Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN PEMBAHASAN HASIL

PRAKTIKUM DIETETIK LANJUT

DISUSUN OLEH :

INDRIANI AYU LESTARI

PO.71.31.1.16.015

DOSEN/TIM : 1.SUSYANI, SSiT, M.Kes

2. MUZAKAR, SST, MPH

3. RUSNELLY, SST, M.Si

4. ELIZA, S.Gz, M.Si

5. DEVY KARTIKA SARI, SST, SKM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN D-IV GIZI TAHUN AKADEMIK 2018/2019


Hasil praktikum Kasus Stroke:

Pada saat pratikum kami membuat 6 menu terdiri dari 3 menu utama dan 3
menu selingan atau snack. Di pagi hari pada jam 07.00 pasien diberikan makan nasi
tim, pepes ikan, sup bola-bola tahu, sayur cah labu siam dan wortel dan jus wortel.
Selingan pagi jam 10.00 pasien makan bubur sum-sum dan smoothie buah. Pada jam
13.00 pasien makan siang diberikan nasi tim, ayam suir bb tomat, rlade tempe, sup
sayur, dan jus melon. Selingan sore jam 15.00 pasien makan pudding jagung. Pada
makan malam jam 19.00 pasien makan dengan nasi tim, sup ikan gabus fillet, pepes
tahu dengan sayur cah kangkung dan jus jambu biji. Pada jam 21.00 pasien diberikan
selingan malam yaitu smoothie buah pisang ambon, jeruk manis ditambah yohurt,
gula pasir dan susu skim cair.
Hasil Praktikum Kasus Luka bakar pada Dewasa :

Pada saat praktikum, kami membuat makan utama 3x dan 4x pemberian cair
penuh. Menu masakan yang di gunakan sudah beragam namun masih harus di
perhatikan dalam pemilihan bahan menunya yang cocok untuk dikonsumsi oleh
pasien penyakit luka bakar. Yaitu dengan menghindari makanan berlemak tinggi dan
natrium tinggi. Untuk asuhan gizi dari assesmen, diagnosa, intervensi dan monev
sudah benar juga. Pasien juga harus selalu diberi edukasi dan pengobatan.

Hasil Praktikum Kasus Luka bakar pada Anak :

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, menu yang dibuat sudah cukup
baik. Pasien kesulitan mencerna makanan secara oral akibat dari luka yang diderita,
maka diberikanlah makanan cair agar mudah dicerna dalam tubuh dan kebutuhan
terpenuhi. Namun diet ini tidak boleh terlalu lama diberikan, karena dapat
mengakibatkan pasien kehilangan berat badan yang drastis. Kuun waktu pemberian
makanan cair 2hari-7 hari pasca kejadian.
Hasil Praktikum Kasus Pra Bedah :

Pada saat praktikum, kami mendapatkan pengetahuan baru dan perbaikan atas
kasus yang telah kami kerjakan. Yang pertama adalah bentuk makanan cair kental
yang kami sajikan tidak ada makanan protein yang tinggi albumin, sebaiknya kami
menggunakan bahan yang tinggi albumin dan rendah natrium, karena pada saat itu
perlu sekali menaikan albumin dan kadar Hb, jadi kami harus member makanan yang
tinggi zat Fe dan vitamin C agar Fe dan menyerap dengan baik didalam tubuh. Untuk
pembuatan cair kental sudah baik, namun ketika pasien 3hari lagi mau operasi, pasien
harus diberi diet rendah sisa, karena pada saat operasi kondisi pasien harus baik dan
kadar Hb minimal 11 mg/dl, dan menaikkan kadar albumin sampai 4-4,5 gr/dl.
Hasil Praktikum Kasus Pasca Bedah :

Untuk kebutuhan energi, karena pasien dengan status gizi urus maka diberi
tambahan 250 kkal. Pasien diberikan diet TKTP.Kemudian seharusnya protein
diberikan 2/ kg BB karena masih anak-anak (selain digunakan untuk proses
penyembuhan, digunakan pula untuk proses pertumbuhan).Lemak 20 % dari
kebutuhan energi total. Dan karbohidrat sisa dari kebutuhan energi dikurangi protein
dan lemak.Yang menjadi skala prioritas dalam pemberian dietnya adalah peningkatan
kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan penyembuhan luka dibuktikan dengan
luka operasi dan Berat badan kurang berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi
dibuktikan dengan IMT pasien 17,35 (kurus tingkat ringan).

Saat praktikum, pemberian makanan telah bear karena diberikan sedikit-


sedikit tetapi seiring. Untuk menu pukul 06.00, menu yang digunakan yaitu beef corn
soup, dikatakan menu tersebut sudah baik, Untuk menu pukul 08.00 dibuatkan puree
alpukat menu ini dikatakan telah baik. Dan menu pukul 10.00 puree tempe labu
kuning juga telah baik. menu makan siang pukul 12.00 sudah baik yaitu mango
smoothies. Pada menu pukul 14.00 sudah baik baik dari tampilan dan menu yaitu
puree kentang sudah baik, karena mengandung sumber karbohidrat, protein hewani
dan nabati, serta sayuran. Dan menu pukul 16.00 sudah baik juga yaitu jus pear
Kemudian pada waktu 18.00 menu yang digunakan sudah bagus. Yaitu puree labu
kuning, Baik dari kombinasi menu, nilai gizi dan warnanya. Dan menu pukul 20.00
diberikan smoothies srawberry yg kaya akan vitamin c untuk penyembuhan luka.

Kemudian, pada kasus pasien pasca bedah kali ini, karena pasien hipo
albumin, dan anemia maka asupan dianjurkan mengandung albumin yang tinggi dan
kadar Fe yang tinggi yaitu berupa ekstrak ikan gabus, daging merah dan banyak lagi.

Pada kasus ini, karena pasien mengalami hipertensi maka asupan natrium
dibatasi. Baik dari garam maupun bahan makanan yang mengandung inggi natrium.
Karena dapat memperparah hipertensi dan kondisi pasien.
Setelah itu, ketika membuat diet pasca bedah, dianjurkan menggunakan bahan
makanan energi tinggi dan protein tinggi serta mengandung vitamin. Untuk asuhan
gizi dari assesmen, diagnosa, intervensi dan monev telah benar, dan menggunakan
kata-kata dari buku PAGT dengan urutan diagnosis, etiologi menggunakan kata
berkaitan dengan, dan sign & symtomp menggunakan kata ditandai dengan.

Pada penderita pasca bedah ini diberikan edukasi terlebih dahulu. Setelah
pasien/client diberi edukasi, diberi diet yang benar, diatur pola makan dan jenis bahan
makanannya.

Hasil praktikum kasus Sindrom Nefrotik:

Pada saat praktikum, kami membuat makan utama 3x dan 2x selingan


yaitu pagi, sore dan malam. Menu masakan yang di gunakan sudah beragam
namun masih harus di perhatikan dalam pemilihan bahan menunya yang cocok
untuk dikonsumsi oleh pasien penyakit sindrom nefrotik. Untuk asuhan gizi dari
assesmen, diagnosa, intervensi dan monev masih ada yang harus diperbaiki.
Khususnya di Domain Klinis itu harusnya keadaan fisik seperti pucat, sembab dll,
bukan angka laboratorium. Pasien juga harus selalu diberi edukasi dan
pengobatan. Pasien juga mempunyai kolesterol yang tinggi jadi harus
diperhatikan bahan makanan nya. Diet yang diberikan pada penderita sindrom
nefrotik yaitu diet sindrom nefrotik, yaitu diet yang bertujuan untuk
mengganti kehilangan protein terutama albumin, mengurangi edema dan
menjaga keseimbangan cairan tubuh, memonitor hiperkolesterolimia dan
penumpukan trigliserida, mengontrol hipertensi, mengatasi anoreksia
(Almatsier, 2006). Diet ini diberikan dalam bentuk makanan lunak bubur.
Proteiuria menjadi masalah prioritas dalam melakukan penatalaksanaan
diet penyakit ini. Dalam membuat perencanaan menu harus selalu
memperhatikan pemilihan bahan makanan yang harus cocok untuk pasien
penyakit Sindrom nefrotik. Dan diet ini juga disusun secara individual,
karena gejala penyakit bersifat sangat individual, dengan menyatakan banyak
protein dan natrium yang dibutuhkan didalam diet.

Anda mungkin juga menyukai