0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan2 halaman
Studi kasus empat pasien luka bakar listrik menunjukkan bahwa tiga pasien pulih setelah perawatan nutrisi selama 17-60 hari, sementara satu pasien meninggal akibat komplikasi. Studi ini menyarankan nutrisi optimal dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien luka bakar listrik.
Studi kasus empat pasien luka bakar listrik menunjukkan bahwa tiga pasien pulih setelah perawatan nutrisi selama 17-60 hari, sementara satu pasien meninggal akibat komplikasi. Studi ini menyarankan nutrisi optimal dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien luka bakar listrik.
Studi kasus empat pasien luka bakar listrik menunjukkan bahwa tiga pasien pulih setelah perawatan nutrisi selama 17-60 hari, sementara satu pasien meninggal akibat komplikasi. Studi ini menyarankan nutrisi optimal dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien luka bakar listrik.
TataLaksana Nutrisi Pada Pasien Luka Bakar Listrik
1.2 Kata Kunci
Luka bakar listrik, penyulit, tata laksana nutrisi
1.3 Penulis Jurnal
Raihanah Suzan dan Diyah Eka Andayani.
1.4 Tempat dan Waktu Penelitian
ULB RSCM dan 18 Januari 2016 – 18 April 2016.
1.5 Latar Belakang Masalah
Pada pasien luka bakar listrik, keparahan trauma pada organ dalam tidak sebanding dengan luka bakar di permukaan tubuh sehingga dikategorikan sebagai luka bakar berat. Terapi nutrisi merupakan bagian integral tata laksana luka bakar sejak awal resusitasi hingga fase rehabilitasi. Saat ini sudah terdapat rekomendasi tata laksana nutrisi luka bakar berat. Namun, belum terdapat rekomendasi spesifik untuk luka bakar listrik.
1.6 Tujuan Penelitian
Tata laksana nutrisi pada pasien luka bakar listrik dengan penyulit sebagai berikut : 1.5.1 Pasien pertama dengan trauma servikal 1.5.2 Pasien kedua mengalami AKI dan penurunan fungsi hati 1.5.3 Pasien ketiga mengalami syok sepsis 1.5.4 Pasien keempat mengalami sepsis dan amputasi
1.7 Metode Penelitian
Serial kasus ini memaparkan tatalaksana nutrisi terhadap empat pasien kasus luka bakar listrik dengan penyulit. Pasien pertama dengan trauma servikal, pasien kedua mengalami AKI dan penurunan fungsi hati, pasien ketiga mengalami syok sepsis, dan pasien keempat mengalami sepsis dan amputasi. Target pemberian energi dihitung menggunakan persamaan Harris-Benedict ditambah faktor stres 1,5–2. Protein diberikan 1,5–2 g/kgBB/hari kecuali pada pasien dengan AKI diberikan 0,8–1 g/kgBB/hari hingga terjadi perbaikan. Karbohidrat dan lemak berturut-turut 60–65% dan <35%. Mikronutrien diberikan berupa multivitamin antioksidan, vitamin B kompleks dan asam folat.
1.6.1 Kriteria Inklusi
1.6.1.1 Karakteristik pasien pada serial kasus ini adalah laki-laki 1.6.1.2 Usia 18-53 tahun 1.6.1.3 Status gizi normoweight danoverweight. 1.8 Hasil Penelitian Dari 30 orang pasien yang dirawat di ULB RSCM terdapat empat orang pasien yang mengalami luka bakar akibat listrik. Tiga pasien mengalami perbaikan klinis, kapasitas fungsional, dan laboratorium hingga diperbolehkan rawat jalan. Lama perawatan ketiga pasien tersebut berturut- turut 17, 60, dan 20 hari. Satu orang pasien meninggal akibat penyulit setelah dirawat selama 14 hari.
1.9 Kelemahan Penelitian
keterbatasan fasilitas terkait nutrisi (misalnya bed scaledan kalorimetri indirek), terdapat pembatasan pemberian formula komersial serta keterbatasan preparat mikronutrien dan nutrient spesifik, dan masih dilakukan praktek puasa pra tindakan medis/pembedahan yang cukup lama atau jadwal yang tidak pasti sehingga mempengaruhiasupan pasien.
1.10 Kelebihan Penelitian
1.11 Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui tatalaksana nutrisi yang optimal dan tepat dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien dengan luka bakar listrik.