Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium Geologi Teknik

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung

1 PENGENALAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN


Dalam mengenali bahan atau material geologi, para ahli geologi pada umumnya menggunakan
pendekatan kualitatif, sehingga suatu material dapat dikenali sebagai batupasir, batulanau,
batulempung, batuan beku, dan sebagainya. Sementara para ahli di bidang rekayasa, seperti sipil dan
pertambangan, seringkali menggunakan pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pendekatan kuantitatif dalam mengenali suatu material geologi. Setiap material geologi pada dasarnya
memiliki sifat-sifat keteknikan yang dapat diukur, mulai dengan menggunakan peralatan yang
sederhana hingga menggunakan peralatan yang canggih. Seperti misalnya pada pengujian untuk
mengetahui berat kering suatu material, proses pengeringan dapat dilakukan melalui penyinaran
matahari atau dipanaskan dalam suatu oven.

Pada praktikum ini akan dikenalkan beberapa sifat dasar (basic properties) dan sifat petunjuk/indeks
(index properties) materi geologi yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan peralatan
sederhana. Sedangkan sifat mekanik maupun sifat hidrolik akan dihitung berdasarkan hasil
pengukuran sifat-sifat tersebut. Beberapa sifat dasar yang langsung dapat segera dikenali antara lain
yaitu kadar air, berat isi, berat jenis dan porositas, sedangkan sifat petunjuk yang akan diuji antara lain
yaitu indeks beban titik (point load index), nilai kekerasan palu Schmidt dan indeks slake-dirability.
Sifat-sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi internal materi geologi, terutama mineralogi,
tekstur, dan strukturnya. Oleh karena itu maka maka hasil deskripsi detail materi geologi juga harus
disertakan dalam laporan pengujian ini. Dalam hal ini, pengenalan dan deskripsi materi geologi
cukup dilakukan secara megaskopis atau mempergunakan alat bantu loupe.

1.1 PENGENALAN SIFAT DASAR

1.1.1 Prosedur Umum

Setiap kelompok praktikan mengukur dua jenis litologi batuan. Timbang dari setiap jenis masing-
masing dua contoh dalam bentuk tidak teratur (irregular, volume paling tidak 25 cm kubik) dan yang
teratur (reguler, ukuran 3cmx3cmx3cm). Timbanglah dengan timbangan dengan ketelitian paling
rendah, kemudian di timbang dengan timbangan ketelitian 0,01 gram. Hitunglah densitas alami
dengan membagi berat alami dengan volume.

Kemudian, keringkan contoh tersebut dengan oven pada suhu 100+5C selama 12-24 jam.
Kemudian dinginkan (dalam desikator ±20 menit) dan timbang kembali. Selanjutnya rendam semua
contoh tersebut ke dalam air selama 12-24 jam, dikeringkan dengan kain (untuk mengeringkan bagian
luar) dan timbang kembali. Jemur contoh tersebut pada panas matahari sampai kering dalam waktu
antara 2 - 3 hari, kemudian ditimbang kembali.

Hitung perbedaan berat contoh tersebut, bandingkan berat contoh dalam kondisi alami, kondisi
kering matahari, kering di oven, serta dalam kondisi jenuh (air). Dari hasil perhitungan berat ini, akan
dapatkan kadar air (alami), porositas, berat isi kering (oven dan matahari), dan berat isi jenuh.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-1
1.1.2 Alat-alat yang diperlukan :

- Timbangan dengan kepekaan 0,01 gram


- Oven, tempat contoh (cawan), alumunium voil/desikator
- Bak air untuk merendam, kain lap atau kertas tissue
- Kertas grafik dan alat tulis lainnya
- Caliper atau penggaris, dan gergaji besi

1.1.3 Perhitungan yang digunakan :

Kadar Air
Berat alami diukur dengan mengurangkan berat
𝐵𝑛 = (𝐵𝑛 + 𝐵𝑐 ) − 𝐵𝑐 cawan dari berat total terukur
Berat oven (kering) diukur dengan
𝐵𝑜 = (𝐵𝑜 + 𝐵𝑐 ) − 𝐵𝑐 mengurangkan berat cawan dari berat total
terukur
Berat sun (kering matahari) diukur dengan
𝐵𝑠 = (𝐵𝑠 + 𝐵𝑐 ) − 𝐵𝑐 mengurangkan berat cawan dari berat total
terukur
Berat wet (jenuh air) diukur dengan
𝐵𝑤 = (𝐵𝑤 + 𝐵𝑐 ) − 𝐵𝑐 mengurangkan berat cawan dari berat total
terukur
(𝐵𝑛 − 𝐵𝑠 )
𝑤𝑛 = × 100% Kadar air alami, terhadap berat kering matahari
𝐵𝑠
(𝐵𝑛 − 𝐵𝑜 )
𝑤𝑛 = × 100% Kadar air alami, terhadap berat kering oven
𝐵𝑜
(𝐵𝑤 − 𝐵𝑠 )
𝑤𝑤 = × 100% Kadar air jenuh, terhadap berat kering matahari
𝐵𝑠
(𝐵𝑤 − 𝐵𝑜 )
𝑤𝑤 = × 100% Kadar air jenuh, terhadap berat kering oven
𝐵𝑜
Porositas
(𝐵𝑤 − 𝐵𝑠 )
𝑉𝑣 = Volume pori, terhadap berat kering matahari
𝜌𝑎𝑖𝑟
(𝐵𝑤 − 𝐵𝑜 )
𝑉𝑣 = Volume pori, terhadap berat kering oven
𝜌𝑎𝑖𝑟
𝑉𝑣
𝜙= Porositas
𝑉
𝜙
𝑒= Angka pori (void ratio)
1−𝜙
Densitas (berat isi) dan Berat jenis (specific gravity)
𝐵𝑛
𝛾𝑛 = Densitas alami
𝑉
𝐵𝑠 Densitas kering, terhadap pengeringan oleh
𝛾𝑠 = matahari
𝑉
𝐵𝑜
𝛾𝑜 = Densitas kering, terhadap pengeringan oleh oven
𝑉

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-2
𝐵𝑤
𝛾𝑤 = Densitas basah (jenuh air)
𝑉
𝑉𝑠 = 𝑉 − 𝑉𝑣 Volume solid (padatan)
𝐵𝑜
𝐺𝑠 = Berat jenis
𝑉𝑠 . 𝛾𝑎𝑖𝑟
𝑉𝑤 𝑤𝑛 ⋅ 𝐺𝑠 Saturasi air, dalam praktikum ini dianggap 1 (tak
𝑆𝑟 = =
𝑉𝑣 𝑒 ada fluida selain air mengisi rongga)
Kandungan udara (saturasi udara), dalam
𝐴 = 𝜙. (1 − 𝑆𝑟 )
praktikum ini dianggap 0.

𝐵𝑐 = berat cawan
𝐵𝑛 = berat alami
𝐵𝑜 = berat kering oven
𝐵𝑠 = berat kering matahari (sun)
𝐵𝑤 = berat jenuh air (wet)
𝑤𝑛 = kadar air alami
𝑤𝑤 = kadar air jenuh
𝜌𝑎𝑖𝑟 = berat jenis air (1000 kg/m3)
𝑉𝑣 = volume pori (volume void)
𝑉 = volume contoh (volume total). Bila bisa diukur (regular) maka merupakan volume
total
𝑉𝑠 = volume solid (padatan).
𝜙 = porositas
𝑒 = angka pori
𝛾𝑛 = densitas alami
𝛾𝑠 = densitas kering matahari
𝛾𝑜 = densitas kering oven
𝛾𝑤 = densitas basah (jenuh air)
𝛾𝑎𝑖𝑟 = densitas air (1 gr/cm3 untuk air tawar, dan 1,025 gr/cm3 untuk air laut)
𝐺𝑠 = berat jenis
𝑆𝑟 = saturasi air
𝑉𝑤 = volume air
𝐴 = kandungan udara (saturasi/kejenuhan udara)

1.1.4 Skala Kekerasan Batuan

1.1.4.1 Prosedur Umum


Lakukan deskripsi terhadap contoh tanah/batuan/materi yang diuji. Identifikasi mineralogi dengan
menggunakan loupe. Kekerasan batuan dapat diuji dengan menggunakan jarum baja, pisau, palu, atau
mineral yang sudah diketahui kekerasannya.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-3
1.1.4.2 Alat-alat yang diperlukan :
- Loupe,
- jarum baja,
- pisau,
- dan palu.

Tabel 1. skala kekerasan batuan dan tanah menurut Nespack, 1975

Jenis Kekerasan Simbol Deskripsi ciri tanah dan Batuan

Bersifat setengah cair, hanya dapat diambil dengan


Sangat lunak OH-0 alat penghisap atau semacam alat perangkap,
contohnya lanau pantai.

Mudah diremas dengan jari tangan, contoh: lempung


Lunak OH-1
dan lanau basah.

Tidak mudah diremas dengan jari tangan tetapi bila


Agak lunak OH-2
dipijit masih nampak bekas jari.
Tanah Bila dipijit tidak nampak bekas jari, tetapi ujung
Agak keras OH-3
pensil dapat ditusukkan sampai ± 1,5 cm.

Ujung pensil sukar ditusukkan dan pengambilan


Keras OH-4 contoh tanah dengan cara didorong juga sukar
dilakukan.

Sudah mendekati kekerasan batu, umumnya batu


Sangat keras OH-5 lapuk, lempung kering atau pasir kompak yang mulai
mengalami sementasi.

Sama dengan OH-4 dan OH-5 dan hanya dapat


Sangat lunak RH-0 diambil dengan pemboran kering. Contohnya
beberapa jenis tuf dan batulempung.

Dapat digores dengan kuku dan diambil dengan palu


geolog serta cepat dibor dengan mata bor widya,
Lunak RH-1
misalnya beberapa jenis batupasir, batulanau dan
serpih.
Batuan Dapat digores dengan pisau dan cukup baik dibor
Agak lunak RH-2 degnan mata bor widya, contohnya batupasir yang
tersemen baik dan batugamping.

Sukar digores dengan pisau, sukar diambil dengan


palu geologi tetapi ujung contoh batu masih mudah
Agak keras RH-3 dipecahkan dengan palu. Batu masih dapat dibor
dengan mata bor widya tetapi kadang-kadang
memerlukan matabor intan, contohnya basalt.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-4
Ujung contoh batu sukar dipecah dengan palu, tak
Keras RH-4 dapat digores dengan pisau dan pemboran
memerlukan mata bor intan, contohnya kuarsit.

Kemajuan pemboran dengan mata bor intan sangat


Sangat keras RH-5
lambat, contohnya rijang, batuan terslifikasi.

1.2 PENGENALAN SIFAT PETUNJUK/INDEKS BATUAN

1.2.1 Latar Belakang

Batuan memiliki peranan penting dalam konstruksi dan pondasi dari suatu bangunan. Batuan
memiliki sifat dan kekuatannya masing-masing tergantung dari proses dan mineral pembentuknya.
Pada aplikasi geologi teknik kekuatan adalah nilai fundamental yang dimiliki oleh suatu batuan. Oleh
karena itu pengetahuan tentang kekuatan material (tanah maupun batuan) sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan stabilitas massa dari material tersebut.

1.2.2 Point Load Test (Uji Beban Titik)


1.2.2.1 Tujuan :
Uji beban titik bertujuan untuk mengetahui kekuatan (strength) batuan

1.2.2.2 Peralatan
 Sistem pembebanan : frame pembebanan, pompa hidrolik, silinder penekan yang berbentuk
konus
 Alat ukur tekanan
 Mistar pengukur jarak

Gambar 1. Contoh material batuan dapat berbentuk silinder (inti pemboran), kubus, maupun
bebentuk tak beraturan (kiri) dan sketsa alat uji beban titik (kanan).

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-5
1.2.2.3 Prosedur Kerja
 Letakkan benda uji (bentuk reguler dan bentuk irreguler masing-masing 3 buah) di antara
kedua silinder penekan dalam sistem pembebanan.

 Lakukan penekanan pada benda uji menggunakan pompa hidrolik hingga batuan mengalami
keruntuhan (pecah) dan baca besarnya tekanan (P) yang dibutuhkannya.

 Ukur jarak antara dua konus penekan (D)

1.2.2.4 Perhitungan:

 Hitunglah nilai indeks beban titik (Is) dari benda uji.

𝐼𝑠 = 𝑃⁄ 2
𝐷
P : dalam kN

D : dalam mm
 Lakukan analisis nilai indeks beban titik, terutama dikaitkan dengan komposisi mineralogi,
tekstur dan struktur batuan, juga terhadap perilaku anisotropi batuan.

1.2.3 Schmidt Hammer


1.2.3.1 Tujuan :
 Untuk mengetahui kualitas kekuatan (hardness)
 Untuk memberikan indikator kekuatan (strength)
 Pada struktur yang telah ada, dapat digunakan untuk melakukan pendugaan keseragaman dari
material batuan

1.2.3.2 Prosedur kerja:


 Mempersiapkan sampel yang akan diukur sejumlah 5 sampel batuan dengan bentuk reguler.
Pastikan terdapat permukaan yang halus pada masing-masing sampel batuan minimal seluas
lingkaran ujung alat ukur.

 Lakukan test dengan schmidth hammer untuk setiap sampel masing-masing sebanyak 20 kali.

1.2.3.3 Perhitungan:
 Tentukanlah nilai rata-rata (mean) hasil pengukuran untuk setiap sampel Kemudian
lakukanlah plotting nilai tersebut pada grafik di Gambar 2 untuk mendapatkan nilai kuat
tekan masing-masing sampel.
𝑁1 + 𝑁2 + 𝑁3 + ⋯ + 𝑁20
𝑋̅ =
20
 Laporan berupa tabel yang berisi :
1. Hasil uji Schmidth Hammer(rebound number) yang dilakukan.
2. Nilai rata-rata rebound number untuk setiap sampel.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-6
3. Nilai kuat tekan masing-masing sampel dalam PSI, ton/m² dan KN/m²

Gambar 2. Grafik hubungan UCS dengan Schmidt hammer

1.2.4 Slake Durability Test


1.2.4.1 Pendahuluan
Pada praktikum ini dibahas beberapa sifat mekanik materi geologi (tanah dan batuan) uji ketahanan
(slake durability test) dan One dimensional swelling strain index Pengetahuan tentang kekuatan
material (tanah maupun batuan) sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
berhubungan dengan stabilitas massa dari material tersebut.

Adanya gaya-gaya yang bekerja pada suatu massa materi geologi cenderung akan menyebabkan
timbulnya suatu ketidakstabilan (unstability) pada daerah dimana massa materi geologi tersebut
berada. Dalam prakteknya, seringkali dianggap bahwa mekanisme keruntuhan (failure) akan terjadi
pada titik-titik di sepanjang daerah yang tidak stabil (sebagai suatu asumsi maupun yang dapat
diketahui atau dapat diidentifikasi secara langsung di lapangan). Hasil uji ketahanan batuan akan
mencerminkan tingkat kemudahan batuan untuk mengalami pelapukan.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-7
1.2.4.2 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sifat ketahanan batuan (slake durability) terhadap proses
desintegrasi selama diuji melalui standard putaran dalam kondisi basah dan kering.

1.2.4.3 Peralatan:
a. Mesin slake durability test lengkap dengan drum dan bak airnya
b. Neraca dengan ketelitian + 0,01 gram.
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5) C.

Gambar 3. alat uji slake-durability

1.2.4.4 Benda Uji :


Contoh batuan sebanyak 10 (sepuluh) buah dengan berat antara 450 - 500 gram (berat tiap fragmen
antara 40-60 gram).

Prosedur Kerja:

 Masukkan fragmen contoh batuan dalam drum, keringkan sampai temperatur 100±5° C
dalam oven selama 2 - 6 jam lalu ditimbang beratnya (drum + contoh batuan) sebagai
Wd+S1 dengan berat drum adalah Wd
 Drum dan sampel (contoh batuan) diputar di atas bak air selama 10 menit (kecepatan 20
rpm), selanjutnya drum berikut contoh diangkat dan dikeringkan dalam oven (t = 105 0C)
selama 4 - 6 jam atau sampai beratnya tetap lalu ditimbang beratnya (drum + contoh kering)
sebagai Wd+S2.

 Pengujian diulang lagi dengan cara yang sama, lalu dikeringkan dan ditimbang kembali
sebagai Wd+S3

1.2.4.5 Perhitungan:
Hitunglah nilai indeks slake-durabilitas (Id) dari masing-masing siklus pengujian, Indeks slake-
durabilitas siklus pertama, Id1:

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-8
(𝑊𝑑 + 𝑆2 − 𝑊𝑑)
𝐼𝑑1 = × 100%
(𝑊𝑑 + 𝑆1 − 𝑊𝑑)

Hitung juga indeks slake-durabilitas siklus kedua, Id2:

(𝑊𝑑 + 𝑆3 − 𝑊𝑑)
𝐼𝑑2 = × 100%
(𝑊𝑑 + 𝑆1 − 𝑊𝑑)
Buatlah grafik antara nilai indeks slake-durabilitas terhadap siklus pengujian.

Lakukan analisis nilai indeks slake-durabilitas.


Tabel 2. Klasifikasi slake-durability:

Group Name % Retained After One % Retained After Two

10-Minute Cycle 10-Minute Cycles

(Dry Weight Basis) (Dry Weight Basis)

Very high durability >99 > 98

High durability 98 - 99 95 - 98

Medium high 95 - 98 85 - 95

Medium durability 85 - 95 60 - 85

Low Durability 60 - 85 30 - 60

Very Low Durability < 60 < 30

Catatan:
 Bagi contoh batuan dengan sifat ketahanan yang tinggi pengujian dapat diulangi
lagi sampai beberapa siklus.
 Selama pengujian perlu dicatat jenis air yang digunakan (air suling, air laut, air
kran) dan temperaturnya.

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud sifat fisik batuan? Jelaskan beberapa sifat fisik berikut ini:
a. Densitas (density)
b. Porositas (porosity)
c. Permeabilitas (permeability)
d. Kekerasan (hardness)
e. Durabilitas (durability)
f. Abrasifitas (abrasivity)
2. Apa yang dimaksud void ratio ?

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I-9
3. Jelaskan apa yang dimaksud derajat kejenuhan (Sr)!
wn . Gs Vw
Cari hubungan dari rumus Sr = dengan rumus Sr = Vv
!
e
4. Jelaskan pengertian dari:
a. Kuat tekan (compressive strength)
b. Kuat geser (shear strength)
c. Kuat tarik (tensile strength)
5. Apa manfaat mengetahui sifat fisik & sifat mekanik batuan dalam pekerjaan Geologi
Teknik?
6. Apa yang dapat anda simpulkan dari praktikum modul 1?
Format Laporan
 Identitas (Cover Modul I =Pink)
 Pendahuluan
 Tujuan
 Dasar teori
 Peralatan dan bahan
 Prosedur pengujian
 Flowchart Langkah Kerja
 Flowchart Perhitungan
 Waktu pengujian
 Foto-foto saat praktikum dan sampel
 Hasil percobaan (data)
 Perhitungan dan analisis data
 Pembahasan/diskusi
 Jawaban pertanyaan
 Kesimpulan
 Daftar pustaka.
Diketik Times New Roman 12, 1.15 spasi, kertas A4.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021)

Semester II – 2016/2017

I - 10

Anda mungkin juga menyukai