PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Page | 1
- Hubungan antara Asisten Apoteker dengan Apoteker dan Dokter.
- Peran Asisten Apoteker di Apotik.
- Hubungan perawat dengan pasien di rumah sakit.
- Hubungan kerja perawat dengan sejawat perawat.
- Hubungan kerja perawat dengan profesi lain yang saling terkait.
- Hubungan farmasis dengan dokter.
- Hubungan farmasis dengan perawat.
- Hubungan perawat dengan dokter.
- Hubungan farmasis dengan farmasi
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh
manusia.Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau
kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.Dalam pembicaraan sehari-hari
istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.
2. Profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah jata dalam bahasa Inggris “Profess”,
yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus
secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian
khusus.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh
masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,
namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah
yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap
bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
3. Profesionalisme
Page | 3
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan
J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.
Sementara kata profesional sendiri berarti bersifat profesi, memiliki keahlian dan
keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya
itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua
kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran).Kedua hal itu merupakan
satu kesatuan yang saling berhubungan.Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian
(kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai
kebutuhan hidupnya.
Page | 4
Profesi dan standar profesi memiliki banyak macamnya, banyak profesi
dalam dunia teknologi, psikologi, buruh, pegawai, maupun yang berhubungan
dengan kesehatan . Disini kita akan membahas tentang latar belakang yang
berhubungan dengan kesehatan salah satunya adalah kefarmasian.
a. Profesi.
Profesi itu menetapkan sendiri pendidikan dan pelatihan yang baku (standart).
Mahasiswa calon professional perlu melalui suatu pengalaman sosialisasi
pendewasaan yang jauh lebih mendalam disbanding dengan mahasiswa lain.
Praktek professional sering diakui secara legal (hukum) dengan lisensi
tertentu.Pekerjaan profesi itu mempunyai kelebihan dan pendapatan (gaji),
kekuasaan dan urutan peringkat, sehingga dapat menetapkan persyaratan
penerimaan yang lebih tinggi.Suatu profesi lebih cenderung merupakan pekerjaan
terminal. Anggotanya tidak akan meninggalkannya dan bagian terbesar yakin
bahwa apabila mereka harus mengulangi, maka mereka memilih profesi itu.
Profesional.
Istilah ini dapat didefinisikan dalam berbagai cara, namun semua cara tersebut
mempunyai kesamaan dalam arti dan karakteristik sebagai berikut :
“ Memiliki pengetahuan intelektual dan keterampilan khusus yang dipelajari
dan dimanfaatkan untuk kepentingan social (masyarakat).”
Pengakuan professional didasarkan atas keahlian teknis yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan yang memerlukan waktu lama.Seseorang yang professional
adalah ahli yang terlatih dalam suatu bidang tertentu yang spesifik. Dengan
keahliannya diharapkan bahwa ia dapat melakukan pengambilan keputusan teknis
yang paling sesuai dan sebaik-baiknya dalam bidang keahliannya untuk
kepentingan orang yang dilayaninya.
Hal ini berkaitan dengan etika profesi yang fungsi utamanya ialah untuk
meningkatkan nilai social profesi itu sendiri dengan cara melaksanakan
pengembangan profesi, peningkatan pengetahuan dan lebih memanfaatkan
Page | 5
pengetahuan dan keterampilan profesinya untuk melayani mereka yang
membutuhkan.
Sikap moral profesi ini sangat dikontrol oleh konsep diri seseorang antara
lain sikap menghadapi tantangan, cobaan serta hambatan.
a. Tidak memaksa
Seorang yang berjiwa atau bermoral profesional tetunya akan memiliki keahlian
teknis yang khusus yang mendukung keprofesionalannya. Dengan demikian dia
akan mempunyai kekuatan (`power’). Sehingga dengan ‘power’ yang dia
miliki, dia dapat melakukan tindakan untuk menekan pihak lain.
b. Tidak berjanji
Page | 6
Satu sikap moral professional dalam menghadapi apapun yang telah, sedang
dan bakal terjadi juga hal yang harus diperhatikan.Sikap ihlas dalam
menghadapi keberhasilan maupun kegagalan merupakan sikap professional
yang ketiga.Berjanji merupakan tindakan yang mungkin sekali menjadikan kita
melanggar dua sikap moral sebelumnya yang disebutan diatas. Karena
kegagalan maka akan muncul pemaksaan atau mengiba dari salah satu pihak,
atau bahkan kedua pihak. Sehingga kesiapan menerima apapun yang bakan
terjadi merupakan sikap moral profesi yang dibutuhkan.
c. Tidak mengiba
Pada saat-saat tertentu kesulitan atau hambatan muncul baik dipihak pekerja
maupun perusahaan.Krisis ekonomi saat lalu (soalnya saya yakin saat ini sudah
mulai tahap penyembuhan) banyak mengakibatkan kesulitan dikedua pihak.
Tentunya tidak bisa hanya dengan mengiba untuk menghadapi kesulitan ini, dan
tentunya tindakan mengiba ini bukan moral yang professional.
Page | 7
Seorang yang profesional adalah seseorang yang menjalankan profesinya
secara benar dan melakukannya menurut etika dan garis-garis profesionalisme yang
berlaku pada profesinya tersebut.
Tujuan
a. Tercipta komunikasi yang efetif dan etis dengan pasien dan atau keluarganya
sehingga tujuan terapi dapat tercapai.
b. Terhindar dari kesalahpahaman komunikasi yang berakibat pada tidak tercapai
nya tujuan terapi dan ketidakpuasan konsumen serta turunnya citra profesi.
Ruang lingkup
Ruang lingkup kompetensi ini meliputi komunikasi dialogis yang digunakan oleh
farmasis kepada pasien dan keluarganya dengan dasar saling percaya, saling
menghargai, jujur dan otentik untuk mencapai tujuan terapi pasien.
Kegiatan
Page | 8
a. Merancang, melengkapi, mengumpulkan dan menganalisa informasi pasien yang
relevan dengan penyakit dan tujuan pengobatan untuk mencapai keluaran terapi
yang optimal.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan komunikasi kepada pasien dan atau keluarga
nya secara jelas dan mudah dipahami sesuai keadaan tingkat pemahaman pasien
dan atau keluarganya
c. Memilih metode dan media komunikasi yang mendukung pemahaman pasien
dan keluarganya.
d. Memotivasi pasien dan keluarganya agar berpartipasi aktif dalam rangka pen
capaian tujuan terapi dengan mengungkapkan kebenaran dan kelengkapan in
formasi serta agar pasien mematuhi rencana pengobatan.
e. Memberi kesempatan pasien dan atau keluarganya untuk menyampaikan keluhan
yang dialami berkaitan dengan penggunaan obat
f. Memberikan solusi sesuai norma, etika, keilmuan dan tata hubungan antar
profesi
g. Memastikan pemahaman pasien dan atau keluarganya atas informasi yang telah
diberikan, bila perlu informasi disampaikan dalam bentuk peragaan/gambar
h. Mencatat dan mendokumentasikan hasil komunikasi
i. Menghormati keputusan pasien dan keluarganya jika ternyata bertentangan
dengan anjuran yang telah diberikan.
Tanggung jawab
Cara evaluasi.
Berbagai kegiatan yang dilakukan baik di rumah sakit hampir sama tentu dengan
penekanan segi sosial dan segi konsumen agak berbeda dalam penerapan ke
sehariannya dilapangan.
Pasien akan mendapat pelayanan kesehatan yang terbaik jika tercipta kolaborasi
antar profesi kesehatan dan pasien. Dalam menjalankan proses kolaborasi terse but
setiap profesi kesehatan memerlukan pedoman yang mengatur mengenai hak,
kewajiban, tanggung jawab, ruang lingkup serta tugas dan wewenang. Pedoman
tersebut adalah standar kompetensi, yang layaknya dimiliki oleh setiap profesi dan
berbeda satu dengan yang lain.
Untuk itu setiap profesi kesehatan termasuk farmasis wajib memiliki standar
kompetensi yang memungkinkan terciptanya kerja sama yang harmonis antar
profesi menuju pada keluaran klinis yang terbaik bagi pasien. Hal ini sesuai dengan
filosofi pharmaceutical care yang memberikan tang gung jawab kepada profesi
Page | 9
farmasis dalam hal farmakoterapi untuk mencapai keluaran yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien serta dalam lingkup lebih luas lagi adalah
terpeliharanya dan terciptanya kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat
secara profesional terfokus pada kepentingan pasien atau customer.
Page | 10
pelayanan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Asisten apoteker melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan
standar profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani
penjualan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Asisten apoteker juga harus
memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan atau pemakaian obat
yang akan diserahkan pada pasien dan juga memberikan informasi mengenai
penggunaan obat secara tepat, benar dan rasional serta mudah dimengerti pasien
atau masyarakat.
Hubungan antara dokter, apoteker dan asisten apoteker terletak pada saat
adanya permintaan resep dari dokter kepada apoteker yang dibantu asisten apoteker
agar menyediakan obat yang ditujukan kepada pasien dan apabila ditemukan hal-
hal yang meragukan apoteker atau asisten apoteker dapat menghubungi dokter
Page | 11
untuk berkonsultasi mengenai obat-obatan yang akan diberikan kepada pasien
sehingga pasien benar-benar mendapatkan obat yang tepat dan aman tanpa khawatir
adanya interaksi obat yang membahayakan.
2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu
diperhatikan baik klien maupun perawat adalah
a. Perawat professional bila mampu menciptakan hubungan terapetik dengan
klien
b. Keikhlasan,empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan
klien
1. Tahap orientas
Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi
adalah membangun trust.
2. Tahap bekerja
a. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan
b. Membangun suasana yang mendukung untuk berubah
3. Tahap terminasi
a. Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan
b. Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendadak
3. Hubungan Kerja Perawat Dengan Sejawat Perawat
Page | 12
Dalam membina hubungan antarsesama perawat yang ada, baik dengan
lulusan SPK maupun DIII Keperawatan (perjenjangan) diperlukan adanya sikap
saling menghargai dan saling toleransi sehingga sebagai perawat baru dapatr
mengadakan pendekatan yang baik dengan kepala ruangan, dan juga para perawat
lainnya.
Page | 13
mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien, hanya pendekatannya saja
yang berbeda disesuaikan dengan profesinya masing-masing.
Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja
sama akan dapat terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga
terjadi konflik-konflik etis.
Dalam hubungan antar farmasis dan dokter, biasanya seorang dokter selalu
bertanya atau berkomunikasi dengan farmasis di depo farmasi mengenai info obat
yang tersedia di tempat mereka bekerja.Begitu juga dengan farmasis, mereka harus
selalu memberitahu informasi terbaru mengenai obat di depo farmasi. Jika dokter
lupa memberikan aturan pakai dalam resep obat yang akan di tebus di depo farmasi,
biasanya farmasis akan langsung keruangan dokter untuk bertanya tentang
kelengkapan resep tersebut.
Page | 14
Kita sebagai farmasis juga dapat selalu sharing mengenai fungsi berbagai
macam obat kepada dokter, agar sebagai farmasis kita tahu dan dapat menjelaskan
fungsi obat tersebut kepada pasiennya dan untuk pemilihan obat yang tepat.Akan
tetapi apoteker atau farmasis tidak diizinkan untuk mengganti obat generic dengan
obat paten tanpa sepengetahuan dokter.Dan apabila farmasis menganggap bahwa
dalam resep ada kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, farmasis harus
memberitahukan kepada dokter penulis resep.
Hubungan antar farmasis dengan perawat tidak jauh beda dengan hubungan
dokter dan farmasis. Hanya bedanya seorang perawat akan lebih banyak
bertanggung jawab terhadap pasien yang dirawatnya dalam memberikan obat.
Selain itu perawat juga harus banyak berkomunikasi dengan farmasis dalam
pemberian dan pendistribusian obat terhadap pasiennya. Perawat juga wajib
menegur farmasis bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan memastikan
terlebih dahulu dosis yang akan diberikan ke pasien. Terkadang perawat hanya
memberikan resep yang diberikan kepada dokter untuk di tebus di depo farmasi
untuk pasien rawat inap.
Page | 15
Dokter bertugas memeriksa pasien dan memberikan terapi sementara
perawat berpusat pada hal terkait dunia perawatan untuk pasien hingga
sembuh.Dalam hal ini saja peranan peawat lebih besar dibandingkan peranan
dokter.Dalam hubungan ini perawat tak hanya membantu dokter, tapi harus bisa
menjadi asisten dokter.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis,
mengobati dan mencegah penyakit.Sedangkan perawat lebih cenderung ke
perawatan pasien.
Biasanya dalam suatu depo farmasi atau apotik, pasien jika ingin bertanya
mengenai fungsi atau aturan pakai obat biasa memanggil apoteker, karena
apotekerlah yang biasa memberikan informasi penggunaan obat secara normative
kepada pasien dari pada asisten apotekernya.Sebenarnya asisten apoteker juga
dapat memberikan informasi obat jika mereka aktif bertanya kepada apoteker
mengenai penggunaan obat dan paham betul fungsi obat tersebut.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara pekerjaan,
profesi, profesionalisme dan hubungan antar professional saling berhubungan satu
sama lain, karena profesi merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dijalankan
dengan sesuai dengan etika dan garis-garis profesionalisme, dalam hal ini adalah
profesionalisme dalam menjalankan suatu profesi di bidang informasi.
Page | 17
sebagai profesi sebagai pengabdian kepada masyarakat dari hasil pendidikan atau
pelatihan yang telah ia terima, namun tidak semua bisa mengamalkan seluruh
ilmunya dengan baik, hanya ada sebagian yang mampu mengamalkan ilmu atau
keahliannya lebih baik daripada lainnya, sehingga disebutlah kumpulan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Kemal. 2010. Etika Profesi dalam Dunia Bisnis dan Teknologi
Informasi.Jakarta : Pembelajar Presindo.
http://Ikafarmasipoltekesmks.blogspot.com/2008/12/pofesi-danstandar-
farmasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi
http://criz-scania.blogspot.com/2010/02/pengertian-profesionalisme.html
http://inisantoso.wordpress.com/2012/09/25/definisi-profesional/
http://berlysuryadharma.blogspot.com/2009/06/komunikasi-farmasis-di-apotik.html
http://inisantoso.wordpress.com/2012/09/25/definisi-profesional/
Page | 18