta
direndam dengan air hingga jenuh. Pasangan Batu Palimanan atau Batu Alam
VI-5-15/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
SEKSI 5.8
PASANGAN CELCON BLOCK
5.8.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan pasangan Celcon Block meliputi semua pekerjaan dinding penyekat
Ruang yang dipasang setebal setengah Block, satu Block atau peruntukan lain
sesuai dengan yang tertera dalam Gambar Kerja.
2) Toleransi Dimensi :
a) Ukuran Celcon Block harus seragam 10 cm x 19 cm x 59 cm, dengan
toleransi perbedaan dimensi tidak lebih dari 5 mm untuk ukuran tiga
dimensional.
VI-5-16/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
4) Jadual Kerja :
a) Jumlah pekerjaan pasangan Celcon Block dengan mortar yang dilaksanakan
setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan
pemasangan untuk menjamin agar seluruh Celcon Block hanya dipasang
dengan adukan mortar baru.
b) Tinggi maksimum untuk setiap tahap pasangan Celkon Block tidak boleh
lebih dari 1 m’ untuk setiap hari guna memberikan kesempatan
mengeringnya mortar sebelum pekerjaan pasangan dilanjutkan.
c) Setiap memulai pekerjaan pasangan Celcon Block harus sepengetahuan dan
seijin Direksi Pekerjaan.
5.8.2. BAHAN
1) A d u k a n
Jenis Komposisi
No. Adukan
1. A1 1 pc : 2 ps
2. A2 1 pc : 3 ps
3. A3 1 pc : 4 ps
4. A4 1 pc : 5 ps
Keterangan : - pc= portland cement. - ps= pasir pasang sesuai dengan PBI-'71
VI-5-17/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
2) Semen, pasir dan air pasangan adalah kualitasnya sama dengan yang
ditentukan dalam Pekerjaan Beton. Penggunaan adukan :
A1=Digunakan untuk pasangan dinding kedap air seperti dinding tepi
bangunan dan pasangan dinding trasram.
A3=Digunakan untuk pasangan secara umum atau sesuai dengan gambar
kerja.
3) Semua Celcon Block yang digunakan harus dari mutu klas satu press mesin
sesuai standar pabrik atau setara K125, padat, keras, presisi ukurannya,
mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan Gambar dan Sepesifikasi
ini.
4) Semua Celcon Block yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat
produksi untuk mendapatkan kualitas dan ukuran yang seragam serta harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5) Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan Celcon Block
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
5.8.3. PELAKSANAAN
1) Pada setiap pokok formasi dinding dibuat profil pasangan Celcon Block terbuat
dari kayu/reng dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang, Celcon Block harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-
bahan yang dapat mengurangi kelekatan adukan, serta direndam dengan air
hingga jenuh. Pasangan Celcon Block setengah ukuran hanya diperkenankan
pada pasangan ujung, sudut-sudut dan pertemuan.
3) Untuk pasangan Celcon Block yang menenpel kolom dan sloof beton bertulang
harus dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter minimal 12 mm
dengan jarak maksimal 80 cm’ kemudian dicor beton K175 sehingga terjangkar
kuat pada beton kolom, sloof dan ring.
4) Baik tertera dalam Gambar ataupun tidak, pasangan Celcon Block harus
diperkuat dengan kolom praktis ataupun ring beton untuk setiap satuan luas
maksimum 12 m2 atau sesuai tertera dalam gambar. Demikian pula untuk
lubang pintu ≥ 90 cm harus diberi penyangga balok Latei dengan ukuran dan
penulangan sesuai dengan perhitungan beban di atas pintu, jendela dan
ventilasi atau setiap pelubangan dinding.
5) Setiap pasangan Celcon Block yang langsung berdiri di atas landasan lembab
sebagai sumber resapan air, harus dipasang lapis pasangan kedap air, minimal
setinggi 2 lapis atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
6) Jarak celah antara Celcon Block rata-rata 15 mm dengan toleransi 2,5, mm dan
terisi penuh dengan mortar, bagian bawah permukaan Celcon Block harus
menempel merata pada mortar.
VI-5-18/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi V : Pekerjaan Pasangan
.
VI-5-19/19
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VI : Pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan Balustrade
.
DIVISI VI
PEKERJAAN PINTU, JENDELA, VENTILASI, RAILING DAN
BALUSTRADE
SEKSI 6.1
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
6.1.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan Pintu, Jendela dan Ventilasi meliputi semua pekerjaan pembuatan
rangka, daun, kunci, engsel dan accessories lainnya, finishing serta pemasangan
pada lokasi yang ditunjuk pada Gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Pekerjaan Railing dan Balustrade meliputi semua pekerjaan pembuatan Railing
dan/atau Balustrade, finishing dan pemasangan pada lokasi yang ditunjuk pada
Gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
3) Toleransi Dimensi
a) Dimensi Rangka dan Daun Pintu, Jendela dan Ventilasi Kayu harus sesuai
dimensi tertera dalam gambar, dengan toleransi dimensi maksimal 1,5 mm
b) Dimensi Railing dan Balustrade harus sesuai dimensi tertera dalam gambar
tanpa toleransi.
c) Ukuran lubang Pintu, Jendela dan Ventilasi, baik dari Kayu, maupun Aluminium
harus sesuai dengan ukuran tertera dalam Gambar, dengan toleransi ukuran
maksimal 1,5 mm.
d) Toleransi setting/ pemasangan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing dan Balustrade
maksimal 1 mm per 1 m’, baik vertikal maupun horizontal.
5) Jadwal Kerja
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing dan
Balustrade di Work Shop sesuai dengan kebutuhan pemasangan di lapangan.
b) Pintu, Jendela dan Ventilasi Kayu yang terpasang pada dinding bata atau
beton cetak/bataco, harus dipasang ditempat sebelum pasangan dinding
dimulai. Hal ini dapat diabaikan apabila disekeliling rangka Pintu, Jendela dan
VI-6-1/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VI : Pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan Balustrade
.
6.1.2. BAHAN
1) Pintu, Jendela dan Ventilasi Kayu
a) Kozyn Kayu : Bangkirai Merah Kualitet I
b) Daun Pintu & Jendela : Bangkirai Merah Kualitet I; Mahony Kw. I Panel/Papan
Bangkirai Merah Kw. I Kaca bening (sheet glass) 5 mm
3) Penggantung
a) Pintu Kayu : Satu Arah Type Kupu setara “Geze” bahan Stainless Steel; Dua
arah (swing ) Type Floor Hing setara ”Geze”; ukuran disesuaikan dengan berat
Pintu.
c) Pintu Kaca : Satu Arah Type Kupu setara “Geze”, bahan Stainless Steel; Dua
arah (swing) Type Floor Hing setara “Geze” ukuran disesuaikan dengan berat
pintu.
4) Handles Pintu, Lockcase, Cylinder, Door Closer, Door Stoper pada umumnya :
a) Ruang pada umumnya - Single Action Door :
o Handle : Satu arah setara “ Geze” Stainless Steel
o Lockcase Pintu Kayu : Setara “Geze”
o Lockcase Pintu Aluminium : Setara “Geze”.
VI-6-2/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VI : Pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan Balustrade
.
b) Toilet Umum :
o Handle : Setara “Geze”
o Lockcase Pintu Kayu : Setara “Geze”
o Cylinder : Setara “Geze”
o Door Stoper : Setara “Geze”
6.1.3. PELAKSANAAN
1) Pintu Kayu
Daun Pintu Kayu Jati digunakan pada ruang-ruang khusus sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan schedule pintu dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Type-type Daun Pintu kayu dapat dilihat sesuai dengan Gambar dan Daftar/
schedule Pintu.
b) Kayu yang dipergunakan adalah Kayu Jati, mempunyai kelas awet I sesuai
dengan NI - 5 – 1961.
c) Pengikat berupa paku, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus sesuai dengan
NI - 5 – 1961 Bab VI pasal 14, 15, dan 17.
d) Kayu-kayu yang dipakai dari kualitas baik, tua dan tidak ada getah, tidak ada
celah-celah dan cacat lainnya dan harus dikeringkan dengan proses ”oven kiln”
kadar air maksimum 12 % dan diawetkan dengan bahan anti rayap atau yang
sesuai dengan ketentuan baik dalam gambar rencana maupun keputusan dari
Direksi Pekerjaan.
e) Untuk bahan perekat kayu daun pintu atau pekerjaan kayu lainnya sesuai
dengan gambar kerja digunakan perekat tahan air dari jenis Rakoll, Harferin,
Fox yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f) Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan kayu
yang akan digunakan sudah melalui test yang diadakan di pabrik atau lembaga
pengujian bahan lainnya dengan disertai sertifikat pengujian, Persyaratan
untuk kayu adalah sebagai berikut :
VI-6-3/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VI : Pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan Balustrade
.
2) Pintu/Jendela/Ventilasi Aluminium
a) Bilamana tidak disebutkan lain dalam Gambar, maka rangka pintu aluminium
menggunakan Profil setara produksi YKK Anodizing, pemilihan type profil
disesuaikan dengan gambar rencana type-type Pintu , Jendela dan Ventilasi
Aluminium.
b) Perakitan rangka dan daun Pintu atau Jendela sesuai dengan petunjuk/standar
pabrik, lengkap dengan accessories yang dikeluarkan pabrik yang
bersangkutan.
c) Pemasangan rangka Pintu atau Jendela menggunakan fischer dengan
paku/sekrup kuningan atau system lain yang anti karat hingga terpegang kuat
pada tempat penyangga yang sudah di aci.
d) Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-
benturan benda keras. Kerusakan atau cacat-cacat harus diganti oleh
Kontraktor dengan biaya sendiri.
e) Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain,
maka tinggi pegangan kunci adalah 100 cm dari lantai dan tidak boleh tepat
pada sambungan ambang tengah daun Pintu.
f) Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan Pintu/Jendela/Ventilasi
ini, Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan, shop drawing dan
schedule Pintu/Jendela/Vetilasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
g) Engsel-engsel type kupu-kupu minimal dipasang 3 buah titik untuk setiap daun
pintu atau diperhitungkan sesuai dengan berat daun pintu, sedang untuk
jendela dengan dua engsel jungkit yang dipasang tertanam pada sisi samping
daun jendela, kecuali disebutkan lain dalam gambar. Pemasangan accessories
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan fungsional Pintu/Jendela/Ventilasi.
VI-6-4/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VI : Pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan Balustrade
.
3) Garansi Pekerjaan :
Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada Direksi Pekerjaan mengenai
penggantian material apabila terjadi kesalahan pengerjaan. Semua lokasi
pemasangan Pintu/Jendela/Ventilasi yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Bentuk permukaan expose bebas dari goresan, gelombang, dan melengkung
dengan semua sudut persegi kecuali dinyatakan lain pada gambar, semua bagian
yang berbentuk lengkung harus sempurna dengan lengkung yang benar. Bekas
sambungan/las harus dibuat rata dan tidak kelihatan pada saat difinishing.
5) Pemasangan
Tidak ada tambahan biaya yang disebabkan oleh kesalahan pemasangan
Pintu/Jendela/Ventilasi ini. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas semua hasil
perakitan dari seluruh pekerjaan dan bahan sub pekerjaan ini. Kontraktor harus
memastikan pemasangan pintu tepat pada lokasinya serta bebas cacat.
SEKSI 6.2
RAILLING
6.2.1. UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan Railing dan mencakup pengadaan, pengerjaan dan pemasangan
Railing pada tangga beton, tangga baja, maupun Balustrade pada balkon atau
teras lantai tingkat. Termasuk di dalamnya pengadaan perlengkapan, peralatan
dan ongkos kerja dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan.
VI-6-5/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VI : Pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan Balustrade
.
b) Kontraktor harus membuat satu unit contoh terpasang tangga, railing dan
balustrade sesuai dengan bahan yang dipakai lengkap dengan accessoriesnya
serta finishingnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
d) Sebelum pembuatan, semua material yang dibutuhkan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Jadwal Kerja
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan type tangga, railing sesuai dengan
kebutuhan pemasangan di lapangan.
b) Railing dan balustrade yang terpasang pada kolom/balok/dinding beton, harus
dibuatkan lubang-lubang angkur sesuai kedudukan tiang railing atau
balustrade untuk keperluan pengelasan. Dudukan tangga, railing dan
balustrade harus kokoh dan tidak mudah roboh.
c) Setiap memulai pekerjaan tangga, railing harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
2) Finishing :
Untuk pekerjaan finishing railling kayu menggunakan politur setara Ultran dan
(lihat Seksi Finishing
3) Penggantian Material :
Untuk material yang tidak ditunjukkan di atas atau tidak tertera dalam gambar,
atau terdapat penggatian pemakaian material yang setara, maka pihak Kontraktor
wajib dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
6.2.3. PELAKSANAAN
VI-6-6/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VI : Pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan Balustrade
.
c) Hasil akhir pengecatan halus dan merata sesuai dengan tata-warna yang
dikehendaki.
d) Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
VI-6-7/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
DIVISI VII
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
SEKSI 7.1
PEKERJAAN PASANG WATER PROOFING
7.1.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Pasang Water proofing meliputi semua pekerjaan pasang Water
proofing pada lantai dan dinding seperti : Lantai dan dinding; Atap Plat Beton,
dinding luar bangunan tanpa teritisan (overstek) atap atau bidang-bidang
lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar dan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
3) Jadual Kerja :
a) Jumlah pekerjaan pasang Water proofing yang dilaksanakan setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan dan presisi
pekerjaan pasang Water proofing.
b) Luas bidang pasang Water proofing minimal setiap tahap pasang harus
mengacu kepada luas ruang atau bidang yang akan dipasang Water
proofing untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat
construction joint.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Water proofing tidak boleh
terganggu/diinjak sebelum lapisan mengering sesuai jenis Water proofing
yang dipakai.
d) Setiap memulai pekerjaan pasang Water proofing harus sepengetahuan dan
seijin Direksi Pekerjaan.
e) Garansi Pekerjaan Water proofing minimal 10 (sepuluh) tahun sejak Serah
Terima I Pekerjaan Konstruksi.
VI-7-1/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
7.1.2 BAHAN
7.1.3 PELAKSANAAN
VI-7-2/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
SEKSI 7.2
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
7.2.1 UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran dinding, kolom beton,
plat beton, listplank beton, got atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar
kerja.
2) Toleransi Dimensi :
a) Tebal plesteran rata-rata 15 mm untuk setiap lapis plesteran dengan
toleransi perbedaan ketebalan tidak lebih dari 2,5 mm setiap bidang
plesteran.
b) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal plesteran adalah 1 mm per 1
m’ baik Tinggi atau Panjang per seribu.
VI-7-3/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
4) Jadual Kerja :
a) Jumlah pekerjaan plesteran yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan plesteran
untuk menjamin agar seluruh pekerjaan plesteran hanya digunakan adukan
plester baru.
b) Lebar bidang plesteran maksimum setiap tahap plesteran tidak boleh lebih
dari 1 m’ untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat plesteran
kepala secara vertikal.
c) Setiap tahap pekerjaan, tebal plesteran tidak boleh lebih dari 20 mm, tahap
pekerjaan berikutnya harus dibatasi jumlah hari guna memberikan
kesempatan mengeringnya plesteran lapis pertama sebelum pekerjaan
berikutnya dilanjutkan.
d) Setiap memulai pekerjaan plesteran harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan.
7.2.2 BAHAN
1) Adukan Plesteran :
No. Jenis Adukan Plesteran Komposisi
1 A1 1 pc : 2 ps
2 A2 1 pc : 3 ps
3 A3 1 pc : 4 ps
4 A4 1 pc : 5 ps
Keterangan :
- pc = portland cement.
- ps = pasir pasang
2) Bahan dan Standar :
a) Semen, sesuai NI-8
b) Pasir, sesuai NI-3 pasal 14 ayat 2
c) Air, sesuai NI-3 pasal 10
d) Kapur/Mil, sesuai NI-7
e) Kontraktor harus memberikan contoh bahan terlebih dahulu kepada Direksi
Pekerjaan.
7.2.3 PELAKSANAAN
1) Membuat campuran :
a) Pasir harus bersih dari kotoran-kotoran dan diayak sesuai dengan
kebutuhan campuran.
b) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan
mekanis (molen beton) dengan pemakaian air secukupnya.
c) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan adukan
membeku lebih dari satu jam
2) Contoh bidang plesteran :
Kontraktor harus membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu, kemudian
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan plesteran harus dilanjutkan
sesuai dengan contoh.
3) Persiapan pada bidang yang akan diplester :
a) Semua siar hendaknya dikerok sedalam lebih kurang 10 mm sebelum
diplester dan bila di naad bidang bata harus bersih dari bekas-bekas
perekat/kotoran-kotoran lainnya.
b) Semua dinding dan kolom beton yang akan diplester harus diketrik agar
plesterannya dapat melekat dengan baik atau disawut dengan adukan 1 pc
: 2 ps ayakan halus.
c) Semua dinding bataco/beton cetak harus disawut dengan adukan 1pc : 2 ps
ayakan halus sebelum diplester agar plesteran dapat melekat dengan baik.
d) Semua bidang yang akan diplester harus disikat atau disapu sampai bersih
dan dibasahi hingga jenuh sebelum diplester.
4) Sudut-sudut dan bidang plesteran :
Semua sudut-sudut harus tegas, tajam dan lurus serta bidang–bidang plesteran
harus rata tidak bergelombang.
5) Kerataan bidang Plesteran :
Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu plesteran sebaiknya
diadakan pemeriksaan dengan garisan panjang, baik horisontal maupun vertikal
yang berpedoman kepada plesteran kepala.
6) Perbaikan bidang Plesteran :
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diperbaiki secara
keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki harus dibobok terlebih dahulu
dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian diplester rata
dengan sekitarnya.
VI-7-5/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
1) Bidang plesteran halus, rata atau tidak bergelombang dan tidak retak-retak
VI-7-6/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
SEKSI 7.3
PEKERJAAN PASANG TEGEL/UBIN
7.3.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Pasang Tegel/Ubin meliputi semua pekerjaan pasang Tegel
Keramik/Tegel Homogenous atau Tegel Terrakota pada dinding, kolom, lantai
dan bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar
kerja dan/atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi :
a) Dimensi Tegel rata-rata sama dengan toleransi perbedaan dimensi tidak
lebih dari 1 mm setiap Tegel.
b) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal plesteran adalah 1 mm per 1 m’
baik bidang vertikal atau bidang datar dengan ukuran panjang per seribu.
c) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Tegel adalah 0.25 mm,
sedang kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-rata 1% ke
arah pembuangan.
d) Alur naad Tegel sesuai rekomendasi pabrik dengan toleransi 0.25 mm per 1
m’.
4) Jadual Kerja :
VI-7-7/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
b) Luas bidang pasang Tegel minimal setiap tahap pasangan tegel harus
mengacu kepada luas ruang atau bidang yang akan dipasang Tegel untuk
setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat pasangan kepala/acuan
secara vertikal maupun horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Tegel tidak boleh terganggu/diinjak
sebelum mortar pelekat kering dan alur naad tegel harus dibersihkan dari
kotoran perekat, untuk selanjutnya di pasang semen naad sesuai warna
Tegel.
d) Setiap memulai pekerjaan pasang Tegel harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
7.3.2. BAHAN
7.3.3. PELAKSANAAN
1) Membuat campuran :
a) Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir
diayak halus sesuai dengan kebutuhan campuran.
b) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan
mekanis (molen beton) dengan pemakaian air secukupnya.
VI-7-8/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
c) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan adukan
membeku lebih dari satu jam
2) Contoh bidang pasang Tegel :
Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Tegel terlebih dahulu,
kemudian setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang Tegel
harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
3) Persiapan pada bidang yang akan dipasang Tegel :
a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel
dan debu, dibersihkan dengan sikat baja atau semprotan kompresor
tekanan tinggi kemudian dibasahi hingga jenuh.
b) Semua dinding beton atau bataco dan kolom beton yang akan dipasang
tegel harus dikerik dan kemudian disawut dengan 1pc:2ps ayakan halus
agar mortar pasangan dapat melekat dengan baik.
c) Bilamana kebutuhan mortar perekat tegel lebih dari 25 mm untuk dinding
dan 50 mm untuk lantai, harus diplester terlebih dahulu dengan campuran
mortar sesuai yang disyaratkan dalam pekerjaan plesteran. Kemudian
digaris-garis silang sebelum plesteran tersebut mengering.
4) Pemasangan Tegel Keramik :
Tegel Keramik sebelum dipasang harus direndam hingga jenuh, bidang lekat
tegel sebelum dipasang harus dilem dengan semen campur air (pasta semen)
seluruh bidang ubin atau di atas mortar ditabur bubuk semen kering secara
merata. Selanjutnya tegel keramik dipasang di atas hamparan Mortar perekat
yang berpedoman kepada elevasi akhir yang ditentukan dengan cara memukul-
mukul dengan palu karet sedemikian rupa sehingga didapat permukaan yang
rata dan air semen tidak turun. Sisa-sisa mortar harus segera dibersihkan
dengan lap basah atau pembersih lainnya hingga tidak menimbulkan noda pada
permukaan tegel. Alur naad tegel harus segera dibersihkan dengan sikat baja
atau alat khusus untuk itu.
5) Sudut-sudut dan bidang pasang Tegel :
Semua sudut-sudut harus tegak lurus, setiap pertemuan sudut pasang harus
diberi nossing/pinggulan baik dari bahan semen naad/siar atau bahan tegel
khusus sesuai petunjuk dalam Gambar atau Direksi Pekerjaan.
6) Kerataan bidang pasang Tegel :
Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu bidang pasang tegel
sebaiknya diadakan pemeriksaan dengan garisan panjang bahan logam
aluminium kotak, baik horisontal maupun vertikal yang berpedoman kepada
pasangan kepala yang disetting menggunakan pesawat penyipat datar.
7) Perbaikan bidang pasang Tegel :
Bilamana terdapat bidang pasang tegel yang bergelombang harus diperbaiki
secara keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki, harus dibobok terlebih
dahulu dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian
dipasang tegel baru rata dengan sekitarnya.
VI-7-9/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
8) Naad/Siar Tegel :
Antara bidang bidang tegel harus dibuat alur-alur pemisah/siar yang rapi. Bila
tidak disebutkan dalam gambar ukuran alur dibuat sesuai dengan
rekomendasi pabrik. Kemudian dinaad dengan semen khusus setara AM Grout
type AM 51, dengan warna yang sama dengan warna tegel. Setiap jarak naad
mencapai kelipatan 4 m’ (±16 m2) vertikal dan 8 m’ horizontal (± 64 m2)
harus dibuat siar konstruksi (construction joint) yang dinaad dengan joint
sealant setara Formrok 28T ex. Hitching Group, dengan cara pasang sesuai
dengan petunjuk pabrik bersangkutan.
9) Hasil akhir yang dikehendaki :
a) Bidang pasang tegel rata atau tidak bergelombang, padat/tidak berongga
dan tidak cacat.
b) Alur-alur/siar lurus dengan ukuran yang sama dan rapi.
c) Sudut-sudut nossing dan tekukan tajam dan rapi.
d) Air dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.
e) Permukaan tegel harus bersih dari sisa-sisa semen dan kotoran lainnya.
SEKSI 7.4
PEKERJAAN PASANG PAVING BLOCK
7.4.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Pasang Paving meliputi semua pekerjaan pasang Paving Block pada
lantai atau bidang-bidang lantai lainnya sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar kerja dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi :
a) Dimensi Paving Block rata-rata sama, dengan toleransi perbedaan dimensi
tidak lebih dari 2 mm setiap Paving
b) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Paving adalah 0.25 mm,
sedang kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat minimal rata-
rata 1% ke arah pembuangan.
c) Alur naad Paving sesuai rekomendasi pabrik.
4) Jadual Kerja :
a) Jumlah pekerjaan pasang Paving yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan dan presisi pekerjaan
pasang Paving.
b) Luas bidang pasang Paving minimal setiap tahap pasang Paving harus
mengacu kepada luas ruang atau bidang yang akan dipasang Paving untuk
setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat pasangan kepala/acuan
secara horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Paving tidak boleh terganggu/diinjak
sebelum dicor pasir halus sebagai pengisi siar Paving.
d) Setiap memulai pekerjaan pasang Paving harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
7.4.2. BAHAN
7.4.3. PELAKSANAAN
VI-7-11/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
4) Pasang Paving :
Paving dipasang dengan suatu pola sesuai dengan gambar kerja, dipasang di
atas hamparan pasir yang telah dipadatkan dan diratakan. Pola pasangan
berpedoman kepada elevasi akhir yang diharapkan dengan cara memukul-
mukul dengan palu kayu sedemikian rupa sehingga didapat permukaan yang
rata, padat dan rapat sesuai dengan bentuk dan pola paving. Sedang Paving
Block yang terpasang di atas plat beton dipasang menggunakan mortar 1pc : 5
ps.
5) Kerataan bidang pasang Paving :
Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu bidang pasang Paving
sebaiknya diadakan pemeriksaan dengan garisan panjang bahan logam
aluminium kotak, secara horisontal berpedoman kepada pasangan kepala yang
sebelumnya telah di setting menggunakan pesawat ukur penyipat datar.
6) Perbaikan bidang pasang Paving :
Bilamana terdapat bidang pasang Paving bergelombang, cacat atau retak,
harus diperbaiki secara keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki, harus
dibongkar terlebih dahulu dengan baik, kemudian dipasang Paving kembali
hingga rata dengan Paving sekitarnya.
7) Naad/Siar Paving :
a) Bidang yang terpasang langsung di atas tanah, harus dibuat alur-alur
pemisah/siar yang rapi. Bila tidak disebutkan dalam gambar ukuran alur
dibuat sesuai dengan rekomendasi pabrik. Kemudian dicor dengan ayakan
pasir halus hingga Paving tidak dapat bergerak.
b) Bidang Paving yang terpasang di atas plat beton dan menggunakan mortar,
naad pasangan harus dicor dengan mortar 1 pc : 3 ps ayakan halus, hingga
VI-7-12/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
memenhi bidang tegak paving dan tidak sampai menutup sudut chamfer
paving.
8) Hasil akhir yang dikehendaki :
a) Bidang pasang Paving rata atau tidak bergelombang, padat dan tidak cacat.
b) Alur-alur/siar lurus dengan ukuran yang sama.
c) Siar terisi penuh dengan pasir atau mortar.
d) Air mengalir lancar ke saluran drainase atau pit collection
e) Permukaan Paving bersih dari bekas-bekas semen dan kotoran lainnya.
SEKSI 7.5
PEKERJAAN PASANG BATU ALAM
7.5.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Pasang Batu Alam meliputi semua pekerjaan pasang Batu Alam pada
lantai atau bidang-bidang datar lainnya sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar kerja dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi :
a) Dimensi Batu Alam rata-rata sama, dengan toleransi perbedaan dimensi
tidak lebih dari 5 mm setiap bidang batu Alam.
b) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Batu Alam adalah 2,5 mm,
sedang kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat minimal rata-
rata 1% ke arah pembuangan.
c) Alur naad Batu Alam sesuai rekomendasi pabrik atau berkisar antara 8 – 10
mm.
VI-7-13/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
4) Jadual Kerja :
a) Jumlah pekerjaan pasang Batu Alam yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan dan presisi pekerjaan
pasang Batu Alam.
b) Luas bidang pasang Batu Alam minimal setiap tahap pasang harus mengacu
kepada luas ruang atau bidang yang akan dipasang Batu Alam, untuk setiap
tahap kerja yang dibatasi dengan membuat pasangan kepala/acuan secara
horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Batu Alam tidak boleh terganggu/diinjak
sebelum dicor mortar/Grout sebagai pengisi siar bidang Batu Alam.
d) Setiap memulai pekerjaan pasang Batu Alam harus sepengetahuan dan
seijin Direksi Pekerjaan.
7.5.2. BAHAN
2) Bahan perekat :
Pasir, sesuai NI-3 pasal 14 ayat 2
Air, sesuai NI-3 pasal 10
7.5.3. PELAKSANAAN
VI-7-14/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
VI-7-15/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
dicor dengan semen Grout setara AM 50 with Sand dengan warna sesuai
dengan Batu Alam, hingga tidak dapat bergerak.
8) Hasil akhir yang dikehendaki :
a) Bidang pasang Batu Alam rata atau tidak bergelombang, padat dan tidak
cacat.
b) Alur-alur/siar lurus dengan ukuran yang rata-rata sama.
c) Siar terisi penuh dengan semen Grout.
d) Air mengalir lancar ke saluran drainase atau pit collection
e) Permukaan Batu Alam bersih dari bekas-bekas semen dan kotoran lainnya.
SEKSI 7.6
PEKERJAAN PASANG FLOOR HARDERNER
7.6.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Floor Harderner meliputi semua pekerjaan finishing lantai Ramp
Kendaraan; Loading Kendaraan; dan bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi :
a) Gradasi bahan pasir yang dipakai adalah ayakan halus dengan diameter 2,0
mm dengan toleransi perbedaan butiran tidak lebih dari 0,5 mm atau sesuai
standar pabrik.
b) Toleransi kerataan permukaan masing-masing adalah 1 mm per 1 m’,
sedang kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-rata 1% ke
arah pembuangan.
c) Alur naad non slip Ramp Kendaraan satu bidang dengan bidang lainnya
adalah 20 mm.
VI-7-16/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
4) Jadual Kerja :
a) Jumlah pekerjaan Floor Harderner yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan pasang Floor
Harderner untuk menjamin agar seluruh pekerjaan floor harderner hanya
digunakan adukan mortar baru dan permukaan dapat dibersihkan sesegera
mungkin.
b) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Floor Harderner tidak boleh
terganggu/diinjak sebelum pasta Floor Harderner kering.
c) Setiap memulai pekerjaan Floor harderner harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
7.6.2. BAHAN
7.6.3. PELAKSANAAN
1) Membuat campuran dasar :
a) Semua bahan adukan harus bersih dari kotoran-kotoran organis dan bahan
pasir diayak sesuai dengan kebutuhan campuran.
b) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan
mekanis (molen beton) dengan pemakaian air secukupnya.
c) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan adukan
membeku lebih dari satu jam.
f) Contoh bidang plasang Floor Harderner :
VI-7-17/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VII : Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
.
c) Finishing :
Bila dikehendaki permukaan yang agak halus, perataan dengan mesin
trowel dapat dilakukan tiga sampai empat kali seiring dengan mengerasnya
lapisan Floor Harderner.
VI-7-19/25
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
DIVISI VIII
PEKERJAAN ATAP, LANGIT- LANGIT DAN DINDING PARTISI
SEKSI 8.1
PEKERJAAN ATAP
8.1.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Atap meliputi semua pekerjaan pembuatan rangka atap kayu dan
listplank dari kayu, pemasangan atap dan accessories lainnya, pada lokasi yang
ditunjuk pada Gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Pada pekerjaan ini
tidak termasuk struktur rangka atap Baja sesuai tercantum dalam Divisi IV.
Pekerjaan Baja Spesifikasi ini.
2) Toleransi Dimensi :
a) Dimensi bahan penutup atap sesuai standar produk setara “BHP Spandek
0.40TCT tebal 0,35 mm zincalume”, sebagai atap lapis pertama, dan atap lapis
kedua adalah Atap Genteng Keramik setara “Kanmuri atau Ikad, berglasur
warna merah maroon”
b) Reng Atap lapis kedua menggunakan reng baja ringan setara Topspan Hi-Ten
Z/A Tebal 0.60 mm TCT, dipasangan sesuai ketentuan jarak reng genteng
yang dipakai.
c) Dimensi perlengkapan lain dari bahan besi/baja maupun genteng keramik
sesuai dengan dimensi tertera dalam gambar atau standar pabrik pembuat.
d) Toleransi setting/pemasangan elemen-elemen rangka dan atap maksimal 1mm
per 1 m’, baik vertikal maupun horizontal.
4) Jadual Kerja
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen Rangka Atap
Exposed di Work Shop dengan peralatan yang memadai sesuai dengan
kebutuhan pemasangan dilapangan.
b) Pastikan bahwa semua angkur-angkur yang diperlukan untuk pekerjaan rangka
atap telah siap terpasang pada tempat-tempat tumpuan yang diperlukan.
VI-8-1/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
8.1.2.BAHAN
1) Penutup Atap :
a. Atap Lapis Pertama
Atap Metal setara BHP Spandek Zincalume 0.40TCT, lengkap dengan Flashing
dan Talang Atap dengan ketebalan metal sheet minimal sama dengan
bidang atap.
b. Atap Lapis Kedua
Genteng Keramik setara produksi Kanmuri atau Ikad, dengan Sistem Double
Cut, berglasur warna merah maroon.
3) Reng Genteng :
setara produk BHP tipe Topspan Hi-Ten Z/A, tebal 0.60 mm TCT. Skrup ITW
Buildex Selfdrilling Screw 8 mm.
4) Bahan Talang
setara produk BHP sheet Colorbond tebal : 0.45 TCT, dipasang di atas papan
Bangkirai tebal 2,5 cm.
8.1.3.PELAKSANAAN
1) Atap Bangunan Utama dan Tangga Emergency:
a) Sebelum pemasangan atap, semua komponen rangka atap baja harus
dipastikan sudah selesai dan difinishing sesuai dengan gambar dan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi Pekerjaan Baja Struktur.
b) Elevasi dan leveling sudah diperiksa dengan teliti serta mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Urutan pekerjaan atap dimulai dari pemasangan talang sheet di atas papan
dek, atap spandek, reng topspan, genteng keramik dan bubungan atau nok
satu komponen dengan dore dan murda atau yang lainnya harus terkait
dengan baik dan rapi. Pemasangan atap harus sesuai dengan gambar detail
dan petunjuk/standar pabrik, lengkap dengan accessories yang dikeluarkan
pabrik yang bersangkutan.
d) Pemasangan Dore atau Murdha harus dijangkarkan/angker dengan besi beton
sehingga berdiri kuat dan tidak mudah runtuh.
e) Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan rangka atap, Kontraktor
harus mengajukan contoh-contoh bahan dan gambar kerja khusus
VI-8-2/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
VI-8-3/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
SEKSI 8.2
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
8.2.1. UMUM
1) Uraian :
a) Pekerjaan langit-langit meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan
langit-langit atau plafond yang terbuat dari bahan : Gypsum Board, Kalsiboard;
Lumber shering Kayu Bangkirai untuk plafond Hall Canopy,; Lat kayu Bangkirai
untuk Toilet; serta Aluminium Latice untuk Tehnical Ceiling; maupun Acian Plat
Beton untuk ruang-ruang interior tidak penting, sesuai ditunjuk dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan, ongkos kerja dan
peralatan yang diperlukan.
b) Kecuali disebutkan pada poin a) di atas, pekerjaan langit-langit/plafond “plat
beton exposed” tidak termasuk dalam pekerjaan ini, semuanya sudah
termasuk pada pekerjaan Divisi III Pekerjaan Beton.
3) Jadual Kerja
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen Rangka Plafond di
Work Shop dengan peralatan mekanis sesuai dengan kebutuhan pemasangan
di lapangan.
b) Pastikan bahwa semua angkur-angkur yang diperlukan untuk pekerjaan rangka
plafond telah siap terpasang pada tempat-tempat gantungan yang diperlukan.
c) Setiap memulai pekerjaan Langi-langit harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan.
1) Struktur Rangka :
Struktur Rangka Plafond/Ceiling menggunakan Steel Ceiling Frame Galvanized
Components setara ex MMJ yang terdiri atas components sbb : Concrete Bracket
VI-8-4/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
(MMJ A002); Rod ø 5 mm (MMJ A003); Suspension Rod Clamp (MMJ001); Primary
Frame (MMJ R150); Top Hat Furring Frame (MMJ TF01); Furring Channel Clip
(MMJ MA01); Metal Flushing (MMJ A006). Dilengkapi pula dengan Plaster Bead
untuk penyelesaian sudut dan alur-alur aluminium, Casing Bead, Shadow Moulding
Bead, Control Joint Bead sesuai kebutuhan penyelesaian detail sesuai ditunjuk
dalam gambar atau kondisi di lapangan. Jarak Frame MMJ TF01 adalah 600 mm x
1200 mm sedang jarak MMJ 150 adalah 1200 membujur satu arah dan Jarak
suspension rod setiap 900 mm bujur sangkar untuk plafond Gypsum tebal 9 mm
dan Kalsiboard 6 mm.
3) Langit-langit Kalsiboard :
System rangka plafond menggunakan Steel Ceiling Frame Galvanized Components
setara ex MMJ. Plafond Kalsiboard setara Produk “Eternit Gresik” ukuran nominal
6mm x 2400mm x 1200 mm.
VI-8-5/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
8.2.3. PELAKSANAAN
2) Sistem pemasangan :
Penggantung plafond dan bidang Gypsum dan Acoustic harus mengikuti gambar
rencana dan spesifikasi dan/atau petunjuk yang ditentukan pabrik; Plafond Lat
Kayu, Aluminium Latice dipasang pada steel frame dengan paku skrup galvanized .
VI-8-6/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
c) Plafond lapis akustik dipasang pada bidang Kalsiboard yang telah terpasang
rata dengan sistem M-BAR (adhesive dan nailing system) dan tidak perlu di
finish cat.
6) Pengecatan :
Pekerjaan pengecatan atau tekstur plafond Gypsum/Kalsiboard dilakukan setelah
semua pekerjaan pemasangan selesai seluruhnya dalam satu ruang. setara tata-
cara pengecatan yang direkomendasi pabrik; Acoustical Board tidak perlu di cat
atau tekstur, sedang untuk Plafond Lumber shering dan Lat kayu menggunakan
system pengecatan Mowilex Water-Based Woodstain transparan.
7) Hasil Akhir :
a) Bidang Plafond rata, sambungan rapi dan kokoh tergantung pada dudukannya.
b) Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
c) Hasil akhir pengecatan atau tekstur halus dan merata sesuai dengan tata-
warna yang dikehendaki.
d) Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
SEKSI 8.3
PEKERJAAN DINDING PARTISI DAN PARTISI LAPIS ACOUSTIC
8.3.1. UMUM
1) Uraian :
a) Pekerjaan Dinding Partisi lapis Akustik meliputi pengadaan, pengerjaan dan
pemasangan dinding partisi pada Ruang Kerja Staff dan Ruang-ruang lain
yang ditunjuk pada Rencana Gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Kecuali disebutkan pada poin a) di atas, pekerjaan dinding dan plafond akustik
khusus setara ex Yumen Board tebal 9 cm atau bahan lainnya adalah
terpasang pada ruang Generator Set (Genset) sebagai bahan pelapis kedap
suara.
VI-8-7/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
3) Jadual Kerja :
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen Rangka Partisi di
Work Shop dengan peralatan mekanis sesuai dengan kebutuhan pemasangan
di lapangan.
b) Pastikan bahwa semua finishing dinding, lantai dan plafond ruang-ruang yang
akan dipasang Partisi selesai seluruhnya.
c) Setiap memulai pekerjaan Dinding Partisi harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
VI-8-8/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi VIII – Pekerjaan Atap, Langit-langit dan Dinding Partisi
.
tempat lain sesuai dengan gambar atau ditunjuk Direksi Pekerjaan, lengkap
dengan list profile dan hiasan Bali. Finishing Partisi ini menggunakan Politur Ultran
Woodstain Cleardof.
8.3.3. PELAKSANAAN
2) Sistem pemasangan :
Rangka bidang Partisi (Solid Panels, Kalsiboard & Acoustic, Kayu & Teak Plywood,
dan Yumen) sesuai Type dipasang pada tempat yang ditunjuk dengan tata-cara
petunjuk Pabrik. Kemudian lapis penutup partisi dipasang sesuai Jenis Partisi dan
petunjuk pabrik hingga siap di finishing.
4) Pengecatan :
Pekerjaan pengecatan dinding partisi dapat dilakukan setelah semua pekerjaan
pemasangan selesai seluruhnya dalam satu ruang dan diterima Direksi Pekerjaan.
Pengecatan dinding partisi Yumen menggunakan cat emulsi sesuai sistem
pengecatan setara Dulux atau Levis, sedang untuk dinding Partisi Kayu dan Teak
Plywood menggunakan system pengecatan Politur Ultran Woodstain Cleardoft.
5) Hasil Akhir :
a) Bidang dinding rata, sambungan rapi dan kokoh pada dudukannya.
b) Semua komponen dan instalasi terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
c) Hasil akhir pengecatan halus dan merata sesuai dengan tata-warna yang
dikehendaki.
d) Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
VI-8-9/10
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi IX – Pekerjaan Pengecatan
.
DIVISI IX
PEKERJAAN PENGECATAN
SEKSI 9.1
PEKERJAAN CAT EMULSION / ACRYLIC
9.1.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Cat Emulsion meliputi semua pekerjaan pengecatan Dinding dan
Kolom Acian; Langit-langit Gypsum, Kalsiboard Acustical Board ex Yumen Board
(bila perlu); dan Plat Beton acian, serta bagian-bagian lainnya pada lokasi yang
ditunjuk pada Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Pada pekerjaan ini
sudah termasuk persiapan bidang cat, cat dasar atau alkali resisting, plamur
atau tanpa plamur, dan cat finishing.
3) Jadual Kerja :
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan
peralatan pengecatan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
b) Pastikan bahwa semua bidang cat sudah kering sempurna sesuai ketentuan
pabrik cat serta tidak ada yang cacat apabila diperlukan harus diperiksa
dengan peralatan khusus humidity.
c) Setiap memulai pekerjaan Pengecatan harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
9.1.2. BAHAN
1) Bidang Interior (dalam ruang) dipakai setara Dulux atau Levis Painting System:
a) Cat Dasar (Primer) : Alkali Resisting Primer A931-1050 = 1 lapis
b) Under Coat : Dulux Acrylic Wall Filler A931-49001 = 1 lapis
c) Cat Finish : Dulux Catylac Synthetic Enamel = 2 lapis.
VI-9-1/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi IX – Pekerjaan Pengecatan
.
2) Bidang Exterior (luar ruang) dipakai setara Dulux Weathershield atau Levis
Painting System:
a) Cat Dasar (Primer) : Alkali Resisting Primer A931-1050 = 1 lapis
b) Under Coat : Tanpa Wall Filler
c) Cat Finish : Dulux Weathershield A918 = 2 lapis.
9.1.3. PELAKSANAAN
1) Pengecatan Bidang Interior:
a) Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian atau
benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
b) Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting
Primer yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll : 1 lapis.
Lapis kedua digunakan Acrylic Wall Filler dengan kapi untuk mendapatkan
permukaan bidang rata, setelah kering diamplas hingga halus dan rata,
semua siar dan benangan dibuat rapi dan lurus. Lapis ketiga digunakan cat
finish yang dikuas merata dengan kuas roll, sedang lapis keempat dengan
cat yang sama setelah semua bidang cat dalam kondisi baik dan kering.
2) Pengecatan Bidang Exterior:
a) Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian atau
benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
b) Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting
Primer atau Cat Dasar TG 301 ex Lemkra, yang dikuaskan merata seluruh
bidang dengan kuas roll: 1 lapis. Lapis kedua digunakan cat finish
Weathershield atau Waterproofing yang dikuas merata dengan kuas roll,
sedang lapis ketiga dengan cat yang sama setelah semua bidang cat dalam
kondisi baik dan kering.
3) Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan perlengkapan Cat, Kontraktor
harus mengajukan contoh-contoh bahan dan metode pengecatan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
4) Hasil Akhir Yang diharapkan :
a) Bidang cat rata atau tidak belang-belang, permukaan rata dan bersih dari
semua kotoran-kotoran.
b) Semua komponen cat teraplikasi dengan benar sesuai dengan jenis, merk,
dan petunjuk pabrik atau Direksi Pekerjaan.
VI-9-2/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi IX – Pekerjaan Pengecatan
.
c) Finishing akhir warna merata, permukaan rata, tidak cacat dan kotor.
SEKSI 9.2
PEKERJAAN PENGECATAN LOGAM DAN KAYU
9.2.1. UMUM
1) Uraian :
Pekerjaan Cat Logam dan Kayu meliputi semua pekerjaan pengecatan
komponen bangunan “expose” yang terbuat dari Logam/baja seperti : rangka
atap, angkur-angkur, penggantung, support, pintu dan jendela besi, railing
tangga, balustrade dan cat leader serta bahan-bahan logam/baja lainnya.
Komponen bangunan dari Kayu seperti : rangka atap, pintu dan jendela kayu,
hiasan kayu, hand rail, dan bahan-bahan lain yang terbuat dari kayu terpasang
expose lainnya, pada lokasi yang ditunjuk pada Gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan. Pada pekerjaan ini sudah termasuk persiapan bidang cat, cat dasar
dan/atau epoxy, dempul atau tanpa dempul, dan cat finish.
2) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat :
a) Sebelum memulai pekerjaan Cat Kontraktor harus membuat schedule
finishing Cat atas dasar Schedule dan Gambar Rencana yang telah ada,
termasuk membuat jadual waktu (schedule lengkap) tentang semua jenis
dan volume pekerjaan serta komponen/bahan yang diperlukan.
b) Kontraktor harus membuat satu bidang contoh pengecatan untuk setiap
warna dan jenis Cat terpilih dalam rangka mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
3) Jadual Kerja
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan
peralatan pengecatan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
b) Pastikan bahwa semua bidang cat sudah kering sempurna serta tidak ada
yang cacat.
c) Setiap memulai pekerjaan Pengecatan harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
9.2.2. BAHAN
1) Bidang Logam /Baja Biasa dipakai setara Dulux painting System :
a. Cat Dasar (Primer) : Dulux Quick Drying Universal Primer A540-49524
= 1 lapis merata
b. Under Coat : Dulux Under Coat A543-101 = 1 lapis
c. Cat Finish : Dulux Super Gloss A365 = 2 lapis.
2) Bidang Logam/Baja Galvanize/Aluminium dipakai setara Dulux Painting System:
VI-9-3/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi IX – Pekerjaan Pengecatan
.
9.2.3. PELAKSANAAN
1) Pengecatan Bidang Logam/Baja:
a) Permukaan bidang cat harus bersih dari karat, semua bekas las sudah rapi
dan halus.
b) Bidang cat harus diamplas/disikat halus dibersihkan dari semua kotoran-
kotoran dan karat yang melekat, kemudian dibersihkan dengan lap.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Dulux Quick Drying
Universal Primer A540-49524 yang dikuaskan merata seluruh bidang
dengan kuas halus : 1 lapis. Lapis kedua digunakan Dulux Under Coat
A543-101 dengan kuas halus untuk mendapatkan permukaan bidang rata,
setelah kering diampelas hingga halus dan rata, semua lubang-lubang agar
tertutup rapi. Lapis ketiga digunakan cat finish Dulux Super Gloss A365
menggunakan alat air sprayer, sedang lapis keempat dengan cat dan cara
yang sama setelah semua bidang cat dalam kondisi baik dan kering.
Sampai dengan lapis ketiga untuk pengecatan baja harus dikerjakan
sebelum semua komponen baja di-erection atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2) Pengecatan Bidang Logam Galvanize :
a) Permukaan bidang cat harus bersih dari karat dan kotoran, semua bekas las
sudah rapi dan halus.
b) Bidang cat harus diampelas/disikat halus dibersihkan dari semua kotoran-
kotoran dan karat yang melekat, namun lapisan Galvanize tidak boleh
hilang kemudian dibersihkan dengan lap.
VI-9-4/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi IX – Pekerjaan Pengecatan
.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama Dulux Etching Primer R565-
49001 dipakai yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas halus : 1
lapis. Lapis kedua digunakan Dulux Under Coat A543-101 dengan kuas
halus untuk mendapatkan permukaan bidang rata, setelah kering diampelas
hingga halus dan rata, semua lubang-lubang agar tertutup rapi. Lapis ketiga
digunakan cat finish Dulux Aluminium Paint A338-2212 menggunakan alat
air sprayer, sedang lapis keempat dengan cat yang sama setelah semua
bidang cat dalam kondisi baik dan kering. Sampai dengan lapis ketiga
untuk pengecatan baja Galvanize harus dikerjakan sebelum semua
komponen baja di-erection atau dipasang atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
3) Pengecatan Solid Bidang Kayu :
a) Bidang cat harus kering, bersih dari kotoran, cacat-cacat, sambungan sudah
rapi dan permukaan rata.
b) Bidang cat harus diamplas halus, dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
dan bekas-bekas ketaman, ratak-ratak tidak tampak kemudian dibersihkan
dengan lap.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Dulux Red Oxide
Primer A540-49014 yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas
halus : 1 lapis. Lapis kedua digunakan Dulux Under Coat A543-101 dengan
kuas halus untuk mendapatkan permukaan bidang rata, setelah kering
diampelas hingga halus dan rata, semua lubang-lubang agar tertutup rapi,
sebelum cat ini dapat diratakan dengan dempul (wood filler)
d) Lapis ketiga digunakan cat finish Dulux Supergloss A365 dengan alat air
sprayer, sedang lapis keempat dengan cat dan metode yang sama, setelah
semua bidang cat dalam kondisi baik dan kering. Sampai dengan lapis
ketiga untuk pengecatan bidang kayu harus dikerjakan sebelum semua
komponen kayu dipasang atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
4) Pengecatan Expose/Transparant Bidang Kayu Exterior, Parket dan Lantai Kayu :
a) Bidang cat harus kering, bersih dari kotoran, cacat-cacat, sambungan sudah
rapi dan permukaan rata.
b) Bidang cat harus diampelas halus, dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
dan bekas-bekas ketaman, retak-retak tidak tampak kemudian dibersihkan
dengan lap.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Wood Filler yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas halus : 1 lapis, kemudian
diampelas mesin hingga pori-pori kayu tertutup rapat dan permukaan
bidang halus dan serat kayu tampak jelas. Lapis kedua digunakan Mowilex
Waterbase Woodstain 10%-20% dengan kuas halus untuk mendapatkan
permukaan bidang rata, setelah kering diamplas hingga halus dan rata,
semua lubang-lubang agar tertutup rapi. Lapis ketiga digunakan cat finish
Mowilex Waterbase Woodstain dengan kuas halus atau alat air sprayer,
setelah semua bidang cat dalam kondisi baik dan kering. Sampai dengan
lapis kedua untuk pengecatan bidang kayu expose harus dikerjakan
sebelum semua komponen kayu dipasang atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
VI-9-5/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi IX – Pekerjaan Pengecatan
.
VI-9-6/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi X – Pekerjaan Sanitair
.
DIVISI X
PEKERJAAN SANITAIR
SEKSI 10.1
KETENTUAN UMUM
10.1.1. UMUM
VI-10-1/4
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi X – Pekerjaan Sanitair
.
SEKSI 10.2
PERALATAN SANITAIR
10.2.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan perlengkapan Sanitair meliputi semua pekerjaan pengadaan peralatan
dan accessories, pemasangan dan pengujian operasional dari peralatan Sanitair.
Termasuk di dalamnya pembelian peralatan, ongkos kerja, pengujian dan alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai petunjuk pabrik dan
ketentuan serta persyaratan yang tertera dalam Gambar dan Spesifikasi ini
3) Jadual Kerja
a) Kontraktor harus membuat gambar kerja dan schedule lengkap peralatan
Sanitair yang akan dibutuhkan dalam proyek ini termasuk brosur dan
spesifikasi teknis tata cara pemasangan yang dikeluarkan pabrik Sanitair yang
bersangkutan.
b) Jadual kerja pemasangan accessories Sanitair harus mengikuti atau koordinasi
dengan Pekerjaan Instalasi Plumbing dan finishing lantai, dinding serta
pekerjaan lain terkait.
c) Setiap tahap pekerjaan Sanitair harus dikerjakan dengan teliti dan hati-hati
agar akurat dan terhindar dari pekerjaan cacat atau bocor.
d) Setiap memulai pekerjaan Sanitair harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan.
VI-10-2/4
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi X – Pekerjaan Sanitair
.
Tabel di bawah ini hanya sebagai acuan umum, untuk lebih spesifik
model + system mengikuti gambar
Tabel : 10.2.2.1. Daftar Sanitair Toilet Umum setiap Lantai
1) Tempat yang akan dipasang peralatan tersebut di atas harus sudah disiapkan
terlebih dahulu dengan seksama sehubungan dengan joint, gantungan, hubungan
instalasi yang diperlukan oleh setiap peralatan. Pastikan bahwa semua saluran
instalasi sudah dalam posisi yang benar dan berfungsi dengan baik dan lancar
melalui koordinasi dengan Sub Kontraktor ME & P.
2) Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik, berkaitan dengan
ukuran, koordinat komponen, konstruksi penggantung yang diperlukan. Dikerjakan
oleh tenaga ahli bersertifikat dan berpengalaman dalam pemasangan sanitair atau
direkomendasi Agent Produk.
VI-10-3/4
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab VI - Divisi X – Pekerjaan Sanitair
.
VI-10-4/4
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
DIVISI XI
ELEKTRIKAL
SEKSI 11.1
INSTALASI
1.1 UM U M
Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pembangunan (RKS) merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam koneksitas disiplin yang mengacu kepada integritas
bekerjanya tubuh bangunan nanti
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat- syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan, maupun peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Pemborong harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku
Pekerjaan sistem Elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon
operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan sempurna :
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan, maupun
II-11-1/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Dalam gambar kerja ini lebih dijelaskan katalog dari Manufacture, dimensi-dimensi,
data performance nama badan usaha yang menyediakan spareparts dan after sales
service untuk material-material tertentu.
Dalam gambar kerja ini dengan jelas terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat /
peralatan-peralatan didalam sistem secara keseluruhan. Bila dirasakan perlu adanya
perubahan – perubahan ataupun penyimpangan-penyimpangan dari pada sistem
yang direncanakan sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan tanpa merubah
fungsi sistem, serta maksud dari sistem semula / sebenarnya dapatlah diajukan
dengan memberi alasan-alasan persetujuan yang tepat.
Perubahan diatas haruslah mendapat persetujuan dari Direksi dan tidak membawa
akibat tambahan biaya bagi pemilik.
1.1.2. Koordinasi
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang
satu tidak menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.
a. Pada waktu mengajukan penawaran Pemborong harus melampirkan " Daftar Material
" yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang untuk proyek ini,
sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi harus disebutkan pabrik, merek,
manufacture, type lengkap . dengan brosur/katalog.
Ketentuan lain yang harus dipenuhi pada waktu penawaran harus dinyatakan:
- Kapasitas peralatan.
- Cara pemasangan.
- Dimensi.
- Peralatan yang ditawarkan harus diberi tanda.
II-11-2/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
II-11-3/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
II-11-5/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi
lapangan, penyimpanaan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area /
tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar) , dimana pelaksanaan tugas instatasi
berlangsung.
b. Pembuatan keet, kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila
terlebih dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas.
1.1.14. Penjagaan
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/
daya kerja harus diusahakan oleh Pemborong.
II-11-6/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
b. Pada setiap saat Konsultan harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
II-11-7/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
c. Pemasangan transformator
h. Pekerjaan pentanahan (earthing) dari panel, trafo, kotak kontak, pintu, rak, tangki,
pompa, peralatan dari bahan metal lainnya.
- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan atau stop
kontak khusus.
- Pengadaan dan pemasangan pipa pelindung atau, batu pelindung kabel dan
accessories lainnya.
Standar dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan standar :
II-11-8/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 023/PRT/1978 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
d. AVE Belanda
e. VDE / DIN Jerman
f. British Standard Associates
g. IEC Standard
h. JIS Japan Standard
i. NFC Perancis
j. NEMA USA
Pemborong harus menutup dan merapikan kembali setiap galian atau bobokan yang
dilakukan pada Konstruksi bangunan, yang disebabkan pekerjaan-pekerjaan instalasi
elektrikal.
Untuk menghindari sejauh mungkin pekerjaan pembobkan maka semua inserts,
sleeves, raceways atau openings harus telah dipersiapkan dan dipasang dalam tahap
pekerjaan konstruksi.
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Pemborong. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang
peralatan, termasuk inserts untuk penggantung busduct (hangers) dan penyangga
lainnya harus dipasang oleh Pemborong.
2.1.4 Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam keadaan bersih.
Semua pipa pelindung kabel dalam tanah yang menembus keluar dinding pondasi
batas luar bangunan, harus ditutup rapat pada ujung-ujungnya dengan sealant untuk
mencegah masuknya air ke tanah.
Ujung kabelnya sendiripun harus ditutup rapat.
2.1.5 Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan di cat dengan warna
yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
2.1.6 Garansi
II-11-9/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
2.1.11. Tambahan
a. Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
PUIL/LMK. Semua kabel.kawat harus baru dan harus jelas ukurannya, jenis kabelnya,
nomor dan jenis pintalannya.
b. “ Splice “ / pencabangan
II-11-10/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
secara mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara “ Solderless
Connector “. Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered “.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
Manufacturer.
d. Penyambungan Kabel
4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen
yang khusus untuk listrik.
5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-
temperatur pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka selama
pengecoran.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal maksimal 2,5 mm.
II-11-11/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
5. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8”
diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
“Socket / lock nut”, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak
ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai
dengan 2 M, harus dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus diklem ke
bangunan pada setiap jarak 50 cm.
f. Instalasi Khusus
h. Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm. Kabinet
untuk “panel board” mempunyai ukuran yang proporsionil seperti yang
dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada
gambar perencana atau menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
Frame / rangka panel harus di grounding / ditanahkan pada kabinet harus ada cara-
cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel “panel board” serta
tutupnya.
Kabinet dengan kabel-kabel “Trought Feeder” harus diatur sedemikian, sehingga
ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board.
II-11-12/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus
disediakan 2 buah anak kunci dengan sistem Master Key.
i. Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan olek Konsultan. Semua
kabinet dari pintu-pintu untuk panel board listrik, harus dibuat tahan karat dengan
cara “Galvanized Plating”, atau dengan “Zink Chromate Primer”. Selain yang
tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :
j. Pasangan Panel
Pasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam atau type panel. Maka
bila dibutuhkan alas / fondasi / penumpu / penggantung, maka pemborong harus
menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar ( tidak
ada biaya tambahan lagi).
Panel-panel distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan. Panel distribusi utama dari jenis indoor type tersebut dari plat baja
(metal clad).
Kontruksi harus dari rangka baja struktur yang baku, yangb bisa mempertahankan
strukturnya oleh streess mekanis pada waktu hubungan singkat, Rangka ini secara
lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup
(metal clad) harus cukup louves, untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL/LMK/VDE untuk peralatan yang
tertutup.
e. Papan nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama dan
dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemeberian nama harus menunjukan
dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang disambung padanya
keterangan mengenai ini harus diajukan dalam shop drawing.
II-11-13/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
f. Bus-bas/Rel
Bus bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan
lapisan perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150% dari arus
beban terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran PUIL(daftar no.630-
D1 – D4/PUIL 1977) . Semua bus bar /rel harus dipegang oleh isolator dengan kuat
dan baik kerangka panel. Semua bus bar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai
dengan yang disebutkan pada PUIL. Cat tersebut harus tahan sampai temperatur
75 oC.
Busbar disusun oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 phase 4 kawat seperti
ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir
terhadap tanah, sebuah bus panel dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan
dari peralatan perlu diketanahkan (5 bar)
Semua terminal cabang harus diberi lapis (vertin) dan disekrup dengan
menggunaklan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut yang dvernikel
(atau stainleess) dengan ring tembaga
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan ruangan tersebut
harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya,
untuk peralalatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar,
panel kayu, switch,circuit breaker dan lain-lain.
i. Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar, meter-
meter adalah type” moving Iron Vane Type” khusus untuk panel, dengan scale
sirkular, flash atau semi flush, dalam kotak tahan getaran. Dengan ukuran 144x 144
mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5% Posisi dari saklar
putar untuk voltmeter (voltmeter selector switch) harus ditandai dengan jelas.
J. Transformator Arus
Trafo adalah dari type kering, dalam ruang type jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0.3 dengan burden sesuai dengan
standard-standard VDE, Pemasangan arus kuat dan dapat menahan gaya-gaya dan
mekanis. Pada waktu terjadinya hubungan singkat 100 KA trafo arus untuk
ampermeter juga boleh dipergunakan bersamaan dengan KWH meter, asalkan
ketelitiannya masih baik, Bila tidak baik, maka harus dipergunakan trafo arus
khusus.
k. Sikring
Sikring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi . Semua sikring harus dipasang
pada sisi sumber dari suatu peralatan yang dapat dicabut (draw out) atau di sisi
beban dari peralatan-perlatan lainnya, harus mempunyai kapasitas interupsi 100
II-11-14/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
KA. Bila sikring merupakan bagian dari suatu saklar, maka harus diatur sedemikian
rupa, sehingga saklar tersebut dapat dimasukan bila sikringnya tidak pada
tempatnya, harus ada indikator untuk sikring putus.
Sikring harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan –peralatan yang
dapat dicabut(drawout)
L. Sikring cadangan
Untuk setiap panel harus disediakan sikring cadangan sebanyak sikring yang ada,
yang disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal yang jelas.
n. Merk Pabrik
Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type draw out tanpa minyak
dengan sikring pembatas arus, pemutus daya denganrumah tuang (moulded case)
dilengkapi dengan sikring pembatas arus dan pemutus sikring berkapasitas 100 KA
minimum pemutus sikring harus dari type yang membuka dan menutup dengan
cepat
p. Pilot lamp
II-11-15/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
a. Saklar –saklar dari jenis rocker mekanisme rating 10A - 250A. Saklar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, saklar saklar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada
tembok setinggi 150 cm diatas lantai yang sudah jadi kecuali ditentukan lain oleh
arsitek.
Saklar – saklar tersebut harus dipasang dalam kotak –kotak (end bowdoos) ari
plat dan ring, setelanya yang standard, dilengkapi de3ngan tutup persegi,
sambungan – sambungan hanya diperbolehkan antara yang berdekatan.
b. Stop kontak.
Stop kontak haruslah dengan type yang memakai earting contact dengan rating
10 A 250 VAC, semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus
diberi saluran ke tanah (grounding)
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian
30 cm atas lantai yang sudah jadi atau sesuai petunjuk ENGGINEER ARSITEK
.
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan menjasi satu secara elektrik dengan baik. Suatu rel pentanahan harus
disediakan dimana bagian metal tersebut diatas dihubungkan.
Rel pentanahan dihubungkan dengan kawat tembaga berpenampang sesuai gambar
sistem, dihubungkan dengan rod tembaga berdiameter minimal 1” ditanam didalm
tanah, sehingga diperoleh tahanan pentanahan -< 1 Ohm.
a. Type
b. Standard
Switchgear harus dibuat dengan standard EIC atau standard international lainnya.
II-11-16/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
c. Karakteristik Switchgear
Tegangan kerja : 20 KV
Tegangan kerja maksimum : 24 Kv
Tegangan Test 2 menit : 75 Kv
Frequency : 50 Hz
Kapasitas hubungan singkat 1 detik : 16 KA
Busbar rating : 630 A
d. Konstruksi
e. Trap kubikal dilengkapi dengan alat pemanas dari tahanan ( anti) condensatron
heater)
f. Cubicle harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mendeteksi dan merekam
jenis dan besar ganguan pada jaringan TM maupun pada panel itu sendiri.
g. Interlock
* Interlock pintu :
- Pintu tidak dapat dibuka bila switch dalam posisi tertutup dan bila switch
pentanahan dalam posisi terbuka
- Pintu tidak dapat ditutup bila switch pentanahan dalam keadaan terbuka.
- Switch pentanahan tidak dapat ditutup bila switch utama dalam keadaan
tertutup
Test Routine
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock, dan fungsi kerja handel –handel
II-11-17/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
a. Standard.
Kabel dan perlengkapan harus direncanakan dan dibuat mengikuti peraturan dan
ketentuan yang berlaku dari PUIL dan EIC terbitan terakhir, disamping itu juga
harus mengikuti peraturan-peraturan terakhir dari :
-VDE/DIN, Jerman
-NEMA , USA
- B.S , Inggris
b. Karakteristik sistem
- Tegangan antar phase - 20
– Tegangan continue sistem - 24 KV
- Test tegangan impuls - 125 KV
- Frekwensi - 50 Hz
- Rating daya hubung singkat pada jaringan - 500 MVA
c. Kontruksi kabel
- Konduktor dari bahan tembaga Stranded
- Insulasi X.L.P.E.
- Lapisan semi konduktor sebelah dalam warna hitam
- Lapisan semi konduktor sebelah luar warna hitam
- Metalic screen dari tembaga
- Birder dari pita polyester
–Selubung terluar dari tPVC warna merah.
b. Karakteristik Sistem
- Fasa - 3 fasa
- Frekquensi - 50 Hz
- Daya hubung singkat - 500 MVA
- Isolasi tegangan kumparan primer - 24 KV
II-11-18/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
c. Karakteristik Trafo
- Tegangan Primer 20 Kv
- Tegangan Sekunder 400-240 V
- Vektor Dyn – 5
- Titik netral harus dikeluarkan dan disediakan terminal netral dengan sistem
pentanahan terpisah
- Kenaikan suhu maksimum kumparan 65
- Kenaikan suhu maksimum dari minyak di bagian atas tangki 55 OC dengan
toleransi 10%
- Tingkat kebisingan tidak boleh melebihi 52 dB dengan toransi 2 dB.
d. Papan Nama
a. Umum
Panel – panel daya dasn penerangan lengkap dengan semua kompensasi yang
harus ada seperti yang ditunjukan pada gambar, Panel – panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380 V, 3 phasa. 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded
dan harus dibuat mengikuti standard IEC. VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya
* Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal endosed), free
standing, untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen
yang ada :
- LVMDP, Panel AC, panel-panel pompa
II-11-19/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
* Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup(metal endosed) wall
mounting, lengkap, dengan semua kompanen –komponen pasangan dalam
semua panel-panel penerangan dan panel-panel daya lainnya.
b. Karaktersirtik Panel
Kerja starter motor Y-D adalah automatic starter Y-D dan harus dapat
dihidupkan secara manual.
-Locked motor
-Starting overload
-Abnomarlly high ambient
-Voltage unbalance
d. Circuit Breaker
e. Bus Bar
Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum konduktivitas 98%.
Rating ampere sesuai gambar, Busbar harus di cat sesuai dengan kode warna
dalam PUIL sebagai berikut :
-Phase : Merah, kuning, hitam
- Netral : Biru
-Ground : Hijau –kuning
II-11-20/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
f. Accessoriees
Bus bar, terminal – terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnnya harus
buatan pabrik dan berkualitas ex eropa dan dipasang di dalam oanel dengan kuata
dan tidak boleh ada bagian yang bergertar
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal
- Semua armatur yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding)
- Semua lampu Fluorencent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi
dengan “power factor corecction capasitor “ yang cukup kuat terhadap kenaikan
temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri
- Life time lampu harus sesuai dengan spesifikasi teknis pabrik pembuat.
- Reflektor terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu,
sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi
- Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal box harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen itu sendiri.
- Vebtilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna, kabel – kabel dalam box
harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel
pada sballast atau kapasitor Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.5 mm,
dicat dasar tahan karat, kemudian difinish dengan cat akhir dengan oven warna
putih.
- Ballast dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorecent )
Ballast dipergunakan single single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent)
- Ballast yang dipergunakan type Low loss.
- Tabung fluorescent harus dari merk ballast ( satu ballast untuk satu lampu
fluarescent )
- Tabung Fluorescent harus dari merk PHILIPS type TLD dan warna nomor 54
- Armatur lampu pijar terdiri dari dudukan dan diffuser. Dudukan harus dari bahan
aluminium silicon ally atau dari moulded plastic.
- Emergency lighting pada pintu darurat dan tangga kebakaran memakai armatur
lampu dengan built in batteray dari nickel cadmium bateray dan harus mampu
beroperasi dengan mengantikan supply PLN selama dua jam
b. Stop kontak
- Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk
pemasangan di dinding dan pemasangan di lantai (floor outlet )
- Stop kontak dinding harus satu tipe untuk pemasangan rata dengan dinding
dengan rating 250 volt, 10 ampere.
II-11-21/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
Stop kontak khusus yang dipakai adalaha stop kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 200 cm diatas lantai . SKK harus
mempunyai terminal phasa , netral dan pentanahan .
SKK harus dilengkapi dengan saklar dan lampu dengan rating 250 volt, 10
Ampere.
d. Sakelar Dinding
Sakelar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rovker dengan rating
250 volt, 10 ampere, single atau multiple gangs (grids Switch)
Sakelar atau stop kontak dinding terpasang pada box (end bow doos) dari plat
dengan menggunakan baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak
diperbolehkan
.
f. Kabel
Pada umumnya kabel , instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYY)
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2 ½ mm2
g. Kode warna
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
– Fasa -1 : merah
– Fasa -2 : Kuning
– Fasa - 3 : hitam
– Netral : biru
- Tanah (ground ) : Hijau – Kuning
Kabel harus merk setara Kabelindo, kabel Metal, tranka atau Supreme
II-11-22/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
6 CABLE
a. NYY, NYFGBY, NYM, NYA - Supreme Indonesia
- kabel Control - Kabelindo Indonesia
- N2XSY - Tranka Indonesia
- N2XSEFGBY - Kabel Metal Indonesia
- Voksel Indonesia
7 INSTALASI EQUIPMENT
a. Installation Pipe/conduit, terminal - MK Inggris
box, elbow, coupling, flexible conduit, - EGA Inggris
adaptor-female thread, space bar, - Clipsal Australia
sadler
b. Spring Connector / Las Dop - 3M USA
II-11-23/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
II-11-24/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
Unindo,
13 OIL TRANSFORMER - Trafindo Indonesia
- Starlite Indonesia
Flamestic -
14 FIRESTOP - Hitachi Japan
- Flamester USA
- Innaba Japan
2. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan-peralatan seperti : Diesel Gen-set, transformator, panel-panel, tray
kabel dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.
II-11-25/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
II-11-26/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Bab II - Divisi XI – Pekerjaan Elektrikal
.
- Steped load test (0%, 25%, 50%, 75%, 100% dan 110% beban penuh)
terhadap setiap diesel genset.
Dari beban penuh memakai resistance, masing-masing sebagai berikut :
-0% = 5 menit
- 25 % = 10 menit
- 50 % = 60 menit
- 75 % = 60 menit
- 100 % = 60 menit
- 110 % = 25 menit
b. Site test
Test yang dilaksanakan setelah pekerjaan erection / installation selesai
tersebut, meliputi :
- Insulation resistance test
- Contuniuty test
- Simulation of Exces temperatur
- Simulation of over speed
- Test run
- Automatic Main Failure test
- Automatic load transfer switching test
- Automatic sequence starting
- Sinkronizing
II-11-27/27
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XII - Pekerjaan Elektronik
.
DIVISI XII
ELEKTRONIK
SEKSI 12.1
INSTALASI
12.1.1. UMUM
SEKSI 12.2
PEKERJAAN INSTALASI KABEL DATA
12.7.1 UMUM
Sistem jaringan komputer yang akan dipasang dapat dilihat pada gambar. Beberapa
point penting yang perlu diperhatikan adalah:
1) Pusat jaringan komputer terletak di lantai 1 ( Front Office ) dan didistribusikan
ke jaringan-jaringan yang lainnya ( sesuai gambar ).
2) Distribusi pada jaringan local per lantai menggunakan gabungan sistem 10/100
Base-T sehingga memungkinkan berjalan pada kecepatan 100 atao 10 Mbps.
3) Seluruh perangkat jaringan nantinya menggunakan Network Management
System sehingga dapat dimonitor dan dikonfigure secara remote melalui sebuah
Network Management Console yang terletak pada jaringan.
4) Instalasi network termination (konektor jaringan) menggunakan systen
pemasangan inbow dan outbow, dengan tidak mngurangi performance dan
system secara keseluruhan.
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
1) Semua perlatan dan instalasi yang akan dipasang haruslah baru sama sekali dan
tidak terdapat cacat sedikitpun, terhadap ketidaksempurnaan/ kekurangbaikan
barang/peralatan yang dikirim, Direksi Pekerja berhak untuk menolak dan
kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
VI-12-2/5
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XII - Pekerjaan Elektronik
.
6) Perangkat Utama
i. Jaringan komputer lantai satu.
- Jaringan kabel distribusi 3 titik sesuai gambar
- Kabel UTP minimal category 5e
- Diambil dari FO
Gambar tata letak perangakat jaringan dan titik-titik komputer dapat dilihat
pada gambar Rencana Posisi Komputer Lantai Satu )
ii. Jaringan Komputer Lantai 2:
- Jaringan Kabel Distribusi 1 titik sesuai gambar
- Menggunakan kabel minimal UTP category 5e
Gambar tata letak perangakat jaringan dan titik-titik komputer dapat dilihat
pada gambar Rencana Posisi Komputer Lantai 2
iii. Jaringan Komputer Lantai 3
- Jaringan Kabel Distribusi 2 titik sesuai gambar
- Menggunakan kabel minimal UTP category 5e
7) Gambar tata letak perangakat jaringan dan titik-titik komputer dapat dilihat pada
gambar Rencana Posisi Komputer.
Catatan:
Perlengkapan lain yang belum disebutkan disini, namun merupakan
kebutuhan pokok agar sistem tersebut bisa beroperasi secara
sempurna, harus dilengkapi olah kontraktor dan diinformasikan
kepada Direksi Pekerja.
VI-12-3/5
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XII - Pekerjaan Elektronik
.
1) Semua kabel yang dipergunakan harus ditempatkan dalam konduit PVC dan
dipasang tertanam. Konduit harus diklem pada struktur bangunan dengan
saddle klem, bila diperlikan (misalnya pada lintasan melingkar) konduit PVC bisa
dikimbinasikan dengan pipa fleksible.
2) Untuk jalur-jalur utama menggunakan kabel tray yang sudah ditentukan
spesifikasinya dan dipasang dengan supportnya sedemikian sehingga tidak
berbenturan jalur dengan kabel yang lainnya (power) dan diatur sedemikian
dengan jarak minimal diantaranya 20 cm
3) Untuk perangkat jaringan ini, konfigurasi pemasangan dimungkinkan
menggunakan system stack/cascade beberapa perangkat, agar jumlah port yang
dibutuhkan bisa tercapai, serta harus mendukung minimal Fast Ether Channel.
4) Semua peralatan Jaringan Komputer harus dipasang pada tempat-tempat
yang sesuai seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana
koordinat yang tepat dapat dilihat lebih jelas dalam Gambar Rencana Titik
komputer. Bagi penempatan perangkat jaringan yang belim jelas atau
pada penempatannya mengakibatkan masalah dengan ammature
penerangan atau peralatan yang terdapat di plafond lainnya, agar
dibicarakan dengan Direksi Pekerja.
12.7.4 PENGUJIAN
1) Semua peralatan Jaringan Komputer ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Direksi Pekerja. Pengujian
meliputi testing kabel UTP end to end untuk masing-masimg work area. Testing
commissioning Rise backbone Kabel Fiber Optic.
2) Sebelum melakukan pengujian Jaringan Komputer, kontraktor wajib
memberitahu Direksi Pekerja terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan
tanpa disaksikan oleh Direksi Pekerja akan dinyatakan tidak sah dan harus
diulan kembali.
3) Sebelim melakukan pengujian, kontraktor harus melaporkan kesiapan alat
uji/alat ukur yang diperlukan.
4) Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk daya
listrik dan peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
5) Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.
VI-12-4/5
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XII - Pekerjaan Elektronik
.
12.7.6 PRODUK
Bahan dan peralatan yang dipilihharus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Untuk
peralatan cabling system, kontraktor diminta untuk mengajukan penawaran dengan
memberikan alternatif dari solusi:
1) Kabel : Belden Cat 5 4 pairs
2) Konduit : EGA, CLIPSAL.
VI-12-5/5
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
DIVISI XIII
MEKANIKAL
SEKSI 13.1
UMUM
13.1.1 UMUM
SEKSI 13.2
SISTEM TATA UDARA DAN PENGHAWAAN
VI-13-2/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
3) Kondisi desain,
a) Suhu ruangan : 75 + 4 deg. F
b) Kelembaban nisbi : 60 + 10 % RH
c) Fresh air ventilation : ASHRAE Standard 62-1981.
4) Condensing Unit,
Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh. Komponen di
dalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca, uap air laut dan sinar
matahari. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
Hermetic compressor
Air-cooled condenser coil, dengan Alluminium fin (Coated) dilapisi dengan
cat anti karat khusus uap air laut, atau menggunakan Copper Fin.
Fan dan motor drive
Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
Charging valve
Heavy duty coil guard
Control equipment.
Liquid Line.
Harus dibuat dengan Total Pressure Drop antara 3 sampai 6 psi (setaraf
dengan perubahan temperatur 1 - 20).
Refrijeran harus pada tingkat keadaan Sub Cooling pada saat
mencapai'Refrijerant Control Device'.
Sub-Cooling harus diperhitungkan untuk dapat mengatasi Friction Loss
pada pipa dan Vertical Rise.
Liquid Line yang berada di luar gedung, atau yang terkena sinar matahari
langsung harus diisolasi seperti Suction Line.
VI-13-4/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
1) Ketentuan Umum,
a) Harus dari jenis Air Cooled Split Air Conditioner secara lengkap berikut sistem
kontrol operasinya (thermostat, relay, kontaktor dan kontrol-kontrol lainnya).
b) Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang
tercanturn dalam gambar Skedul Peralatan AC & Fan.
c) Unit harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk disambung dengan
'refrigerant piping' dan diisi refrijerant untuk kemudian dioperasikan tanpa
perlu ditambah dengan kelengkapan lainnya.
2) Condensing Unit,
a) Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh komponen
didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan sinar matahari.
b) Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
1. Air-cooled condenser coil
2. Fan dan motor drive
3. Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
4. Charging valve
5. Heavy duty coil guard
6. Hermetic compressor
7. Control equipment.
VI-13-5/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
1) Ketentuan Umum
a) Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban kerja
seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan,
b) Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas Fan,Kontraktor harus, sudah
memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas terhadap
pertambahan static pressure sebagai akibat dari static pressure loss pada
diffuser atau grille atau atau filter atau damper dan/atau peralatan lain di
dalam saluran udara sesuai dengan yang akan dipasang.
2) Konstruksi
Harus dari jenis ADJUSTABLE PITCH AXIAL-FLOW FAN factory adjusted
dan fixed pada sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran
udara.
3) Impeller
a) Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standard
ARI atau standard lain yang setaraf yang disetujui.
b) Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
c) Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
d) Harus direct coupied dengan motor penggeraknya.
4) Casing
a) Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi dengan
bahan chlorinated rubber paint
b) Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor.
c) Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan saluran
udara.
5) Motor
a) Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type,
dustgrease-corrosion-proof motor dengan insulation class F.
b) Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar
antara 50-75 C-grade.
c) Kelengkapan (jika diperlukan)
d) Rainhood,
e) Shutter,
f) Fan guard.
VI-13-6/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
1) Ketentuan Umum,
a) Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba ditapak,
segera harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container
dengan disaksikan secara bersama oleh DIREKSI, wakil Pemberi Tugas,
Petugas dah perusahaan jasa pengiriman (carrier/transporter agencies) dan
dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi peralatan.
b) Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemeriksaan dan
diserahkan kepada DIREKS1. Ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh
DIREKSI.
c) Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik terhadap
peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya diatur oleh
DIREKSI.
d) Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan
perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang
paling tidak harus sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan
yang sempurna (dengan sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya).
e) Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi
tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.
1) Ketentuan Umum,
Pengujian harus disaksikan oleh DIREKSI, Perencana serta wakil Pemberi Tugas.
Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan
baik selama 3 x 24 jam,
Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor harus
mengajukan prosedur pengujian kepada DIREKSI untuk dimintakan
persetujuannya.
Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Ahli dari
Perwakilan merk tersebut di Indonesia.
VI-13-7/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
b) Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang sedikitnya harus
disediakan Kontraktor untuk pengujian adalah:
Thermo Hygrograph 3 (tiga) buah.
Sling Psikrometer: 2 (dua) buah.
Portable Measuring Station : 1 (satu) buah,
Portable Hotwire Anemometer: 1 (satu) buah.
Peralatan ukur lainnya yang harus dipasang pada sistem pemipaan, saluran
udara dan tempat lainnya sesuai dengan rencana pengujian yang diajukan
oleh Kontraktor dan telah disetujui.
VI-13-8/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
8) Laporan Pengujian,
a) Menggunakan formulir-form ulir yang dicantumkan dalam buku 'SMACNA,
Testing and Balancing of Air Conditioning System' dan/atau buku 'NEBB',
National Engineering Balancing Bureau.
b) Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil
fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian yang
baik.
VI-13-9/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
SEKSI 13.3
PEKERJAAN PLUMBING
13.3.1. UMUM
1) Uraian
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan Instalasi Mekanikal, Plumbing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan, bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar, dan Bill Of
Quantity.
3) Gambar Kerja
Sebelum Kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan di lapangan harus
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
a) Denah tata ruang dan detail pemasangan peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
b) Detail denah pemipaan.
c) Detail denah perkabelan.
d) Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai atau tembok dan
lain-lain.
e) Detail lain yang diminta oleh pemberi tugas.
- Sleeve
- Lubang Pembersihan
- Bak Kontrol
- Blok beton
- Galian
- Pengecatan
- Pengakhiran
- Pengujian
- Peralatan bantu
b) Spesifikasi dan gambar menunjukan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah masing-masing pipa.
c) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
d) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
e) Khusus pipa dengan perlengkapan dari bahan plastik selain disebut di atas
harus juga terlindung dari sinar matahari.
f) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukan identitas pabrik
pembuat
VI-13-11/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
4) Skedul Katup
VI-13-12/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
c) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya. Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua
katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik,
dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan
digambar.
d) Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik, dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan di gambar.
e) Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan UNION atau FLANGE.
f) Sambungan lengkung, reducer dan expander, dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g) Reducers dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi
horisontal dasarnya harus datar untuk memungkinkan drainase. Pemipaan
untuk uap harus menurun searah dengan aliran uap.
h) Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Dibagian dalam bangunan, Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½ %
Dibagian luar bangunan, Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½ %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
i) Semua pekerjaan pemipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Drain dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan.
j) Katup (valve) dan saringan (trainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
danpenggantian. Pegangan dikatup (valve handled) tidak boleh menukik.
k) Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur
pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau
alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
l) Pekerjaan pemipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-
katup dan fitting pada pemipaan harus ukuran jalur penuh.
m) Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta peregangan
terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan
pabrik.
n) Kecuali tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana
pipa-pipa menembus dinding-dinding lantai, balok, kolom, atau langit-langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinding-dinding tahan api, ruang-ruang kosong
diantara sleeves dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool.
o) Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda
lainnya.
VI-13-13/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
Bentuk Gantungan
- Untuk air panas : Roller guite type.
- Untuk yang lain-lain : Splite ring type atau Clevis type
d) Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
VI-13-14/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
e) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang.
4) Pemasangan Katup-Katup
Di ruang mesin
Ukuran Pipa Ukuran Katup
Sampai 75 mm : 20 mm
100 mm s/d 200 mm : 40 mm
250 mm atau lebih besar : 50 mm
- lain-lain, ukuran katup : 20 mm
5) Pemasangan Strainer :
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi, & untuk alat-alat berikut ini :
a) Katup-katup pengontrol
b) Katup-katup pengurang tekanan
c) Steam traps
VI-13-15/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
VI-13-16/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
17) Sleeves
a) Sleeves untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran
diluar pipa ataupun isolasi
VI-13-17/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
c) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus dipergunakan sayap.
d) Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yag mempunyai
lapisan kedap air (Water Proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.
e) Rongga antar pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau "Caulk"
18) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-
cara/metoda-metoda yang disetujui sampai benda-benda asing disingkirkan.
13.3.5. PENGUJIAN
1) Sistem Air Bersih
a) Kalau tidak dinyatakan lain, semua pipa harus diuji dengan tekanan air
dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10
kg/cm2 dan tidak lebih tinggi dalam jangka waktu 1 jam.
b) Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
c) Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas(diputus)dari
hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
2) Persyaratan pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Lokasi Pengecatan Pengecatan
Pipa & Peralatan dalam plafond Zinchromate primeer 2 lapis
Pipa & Peralatan Expose Zinchromate primer 2 lapis & cat akhir 2 lapis
Pipa dalam tanah 2 lapis flincote
VI-13-18/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
PLAMBING
1 Water Pump - Kap : 100 lpm Grundfos
Pompa air Bersih - Head : 25 mtr Ebara
- Power : 1.5 kw ( 220/1/50) ACME
- Putaran : 2900 rpm Regent
VI-13-19/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
TATA UDARA
3 Ducting Lockform
Fumira
Sarana
Grille, Diffuser,
7 Damper Primawangi
Catura
Injen, modul
VI-13-20/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIII - Pekerjaan Mekanikal
.
TD
Mueller
9 Pipa refrigerant Streamline
Kembla
Denji
12 Fan Panasonic
KDK
Fantech
VI-13-21/21
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIV - LANDSCAPE
.
DIVISI XIV
PEKERJAAN LANDSCAPE
SEKSI 14.1
14.1.1. UMUM
1) Uraian :
3) Jadual Kerja :
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan peralatan
Landscape sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
b) Pastikan bahwa semua tanaman dan Landscape terpasang dengan benar dan
terpasang sempurna sesuai ketentuan bestek dan kontrak jika ada yang cacat dan
mati maka harus segera dibenahi atau diganti
Setiap memulai pekerjaan Landscape harus sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan
14.1.2. PERTAMANAN
A) BAHAN
Yang dimaksud disini adalah tanaman yang mempunyai besaran tertentu dan
jenis tanaman meliputi ketentuan dalam kontrak yang terbagi sebagai berikut:
1. Tanaman rumput sebagai penutup lahan kosong taman
2. Tanaman perdu sebagai elemen pengisi bentukan taman
3. Tanaman Semak sebagai pembentuk taman
4. Tanaman keras sebagai point pengarah
5. Tanaman Hias sebagai pengisi ruang yang memerlukan daya tarik aktivitas
VI-14-1/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIV - LANDSCAPE
.
VI-14-2/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIV - LANDSCAPE
.
tahan terhadap kering dan minim cahaya pada ruang dan taman yang biasanya
minim cahaya.
b. Termasuk tanah subur dan pupuk juga pot jika perlu
c. Kontraktor tidak boleh melakukan aktivitas pembibitan dilokasi, sehingga pada saat
penempatan harus terlihat sesuai dengan penempatan pada areal yang ditunjuk dan
sesuai jenis ketinggian yang diharuskan.
B. PELAKSANAAN
1) Perkerasan pembentuk Landscape:
a) Permukaan bidang harus sesuai dengan petunjuk gambar detail dan spesifikasi yng
ditulis dalam kontrak
b) Bidang harus rata halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran yang melekat,
kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c) Setelah bidang siap di coating jika mengharuskan pakai pelindung cuaca pada
permukaan bidang rata, semua siar dan benangan dibuat rapi dan lurus. Lapis an
dalam kondisi baik dan kering.
2) Tanaman perdu:
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus rata dan sama umurnya sehingga terlihat
lurus jika ditanam dan dapat sebagai pembentuk bidang taman
b) Bagi tanaman yang baru dipasang harus disiram dan dirawat sesuai standart
penanaman pohon sehingga subur dan jika ada yang mati harus segera diganti
c) Setelah ditanam maka selama kontrak belum selesai dan dalam masa pemeliharaan,
maka kontraktor masih harus menggaransi dan bertanggung jawab penuh terhadap
tanaman dan harus merawat sampai benar2 bisa diterima oleh Direksi.
3) Tanaman keras:
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus sesuai dengan yang diharuskan dalam
rencana kontrak sehingga benar-benar sesuai dengan gambar rencan dan sebelum
pekerjaan dimulai harus mengajukan gambar shop drawing terlebih dahulu kepada
direksi pekerjaan
b) Bagi tanaman yang baru dipasang harus disiram dan dirawat sesuai standart
penanaman pohon sehingga subur dan jika ada yang mati harus segera diganti
c) Setelah ditanam maka selama kontrak belum selesai dan dalam masa pemeliharaan,
maka kontraktor masih harus menggaransi dan bertanggung jawab penuh terhadap
tanaman dan harus merawat sampai benar2 bisa diterima oleh Direksi.
6) Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan pelaksanaan , Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan dan tanaman dan metode pelaksanaan maupun shop
drawing untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
7) Hasil Akhir Yang diharapkan :
a) Pekerjaan Landscape bersih dari semua kotoran-kotoran.
b) Semua komponen Landscape teraplikasi dengan benar sesuai dengan jenis, merk,
dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
c) Finishing akhir warna merata, permukaan sesuai dengan gambar rencana , tidak ada
yang kelihatan layu atau mati.
VI-14-4/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIV - LANDSCAPE
.
3. Pasangan lantai beton dilapis batu alam, koral sikat dan paras:
B). PELAKSANAAN
1. Perkerasan pembentuk Landscape:
a. Permukaan bidang harus sesuai dengan petunjuk gambar detail dan spesifikasi
yang ditulis dalam kontrak
b. Bidang harus rata halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran yang melekat,
kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c. Setelah bidang siap di diaspal jika mengharuskan pakai pelindung cuaca pada
permukaan bidang rata, semua lapisan dibuat rapi rata dan lurus. Lapis an dalam
kondisi baik dan kering.
2. Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan pelaksanaan , Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan dan tanaman dan metode pelaksanaan
maupun shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
VI-14-5/6
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SINGGAH OPERATOR PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PAPUA DAN PAPUA BARAT
Buku II : Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis
Bab VI - Divisi XIV - LANDSCAPE
.
c. Finishing akhir warna merata, permukaan sesuai dengan gambar rencana , tidak
ada yang kelihatan layu atau mati.
VI-14-6/6