A. Pengertian Pengawasan / Pengendalian Bahan Makanan
Pengawasan/pengendalian bahan makanan dalam arti luas adalah
serangkaian tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki mutu dalam rangka memuaskan konsumen dan melaksanakan produksi dengan cara seekonomis mungkin. Menurut Assauri (2008:299), pengawasan bahan makanan adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir dengan perkataan lain pengawasan bahan makanan merupakan usaha untuk mempertahankan mutu bahan makanan atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan.
B. Pengawasan Penerimaan Bahan Makanan
Bahan makanan merupakan faktor yang penting untuk menentukan
kualitas suatu produk. Bagi perusahaan pengaruh kualitas bahan baku berdampak besar terhadap kualitas akhir produk yang dihasilkan (Ahyari, 1996:334). Pengawasan dalam penerimaan bahan makanan ini diharapkan untuk mencegah kerusakan bahan makanan. (Suarsana,2000), yaitu: 1. Bahan/barang yang diterima dari luar daerah dilakukan inspeksi untuk menjaga kebersihanya, bebas dari bau, dan tidak terkontaminasi. 2. Bahan-bahan yang tidak sesuai harus segera di retour kepada penggirimnya. 3. Kedatangan pengiriman bahan harus diketahui terlebih dahulu, perjanjian harus dibuat dengan seksama sebelumnya.
C. Pengawasan Menu (Controlling Menu)
1. Standarisasi menu 2. Standar bumbu 3. Standar menu 4. Standar kualitas 5. Standar porsi
D. Pengawasan pada Proses Pengolahan
Selama berlangsungnya proses produksi, produk dalam proses tidak
dapat diperiksa setiap saat. Oleh sebab itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana operator menyelesaikan proses produksi. Pemeriksaan dalam pendekataan ini dilakukan dengan melihat pelaksanaan proses dibandingkan dengan petunjuk yang ada dengan standar proses. Pendekatan proses ini dilakukan bila proses produksi lebih menentukan mutu produk (Ahyari, 1996:334), yaitu: 1. Jumlah yang akan diproduksi 2. Waktu yang tepat sesuai jadwal 3. Metode yang tepat 4. Alat yang sesuai 5. Tingkat higene selama produksi
E. Pengawasan pada Produk Akhir
Meskipun telah dilakukan pengawasan produk pada tingkat proses
produksi, tetapi tidak menjamin bahwa tidak adanya hasil yang rusak. Kelangsungan hidup perusahaan sedikit banyak tergantung kepada kepuasan konsumen terhadap produk. Hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain dengan memberikan petunjuk penggunaan produk. Selain itu perusahaan juga dapat mengumpulkan informasi tentang keluhan konsumen sehubungan dengan pemakaian produk tersebut (Ahyari, 1996:334). Pengujian produk akhir, rencana atau prosedur yang terdokumentasi untuk pengujian produk akhir harus mensyaratkan bahwa semua pengujian yang ditentukan baik pada penerimaan bahan, maupun bahan selama proses harus dilaksanakan dan data yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
D. Instrumen Pencatatan dan Pengawasan
Format–format pemesanan bahan makanan yang dibuat oleh bagian- bagian tertentu dengan persetujuan yang berwenang sangat membantu dalam mengendalikan pengeluaran bahan makanan dari gudang. Format tersebut dapat dijadikan alat untuk mengontrol pengeluaran barang. Pengawasan yang lemah pada aspek pengeluaran barang dapat menyebabkan hilangnya bahan makanan tersebut. Laporan pengeluaran bahan (Isuing Report) dapat berisi tentang jenis bahan, keterangan bahan, banyaknya, harga, banyaknya yang dikeluarkan, dan jumlah bahan yang tersisa. Laporan kerusakan dan kadaluarsa di gudang perlu dicatat dan dilaporkan. Pentingnya pencatatan ini sebagai input bagi perencanaan dan pelaksanaan penyedia bahan selanjutnya. Dengan pencatatan kerusakan dapat dievaluasi bahan apa saja yang mudah rusak serta apa penyebabnya. KESIMPULAN
Pengawasan bahan makanan merupakan usaha untuk mempertahankan
mutu bahan makanan atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan. Pengawasan dalam penerimaan bahan makanan ini diharapkan untuk mencegah kerusakan bahan makanan. (Suarsana,2000). Pengawasan menu meliputi, standarisasi menu, standar bumbu, standar menu, standar kualitas dan standar porsi. Pengawasan pada proses pengolahan yaitu, jumlah yang akan diproduksi, waktu yang tepat sesuai jadwal, metode yang tepat, alat yang sesuai, tingkat higene selama produksi. Sedangkan, pengawasan pada produk akhir harus dilaksanakan dan data yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Instrumen pencatatan dan pengawasan adalah format–format pemesanan bahan makanan yang dibuat oleh bagian-bagian tertentu dengan persetujuan yang berwenang sangat membantu dalam mengendalikan pengeluaran bahan makanan dari gudang. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. “MSPM (Pengadaan Bahan Makanan)”. [online]. Tersedia:
http://gizibelajar1993.blogspot.co.id/2014/07/mspm-pengadaan-bahan- makanan.html (Diakses 22 Mei 2016) Dwi, Agustin. dkk. 2015. “Penerimaan Bahan Makanan”. [online]. Tersedia: http://dokumen.tips/documents/makalah-penerimaan-bahan-makanan.html (Diakses 22 Mei 2016) Semadi. Nyoman. 2014. “Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan”. [online]. Tersedia: https://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp- content/uploads/2014/02/MP-Pengawasan-Mutu-dan-Keamanan- Pangan.pdf (Diakses 22 Mei 2016)