Anda di halaman 1dari 6

Kontraksi Isotonik

Tujuan Praktikum :

1. Memahami definisi kontraksi isotonik konsentrik , laten period shorting velocity.


2. Memahami pengaruh peningkatan beban terhadap otot rangka dalam percobaan
kontraksi isotonik.

Teori :

Otot merupakan alat gerak aktif karena otot dapat menggerakan bagian-bagian tubuh
yang lain. Otot dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan fungsinya yaitu bekerja di bawa
kesadaran kita (voluntasi) dan otot yang bekerja diluar kesadaran kita (involuntasi). Hal ini
dipengaruhi oleh mekanisme pada kerja otot. Kontraksi otot sering kali terjadi, saat otot
menerima rangsangan dan otot melakukan sebuah aktivitas. Aktivitas yang dapat dilakukan
oleh otot antara lain mengangkat beban. Dan kerja otot dipengaruhi oleh adanya suatu energi
atau ATP supaya dapat mengangkat beban (Ganong, 1995).

Kontraksi otot rangka dapat dideskripsikan baik sebagai isometrik maupun isotonik. Pada
kontraksi isometrik ukuran otot tidak terjadi perubahan ( isometrik = ukuran/panjang yang
sama ) Dalam olahraga, menggenggam raket tenis merupakan salah satu contoh kontraksi
isometrik otot lengan bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja mempertahankan agar raket
tidak lepas.

Kontraksi isotonik terdiri dari kontraksi isotonik konsentrik dan kontraksi isotonik eksentrik.
Selama kontraksi isotonik konsetrik ukuran otot rangka terjdi perubahan diakibatkan dari otot
berupaya untuk menggerakan beban. Kontraksi pada tipe ini akan terjadi latent periode
dimana tekanan pada otot meningkat namun tidak nampak lagi perubahan pergerakan dari
beban kecepatan kontraksi otot.

Contoh kontraksi isotonik adalah ketika lengan seseorang mengangkat dumble daari posisi
lengan lurus menjdi lengan di tekuk ,otot biceps brachii berkontraksi dalam pola kerja
isotonik.

Percobaan Isotonik Kontraksi :

1. Jalankan program PhysioEx dan klik latihan 2 ( Fisiologi Otot Rangka )


2. Klik aktivitas 7 ( kontraksi isotonik ) lalu klik experiment , maka akan terlihat gambar
seperti dibawah, ini.
3. Geser beban dengan ukuran 0,5 g dan tempelkan ke ujung otot lalu klik stimulate.
Amati ukuran otot akan mengalami pemendekan dan beban pun akan terangakat.
4. Klik Record data untuk melihat hasil pada tabel kemudian catat hasilnya.
5. Kembalikan beban 0,5 g ke kotak kabinet beban , lalu geser beban 1 g dan tempelkan
ke ujung otot lain lalu klik stimulate . Amati dan klik record data.
6. Ulangi hal yang sama seperti pada nomer 5.

Hasil dan Pembahasan

Hasil kontraksi Isotonis


Beban (g) Kecepatan Twitch duration Jarak beban
(cm/sec) (msec) Terangakat
0,5 0,100 78,00 4,0
1,0 0,057 49,00 2,0
1,5 0,022 30,00 0,5
2,0 0,000 0,00 0,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ketika otot menerima beban yang berbeda dan
rangsangan yang sama maka hasilnya akan berbeda. Hal ini menunjukkan karena otot yang
mengangkat beban lebih ringan memiliki kecepatan yang relatif lebih besar, tetapi apa bila
otot diberi beban yang lebih berat maka kecepatan otot akan menurun. Dan semakin berat
beban yang diberikan kepada otot maka, otot akan mengalami kelelahan otot. Hal ini
dikarenakan otot sudah berkontraksi maksimal, sehingga ketika sudah kontraksi maksimal
dan otot dipaksa mengangkat beban maka hasilnya otot tidak bisa mengangkat beban
tersebut.

Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan
yang relatif dari filamen-filamen aktin dan miosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen
tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke pita A. Meskipun filamen-filamen tersebut
tidak akan menjadi bertambah banyak. Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan
perubahan dalam penampilan sarkomer. Penghapusan sebagian atau seluruhnya di garis H.
Selain itu filamen miosin letaknya akan menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita A
serta lebar sarkomer menjadi berkurang. Sehingga kontraksi terjadi, kontraksi berlangsung
pada interaksi antara aktin dan miosin untuk membentuk kompleks aktin-miosin.
Gambar 1. Kecepatan paling rendah dan memiliki ukuran grafik yang tinggi.

Gambar 2. Otot masih dapat mengangkat beban tetapi kecepatannya lebih cepat.

Gambar 3. Grafik yang memiliki waktu laten terlama.


Gambar 4. Otot sudah tidak mampu untuk mengangkat beban yang diberikan atau tidak ada
kontraksi pada otot.

Gambar 5. Semakin berat


beban yang diberikan maka
kecepatan otot akan
semakin cepat dan otot
mencapai kontraksi
maksimum, hingga otot
tidak dapat merepons
dengan memberikan
kontraksi ketika diberi
rangsangan.

Otot memiliki 2 sifat yang berbeda, yaitu:

A. Otot yang bekerja secara antagonis, merupakan dua otot atau lebih yang memiliki
tujuan bekerja berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan otot ke dua
berlelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Dan sebaliknya, jika
otot pertama berlelaksasi dan otot kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang
kembali ke posisi semula. Otot bisep dan otot trisep merupakan otot yang bekerja
secara antagonis. Hal ini biasanya dilakukan otot untuk mengangkat sebuah beban,
sehngga otot akan berkontraksi dan kembali berlelaksasi.
B. Otot yang bekerja secara sinergis, otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerakan
searah. Seperti otot pronator teres dan pronator kuadratus (yang menyebabkan telapak
tangan mengenadah dan menelungkup). Otot sinergis dipengaruhi oleh dua otot yang
bekerja bersama-sama dengan tujuan yang sama. Jadi otot-otot tersebut akan
berkontraksi dan berelaksasi bersama-sama (Guyton, 1981).
1. Beban manakah yang menyebabkan kontraksi otot paling cepat /muscleshortening
velocity ?
 Beban seberat 2,0 gram
 Karena pada beban 2,0 g otot katak tidak mampu lagi melakukan suatu
kontraksi. Apabila diberi beban 2,5 g maka otot sudah tidak bisa menahan
beban, karena pada berat 2,0 g otot sudah mencapai kontraksi maksimumnya.
Panjang otot akan berubah seiring dengan beban yang diberikan. Semakin
ringan beban yang diberikan otot akan semakin memendek, dan semakin berat
beban yang diberikan otot akan lebih memanjang. Kontraksi isotonik, karena
merupakan kontraksi yang memiliki respon kekuatan kontraksi yang
bergantung pada beratnya beban yang diberikan. Seluruh kekuatan otot akan
digunakan bila mengangkat beban yang berat. Meskipun pada praktikum telah
dilihat bahwa otot katak tidak mampu mengangkat beban seberat 2,5 g.

2. Beban manakah yang menyebabkan latent periode yang paling lama?


 Beban seberat 0,5 gram.
 Periode laten adalah waktu mulai diberikan rangsangan sampai terjadi
kontraksi. Sedangkan periode kontraksi merupakan waktu mulai peningkatan
garis sampai puncak tertinggi. Dan periode relaksasi adalah waktu dari puncak
kontraksi sampai garis datar. Karena periode laten (periode tersembunyi)
merupakan waktu antara saat pemberi rangsangan dengan permulaan
terjadinya rangsangan dan biasanya berlangsung selama 0.01 detik. Pada
periode laten akan lama pada respon yang terus-menerus sehingga akan
menimbulkan kelelahan pada otot. Perubahan pada saat periode laten ke
periode kontraksi akan menimbulkan perubahan permeabilitas terhadap ion
Natrium dan ion Kalium.

3. Beban manakah yang pada proses kontraksi dapat terangkat dengan jarak yang
paling jauh ?
Beban seberat 0,5 gram
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiliam F. Ganong. 1995. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta: EGC.


2. Guyton, A. C. 1981. Buku Teks Fisiologi Kedokteran edisi 5. Jakarta: EGC
3. Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Fisiolosi Manusia Widya Mandala
2015

Anda mungkin juga menyukai