Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan antar professional adalah suatu kegiatan antar pekerjaan dan


profesi dalam memenuhi kebutuhan untuk mampu beraktifitas dan menghasilkan
sesuatu. Dalam aktifitas tersebut maka mereka akan berhubungan dengan manusia
lainnya untuk memenuhi kebutuhan. Hubungan antar professional dapat dilakukan
dalam kalangan profesi apapun sesuai keahlian dalam bidangnya masing-masing.
Tetapi dalam makalah ini akan dibahas tentang hubungan antar professional dalam
pelayanan kesehatan.

Dalam hubungan antar professional, mereka harus memiliki tanggung jawab


yang tinggi terhadap profesinya, mencangkup banyak hal dari konsekuensi profesi
yang dijalaninya. Para professional biasanya menemukan diri mereka dalam
hubungan profesionalnya dengan orang lain, mencangkup pekerja dan pekerjaan,
klien dan professional, professional dengan professional lainnya, serta masyarakat
dengan profesionalnya.

Makalah tentang hubungan antar professional ini akan mencoba membahas


beberapa pokok permasalahan mengenai pekerjaan, profesi, profesionalisme dan
beberapa hubungan dalam pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

- Apa itu pekerjaan ?


- Apa itu profesi ?
- Apa itu professionalisme?
- Profesi dan standar profesi.
- Sikap dan perilaku professional.
- Hubungan antara pekerjaan dan profesionalisme.
- Hubungan antara profesi dan profesionalisme.
- Komunikasi farmasi di apotik.

Page | 1
- Hubungan antara Asisten Apoteker dengan Apoteker dan Dokter.
- Peran Asisten Apoteker di Apotik.
- Hubungan perawat dengan pasien di rumah sakit.
- Hubungan kerja perawat dengan sejawat perawat.
- Hubungan kerja perawat dengan profesi lain yang saling terkait.
- Hubungan farmasis dengan dokter.
- Hubungan farmasis dengan perawat.
- Hubungan perawat dengan dokter.
- Hubungan farmasis dengan farmasi

Page | 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

1. Pekerjaan

Dalam memenuhi kebutuhannya maka manusia diharapkan untuk mampu


beraktifitas dan menghasilkan sesuatu. Dalam aktifitas tersebut maka mereka akan
berhubungan dengan manusia lainnya untuk saling memenuhi kebutuhan. Dalam
interaksi tradisional hal tersebut disebut bekerja.Yaitu sebuah aktifitas antar
manusia untuk saling memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini
pendapatan atau penghasilan. Penghasilan tersebut yang nantinya akan digunakan
sebagai pemenuhan kebutuhan, baik ekonomi, psikis maupun biologis.

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh
manusia.Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau
kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.Dalam pembicaraan sehari-hari
istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.

2. Profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah jata dalam bahasa Inggris “Profess”,
yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus
secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian
khusus.

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh
masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,
namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah
yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap
bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

3. Profesionalisme

Page | 3
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan
J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.
Sementara kata profesional sendiri berarti bersifat profesi, memiliki keahlian dan
keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya
itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua
kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran).Kedua hal itu merupakan
satu kesatuan yang saling berhubungan.Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian
(kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai
kebutuhan hidupnya.

Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap


profesinya.Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai
tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan
profesional, dan lain sebagainya.

Ada 4 ciri‐ciri profesionalisme:


a. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
yangbersangkutan dengan bidang tadi.
b. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam
mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
c. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
d. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam
memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

4. Profesi dan Standar Profesi

Page | 4
Profesi dan standar profesi memiliki banyak macamnya, banyak profesi
dalam dunia teknologi, psikologi, buruh, pegawai, maupun yang berhubungan
dengan kesehatan . Disini kita akan membahas tentang latar belakang yang
berhubungan dengan kesehatan salah satunya adalah kefarmasian.

Farmasi Sebagai Profesi.


Dari kajian filsafati diatas terlihat bahwa disamping sebagai ilmu atau sains,
farmasi meliputi pula pelayanan obat secara professional.Istilaah profesi dan
professional saat ini semakin dikaburkan karena banyak digunakan secara salah
kaprah.Semua pekerjaan dan keahlian dikategorikan sebagai profesi.Demikian
istilah professional sering digunakan sebagai lawan kata amatir.

a. Profesi.
Profesi itu menetapkan sendiri pendidikan dan pelatihan yang baku (standart).
Mahasiswa calon professional perlu melalui suatu pengalaman sosialisasi
pendewasaan yang jauh lebih mendalam disbanding dengan mahasiswa lain.
Praktek professional sering diakui secara legal (hukum) dengan lisensi
tertentu.Pekerjaan profesi itu mempunyai kelebihan dan pendapatan (gaji),
kekuasaan dan urutan peringkat, sehingga dapat menetapkan persyaratan
penerimaan yang lebih tinggi.Suatu profesi lebih cenderung merupakan pekerjaan
terminal. Anggotanya tidak akan meninggalkannya dan bagian terbesar yakin
bahwa apabila mereka harus mengulangi, maka mereka memilih profesi itu.

Profesional.
Istilah ini dapat didefinisikan dalam berbagai cara, namun semua cara tersebut
mempunyai kesamaan dalam arti dan karakteristik sebagai berikut :
“ Memiliki pengetahuan intelektual dan keterampilan khusus yang dipelajari
dan dimanfaatkan untuk kepentingan social (masyarakat).”
Pengakuan professional didasarkan atas keahlian teknis yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan yang memerlukan waktu lama.Seseorang yang professional
adalah ahli yang terlatih dalam suatu bidang tertentu yang spesifik. Dengan
keahliannya diharapkan bahwa ia dapat melakukan pengambilan keputusan teknis
yang paling sesuai dan sebaik-baiknya dalam bidang keahliannya untuk
kepentingan orang yang dilayaninya.

Hal ini berkaitan dengan etika profesi yang fungsi utamanya ialah untuk
meningkatkan nilai social profesi itu sendiri dengan cara melaksanakan
pengembangan profesi, peningkatan pengetahuan dan lebih memanfaatkan

Page | 5
pengetahuan dan keterampilan profesinya untuk melayani mereka yang
membutuhkan.

5. Sikap dan Perilaku Profesional

Ciri orientasi professional adalah sejauh mana ia memberikan pelayana


kepada orang yang memerlukan. Fungsi pelayanan ini adalah bagian terpenting
dalam pengakuan status sebagai professional dalam masyarakat. Diharapkan bahwa
seorang profesioanl akan dapt menyampingkan kepentingan-kepentingan
pribadinya sendiri dengan mengutamakan kepentingan kliennya. Apabila si
professional bertindak sebaliknya, maka ia akan menerima sanksi oleh teman
sejawat maupun oleh masyarakat. Disinilah penekanan beapa pentingnya fungsi
pelayanan seorang professional yang terikat pada norma atau aturan tertentu,
misalnya kode etik tertentu. Selain norma pelayanan terdapat pula norma lain yang
mengatur hubungan antara professional dengan lingkungannya.

Orientasi profesionalnya adalah obyektif, tidak pribadi (impersonal) dan


tidak memihak (impartial). Hubungan ini terbatas pada tugas teknis yang menjadi
pertimbangan saat itu, sehingga seorang professional diharapkan akan menghindari
keterlibatan emosional dengan kliennya. Dengan cara yang tidak memihak
meskipun menyangkut kepentingan pribadinya, secara obyektif dan netral seorang
professional akan mengadakan penilaian yang beralasan dan rasional demi
kepentingan kliennya.

Sikap moral profesi ini sangat dikontrol oleh konsep diri seseorang antara
lain sikap menghadapi tantangan, cobaan serta hambatan.

a. Tidak memaksa

Seorang yang berjiwa atau bermoral profesional tetunya akan memiliki keahlian
teknis yang khusus yang mendukung keprofesionalannya. Dengan demikian dia
akan mempunyai kekuatan (`power’). Sehingga dengan ‘power’ yang dia
miliki, dia dapat melakukan tindakan untuk menekan pihak lain.

b. Tidak berjanji

Page | 6
Satu sikap moral professional dalam menghadapi apapun yang telah, sedang
dan bakal terjadi juga hal yang harus diperhatikan.Sikap ihlas dalam
menghadapi keberhasilan maupun kegagalan merupakan sikap professional
yang ketiga.Berjanji merupakan tindakan yang mungkin sekali menjadikan kita
melanggar dua sikap moral sebelumnya yang disebutan diatas. Karena
kegagalan maka akan muncul pemaksaan atau mengiba dari salah satu pihak,
atau bahkan kedua pihak. Sehingga kesiapan menerima apapun yang bakan
terjadi merupakan sikap moral profesi yang dibutuhkan.

c. Tidak mengiba

Pada saat-saat tertentu kesulitan atau hambatan muncul baik dipihak pekerja
maupun perusahaan.Krisis ekonomi saat lalu (soalnya saya yakin saat ini sudah
mulai tahap penyembuhan) banyak mengakibatkan kesulitan dikedua pihak.

Tentunya tidak bisa hanya dengan mengiba untuk menghadapi kesulitan ini, dan
tentunya tindakan mengiba ini bukan moral yang professional.

B. HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PROFESIONALISME


Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan
adalah profesi. Sebagai contoh, pekerjaan staff administrasi tidak masuk dalam
golongan profesi karena untuk bekerja sebagai staff administrasi seseorang bisa
berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman,
sedangkan akuntan merupakan profesi karena seseorang yang bekerja sebagai
akuntan haruslah berpendidikan akuntansi dan memiliki pengalaman kerja beberapa
tahun di kantor akuntan.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja
tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai.Tetapi dengan keahlian
saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan
suatu pekerjaan dapat disebut profesi.Tetapi perlu penguasaan teknik intelektual
yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

C. HUBUNGAN ANTARA PROFESI DAN PROFESIONALISME

Page | 7
Seorang yang profesional adalah seseorang yang menjalankan profesinya
secara benar dan melakukannya menurut etika dan garis-garis profesionalisme yang
berlaku pada profesinya tersebut.

Untuk menjadi seorang profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan


dituntut untuk memiliki beberapa sifat sebagai berikut :
1. Memiliki komitmen tinggi
Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat dalam menjalankan
profesinya.
2. Tanggung jawab
Seorang profesional juga haruss bertanggung jawab penuh terhadap profesinya.
3. Berpikir sistematis
Seorang profesinal harus berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan
belajar dari pengalamannya.
4. Penguasaan materi
Seorang profesional harus menguasai secara mendalam, bahan dan materi yang
berhubungan dengan profesinya.
5. Menjadi bagian masyarakat professional
Seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan
profesinya.Titik penekanan dalam profesionalisme adalah penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.Kata
isme dalam profesionalisme berarti paham.Ini berarti pula bahwa nilai-nilai
profesional harus menjadi bagian dari jiwa seseorang yang mengemban sebuah
profesi.

D. KOMUNIKASI FARMASI DI APOTIK


Memantapkan hubungan profesional antara farmasis dengan pasien dan
keluarga nya dengan sepenuhhati dalam suasana kemitraan untuk menyelesaikan
masalah terapi obat pasien.

Tujuan
a. Tercipta komunikasi yang efetif dan etis dengan pasien dan atau keluarganya
sehingga tujuan terapi dapat tercapai.
b. Terhindar dari kesalahpahaman komunikasi yang berakibat pada tidak tercapai
nya tujuan terapi dan ketidakpuasan konsumen serta turunnya citra profesi.

Ruang lingkup
Ruang lingkup kompetensi ini meliputi komunikasi dialogis yang digunakan oleh
farmasis kepada pasien dan keluarganya dengan dasar saling percaya, saling
menghargai, jujur dan otentik untuk mencapai tujuan terapi pasien.

Kegiatan

Page | 8
a. Merancang, melengkapi, mengumpulkan dan menganalisa informasi pasien yang
relevan dengan penyakit dan tujuan pengobatan untuk mencapai keluaran terapi
yang optimal.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan komunikasi kepada pasien dan atau keluarga
nya secara jelas dan mudah dipahami sesuai keadaan tingkat pemahaman pasien
dan atau keluarganya
c. Memilih metode dan media komunikasi yang mendukung pemahaman pasien
dan keluarganya.
d. Memotivasi pasien dan keluarganya agar berpartipasi aktif dalam rangka pen
capaian tujuan terapi dengan mengungkapkan kebenaran dan kelengkapan in
formasi serta agar pasien mematuhi rencana pengobatan.
e. Memberi kesempatan pasien dan atau keluarganya untuk menyampaikan keluhan
yang dialami berkaitan dengan penggunaan obat
f. Memberikan solusi sesuai norma, etika, keilmuan dan tata hubungan antar
profesi
g. Memastikan pemahaman pasien dan atau keluarganya atas informasi yang telah
diberikan, bila perlu informasi disampaikan dalam bentuk peragaan/gambar
h. Mencatat dan mendokumentasikan hasil komunikasi
i. Menghormati keputusan pasien dan keluarganya jika ternyata bertentangan
dengan anjuran yang telah diberikan.

Tanggung jawab

Cara evaluasi.
Berbagai kegiatan yang dilakukan baik di rumah sakit hampir sama tentu dengan
penekanan segi sosial dan segi konsumen agak berbeda dalam penerapan ke
sehariannya dilapangan.

Pasien akan mendapat pelayanan kesehatan yang terbaik jika tercipta kolaborasi
antar profesi kesehatan dan pasien. Dalam menjalankan proses kolaborasi terse but
setiap profesi kesehatan memerlukan pedoman yang mengatur mengenai hak,
kewajiban, tanggung jawab, ruang lingkup serta tugas dan wewenang. Pedoman
tersebut adalah standar kompetensi, yang layaknya dimiliki oleh setiap profesi dan
berbeda satu dengan yang lain.

Untuk itu setiap profesi kesehatan termasuk farmasis wajib memiliki standar
kompetensi yang memungkinkan terciptanya kerja sama yang harmonis antar
profesi menuju pada keluaran klinis yang terbaik bagi pasien. Hal ini sesuai dengan
filosofi pharmaceutical care yang memberikan tang gung jawab kepada profesi

Page | 9
farmasis dalam hal farmakoterapi untuk mencapai keluaran yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien serta dalam lingkup lebih luas lagi adalah
terpeliharanya dan terciptanya kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat
secara profesional terfokus pada kepentingan pasien atau customer.

E. PERAN ASISTEN APOTEKER DI APOTIK


Pergeseran konsep yang sangat mendasar mengenai meracik obat
merupakan peristiwa yang terjadi secara alamiah dan tidak dapat ditolak oleh
profesional farmasis.Perkembangan ini dipicu oleh meningkatnya jumlah
kebutuhan obat, perkembangan produksi masal, kemajuan teknologi dan adanya
inovasi dalam penemuan obat baru serta timbulnya berbagai penyakit
baru.Perkembangan yang terjadi menyebabkan peran farmasis meracik obat telah
diambil alih oleh pabrik.Keadaan demikian membuat perubahan dimana asisten
apoteker tidak perlu meracik obat lagi tapi hanya mencampur obat jadi berdasar
resep dokter.Pelayanan farmasi di apotek diharapkan tidak hanya menjual obat,
tetapi lebih kepada menjamin tersedianya obat yang berkualitas dan disertai dengan
informasi yang memadai.

Pengetahuan asisten apoteker harus selalu dikembangkan agar tidak


tertinggal, asisten apoteker harus dapat membantu apoteker dalam pelayanan
farmasi klinis yang berorientasi pada pasien, asisten apoteker harus
mengintegrasikan pelayanannya kepada sistem pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan dan pelayanan farmasi yang dihasilkan harus bermutu tinggi.

Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan bidang pelayanan farmasi


mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, sehingga mesyarakat akan lebih terjamin dengan adanya informasi
mengenai obat yang akan mereka gunakan. Apalagi sekarang masyarakat sudah
banyak yang ingin mengetahui kegunaan onbat-obatan terutama obat-obatan yang
sering mereka gunakan karena itu diharapkan asisten apoteker bisa memberikan
informasi yang tepat dan benar.

Pekerjaan kefarmasian di apotek meliputi pembuatan, pengubahan bentuk,


pencampuran, peracikan obat yang digunakan untuk pelayana dengan
menggunakan resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.Bentuk pelayanan yang
langsung tanpa resep untuk obat-obatan yang boleh dijual tanpa resep dokter dan

Page | 10
pelayanan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Asisten apoteker melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan
standar profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani
penjualan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Asisten apoteker juga harus
memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan atau pemakaian obat
yang akan diserahkan pada pasien dan juga memberikan informasi mengenai
penggunaan obat secara tepat, benar dan rasional serta mudah dimengerti pasien
atau masyarakat.

Selain melakukan kegiatan pelayanan asisten apoteker juga melakukan


kegiatan pengelolaan apotek, meliputi manajemen pengelolaan barang atau obat,
penyimpanan dan pencatatan distribusi mulai dari penerimaan barang sampai
dengan penyerahan kepada pasien.

F. HUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL


1. Hubungan Antara Asisten Apoteker Dengan Apoteker Dan Dokter
Asisten apoteker dalam melakukan pekerjaannya selalu berhubungan
dengan apoteker, dokter, pasien, dan tenaga kesehatan lainnya karena itu asisten
apoteker harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.Seperti diketahui
bahwa hubungan antara asisten apoteker dengan apoteker dan dokter dalam usaha
memeberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah hubungan yang
sangat penting. Dalam hubungan ini diperlukan kerjasama yang baik dari ketiganya
sebagai mitra kerja yang satu sama lain saling membutuhkan.

Hubungan asisten apoteker dengan apoteker adalah hubungan yang penting


karena apoteker adalah sebagai penanggung jawab apotek yang mana dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten apoteker. Tanpa adanya keharmonisan
maka akan menghambat keduanya dalam melaksanakan tugasnya. Hubungan antara
asisten apoteker, apoteker dan dokter sebagai sesama tenaga kesehatan yang
mempunyai tanggung jawab terhadap pasien dalam hal obat-obatan.

Hubungan antara dokter, apoteker dan asisten apoteker terletak pada saat
adanya permintaan resep dari dokter kepada apoteker yang dibantu asisten apoteker
agar menyediakan obat yang ditujukan kepada pasien dan apabila ditemukan hal-
hal yang meragukan apoteker atau asisten apoteker dapat menghubungi dokter

Page | 11
untuk berkonsultasi mengenai obat-obatan yang akan diberikan kepada pasien
sehingga pasien benar-benar mendapatkan obat yang tepat dan aman tanpa khawatir
adanya interaksi obat yang membahayakan.

2. Hubungan Perawat Dengan Pasien Di Rumah Sakit


Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk
mengaplikasikan proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi
kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Hubungan
perawat dan pasien adalah hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tiuan klien. Dalam hubungan itu perawat
menggunakan pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.

Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang


diarahkan pada pencapaian tujuan.Hubungan perawat dengan pasien merupakan
hubungan interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.

Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan dikembangkan


hubungan saling percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk
bersifat terapetik dan bukan hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja
dijalin terfokus pada klien,bertujuan menyelesaikan masalah klien.

2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu
diperhatikan baik klien maupun perawat adalah
a. Perawat professional bila mampu menciptakan hubungan terapetik dengan
klien
b. Keikhlasan,empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan
klien

Tahap hubungan perawat dengan pasien

1. Tahap orientas
Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi
adalah membangun trust.
2. Tahap bekerja
a. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan
b. Membangun suasana yang mendukung untuk berubah
3. Tahap terminasi
a. Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan
b. Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendadak
3. Hubungan Kerja Perawat Dengan Sejawat Perawat
Page | 12
Dalam membina hubungan antarsesama perawat yang ada, baik dengan
lulusan SPK maupun DIII Keperawatan (perjenjangan) diperlukan adanya sikap
saling menghargai dan saling toleransi sehingga sebagai perawat baru dapatr
mengadakan pendekatan yang baik dengan kepala ruangan, dan juga para perawat
lainnya.

Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama


dengan sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
terhadap klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat membina
hubungan baik dengansesama perawat yang ada di lingkungan tempat
kerjanya.Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus mempunyai
rasa saling mengahrgai dan saling toleransi yang tinggi agar tidak terjadi sikap
saling curiga dan benci.

Tunjukkan sikap memupuk rasa persaudaraan dengan cara:


 Silih Asuh
Yaitu sesama perawat dapat saling membimbing, menasihati, menghormati,
dan mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan
sehingga terbina hubungan yang serasi.
 Silih Asih
Yaitu dalam menjalankan tugasnya, setiap perawat dapat saling mrnhargai
satu sama lain, saling mengahrgai antar anggota profesi, saling bertenggang
rasa, serta bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh hasutan
yang dapat menimbulkan sikap saling curiga dan benci.
 Silih Asah
Yaitu perawat yang merasa lebih pandai/tahu dalam hal ilmu pengetahuan,
dapat mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya kepada rekan sesama
perawat tanpa pamrih.

4. Hubungan Kerja Perawat Dengan Profesi Lain Yang Saling Terkait


Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa
berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter,
ahli gizi, tenaga laboratorium, tenaga rontgen dsb. Setiap tenaga profesi tersebut

Page | 13
mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien, hanya pendekatannya saja
yang berbeda disesuaikan dengan profesinya masing-masing.

Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi dituntut untuk


mempertahankan kode etik profesi masing-masing.Kelancaran masing-masing
profesi tergantung dari ketaatannya dalam menjalankan dan mempertahankan kode
etik profesinya.

Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja
sama akan dapat terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga
terjadi konflik-konflik etis.

5. Hubungan Farmasis Dengan Dokter

Untuk menjalin suatu hubungan antar professional farmasis dengan dokter


supaya terjalin komunikasi yang baik, seorang farmasis (Apoteker dan Asisten
Apoteker) harus mengetahui lebih dahulu apa yang menjadi tanggung jawab
seorang farmasis dalam pelayanan kefarmasian. Yang biasa dapat dijumpai di
Apotek, Rumah sakit, Poliklinik, Puskesmas dan masih banyak lainnya. Adanya
pemahaman yang baik antar kedua profesi ini, akan sangat memudahkan farmasis
dan dokter berkomunikasi. Dokter juga harus selalu bersikap ramah namun tetap
bertanggung jawab dan memperhatikan aspek medikolegal dalam menjalankan
hubungan kerja professional dengan profesi lain. Dokter wajib memahami semua
peraturan perundangan yg berlaku di bidang kesehatan, khususnya yang
berhubungan dengan praktik kedokteran.

Dalam hubungan antar farmasis dan dokter, biasanya seorang dokter selalu
bertanya atau berkomunikasi dengan farmasis di depo farmasi mengenai info obat
yang tersedia di tempat mereka bekerja.Begitu juga dengan farmasis, mereka harus
selalu memberitahu informasi terbaru mengenai obat di depo farmasi. Jika dokter
lupa memberikan aturan pakai dalam resep obat yang akan di tebus di depo farmasi,
biasanya farmasis akan langsung keruangan dokter untuk bertanya tentang
kelengkapan resep tersebut.

Page | 14
Kita sebagai farmasis juga dapat selalu sharing mengenai fungsi berbagai
macam obat kepada dokter, agar sebagai farmasis kita tahu dan dapat menjelaskan
fungsi obat tersebut kepada pasiennya dan untuk pemilihan obat yang tepat.Akan
tetapi apoteker atau farmasis tidak diizinkan untuk mengganti obat generic dengan
obat paten tanpa sepengetahuan dokter.Dan apabila farmasis menganggap bahwa
dalam resep ada kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, farmasis harus
memberitahukan kepada dokter penulis resep.

6. Hubungan Farmasis Dengan Perawat

Hubungan antar farmasis dengan perawat tidak jauh beda dengan hubungan
dokter dan farmasis. Hanya bedanya seorang perawat akan lebih banyak
bertanggung jawab terhadap pasien yang dirawatnya dalam memberikan obat.
Selain itu perawat juga harus banyak berkomunikasi dengan farmasis dalam
pemberian dan pendistribusian obat terhadap pasiennya. Perawat juga wajib
menegur farmasis bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan memastikan
terlebih dahulu dosis yang akan diberikan ke pasien. Terkadang perawat hanya
memberikan resep yang diberikan kepada dokter untuk di tebus di depo farmasi
untuk pasien rawat inap.

7. Hubungan Perawat Dengan Dokter

Hubungan perawat dengan dokter adalah hubungan antar profesi yang


sangat ideal.Karena dalam pelayanan kesehatan dokter tidak dapat dengan sendiri
melakukan pengobatan tanpa adanya seorang perawat. Akan tetapi hubungan
perawat dan dokter tidak selamanya dibilang ideal, karena dokter terkadang merasa
perawat bekerja diluar wewenangnya dan perawat pun merasa dokter hanya dapat
memerintah saja tanpa berbagi kesejahteraan dengan adil.

Page | 15
Dokter bertugas memeriksa pasien dan memberikan terapi sementara
perawat berpusat pada hal terkait dunia perawatan untuk pasien hingga
sembuh.Dalam hal ini saja peranan peawat lebih besar dibandingkan peranan
dokter.Dalam hubungan ini perawat tak hanya membantu dokter, tapi harus bisa
menjadi asisten dokter.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis,
mengobati dan mencegah penyakit.Sedangkan perawat lebih cenderung ke
perawatan pasien.

8. Hubungan Farmasis Dengan Farmasis

Hubungan farmasis dengan farmasis adalah termasuk kedalam hubungan


antar professional yang terjalin didalam suatu ruang lingkup yang sama dan di
dalam satu tempat. Hubungan ini biasa terjadi antara apoteker dengan apoteker atau
apoteker dengan asisten apoteker.Namun biasanya seorang apoteker hanya dapat
menaungi satu apotik saja dan terdiri dari beberapa orang asisten apoteker.Dalam
hal inilah terjadi suatu hubungan komunikasi antar profesi.

Biasanya dalam suatu depo farmasi atau apotik, pasien jika ingin bertanya
mengenai fungsi atau aturan pakai obat biasa memanggil apoteker, karena
apotekerlah yang biasa memberikan informasi penggunaan obat secara normative
kepada pasien dari pada asisten apotekernya.Sebenarnya asisten apoteker juga
dapat memberikan informasi obat jika mereka aktif bertanya kepada apoteker
mengenai penggunaan obat dan paham betul fungsi obat tersebut.

Apoteker akan bisa saling mempercayai asisten apoteker dalam memberikan


pelayanan karena mereka sendiri yang telah membantu dan mengawaasi para
asisten apoteker dalam bekerja. Selain itu para asisten apoteker harus aktif kepada
apoteker, karena apoteker sangat memerlukan informasi yang independen,
komprehensif dan mutakhir tentang pelayanan kefarmasian.Kadang-kadang para
farmasis selalu bertukar pikiran mengenai materi promosi obat serta penyebaran
informasi yang telah dievaluasi bersama.
Page | 16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara pekerjaan,
profesi, profesionalisme dan hubungan antar professional saling berhubungan satu
sama lain, karena profesi merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dijalankan
dengan sesuai dengan etika dan garis-garis profesionalisme, dalam hal ini adalah
profesionalisme dalam menjalankan suatu profesi di bidang informasi.

Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna


waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi, berperilaku jujur, obyektif, saling mengisi, saling mendukung, saling
berbagai pengalaman atas dasar itikad baik dan positive thinking.

Profesi merupakan pekerjaan, namun belum tentu semua pekerjaan adalah


profesi.Jelasnya, bahwa profesi merupakan pekerjaan purna waktu. Kemudian,
Profesional dapat diartikan sebagai sifat mahir dalam suatu profesi. Dalam
keterkaitannya, berarti profesi adalah bagian dalam pekerjaan. Dalam kelompok
kata KBBI, “profesi” dan “pekerjaan” merupakan kata benda, sedangakan kata
“profesional” merupakan kata sifat.

Diagram yang menggambarkan keterkaitan antara pekerjaan, profesi, dan


pekerjaan adalah Mengartikan bahwa ada himpunan dari
sekumpulan pekerjaan seperti dokter, guru, makan, minum, membaca, menulis, dan
sebagainya. Kemudian ada pekerjaan purna waktu yang disebut

Page | 17
sebagai profesi sebagai pengabdian kepada masyarakat dari hasil pendidikan atau
pelatihan yang telah ia terima, namun tidak semua bisa mengamalkan seluruh
ilmunya dengan baik, hanya ada sebagian yang mampu mengamalkan ilmu atau
keahliannya lebih baik daripada lainnya, sehingga disebutlah kumpulan profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Kemal. 2010. Etika Profesi dalam Dunia Bisnis dan Teknologi
Informasi.Jakarta : Pembelajar Presindo.

http://Ikafarmasipoltekesmks.blogspot.com/2008/12/pofesi-danstandar-
farmasi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

http://criz-scania.blogspot.com/2010/02/pengertian-profesionalisme.html

http://inisantoso.wordpress.com/2012/09/25/definisi-profesional/

http://berlysuryadharma.blogspot.com/2009/06/komunikasi-farmasis-di-apotik.html

http://inisantoso.wordpress.com/2012/09/25/definisi-profesional/

Page | 18

Anda mungkin juga menyukai